Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MIKROBIOLOGI

VIRUS

DISUSUN OLEH:

1.

2.

3.

4.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGENTAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul ‘MAKALAH MIKROBIOLOGI VIRUS’. Penulisan makalah
merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas matakuliah Ekologi Hewan.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknik penulisan
maupun materi mengingat masihdalam proses belajar. Kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan makalahini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terimakasih,.Akhir kata kami berharap
semoga materi dalam makalah ini dapat menambah wawasan untuk kita semua dalam menuntut
ilmu.Amin.

Jayapura, 29 Maret 2024

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Virus adalah mikroorganisme terkecil yang tidak memiliki sel dan hanya mempunyai
kode genetik saja. Virus hidup sebagai parasit obligat yang menginfeksi sel inang. Diluar sel
organisme, virus hidup sebagai layaknya benda mati tanpa tanda-tanda kehidupan. Tetapi
bergitu menginfeksi sel, virus akan berubah menjadi makhluk hidup terkecil yang ganas, yang
dapat membunuh sel inang dan menyebabkan penyakit. Karena itu virus di sebut sebagai
patogen. Yaitu mikroorganisme penyebab penyakit.

Kata virus di ambil dari latin Virulae yang artinya menular atau Virion yang berarti
racun. Kedua kata ini sama-sama merujuk pada sifat dasar virus yang mudah menular dari satu
sel ke sel yang lain serta bersifat racun karena dapat menghancurkan sel yang di tularinya.
Sebagai organisme aseluler, struktur virus lebih sederhana dari mikroorganisme bersel satu
lainnya. Karena Virus tidak memiliki inti sel, sitoplasma, ataupun membran sel. Virus
berupa partikel (molekul) disebut virion. Tubuh virus yang berupa kristal atau partikel ini lebih
menunjukkan ciri mineral daripada ciri kehidupan. Oleh karena itu ada anggapan bahwa virus
bukan makhluk hidup.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa sejarah dari virus?

2. Apa pengertian dari virus?

3. Bagaimana karakteristik dari virus?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah virus

2. Untutk mengetahui pengertian dari virus

3. Untuk mengetahui karakteristik virus


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Virus

Virus merupakan suatu partikel yang masih diperdebatkan statusnya apakah ia termasuk
makhluk hidup atau benda mati. Virus duanggap benda mati karena ia dapat dikristalkan,
sedangkan virus dikatakan benda hidup, karena virus dapat memperbanyak diri (replikasi)
dalam tubuh inang. Para ahli biologi terus mengungkapkan hakikat virus ini sehingga akhirnya
partikel tersebut dikelompokkan sebagai makhluk hidup dalam dunia tersendiri yaitu virus.
Virus merupakan organisme non-seluler, karena ia tidak memiliki kelengkapan seperti
sitoplasma, organel sel, dan tidak bisa membelah diri sendiri.

Penyelidikan tentang objek-objek berukuran sangan kecil dimulai sejak ditemukannya


mikroskop oleh Antony Van Leeuwenhoel (1632-1723) perkembangan mikroskop ini
mendorong berbagai penemuan dibidang biologi salah satunya partikel mikroskopik yaitu virus.

Beberapa tokoh dalam penemuan virus pertama yaitu:

 Adoft Mayer (1883, jerman)


Percobaan diawali dari munculnya penyakit bintik kuning pada tembakau
 Dmitri Ivanovski (1892, Rusia)
Percobaan dilakukan dengan menyaring getah tanaman yang sakit dengan filter bakteri
sebelum disemprotkan ke tanaman sehat. Hasilnya, tanaman sehat tetap tertular.
 Martinus W. Beijerinck (1896, Belanda)
Ia menemukan bahwa partikel itu dapat bereproduksi pada tanaman, tapi tidak pada
medium pertumbuhan bakteri.
 Wendel M. Stanley (1935, Amerika)
Ia berhasil mengkristalkan partikel tersebut. Partikel mikroskopis itu lalu dinamai TMV
(Tobacco Mosaic Virus).

2.2 Pengertian Virus

Virus berasal dari bahasa yunani “venom” yang berarti racun. Virus adalah parasit
mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Secara umum virus merupakan partikel
tersusun atas elemen genetik (genom) yang mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam
deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi
yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar tubuh inang.
Virus memiliki sifat hidup dan mati. Sifat hidup (seluler) yaitu memiliki asam nukleat namun
tidak keduanya (hanya DNA atau RNA), dapat bereproduksi dengan replikasi dan hanya dapat
dilakukan didalam sel inang (parasit obligat intraseluler). Sifat mati (aseluler) yaitu dapat di
kristalkan dan dicairkan.

