Anda di halaman 1dari 17

MODUL VIROLOGI

PENGANTAR VIROLOGI DAN REPRODUKSI VIRUS

DISUSUN OLEH :

HOLIVIA AUDINA SYAHARANI (PO.71.34.1.18.019)

Tingkat 3 Reguler A

DOSEN PEMBIMBING :

Herry Hermansyah, AMAK., S. KM., M. Kes

DIII ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RI PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


BAGIAN I

PENGANTAR VIROLOGI

Judul/Topik : Ringkasan Tentang Pengantar Virologi

Tujuan Instruksional : Pemahaman materi dan penjelasan dari

pertanyaan yang diberikan

Indikator : Mahasiswa mampu menguasai teori yang terkait

dengan pengantar virologi

Uraian Materi :

Virologi adalah ilmu yang mempelajari tentang virus yaitu suatu mikroba yang lebih
kecil dari kuman, oleh karenanya ia dapat melewati saringan yang bisa dipergunakan
untuk menyaring kuman.

Virus adalah parasit intraseluler obligat yang berukuran antara 20-300 nm,
mengandung asam nukleat DNA atau RNA dan diselubungi oleh bahan pelindung
terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.Virus adalah suatu
jasad renik yang berukuran sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop
elektron yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi
(hidup) didalam sel yang hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel tersebut
karena virus tidak memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri. Virus
merupakan parasit obligat intraseluler. Virus mengandung asam nukleat DNA atau
RNA saja tetapi tidak kombinasi keduanya, dan yang diselubungi oleh bahan pelindung
terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.

Virus merupakan agen infeksius terkecil dan hanya mengandung satu jenis
asam nukleat (RNA atau DNA) sebagai genom mereka. Asam nukleat tersebut
terbungkus dalam suatu selubung protein yang dikelilingi sebuah membran yang
mengandung lipid dan keseluruhan unit infeksius tersebut dinamakan virion. Cara
berkembang virus berbeda dengan cara berkembang biak bakteri. Bakteri berkembang
biak dengan cara membelah diri dari satu sel menjadi dua sel (binary fission),
sedangkan pada virus perkembangbiakannya terjadi dengan cara perbanyakan diri dari
partikel asam nukleat virus sesudah virus menginfeksi suatu sel. Virus tidak
mempunyai ribosom dan partikel ribonukleoprotein yang mempunyai peran dalam
proses sintesis protein. Selain itu virus pada umumnya kebal atau resisten terhadap
antibiotik, akan tetapi peka atau sensitif terhadap interveron. Agar dapat hidup virus
harus selalu berada didalam sel organisme hidup lainnya (obligate intraseluler),
sehingga virus tidak dapat dibiakkan di dalam medium buatan. Seperti halnya riketsia
dan klamidia, virus hanya dapat dibiakkan pada kultur jaringan atau kultur sel (tissue
culture atau sellular culture).

1) Pengertian Virus

Virus adalah parasit intraseluler obligat yang berukuran antara 20-300 nm, bentuk
dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA saja.
Partikelnya secara utuh disebut virion yang terdiri dari capsid yang dapat terbungkus
oleh sebuah glikoprotein atau membran lipid, dan virus resisten terhadap antibiotik.
Bentuk virus berbeda-beda ada yang : bulat, batang polihidris, dan seperti huruf T.

2) Struktur Virus

Terdapat beberapa komponen utama penyusun tubuh virus yaitu :

 Kepala
Virus memiliki kepala berisi DNA atau RNA yang menjadi bahan genetik
kehidupannya. Isi kepala ini dilindungi oleh kapsid, yaitu selubung protein yang
tersusun oleh protein. Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya.
Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih
kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
 Isi Tubuh
Isi tubuh virus atau biasa disebut virion adalah bahan genetik yang berupa
salah satu tipe asam nukleat (DNA atau RNA). Tipe asam nukleat yang dimiliki
virus akan mempengaruhi bentuk tubuh virus. Virus dengan isi tubuh berupa RNA
biasanya berbentuk menyerupai kubus, bulat, atau polihedral, contohnya pada
virus-virus penyebab penyakit polyomyelitis, virus influenza, dan virus radang
mulut dan kuku.
 Ekor
Ekor merupakan bagian dalam struktur tubuh virus yang berfungsi sebagai alat
untuk menempelkan diri pada sel inang. Ekor yang melekat di kepala ini umumnya
terdiri atas beberapa tabung tersumbat yang berisi benang dan serat halus.
Adapun pada virus yang hanya menginveksi sel eukariotik, bagian tubuh ini
umumnya tidak dijumpai.

