Virus merupakan suatu substansi yang hanya bisa memperbanyak diri ketika berada di dalam sel
inangnya. Ketika tidak berada di sel inangnya maka virus memasuki masa kematian karena tidak
melakukan aktifitas apapun.
Menurut para ahli biologi, virus merupakan substansi atau bentuk peralihan antara benda hidup
(makhluk hidup) dan benda mati. Virus disebut benda mati karena virus lebih dominan mempunyai
ciri-ciri sebagai benda mati daripada ciri-ciri makhluk hidup. Virus berbentuk seperti molekul atau
partikel yang disebut virion. Tetapi virus juga menunjukkan ciri-ciri makhluk hidup karena virus
mempunyai materi genetik berupa asam nukleat yang terdiri dari dari ADN (Asam Deoksiribo
Nukleat) atau ARN (Asam Ribo Nukleat), serta dapat melakukan perkembangbiakan yang dinamakan
replikasi.
Sejarah penemuan virus dimulai tahun 1883 oleh ilmuwan Jerman yang bernama Adolf Meyer. Ia
melakukan penelitian pada tanaman tembakau. Pada suatu ketika ia menemukan adanya daun
tembakau yang tidak normal. Daun tersebut berwarna hijau kekuning-kuningan, yang ternyata
setelah diamati, terdapat cairan atau lendir. Daun yang mengalami hal demikian menderita penyakit
mosaik. Penyakit ini disebabkan oleh mikroorganisme yang kita sebut virus. Penyakit mosaik ini
menyebabkan pertumbuhan tembakau menjadi terhambat (kerdil) dan daunnya berwarna belang-
belan.
Menurut Meyer, penyakit mosaik pada daun tembakau tersebut dapat menular. Hal ini dibuktikan
dengan menyemprotkan ekstrak daun tembakau yang telah tertulari penyakit mosaik ke tanaman
tembakau yang masih normal (segar).
Setelah diamati ternyata daun yang semula normal tersebut menjadi berwarna hijau
kekuningkuningan (berbintik-bintik kuning). Setelah dilakukan penelitian, penyebab penyakit
tersebut adalah mikroba yang kecil sekali dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
elektron.
Penelitian serupa dengan yang dilakukan oleh Meyer tersebut dilakukan kembali oleh Dmitri
Ivanovsky. Ia berhasil menemukan fi lter (alat penyaring) bakteri. Di dalam penelitiannya, Ivanovsky
mengoleskan hasil saringan (dari daun tembakau yang telah terkena penyakit mosaik) pada daun
tanaman yang sehat.
Hasilnya tanaman yang sehat tersebut akhirnya tertular. Ivanovsky menyimpulkan bahwa mikroba
penyebab penyakit tersebut adalah mikroba yang bersifat patogen (penyebab penyakit) yang
mempunyai ukuran lebih kecil daripada bakteri, karena mikroba tersebut dapat lolos dari saringan
atau filter untuk menyaring bakteri.
Selanjutnya, pada tahun tahun 1897, M. Beijerinck, seorang ahli mikrobiologi berkebangsaan
Belanda, menemukan fakta bahwa mikro organisme yang menyerang tembakau tersebut dapat
melakukan reproduksi dan tidak dapat dibiakkan pada medium untuk bakteri. Fakta lainnya adalah
apabila mikroorganisme tersebut dimasukkan ke dalam alkohol, ia tidak mati. Tetapi pada waktu itu
M. Beijerinck belum berhasil mene mukan struktur dan spesies mokroorganisme tersebut.
Menyusul penemuan Beijerinck, ilmuwan Amerika, Wendell M. Stanlye, pada tahun 1935 berhasil
mengkristalkan makhluk hidup yang menyerang tanaman tambakau. Hasil penelitian tersebut
menjawab pertanyaan tentang makhluk apa yang menyebabkan penyakit tersebut.
bentuk 3D virus T
Virus merupakan sesuatu yang unik, karena belum bisa dikatakan sebagai makhluk hidup, hal ini
dikarenakan virus belum memiliki ciri-ciri suatu zat dikatakan sebagai makhluk hidup. jenis virus yang
sangat banyak dan sebagian besar merupakan agen penyebab penyakit seperti DB, hepatitis,
influenza, flue babi, HIV, dan masih banyak lagi.
