DISUSUN OLEH
KELAS : 2A
NIM : 1911312065
KELOMPOK :C
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
1. Mikroskopis
Adalah sebutan untuk makhluk hidup yang tidak bisa di lihat secara langsung
dan perlu bantuan alat untuk dapat kita lihat. Untuk mengamati hewan atau benda
mikroskopis, kita perlu menggunakan alat bantu untuk dapat memperjelas objek
pengamatan. Alat bantu tersebut dapat berupa kaca pembesar (lup) maupun
mikroskop. Mikroskop (bahasa Yunani: micron= kecil dan scopos= tujuan) adalah
sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
telanjang. Tanpa bantuan mikroskop kita tidak dapat mengamati bagian-bagian
sel/jaringan dengan jelas dan terperinci.
Mikroskop dapat membuat objek pengamatan yang kecil terlihat lebih besar.
Mikroskop awalnya dibuat tahun 1590 oleh Zaccharias Janssen dan Hans, seorang
tukang kacamata dari Belanda. Selanjutnya pada tahun 1610, Galileo, ahli fisika
modern dan astronomi menggunakan mikroskop untuk mengamati gejala alam.
Beberapa tahun kemudian Antonie van Leuwenhoek dari Belanda membuat
mikroskop dengan satu lensa yang dapat membesarkan objek yang diamati sampai
300 kali. Tahun 1663 Robert Hooke, ilmuwan Inggris meneliti serangga dan
tumbuhan dengan mikroskop. Ia menemukan sel-sel kecil pada gabus.
2. Definisi Agen-agen infeksius
Infeksi merupakan peristiwa masuk dan penggandaan mikroorganisme di dalam
tubuh pejamu (Pronggoutomo, 2002). Sedangkan agen infeksius adalah
mikroorganisme yang dapatmenimbulkan infeksi. Mikroorganisme yang termasuk
dalam agen infeksi antara lain virus, bakteri, jamur, parasit, riketsia, dan clamidia.
Agen pencetus infeksi terdiri atas beberapa jenis dengan kemampuan yang
berbeda-beda dalammenimbulkan infeksi progresif dan penyakit. Sebagai contoh,
pada satu ujung spektrum, satu mikroorganismehidup mungkin cukup untuk
menimbulkan penyakit (misal Richettsia tsutsugamushi), sedangkan mikroba
lain,sejuta organisme atau lebih mungkin baru diperlukan untuk menimbulkan
penyakit (misal Salmonella typhi). Hanya dua sifat umum diperlukan oleh suatu agen
infeksi agar menimbulkan penyakit.
1. Agen infeksi tersebut harus mampu melakukan metabolisme dan memperbanyak
diri di dalam jaringan hospes. Agen infeksi tersebut harus mampu mendapatkan
tekanan oksigen, pH yang sesuai, suhu, danlingkungan nutrisi yang cukup untuk
pertumbuhannya.
2. Agen infeksius patogen harus memiliki kemampuan untuk menahan mekanisme
pertahanan hospesyang cukup lama untuk mencapai jumlah kritis yang diperlukan
sehingga agen tetap dapat menimbulkan penyakit. Setiap ada gangguan dari
mekanisme pertahanan hospes jelas akan membantu terjadinya prosesinfeksi (Herold,
1994).
a. Virus
1. Definisi
Virus berasal dari bahasa yunani “Venom” yang berarti racun. Virus
adalah parasit mikroskopik yang menginfeksi selorganisme biologis. Secara
umum virus merupakan partikel tersusun atas elemen genetik (genom) yang
mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA)
atau asam ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi yang
berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar
tubuh inang. Virus memiliki sifat hidup dan mati. Sifat hidup (seluler) yaitu
memiliki asam nukleat namun tidak keduanya (hanya DNA atau RNA), dapat
bereproduksi dengan replikasi dan hanya dapat dilakukan didalam sel inang
(parasit obligat intraseluler). Sifat mati (aseluler) yaitu dapat di kristalkan dan
dicairkan. Struktur berbeda dengan sel dan tidak melakukan metabolisme sel
2. Bentuk dan Ukuran Virus
Bentuk virus bervariasi dari segi ukuran, bentuk dan komposisi
kimiawinya. Bentuk virus ada yang berbentuk bulat, oval, memanjang,
silindariis, dan ada juga yang berbentuk T. Ukuran Virus sangat kecil, hanya
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron, ukuran virus lebih
kecil daripada bakteri. Ukurannya berkisar dari 0,02 mikrometer sampai 0,3
mikrometer (1 µm = 1/1000 mm). Unit pengukuran virus biasanya dinyatakan
dalam nanometer (nm). 1 nm adalah 1/1000 mikrometer dan seperjuta
milimeter. Virus cacar merupakan salah satu virus yang ukurannya terbesar
yaitu berdiameter 200 nm, dan virus polio merupakan virus terkecil yang
hanya berukuran 28 nm
3. Susunan Tubuh
Kabsid
Kapsid adalah lapisan pembungkus tubuh virus yang tersusun atas
protein. Kapsid terdiri dari sejumlah kapsomer yang terikar satu sama lain.