 Kapsid
Kapsid adalah lapisan berupa rangkaian kapsomer pada tubuh virus yang
berfungsi sebagai pembungkus DNA atau RNA. Fungsi kapsid ini adalah
sebagai pembentuk tubuh dan pelindung bagi virus dari kondisi lingkungan luar.

3) Bentuk-Bentuk Virologi

Virus ternyata dapat mempunyai bentuk tubuh yang sangat bervariasi. Sedikitnya
ada 5 macam bentuk tubuh virus yang telah berhasil diidentifikasi oleh para ilmuan.
Macam-macam bentuk virus tersebut antara lain oval, bulat, batang, polihedral, dan
huruf T.

a. Bentuk tubuh bulat dimiliki oleh virus-virus penyebab penyakit AIDS, ebola, dan
influenza.
b. Bentuk tubuh oval dimiliki oleh virus penyebab penyakit rabies.

c. Bentuk tubuh batang dimiliki oleh virus TMV (Tobaccao Mosaic Virus).

d. Bentuk tubuh polihidris dimiliki oleh virus Adenovirus penyebab demam.

e. Bentuk tubuh huruf T pada bacteriophage, virus menyerang bakteri E. coli.

4) Struktur dan Anatomi Virus

Virus terkecil berukuran hanya 20 nm (lebih kecil dari ribosom), sedangkan virus
yang berukuran besarpun tetap tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya, tersusun
atas satu jenis asam nukleat yaitu RNA atau DNA saja dan dibungkus dengan suatu
selubung protein (kapsul). Berdasarkan atas hospes atau tuan rumah tempat yang
ditumpanginya virus dibedakan atas virus hewani (virus pada hewan dan manusia),
virus tanaman dan virus bakteri.

 Partikel Virus

Dengan cara ini virus dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) tipe berdasarkan
penataan sub satuan morfologinya Yaitu :

1. Yang mempunyai simetri helix, misalnya Paramixovirus dan Orthomyxovirus.

2. Yang mempunyai simetri kubus, misalnya Adenovirus.

3. Yang mempunyai struktur kompleks, misalnya Poxvirus.

 Ukuran virus
Ada beberapa cara yang digunakan untuk menentukan ukuran virus yaitu :

1) Mengunakan Mikroskop Elektron


Pada mikroskop elektron digunakan elektron sebagai pengganti gelombang
cahaya dan lensa elektromagnetik sebagai pengganti lensa-lensa kaca. Berkas
elektron yang diperoleh memiliki gelombang cahaya sehingga benda-benda yang
lebih kecil dari pada gelombang cahaya dapat dilihat. Virus dapat dilihat dalam
sediaan dari ekstrak jaringan dan dalam seksi-seksi sangat tipis sel-sel terinfeksi.
Cara ini banyak digunakan untuk menentukan ukuran partikel.
2) Ultrasedimentasi (Ultrasentrifugasi)
Dengan ultrasentifugasi dapat digunakan daya 100.000 kali lebih besar dari
gaya berat untuk menyebabkan partikel-partikel mengendap di dasar tabung
(sekitar 80.000- 100.000 putaran/menit). Hubungan antara ukuran dan bentuk
partikel dengan kecepatan mengendapnya memungkinkan penentuan ukuran
partikel.
3) Ultrafiltrasi dengan membran kolodion yang diameter pori-porinya bermacam-
macam.
Ukuran diameter pori rata-rata yang menahan virus (APD = Average Pore
Diameter) dikalikan dengan 0,64 menghasilkan diameter partikel virus. Lolosnya
virus melalui suatu saringan tergantung pada struktur fisik virus tersebut, dengan
demikian hasil yang diperoleh merupakan perkiraan yang sangat mendekati
(Depkes, 1996 )
5) Sifat-Sifat Virus

Adapun sifat-sifat khusus virus menurut Lwoff, Home dan Tournier(1966) adalah :

1. Bahan genetik virus terdiri dari asam ribonukleat (RNA) atau asam
deoksiribonukleat (DNA), akan tetapi bukan gabungan dari kedua jenis asam
nukleat tersebut.