Struktur berbeda dengan sel dan tidak melakukan metabolisme sel. Partikel virus secara
keseluruhan ketika berada di luar inang yang terdiri dari asam nukleat yang dikelilingi oleh
protein dikenal dengan nama virion. Virion tidak melakukan aktivitas biosinteis dan reproduksi.
Pada saat virion memasuki sel inang, baru kemudian akan terjadi proses reproduksi. Virus
ketika memasuki sel inang akan mengambil alih aktivitas inang untuk menghasilkan
komponen-komponen pembentuk virus.

2.3 Struktur Virus

A. Bentuk dan Ukuran Virus

Bentuk virus bervariasi dari segi ukuran, bentuk dan komposisi kimiawinya. Bentuk virus
ada yang berbentuk bulat, oval, memanjang, silindariis, dan ada juga yang berbentuk T.
Ukuran Virus sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron,
ukuran virus lebih kecil daripada bakteri. Ukurannya berkisar dari 0,02 mikrometer sampai
0,3 mikrometer (1 μm = 1/1000 mm). Unit pengukuran virus biasanya dinyatakan dalam
nanometer (nm). 1 nm adalah 1/1000 mikrometer dan seperjuta milimeter. Virus cacar
merupakan salah satu virus yang ukurannya terbesar yaitu berdiameter 200 nm, dan virus
polio merupakan virus terkecil yang hanya berukuran 28 nm.

B. Susunan Tubuh
1. Kabsid

Kapsid adalah lapisan pembungkus tubuh virus yang tersusun atas protein. Kapsid terdiri dari
sejumlah kapsomer yang terikar satu sama lain. Fungsi :

a. Memberi bentuk virus

b. Pelindung dari kondisi lingkungan yang merugikan

c. Mempermudah penempelan pada proses penembusan ke dalam sel

2. Isi

Terdapat di sebelah dalam kapsid berupa materi genetik/ molekul pembawa Sifat
keturunan yaitu DNA atau RNA.Virus hanya memiliki satu asam nukleat saja yaitu satu DNA/
satu RNA saja, tidak kedua-duanya.Asam nukleat sering bergabung dengan protein disebut
nukleoprotein.Virus tanaman/ hewan berisi RNA/ DNA,virus fage berisi DNA.

3. Kepala

Kepala virus berisi DNA, RNA dan diselubungi oleh kapsid.Kapsid tersusun oleh satu unit
protein yang disebut kapsomer.

4. Ekor

Serabut ekor adalah bagian yang berupa jarum dan berfungsi untuk menempelkan tubuh
virus pada sel inang. Ekor ini melekat pada kepala kapsid. Struktur virus ada 2 macam yaitu
virus telanjang dan virus terselubung (bila terdapat selubung luar (emvelipe) yang terdiri dari
protein dan lipid). Ekor virus terdiri atas tabung bersumbat yang dilengkapi benang atau
serabut. Khusus untuk virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak memiliki ekor.

2.4 Klasifikasi Virus

Nama famili ditandai dengan akhiran viridae. Nama subfamili diberi akhiran virinae.
Nama akhiran genus diberi akhiran virus. Lwoff, Horne & Tournier adalah ahli dalam
taksonomi virus, berdasarkan kriteria :

1. Jenis asam nukleat (DNA/ RNA) berantai ganda/tunggal

2. Ukuran & morfologi termasuk tipe simetri kapsid

3. Adanya enzim spesifik, terutama polimerase RNA & DNA yang penting bagi replikasi
genom
4. Kepekaan terhadap zat kimia & keadaan fisik

5. Cara penyebaran alamiah

6. Gejala2 yang timbul

7. Ada tidaknya selubung

8. Banyaknya kapsomer untuk virus ikosohedarial/diameter nukleokapsid untuk virus


Helikoidal.