Virus memiliki ciri dan struktur yang sangat berbeda sama sekali dengan organisme lain, ini karena
virus merupakan satu sistem yang paling sederhana dari seluruh sistem genetika.
Setiap tipe virus hanya dapat menginfeksi beberapa jenis inang tertentu. Jenis inang yang dapat
diinfeksi oleh virus ini disebut kisaran inang, yang penentuannya tergantung pada evolusi
pengenalan yang yang dilakukan virus tersebut dengan menggunakan kesesuaian " lock and key atau
lubang dan kunci " antara protein di bagian luar virus dengan molekul reseptor (penerima) spesifik
pada permukaan sel inang.
Beberapa virus memiliki kisaran inang yang cukup luas sehingga dapat menginfeksi dan menjadi
parasit pada beberapa spesies. Misalnya, virus flu burung dapat juga menginfeksi babi, unggas ayam
dan juga manusia, virus rabies dapat menginfeksi mammalia termasuk rakun, sigung, anjing dan
monyet.
Walaupun virus memiliki berbagai ukuran dan bentuk, mereka memiliki motif struktur yang sama,
yaitu sebagai berikut.
1. Kapsid
Kapsid Kapsid merupakan lapisan pembungkus DNA atau RNA, kapsid dapat berbentuk heliks
(batang), misalnya pada virus mozaik, ada yang berbentuk polihedral pada virus adenovirus, ataupun
bentuk yang lebih kompleks lainnya. Kapsid yang paling kompleks ditemukan pada virus
Bbakteriofaga (faga). Faga yang pertama kali dipelajari mencakup tujuh faga yang menginfeksi
bakteri Escherichia coli , ketujuh faga ini diberi nama tipe 1 (T1), tipe 2 (T2), tipe 3 (T3) dan
seterusnya sesuai dengan urutan ditemukannya. salah satu virus yang memiliki kapsid adalah virus
zika yang dapat menyebabkan mikrosefalus pada janin.
2. Kapsomer
Kapsomer adalah subunit-subunit protein dengan jumlah jenis protein yang biasanya sedikit,
kapsomer akan bergabung membentuk kapsid, misalnya virus mozaik tembakau yang memiliki
kapsid heliks (batang) yang kaku dan tersusun dari seribu kapsomer, namun dari satu jenis protein
saja. 3. Struktur tambahan lainnya Struktur tambahan lainnya, yaitu selubung virus yang
menyelubungi kapsid dan berfungsi untuk menginfeksi inangnya. Selubung ini terbentuk dari
fosfolipid dan protein sel inang serta protein dan glikoprotein yang berasal dari virus itu sendiri.
Tidak semua virus memliki struktur tambahan ini, ada beberapa yang memilikinya, misalnya virus
influenza. Secara kebetulan faga tipe genap yang diketemukan (T2, T4 dan T6) memiliki kemiripan
dalam struktur, yaitu kapsidnya memiliki kepala iksohedral memanjang yang menyelubungi DNA dan
struktur tambahan lainnya, yaitu pada kepala iksohedral tersebut melekat ekor protein dengan
serabut-serabut ekor yang digunakan untuk menempel pada suatu bakteri.
Virus hanya dapat berkembang biak pada sel-sel hidup dan untuk reproduksinya virus hanya
memerlukan asam nukleat. Karena dapat melakukan reproduksi, maka virus dianggap sebagai
makhluk hidup (organisme). Di dalam proses reproduksi, virus memerlukan lingkungan sel hidup (di
dalam jaringan tubuh) sehingga virus memerlukan organisme lain sebagai inang atau hospesnya.