2. Struktur virus secara relatif sangat sederhana, yaitu dari pembungkus yang
mengelilingi atau melindungi asam nukleat.

3. Virus mengadakan reproduksi hanya dalam sel hidup yaitu dalam nukleus,
sitoplasma atau di dalam keduanya dan tidak mengadakan kegiatan metabolisme
jika berada di luar sel hidup.
4. Virus tidak membelah diri dengan cara pembelahan biner. Partikel virus baru
dibentuk dengan suatu proses biosintesis majemuk yang dimulai dengan
pemecahan suatu partikelvirusinfektif menjadi lapisan protein pelindung dan
komponen asam nukleat infektif.

5. Asam nukleat partikel virus yang menginfeksi sel mengambil alih kekuasaan dan
pengawasan sistem enzim hospesnya, sehingga selaras dengan proses sintesis
asam nukleat dan protein virus.

6. Virus yang menginfeksi sel mempergunakan ribosom sel hospes untuk keperluan
metabolismenya.

7. Komponen-komponen virus dibentuk secara terpisah dan baru digabung di dalam


sel hospes tidak lama setelah dibebaskan.

8. Selama proses pembebasan, beberapa partikel virus mendapat selubung luar


yang mengandung lipid, protein, dan bahan-bahan lain yang sebagian berasal dari
sel hospes.

9. Partikel virus lengkap disebut Virion dan terdiri dari inti asam nukleat yang
dikelilingi lapisan protein yang bersifat antigenik yang disebut kapsid dengan atau
tanpa selubung di luar kapsid.

6) Perbedaan Virus dan Bakteri

Tabel 1.1

Perbedaan Bakteri Virus

Ukuran Ukuran bakteri umumnya Virus ukurannya lebih


lebih besar dari 1000 nm kecil, yaitu antara 20-400
nm

Dinding sel Dinding sel bakteri virus tidak memiliki dinding


mengandung sel. Fungsi dinding sel
peptidoglikan atau digantikan dengan
lipopolisakarida selubung protein

Ribosom Ada Tidak ada

Jumlah sel Satu sel (uniselular) Bukan sel karena tidak


memiliki kelengkapan
organel sel

Kehidupan Termasuk organisme Dikatakan hidup jika


hidup menempel pada
organisme hidup dan
dikatakan mati jika
terdapat di alam

DNA dan RNA Mengambang bebas di Tertutup di dalam


sitoplasma selubung protein

Infeksi Lokal Sistemik

Reproduksi Mampu untuk Perlu sel hidup untuk


bereproduksi dengan bereproduksi
sendirinya

Durasi penyakit Berlangsung lebih lama Berlangsung 2-10 hari


dari 10 hari

Demam Infeksi bakteri dikenal Infeksi virus kadang bisa


dapat menyebabkan menyebabkan demam dan
demam kadang juga tidak
menyebabkan demam

Keterlibatan Karena ukurannya cukup Karena ukurannya sangat


besar, bakteri dapat dilihat kecil, virus hanya dapat
hanya dengan mikroskop dilihat oleh mikroskop
cahaya elektron

Pengobatan Penyakit yang disebabkan Sementara, penyakit yang


oleh bakteri dapat diatasi disebabkan oleh virus
dengan antibiotik tidak dapat diatasi dengan
antibiotik

Contoh Staphylococcus aureus, HIV, Hepatitis A virus,


Vibrio cholerae, dll Rhino Virus, dll

Penyakit Keracunan makanan, AIDS, influenza, cacar,


gastritis, bisul, meningitis, rabies, rubella dll
pneumonia, dll

Latihan Soal :