Fungsi:
a. Memberi bentuk virus
b. Pelindung dari kondisi lingkungan yang merugikan
c. Mempermudah penempelan pada proses penembusan ke dalam sel
Isi
Terdapat di sebelah dalam kapsid berupa materi genetik/ molekul
pembawa sifat keturunan yaitu DNA atau RNA. Virus hanya memiliki satu
asam nukleat saja yaitu satu DNA/ satu RNA saja, tidak kedua-duanya.
Asam nukleat sering bergabung dengan protein disebut nukleoprotein.
Virus tanaman/ hewan berisi RNA/ DNA, virus fage berisi DNA.
Kepala
Kepala virus berisi DNA, RNA dan diselubungi oleh kapsid. Kapsid
tersusun oleh satu unit protein yang disebut kapsomer.
Ekor
Serabut ekor adalah bagian yang berupa jarum dan berfungsi untuk
menempelkan tubuh virus pada sel inang. Ekor ini melekat pada kepala
kapsid. Struktur virus ada 2 macam yaitu virus telanjang dan virus
terselubung (bila terdapat selubung luar (envelope) yang terdiri dari
protein dan lipid). Ekor virus terdiri atas tabung bersumbat yang
dilengkapi benang atau serabut. Khusus untuk virus yang menginfeksi sel
eukariotik tidak memiliki ekor.
4. Pengembangbiakan Virus
Virus memanfaatkan metabolisme sel penjamu untuk membantu sintesis
protein virus dan virion baru; jenis sel yang dapat diinfeksi oleh virus dapat
sedikit dapat banyak. Untuk tujuan diagnosti, sebagian besar virus ditumbuhkan
dalam biakan sel, baik turunan sel sekunder atau kontinu; pemakaian telur
embrionik dan hewan percobaan untuk membiakan virus hanya dilakukan untuk
investigasi khusus. Jenis biakan sel untuk mengembangbiakan virus sering berasal
dari jaringan tumor, yang dapat digunakan secara terus menerus.
5. Klasifikasi Virus
Nama famili ditandai dengan akhiran viridae. Nama subfamili diberi
akhiran virinae Nama akhiran genus diberi akhiran virus. Lwoff, Horne &
Tournier adl ahli dlm taksonomi virus, berdasarkan criteria:
1. Jenis asam nukleat (DNA/ RNA) berantai ganda/ tunggal.
2. Ukuran & morfologi tmsk tipe simetri kapsid.
3. Adanya enzim spesifik, terutama polimerase RNA & DNA yang penting bagi
replikasi genom.
4. Kepekaan thd zat kimia & keadaan fisik.
5. Cara penyebaran alamiah.
6. Gejala2 yang timbul.
7. Ada tidaknya selubung.
8. Banyaknya kapsomer untuk virus ikosohedarial/ diameter nukleokapsid untuk virus
helikoidal.
Saat ini telah lebih dari 61 famili virus diidentifikasi, 21 diantaranya
mempunyai anggota yang mampu menyerang mns & binatang.
Menurut RNA, famili virus dibagi menjadi:
- Picontohrnaviridae - Orthomyxoviridae
- Rhabdoviridae - Bunyaviridae
- Caliciviridae - Reoviridae
- Filoviridae - Arenaviridae
- Togaviridae - Retroviridae
- Paramyxoviridae - Contohronaviridae
- Flaviviridae
Menurut DNA, famili virus dibagi menjadi:
- Adenoviridae - Papovaviridae
- Herpesviridae - Parvoviridae
- Hepadnaviridae - Poxviridae
Selain itu tdpt kelompok virus yang belum dpt diklasifikasikan (unclassified
virus) karena banyak sifat biologiknya belum diketahui.