Contoh organisme yang menjadi hospes virus adalah bakteri, jaringan embrio, hewan, tumbuhan,
dan manusia. Proses reproduksi virus disebut replikasi (penggandaan diri tubuh virus). Proses
replikasi virus semenjak menempel pada sel inan.
Siklus hidup virus memiliki dua jenis siklus yaitu siklus litik dan siklus lisogenik, berikut penjelasannya
A. Silus Litik
Siklus litik adalah replikasi virus yang disertai dengan matinya sel inang setelah terbentuk anakan
virus yang baru. Siklus litik virus yang telah berhasil diteliti oleh para ilmuwan adalah siklus litik virus
T (Bacteriophage), yaitu virus yang menyerang bakteri Escherichia coli (bakteri yang terdapat di
dalam colon atau usus besar manusia).
Siklus litik Bakteriofag terdiri atas 5 fase, yaitu fase adsorbsi, fase penetrasi sel inang, fase eklifase,
fase replikasi, dan fase pemecahan sel inang.
1. Fase Adsorbsi
Fase adsorbsi merupakan fase awal dimana ujung ekor Bakteriofag menempel atau melekat pada
bagian tertentu dari dinding sel bakteri yang masih dalam keadaan normal. Daerah itu disebut
daerah reseptor (receptor site atau receptor spot). Virus yang menempel kemudian mengeluarkan
enzim lisosim/lisozim yang berfungsi merusak atau melubangi dinding sel bakteri.
2. Fase penetrasi
Fase penetrasi, ujung ekor virus T dan dinding sel bakteri E. coli yang telah menyatu tersebut larut
hingga terbentuk saluran dari tubuh virus T dengan sitoplasma sel bakteri. Melalui saluran ini DNA
virus masuk ke dalam sitoplasma bakteri. (Jika ingin lebih tahu mengenai DNA pelajari materi
subtansi hereditas DNA dan RNA berikut ini)
4. Fase Perakitan
Fase perakitan pada siklus litik merupakan fase dimana bagian-bagian protein dan DNA yang
terbentuk dari proses sintesis protein dan replikasi DNA terjadi sehingga dihasilkan virus-virus baru
yang seutuhnya.
5. Fase Lisis
Fase lisis merupakan fase rusaknya sel bakteri karena aktifitas enzimatis dari virus T serta jumlah
virus T yang sudah tidak muat ditampung oleh sel bakteri tersebut sehingga dinding sel bakteri
menjadi pecah. Selanjutnya sejumlah virus T yang baru tersebut akan keluar dan siap untuk
menyerang sel bakteri lainnya
siklus litik dan lisogenik
A. Silus Lisogenik
Siklus lisogenik memiliki perbedaan sedikit dengan siklus litik, tetapi secara umum hampir sama
dengan siklus litik. Pembedanya adalah ketika sudah mencapai fase penetrasi, DNA virus tidak
mengalami replikasi dan sintesis protein melainkan bergabung dengan DNA bakteri sehingga antara
DNA virus dan DNA bakteri menjadi satu.
Sebagai contoh ini terjadi pada virus HIV yang menginfeksi sel T limfosit pada manusia, sehingga
pada tahun-tahun awal seseorang yang terinfeksi HIV tidak menimbulkan gejala-gejala klinis, karena
DNA dari virus HIV bersembunyi dengan bergabung dengan DNA sel T limfosit.
Ketika DNA virus sudah bergabung dengan DNA bakteri, maka yang terjadi adalah ketika bakteri
melakukan pembelahan diri, secara otomatis DNA virus juga akan ikut mengganda.