1. Virologi adalah ilmu yang mempelajari tentang virus yaitu suatu mikroba yang
lebih kecil dari...

a. Batang

b. Bola

c. Bakteri

d. Kuman

e. Oval

2. Bakteri berkembang biak dengan cara membelah diri dari satu sel menjadi dua
sel yang biasa disebut dengan...

a. Selubung protein

b. Kapsul

c. Nukleoprotein

d. Binary Fission

e. Kapsomer

3. Komponen utama penyusun tubuh virus yang berfungsi sebagai sebagai alat
untuk menempelkan diri pada sel inang disebut...

a. Ekor
b. Isi tubuh
c. Kapsid
d. DNA
e. RNA
4. Virus penyebab penyakit rabies dimiliki oleh bentuk virus...
a. Batang

b. Bola

c. Polihedral

d. Huruf T

e. Oval

5. Virus tidak membelah diri dengan cara...

a. Ultramikroskopis

b. Dikristalkan

c. Pembelahan binner

d. Antibiotik

e. Perubahan wujud

Glosarium :

Virologi : Ilmu yang mempelajari tentang virus

Virion : Partikel virus lengkap, yang berfungsi mengantarkan

genom virus dari sel hospes satu ke lainnya

Nukleokapsid : Unit struktural berupa protein yang membungkus genom

virus terletak di dalam atau menyelubungi genom virus

secara langsung

Kapsomer : Sub unit penyusun kapsid dan merupakan unit morfologi

yang terletak di atas iscosahedral virus (bagian virus


yang memiliki bentuk)

Mikroskop elektron : Alat yang digunakan untuk melihat objek-objek yang

ukurannya sangat kecil seperti virus

Kapsid : Lapisan berupa rangkaian kapsomer pada tubuh virus

yang berfungsi sebagai pembungkus DNA atau RNA

Daftar Pustaka :

Hermansyah, Herry. 2019. Pengantar Virologi, Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes


Kemenkes Palembang.

Amri, Indah Amalia.dkk.2019. Pengantar Virologi Veteriner. Malang : UB Fress.

Suprobowati, O.D, dan Iis Kurniati. 2018. Virologi, PPSDM Kementerian Kesehatan
Republik indonesia

https://awnurul.wordpress.com/2016/12/09/makalah-virus/, diakses pada 15 September


2020 pukul 20.00 WIB

https://id.scribd.com/document/372322067/MAKALAH-VIROLOGI, diakses pada 15


September 2020 pukul 20.00 WIB

BAGIAN II

REPRODUKSI VIRUS

Judul/Topik : Ringkasan Tentang Reproduksi Virus

Tujuan Instruksional : Pemahaman materi dan penjelasan dari

pertanyaan yang diberikan

Indikator : Mahasiswa mampu menguasai teori yang terkait

dengan reproduksi virus

Uraian Materi
Virus adalah peralihan antara mahluk hidup dan mahluk tak hidup. Sampai
sekarang masih belum bisa ditentukan apakah virus termasuk kedalam mahluk hidup
atau virus termasuk kedalam benda mati, ada juga yang berpendapat bahwa virus
adalah peralihan antar mahluk hidup dan benda mati (Jawetz, 2013).

Salah satu sifat virus yang hampir-hampir membuatnya dianggap sebagai makhluk
hidup adalah kemampuannya dalam memperbanyak diri (reproduksi). Virus akan
memperbanyak diri dalam sel atau jaringan yang masih hidup. Virus tidak dapat
memperbanyak diri dalam sel yang sudah mati dengan memperbanyak diri dengan
cara menyuntikkan materi genetik (DNA atau RNA) ke dalam sel target. Materi genatik
virus itu akan diterjemahkan oleh sel target untuk menghasilkan bagian-bagian tubuh
virus baru. Proses penerjemahan materi genetik hanya dapat dilakukan oleh sel-sel
yang masih hidup, sedangkan sel mati tidak mampu melakukan proses tersebut.