Menurut klasifikasi Berget, virus termasuk ke dalam division Protophyta, kelas Mikrotatobiotes
dan ordo Virales (Virus). Pada tahun 1976 ICTV mempublikasikan bahwa virus
diklasifikasikan struktur dan kompisisi tubuh, yakni berdasarkan kandungan asam. Pada
dasarnya virus dibedakan atas dua golongan yaitu virus DNA dan Virus RNA.

a. Virus DNA (Deoksiribovirus) Family virus DNA

1. Famili Parvoviridae seperti genus Parvovirus

2. Famili Papovaviridae seperti genus Aviadenovirus

3. Famili Adenoviridae seperti genus Matadenovirus

4. Family Herpesviridae seperti genus Herpesvirus

5. Family Iridoviridae seperti genus Iridovirus

6. Family Poxviridae seperti genus Orthopoxvirus

b. Virus RNA (Ribovirus) Family virus RNA

1. Family Picornaviridae seperti genus Enterivirus

2. Family Reoviridae seperti genus Reovirus

3. Family Togaviridae seperti genus Alphavirus

4. Family Paramyvoviridae seperti genus Pneumovirus

5. Family Orthomyxoviridae seperti genus Influensavirus

6. Family Retroviridae seperti genus Leukovirus

7. Family Rhabdoviridae seperti genus Lyssavirus

8. Family Arenaviridae seperti genus Arenavirus


2.5 Phatogenesis Virus

Virus memanfaatkan metabolisme sel penjamu untuk membantu sintesis protein virus dan
virion baru, jenis sel yang dapat diinfeksi oleh virus dapat sedikit dapat banyak. Untuk tujuan
diagnosti, sebagian besar virus ditumbuhkan dalam biakan sel, baik turunan sel sekunder atau
kontinu; pemakaian telur embrionik dan hewan percobaan untuk membiakan virus hanya
dilakukan untuk investigasi khusus. Jenis biakan sel untuk mengembangbiakan virus sering
berasal dari jaringan tumor, yang dapat digunakan secara terus menerus. Replikasi virus dalam
biakan sel dapat di deteksi dengan Tahap-tahap replikasi :

1. Peletakan/ Adsorpsi adalah tahap penempelan virus pada dinding sel inang. Virus
menempelkan sisi tempel/reseptor site ke dinding sel bakteri.
2. Penetrasi sel inang yaitu enzim dikeluarkan untuk membuka dinding sel bakteri. Molekul
asam nukleat (DNA/RNA) virus bergerak melalui pipa ekor dan masuk ke dalam
sitoplasma sel melalui dinding sel yang terbuka. Pada virus telanjang, proses penyusupan
ini dengan cara fagositosis virion (viropexis), pada virus terselubung dengan cara fusi
yang diikuti masuknya nukleokapsid ke sitoplasma.
3. Eklipase : asam nukleat virus menggunakan asam nukleat bakteri untuk membentuk
bagian-bagian tubuh virus.
4. Pembentukan virus (bakteriofage) baru : bagian-bagian tubuh virus yang terbentuk
digabungkan untuk menjadi virus baru. 1 sel bakteri dihasilkan 100 ‐ 300 virus baru.
5. Pemecahan sel inang : pecahnya sel bakteri. Dengan terbentuknya enzim lisoenzim yang
melarutkan dinding sel bakteri sehingga pecah dan keluarlah virus-virus baru yang
mencari sel bakteri lain.
2.6 Siklus Hidup Virus

Virus hanya dapat menggandakan dirinya sendiri dengan mengambil alih alat reproduksi
sel dan membuatnya mereproduksi struktur dan partikel genetik virus. Bagaimana virus
melakukan hal ini terutama bergantung pada jenis DNA asam nukleat atau RNA yang
dikandungnya, yang merupakan salah satu atau yang lain tetapi tidak pernah keduanya. Virus
tidak dapat berfungsi atau berkembang biak di luar sel, dan sangat bergantung pada sel inang
untuk bertahan hidup. Sebagian besar virus bersifat spesifik spesies, dan virus terkait biasanya
hanya menginfeksi sejumlah kecil tumbuhan, hewan, bakteri, atau jamur.

A. Reproduksi Virus

Virus menunjukan satu ciri kehidupan, yaitu reproduksi. Tetapi, reproduksi virus hanya
terjadi jika berada dalam sel organisme lain. Dengan demikian virus hanya dapat hidup secara
parasit. Daur reproduksi dapat melalui siklus litik atau siklus lisogenik.
• Siklus Litik

Tahap Absorbsi (Tahap Penempelan), dimana saat partikel virus (virion) melekat pada
sel yang diinfeksi. Tempat pelekatan virus pada sel inang terjadi pada reseptor (protein
khusus pada membrane plasma sel inang yang mengenali virus).

Tahap Penetrasi, yakni materi genetic virus masuk ke dalam sitoplasma sel inang.

 Tahap Replikasi dan Sintesis, terjadinya penggandaan partikel virus di dalam sel inang.
Sel inang akan dikendalikan oleh materi genetik virus sehingga sel dapat membuat
komponen virus.
 Tahap Perakitan, dimana setelah komponen virus terbentuk, komponen komponen
tersebut dirakit menjadi virus-virus baru yang lengkap
 Tahap Litik (Pelepasan), yakni partikel virus yang keluar dari sel inang dengan
memecahkan sel tersebut.

2. Siklus Lisogenik

 Tahap absorbsi, dimana saat partikel virus (virion) melekat pada sel yang diinfeksi.
Tempat pelekatan virus pada sel inang terjadi pada reseptor (protein khusus pada
membran plasma sel inang yang mengenali virus)
 Tahap Penetrasi, yakni materi genetik virus masuk ke dalam sitoplasma sel inang.
 Tahap penggbungan, DNA virus bergabung dengan DNA bakteri membentuk profag
(DNA virus yang sudah tidak aktif)
 Tahap replikasi, DNA bakteri membelah untuk membentuk sel baru, profag juga ikut
membelah. Jika sel bakteri membelah menjadi banyak maka profag akan terdapat di
dalam masing masing sel bakteri tersebut.

B. Proses siklus hidup

1. Entri viral

Agar virus dapat berkembang biak dan dengan demikian menimbulkan infeksi, virus harus
memasuki sel dari organisme inang dan menggunakan bahan sel tersebut. Untuk memasuki sel,
protein pada permukaan virus berinteraksi dengan protein sel. Lampiran, atau adsorpsi, terjadi
antara partikel virus dan membran sel inang. Sebuah lubang terbentuk di membran sel,
kemudian partikel virus atau konten genetiknya dilepaskan ke sel inang, di mana replikasi
genom virus dapat dimulai.

2. Replikasi virus

Replikasi virus adalah virus harus mengendalikan mekanisme replikasi sel inang. Pada tahap
inilah perbedaan antara kerentanan dan permisibilitas sel inang dibuat. Izin menentukan hasil
dari infeksi. Setelah kontrol ditetapkan dan lingkungan diatur agar virus mulai membuat salinan
dirinya sendiri, jutaan replikasi terjadi dengan cepat.

3. Penumpahan virus

Setelah virus membuat banyak salinan dari dirinya sendiri, keturunannya mungkin mulai
meninggalkan sel dengan beberapa cara. Ini disebut pelepasan dan merupakan tahap terakhir
dalam siklus hidup virus.

4. Viral latency

Beberapa virus dapat "bersembunyi" di dalam sel, yang mungkin berarti bahwa virus tersebut
menghindari pertahanan sel inang atau sistem kekebalan tubuh dan dapat meningkatkan
"keberhasilan" virus dalam jangka panjang. Persembunyian ini dianggap latensi. Selama waktu
ini, virus tidak menghasilkan keturunan, virus tetap tidak aktif sampai rangsangan eksternal,
seperti cahaya atau stres mendorongnya untuk aktif.

C. Peran Virus

Didalam kehidupan, virus memiliki 2 peran, yaitu peran virus sebagai mikroorganisme yang
menguntungkan, maupun yang merugikan.

Virus yang menguntungkan: Virus berperan penting dalam bidang rekayasa genetika karena
dapat digunakan untuk cloning gen (reproduksi DNA yang secara genetis identik). Sebagai
contoh adalah virus yang membawa gen untuk mengendalikan pertumbuhan serangga. Virus
juga digunakan untuk terapi gen manusia sehingga diharapkan penyakit genetis, seperti
diabetes dan kanker dapat disembuhkan.

Virus yang merugikan :Virus yang dapat merugikan karena menyebabkan berbagai jenis
penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan.

D. Penyakit ‐ Penyakit Akibat Virus

Proses infeksi virus dpt melalui berbagai jaringan.

 Melalui saluran pernafasan contoh : virus influenza penyebab influensa, virus rubeola
penyebab campak, ronavirus penyebab SARS, virus variola penyebab penyakit cacar,
virus varicella penyebab penyakit cacar air
 Melalui saluran pencernaan contoh : virus hepatitis A,B, poliomyelitis penyebab polio,
rotavirus penyebab diare

Anda mungkin juga menyukai