Saat kondisi menguntungkan bagi DNA virus maka siklus lisogenik dapat masuk ke dalam siklus litik
lagi yang ditandai dengan fase replikasi dan sintesis protein dari virus tersebut. untuk lebih jelasnya
lihat gambar
siklus litik dan lisogenik
Semoga membantu sobat biologiedukasi.com dalam mempelajari dan memahami materi mengenai
siklus hidup virus, jangan lupa di share ke teman-teman sobat ya materi ini, semoga bermanfaat
ilmunya....
Contoh Virus DNA dan Virus RNA ( Dibedakan Berdasarkan Jenis Asam Nukleatnya)
Klasifikasi virus memiliki sistem tatanama sendiri yang berbeda dengan sistem klasifikasi pada
tumbuhan, bakteri, hewan, fungi, ataupun protista. Virus paling banyak dibedakan berdasarkan dari
tipe asa nukleat yang dimilikinya. Asam nukleat sendiri memiliki dua tipe yaitu DNA dan RNA.
virus hiv
Perbedaan mendasar dari tipe asam nukleat pada DNA dan RNA adalah terletak pada basa nitrogen
penyusunnya serta strukturnya. Pada virus tipe DNA memiliki basa nitrogen timin, adenin sitosin,
guanin. selain itu tipe DNA memiliki struktur doble helix.
Pada virus tipe RNA memiliki basa nitrogen adenin, urasil, guanin, dan sitosin, selain itu strukturnya
adalah single helix.
Virus DNA
1. Adenovirus: Menginfeksi alat digesti (usus), alat respirasi, konjungtiva, tumor pada manusia
2. Herpes simplex virus: Menginfeksi mulut, alat kelamin manusia, dan tumor rahim pada
manusia
3. Papavovirus: Kutil pada manusia dan kanker pada hewan
4. Poliovirus: Penyakit polio
5. Virus Rubella: Campak jerman (rubella)
6. Paramyxovirus: Pneumonia atibical, penyakit gondong & campak
7. Virus coryza, rhinovirus: Pilek (Flu)
8. Poxivirus Campak: cacar
Virus RNA
1. Orthomycovirus: Influenza
2. Hepatitis: Hepatitis
3. Paramyxovirus: NCD (tetelo pada ayam)
4. Picornavirus: Infeksi perut, poliomyelitis, dan Hepatitis A
5. Rhabdovirus: Rabies
6. Reovirus: Muntah dan diare
7. Retrovirus: Tumor kelenjar susu, leukemia, AIDS, dan sarkoma pada ayam
8. Togo virus (Flavivirus): Demam berdarah, demam kuning
9. Tobacco Mosaic Virus (TMV): Penyakit mosaik pada daun tembakau
10. Myxovirus: Influenza
Peranan Virus yang Merugikan Bagi Kehidupan
Virus memiliki banyak kerugian bagi kehidupan baik bagi manusia, hewan, maupun tumbuhanm
namun bukan berarti virus tidak bisa digunakan untuk kepentingan manusia dalam hal positif seperti
digunakan untuk proses terapi gen, pada materi berikut ini akan dijelaskan beberapa jenis virus yang
merugikan baik pada manusia, hewan ataupun tumbuhan.
Berbagai jenis virus juga dapat menimbulkan penyakit pada hewan. Jenis-jenis virus tersebut antara
lain:
1) Paramyxovirus
Virus ini menyebabkan penyakit NCD (New Castle Desease), menyerang sistem syaraf pada unggas
(misal: ayam). Penyakit ini sering disebut penyakit tetelo atau parrot fever. Gejala penyakitnya
mencret dan batuk-batuk.
paramixovirus
Contoh virus yang merugikan tanaman adalah virus Mosaik Tembakau, virus Tungro, dan virus CVPD
virus tungro
Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang sangat cepat
dalam berbagai aspek kehidupan dan berbagai bidang seiring dengan perkembangan zaman yang
memasuki era modern dan serba digital. Tak terkecuali perkembangan ilmu alam khususnya ilmu
biologi. Para ilmuan terdahulu sampai sekarang di seluruh penjuru dunia masih berusaha keras
melakukan penelitian mengenai virus agar bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia. Virus dapat di
definisikan sebagai parasit yang mempunyai ukuran yang sangat kecil yang bisa menginfeksi
sel biologis. Virus hanya dapat berkembang biak (bereproduksi) di dalam suatu sel hidup karena
virus tidak dapat berkembang biak (bereproduksi) sendiri.