Virus-virus yang bereproduksi dalam sel akan menyebabkan sel tersebut lisis
(pecah) karena aktivitas virus baru yang telah terbentuk. Virus-virus yang
memperbanyak diri juga menyebabkan timbulnya beragam penyakit dalam tubuh
tumbuhan, hewan, dan manusia.

Agar suatu virus dapat bereplikasi, protein virus harus disintesis oleh peralatan
penyintesis protein milik sel penjamu. Oleh sebab itu genom virus harus mampu
menghasilkan mRNA yang dapat berfungsi. Telah diindentifikasi berbagai mekanisme
yang memungkinkan mRNA virus berkompetisi dengan mRNA sel untuk menghasilkan
protein virus dalam jumlah yang cukup.

Virus dapat berkembang biak dalam sel bakteri, sel hewan dan tumbuhan. Untuk
menjelaskan perkembangbiakan virus biasanya digunakan contoh virus yang
menyerang bakteri (bakteriofaga). Misalnya virus yang berkembang biak pada bakteri
Escherichia coli. Perkembangbiakan bakteriofaga membentuk suatu daur. Daur
bakteriofaga dibagi menajadi dua, yaitu daur litik dan daur lisogenik.

1) Daur Litik (lisis)

Siklus lisis adalah siklus reproduksi atau replikasi genom virus yang pada akhirnya
menyebabkan kematian sel inang. Istilah lisis mengacu pada tahapan akhir dari infeksi,
yaitu saat sel inang bakteri lisis atau pecah dan melepaskan faga yang dihasilkan di
dalam sel inang tersebut. Virus yang hanya dapat bereplikasi melalui siklus lisis
disebut dengan virus virulen.

Tahapan siklus lisis :

a. Adsorpsi (fase penempelan).

Pada tahap ini, ekor virus mulai menempel di dinding sel bakteri. Virus hanya
menempel pada dinding sel yang mengandung protein khusus yang dapat
ditempeli protein virus. Menempelnya virus pada dinding sel disebabkan oleh
adanya reseptor pada ujung serabut ekor. Setelah menempel, virus akan
mengeluarkan enzim lisozim yang dapat menghancurkan atau membuat lubang
pada sel inang.

b. Penetrasi/injeksi/Infeksi (fase memasukkan asam nukleat).

Proses injeksi DNA ke dalam sel inang ini terdiri atas penambatan lempeng ujung,
kontraksi sarung, dan penusukan pasak berongga kedalam sel bakteri. Pada
peristiwa ini, asam nukleat masuk ke dalam sel, sedangkan selubung proteinnya
tetap berada di luar sel bakteri. Jika sudah kosong, selubung protein ini akan
terlepas dan tidak berguna lagi.

c. Sintesis (fase pembentukan), Eklifase, Replikasi.

Enzim penghancur yang dihasilkan oleh virus akan menghancurkan DNA bakteri
yang menyebabkan sintesis DNA bakteri terhenti. Posisi ini digantikan oleh DNA
virus yang kemudian mengendalikan kehidupannya. Dengan fasilitas dari DNA
bakteri yang sudah tidak berdaya, DNA virus akan mereplikasi diri berulang kali.
DNA virus ini kemudian akan mengendalikan sintesis DNA dan protein yang akan
dijadikan kapsid virus.

d. Perakitan

Pada tahap ini, kapsid virus yang masih terpisah-pisah antara kepala, ekor, dan
serabut ekor akan mengalami proses perakitan menjadi kapsid yang utuh.
Kemudian, kepala yang sudah selesai terbentuk diisi dengan DNA virus. Proses ini
dapat menghasilkan virus sejumlah 100-200 buah.

e. Lisis (Fase pemecahan sel inang atau pembebasan).


Dinding sel bakteri yang sudah dilunakkan olen enzim lisozim akan pecah dan
diikuti oleh pembebasan virus-virus baru yang siap untuk mencari sel-sel inang
yang baru. Pemecahan sel-sel bakteri secara eksplosif dapat diamati dengan
mikroskop lapangan gelap. Jangka waktu yang dilewati lima tahap ini dan jumlah
virus yang dibebaskan sangat bervariasi, tergantung dari jenis virus, bakteri, dan
kondisi lingkungan.