6. Peran Virus
Didalam kehidupan, virus memiliki 2 peran, yaitu peran virus sebagai
mikroorganisme yang menguntungkan, maupun yang merugikan.
b. Pembiakan Bakteri
Pembenihan atau media yaitu campuran bahan-bahan tertentu yang
dapat menumbuhkan bakteri, jamur ataupun parasit, pada derajat keasaman
dan inkubasi tertentu. Pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri
untuk dapat mengadakan identifikasi, determinasi, atau differensiasi jenis-
jenis yang ditemukan.
e. Deuteromycetes
Mc-Kane (1996) mengatakan, ada beberapa jenis jamur belum
diketahui siklus reproduksi seksualnya (disebut fase sempurna). Jamur ini
“tidak sempurna” karena belum ada spora seksual mereka yang ditemukan.
Anggota kelompok ini berkembang biak dengan klamidospora, arthrospora,
konidiospora, pertunasan juga terjadi. Deuteromycetes juga memiliki hifa
yang bersekat (Tortora, et al., 2001).
Jamur mempunyai dua karakter yang sangat mirip dengan tumbuhan
yaitu dinding sel yang sedikit keras dan organ reproduksi yang disebut spora.
Dinding sel jamur terdiri atas selulosa dan kitin sebagai komponen yang
dominan. Kitin adalah polimer dari gugus amino yang lebih memiliki
karakteristik seperti tubuh serangg daripada tubuh tumbuhan. Spora jamur
terutama spora yang diproduksi secara seksual berbeda dari spora tumbuhan
tinggi secara penampakan (bentuk) dan metode produksinya (Alexopoulus dan
Mimms, 1979).
3. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan jamur
a. Suhu
b. Intesitas cahaya
c. Ph
d. Parasit
Parasit menginvasi imunitas protektif dengan mengurangi imunogenisitas dan
menghambat respon imun host. Parasit yang berbeda menyebabkan imunitas
pertahanan yang berbeda.
1. Parasit mengubah permukaan antigen mereka selama siklus hidup dalam host
vertebrata.
2. Parasit menjadi resisten terhadap mekanisme efektor imun selama berada dalam
host.
3. Parasit protozoa dapat bersembunyi dari sistem imun dengan hidup di dalam sel
host atau membentuk kista yang resisten terhadap efektor imun. Parasit dapat
menyembunyikan mantel antigeniknya secara spontan ataupun setelah terikat pada
antibodi spesifik. Parasit menghambat respon imun dengan berbagai mekanisme
untuk masing-masing parasit
e. Riketsia
Riketsia merupakan golongan bakteri, karena itu riketsia memiliki sifat yang
sama dengan bakteri, termasuk bakteri Gram negatif. Riketsia mempunyai enzim
yang penting untukmetabolisme. Dapat mengoksidasi asam piruvat, suksinat, dan
glutamat serta merubah asam glutamat menjadi asam aspartat.Riketsia tumbuh
dalam berbagai bagian dari sel. Riketsia prowazekii dan Riketsia typhi tumbuh
dalam sitoplasma sel. Sedangkan golongan penyebab spotted fever tumbuh di
dalam inti sel. Riketsia dapat tumbuh subur jika metabolisme sel hospes dalam
tingkat yang rendah, misalnya dalam telur bertunas pada suhu 320 C. Pada
umumnya riketsia dapat dimatikan dengan cepat pada pemanasan danpengeringan
atau oleh bahan-bahan bakterisid
f. Clamidia
Clamidia termasuk bakteri, memiliki ribosom, RNA, dan DNA, dinding sel
dari peptidoglikan yang mengandung asam muramat. Dikenal juga dengan
Miyagawanellla atau Bedsonia, termasuk Gram negatif, berukuran 0,2-1,5 mikron,
berbentuk sferis, tidak bergerak dan merupakan parasit intrasel obligat. Clamidia
berkembang melalui beberapa stadium mulai dari badanelementer yang infeksius,
berbentuk sferis dengan garis tengah 0,2-0,4 mikron, memiliki satu inti dan
sejumlah ribosom. Badanelementer kemudian berubah menjadi badan inisial dan
kemudian badan intermedier. Siklus perkembangan Clamidia memakan waktu 24-
48 jam. Clamidia mempunyai 2 jenis antigen yaitu antigen grup dan antigen
spesies. Keduanya terdapat di dalam dinding sel. Antigen spesies tetap dalam
dinding sel meskipun sebagian besar grup telah dilepaskan dengan fluorocarbon
atau deoksikholat. Clamidia dapat dibeda-bedakan atas dasar patologenitas dan
jenis hospes yang diserangnya. Dua spesies yang terpenting adalah