Maka dari itu, virus sendiri hidupnya sangat bergantung pada makhluk hidup lain. Dalam proses
rekombinasi atau pun proses rekayasa genetika terkadang beberapa virus bisa dimanfaatkan. Gen
jahat (yang menjadi penyebab infeksi) yang terdapat di dalam virus dapat diubah menjadi gen baik
(sebagai penyembuh) melalui proses terapi gen yang biasa disebut vaksin. Beberapa contohnya
sebagai berikut :
Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat pada umumnya virus mempunyai sifat yang merugikan
bagi lingkungan sekitarnya. Penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan disebabkan oleh
virus yang sudah tidak asing lagi di lingkungan hidup. Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang dapat
bertahan dengan serangan virus. Sel-sel tertentu dari inangnya secara khusus diserang oleh virus-
virus.
Ketika suatu virus melakuka penyerangan terhadap bakteri A, maka DNA yang melekat dan dimiliki
oleh virus akan menghancurkan DNA yang melekat dan dimiliki oleh bakteri A. Pada proses
penghancuran tersebut tidaklah 100 persen DNA yang melekat dan dimiliki oleh bakteri A akan
hancur, melainkan ada DNA yang melekat dan dimiliki dari bakteri A yang masih tersisa alias masih
bertahan sehingga terjadi proses pencampuran DNA tersebut yang menyebabkan adanya sifat
genetik yang melekat dan dimiliki oleh bakteri A yang nantinya dimiliki juga oleh virus tersebut
(terjadi proses penggabungan sifat genetik antara virus dan bakteri A). Nah dengan demikian,
apabila virus-virus tersebut telah melakukan proses pembelahan diri sehingga menghasilkan jumlah
yang sangat banyak, maka dari itu, akan lahir virus-virus baru yang memiliki sifat campuran antara
virus dan bakteri A.
Berikut beberapa pembahasan mengenai peranan penting virus yang menguntungkan bagi
kehidupan manusia :
Dalam proses perlawanan terhadap sel-sel degenerative (seperti kanker), vaksin juga bisa membantu
sistem kekebalan tubuh. Untuk merangsang sistem imunologi tubuh untuk membentuk antibodi-
antibodi yang spesifik sehingga dapat melindungi bagian-bagian tubuh dari serangan berbagai
macam penyakit yang dapat dicegah dengan cara melakukan pemberian vaksin. Pemberian
vaksin sendiri adalah bertujuan untuk menstimulasi reaksi atau interaksi kekebalan
tanpa menyebabkan suatu penyakit. Vaksin juga mempunyai berbagai macam jenis sesuai dengan
fungsinya yang secara garis besar sama.(silahkan baca :
2. Pembuatan Antitoksin
Zat-zat yang berfungsi sebagai pelawan antigen (benda asing yang masuk dalam bagian-bagian
tubuh) dan sebuah antibodi yang memiliki fungsi untuk menetralisir racun merupakan definisi dari
antitoksin. Pada proses pembuatan antitoksin berawal dari sebuah ide-ide dan gagasan-gagasan
cemerlang bahwa penggabungkan antara DNA yang melekat dan dimiliki oleh virus dengan sebuah
gen yang bisa bermanfaat dan berguna, seperti halnya gen pada manusia yang bisa mengendalikan
produksi antitoksin. Antitoksin juga sangat berguna untuk menetralisir racun, kemudian antitoksin
juga dapat digunakan untuk membunuh bakteri dan mikroogranisme lainnya.
Dengan demikian nantinya suatu virus yang DNA nya telah dilakukan proses penggabungan dengan
DNA yang melekat pada manusia kemudian akan dilakukan proses penyambungan dengan DNA yang
melekat pada bakteri sehingga proses ini nantinya akan dapat memproduksi bakteri yang
mengandung antitoksin dari manusia itu sendiri. Pada proses pembelahan diri, bakteri akan
melakukannya secara terus-menerus sehingga bakteri akan membawa sifat campuran
yang dimilikinya.
Mengapa bakteri tidak dapat menginfeksi manusai? Karena virus dapat melakukan proses perusaka
terhadap susunan DNA yang melekat pada bakteri sehingga bakteri tersebut tidak dapat menginfeksi
manusia. Jika DNA yang melekat pada virus lisogenik masuk ke dalam DNA yang melekat
pada bakteri penyebab penyakit, maka bakteri tersebut menjadi tidak berbahaya. Dengan begitu,
kita dapat menyembuhkan penyakit dengan sangat mudah yang diakibatkan oleh bakteri tersebut.
4. Mengukur Tingkat Radiasi
Radiasi mempunyai pengaruh besar terhadap orang yang berbeda dengan cara yang berbeda pula.
Namun, dasar-dasar yang digunakan oleh tim keselamatan adalah rontgen tunggal yang diakibatkan
oleh paparan sinar gamma atau sinar-x yang biasanya menghasilkan dosis serap sekitar 1 rad.
Paparan, biasanya dapat dinyatakan dalam satuan rontgen, diukur menggunakan penghitung Geiger
dan perangkat terkait. Penghitung Geiger bisa menghitung seberapa banyak gas yang terkandung
akan terionisasi partikel radiasi yang masuk dalam tubuh, dan mengubah informasi-informasinya
menjadi sinyal elektronik, cara kerjanya seperti halnya alat radar.
Meski orang tak menyerap semua radiasi yang terpapar padanya, sebagian besar radiasi akan
langsung melewati tubuhnya. Jumlah tertentu suatu energi yang dibawa dari paparan radiasi
biasanya akan diserap jaringan tubuh secara langsung. Virus juga bisa digunakan sebagai alat
pengukur kadar radiasi di suatu tempat. Ini hanya berlaku bagi spesies virus yang sangat rentan
terhadap paparan radiasi dari lingkungan. Karena sifat rentan terhadap paparan radiasi tersebut,
maka virus dapat dijadikan alat untuk mengukur tingkat radiasi. Besarnya radiasi biasanya memiliki
tingkatan yang sebanding dengan kerusakan yang dilalui oleh virus itu sendiri.
Senyawa interferon adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh yang bersifat nonspesifik dan
senyawa-senyawa tersebut akan terinduksi pada tahap awal infeksi virus. Dengan kata lain, pada
saat virus memasuki bagian-bagian tubuh tertentu dan mulai menginfeksi sel-sel tubuh, interferon
akan sesegera mungkin dapat terbentuk sebelum sistem imunitas tubuh yang bersifat spesifik
memberikan respon terhadap infeksi tersebut. Interferon juga mempunyai peran penting dalam
proses pengaktifan sel-sel kekebalan/imunitas tubuh seperti halnya sel-sel yang membunuh secara
alami (biasaya disebut sebagai Natural Killer Cells) dan bagian sel-sel limfosit dan juga makrofag.
Interferon juga bisa digunakan untuk meningkatkan suatu perlawanan terhadap infeksi-infeksi dan
bahkan sel-sel seperti halnya sel tumor dengan cara mengatur cara-cara penyajian antigen ke
limfosit T serta digunakan untukn meningkatkan kemampuan sel-sel yang telah terinfeksi untuk
melakukan proses perlawanan infeksi-infeksi baru dari suatu virus.
Sumber:
https://www.biologiedukasi.com/
https://dosenbiologi.com/bakteri/peranan-virus-bagi-kehidupan-manusia