2) Daur Lisogenik

Siklus lisogenik merupakan siklus replikasi genom virus tanpa menghancurkan sel
inang, setelah adsobsi dan injeksi DNA Virus (faga) berintegrasi ke dalam kromosom
bakteri, integrasi ini disebut profaga (gen asing yang bergabung dengan kromosom
bakteri). Dalam hal ini DNA virus tidak langsung mensintesis DNA Bakteri, karena
bakteri memiliki imunitas. Setelah imunitasnya hilang baru DNA Virus mengendalikan
DNA bakteri, yang tahap selanjutnya seperti pada siklus lisis.

Tahapan dalam siklus lisogenik :

1) Fase adsorbsi 5) Fase sintesis.

2) Fase injeksi 6) Fase perakitan.

3) Fase penggabungan 7) Fase litik.

4) Fase pembelahan.
Siklus litik biasanya langsung mematikan sel, sementara siklus lisogenik tidak
mematikan sel. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, beberapa jenis virus dapat
dimanfaatkan mekanismenya untuk menanggulangi jenis penyakit tertentu. Contohnya
untuk penyakit Severe Combine Immunodefeciency atau SCID.

Latihan Soal :

1. Siklus lisis adalah siklus reproduksi atau replikasi genom virus yang pada
akhirnya menyebabkan kematian...

a. Herpesviruses
b. Virulen
c. Virus influenza
d. Poxvirus
e. Sel Inang
2. Pemecahan sel-sel bakteri secara eksplosif dapat diamati dengan..
a. Mikroskop lapangan gelap
b. Mikroskop lapangan terang
c. Mikroskop Olympus
d. Mata
e. Semua benar
3. Siklus litik biasanya langsung mematikan sel, sementara siklus lisogenik tidak
mematikan sel. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, beberapa jenis virus
dapat dimanfaatkan mekanismenya untuk menanggulangi jenis penyakit
tertentu. Contohnya untuk penyakit ...
a. HIV
b. Rabies
c. SCID
d. Adeno virus
e. Poxvirus
4. Pada tahap ini, kapsid virus yang masih terpisah-pisah antara kepala, ekor, dan
serabut ekor akan mengalami proses perakitan menjadi kapsid yang utuh.
Kemudian, kepala yang sudah selesai terbentuk diisi dengan DNA virus. Proses
ini dapat menghasilkan virus sejumlah...
a. 200-300 buah
b. 200-500 buah
c. 100-600 buah
d. 100-300 buah
e. 100-200 buah

5. Enzim penghancur yang dihasilkan oleh virus akan menghancurkan DNA


bakteri yang menyebabkan sintesis DNA bakteri terhenti. Posisi ini digantikan
oleh...
a. DNA
b. RNA
c. Sel inang
d. Bakteri
e. Kapsid

Glosarium :

Virulen : Virus yang hanya dapat bereplikasi melalui siklus lisis

Adsorpsi : Fase pembelahan


Lisis : Fase pemecahan sel inang atau pembebasan

Daur lisogenik : Siklus replikasi genom virus tanpa menghancurkan sel

inang, setelah adsobsi dan injeks

Daur litik : Siklus reproduksi atau replikasi genom virus yang pada

akhirnya menyebabkan kematian sel inang

Daftar Pustaka :

Hermansyah, Herry. 2019. Pengantar Virologi, Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes


Kemenkes Palembang.

Amri, Indah Amalia.dkk.2019. Pengantar Virologi Veteriner. Malang : UB Fress.

Suprobowati, O.D, dan Iis Kurniati. 2018. Virologi, PPSDM Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.

Aditya, dkk, Makalah Karakteristik, dan Reproduksi Virus, universitas Islam negri
Alauddin, Makasar 2014.

https://www.academia.edu/16148772/MAKALAH_KARAKTERISTIK_DAN_REPRODU
KSI_VIRUS, diakses pada 15 September 2020 pukul 20.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai