Anda di halaman 1dari 12

NAMA : Holivia Audina Syaharani

NIM : PO.71.34.1.18.019

Tugas Resume Logam berat

 Timbal (Pb)

Timbal (Pb) merupakan persenyawaan kimia yang bersifat toksik dalam


kehidupan mahkluk hidup dan lingkungannya. Timbal dan persenyawaannya dapat
berada di dalam badan perairan secara alamiah dan sebagai dampak dari aktivitas
manusia Darmono (2001) dalam Setyawan (2013)

Timbal atau dalam keseharian lebih dikenal dengan sebutan nama timah
hitam yang merupakan sesuatu hal yang merugikan dan berbahaya bagi lingkungan,
terlebih lagi bagi kesehatan dan lingkungan. Timbal dalam bahasa ilmiahnya
dinamakan plumbum, dan logam ini diberikan simbol Pb. Logam ini termasuk ke
dalam kelompok logam-logam golongan IV-A pada tabel priodik unsur kimia. Logam
tersebut mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atau berat atom (BA) 207,2
dengan kata lain timbal (Pb) disebut juga sebagai unsur logam berat ( Palar, 2008).

Karakteristik Timbal (Pb)

o Salah satu logam berat yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup karena
bersifat karsinogenik, dapat menyebabkan mutasi, terurai dalam jangka
waktu lama dan toksisistasnya tidak

o Masuknya Pb ke tubuh manusia dapat melalui makanan dari tumbuhan yang


biasa dikonsumsi manusia seperti padi, teh dan sayur sayuran

o Logam ini masuk ke perairan melalui pengkristalan Pb di udara dengan


bantuan air hujan. Selain itu, proses korofikasi dari batuan mineral juga
merupakan salah satu jalur masuknya sumber Pb ke perairan

Toksikokinetik Timbal (Pb) didalam tubuh (Absorpsi, Distribusi, dan Ekskresi)

Timbal (Pb) masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan


(respirasi) dan saluran pencernaan (gastrointestinal). Menurut Darmono (1995),
Timbal (Pb) yang masuk melalui saluran pencernaan bersumber dari makanan dan
minuman yang tercemar Timbal (Pb) sedangkan yang masuk melalui saluran
pernapasan bersumber dari udara yang tercemar Timbal (Pb). Menurut Palar (2008),

Timbal (Pb) yang terhirup pada saat bernafas akan masuk ke dalam
pembuluh darah paru-paru. Tingkat penyerapannya sangat dipengaruhi oleh ukuran
partikel dari senyawa Pb yang ada dan volume udara yang mampu dihirup pada saat
bernafas. Konsentrasi Timbal (Pb) yang diserap oleh tubuh akan semakin besar jika
ukuran partikel dari senyawa Pb yang ada dan volume udara yang mampu dihirup
pada saat bernafas.

Konsentrasi Timbal (Pb) yang diserap oleh tubuh akan semakin besar jika
ukuran partikel debu semakin kecil dan volume udara yang mampu dihirup semakin
besar. Timbal (Pb) yang masuk ke dalam paru-paru akan berdifusi dan berikatan
dalam darah untuk kemudian diedarkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Lebih
dari 90% Timbal (Pb) yang terserap oleh darah berikatan dengan sel darah merah.

Sedangkan Timbal (Pb) yang diabsorpsi melalui saluran pencernaan


didistribusikan ke dalam jaringan lain melalui darah. Menurut Ardyanto (2005),
Timbal (Pb) yang diabsorpsi diangkut oleh darah ke organ-organ tubuh, sebanyak
95% Timbal (Pb) dalam darah diikat oleh eritrosit. Sebagian Timbal (Pb) disimpan
dalam jaringan lunak dan tulang, sebagian lagi diekskresikan lewat kulit, ginjal dan
usus besar.

Pada umumnya ekskresi Timbal (Pb) berjalan sangat lambat. Timbal (Pb)
waktu paruh di dalam darah kurang lebih 25 hari, pada jaringan lunak 40 hari
sedangkan pada tulang 2-5 tahun. Ekskresi yang lambat ini menyebabkan Timbal
(Pb) mudah terakumulasi dalam tubuh. Timbal (Pb) yang masuk melalui pencernaan
biasanya masuk ketika manusia mengkonsumsi makanan yang mengandung Timbal
(Pb)

Toksikodinamik Timbal (Pb) didalam tubuh

o Keracunan Akut

o Keracunan Subakut

o Keracunan Kronik
Gejala keracunan timbal terlihat pada system pencernaan berupa muntah –
muntah, nyeri kolik abdomen, rasa logam dan garis biru pada gusi, konstipasi kronis.
Pada sistem syaraf pusat berupa kelumpuhan (wrist drop, foot drop).

Sistem sensoris hanya sedikit mengalami gangguan, sedangkan ensefalopati


sering ditemukan pada anak-anak. Gejala keracunan ini pada sistem jantung dan
peredaran darah berupa anemia, basofilia pungtata, retikulosis, berkurangnya
trombosit dan sel polimorfonuklear, hipertensi dan nefritis, artralgia ( rasa nyeri pada
sendi ).

Gejala pada bagian kandungan dan kebidanan berupa gangguan menstruasi,


bahkan dapat terjadi abortus.

Pemeriksaan Timbal (Pb)

Pemeriksaan kandungan timbal di dalam tubuh dapat dilakukan dengan Pemeriksaa


n Urin.
 Pra Analitik
1. Pengisian identifikasi pasien dalam borang permintaan
1. Usia dewasa
2. Berpotensi terpapar oleh timbal

 Analitik
1. Alat
- Atomic Absorption Spectrofotometer (AAS)
- Batang pengaduk
- Botol plythilenic
- Corong
- Gelas ukur 100 ml
- Hopt plate
- Kertas saring Whatman
- Labu ukur 100 ml
- Pipet ukut
2. Bahan
- Aquadest
- Larutan HClO3
- Larutan HNO3
3. Sampel
- Urine sewaktu

4.Cara Kerja
- Mengambil urin yang telah tersedia sebanyak 12,5 ml dengan menggunakan
botol plyethilene
- Menambahkan larutan HNO3 sebanyak 0,5 ml ke dalam sampel urin
- Menambhakan larutan HClO4 sebanyak 0,125 ml ke dalam sampel urin
- Memanaskan sampel urin diatas hot plate selama ± 15 menit sampai volume
sampel ± 10 ml
- Mendinginkan sampel yang telah dipanaskan
- Memasukkan sampel kedalam labu ukur 100 ml dengan menggunakan
corong yang telah dilapisi dengan kertas saring Whatman
- Menambahkan aquadest ke dalamnya hingga tanda batas labu ukur 100 ml
- Kemudian membaca hasil yang telah ada dengan menggunakan Atomic
Absorption Spectrofotometer (AAS).

 Pasca Analitik
1. Pembacaan hasil
Menurut WHO, kadar timbal normal dalam tubuh adalah 40 µg/dL. Jika
kadar timbal dalam tubuh lebih dari 40 µg/dL, maka timbul gejala-gejala
akibat kelebihan kadar timbal dalam tubuh seperti nyeri perut hebat disertai
kram, muntah, otot terus melemah, sulit berjalan, kejang, dan pusing kepala
sehingga pengobatan harus segera dilakukan.

 Merkuri (Hg)

Logam merkuri atau air raksa mempunyai nama hydragyrum yang berterai
perak cair. Logam merkuri merupakan salah satu logam transisi dengan golongan IIB
dan memiliki nomor atom 80, memiliki bobot atom 200,59 dan satu-satunya logam
yang berbentuk cair. Merkuri merupakan elemen alami oleh karena itu sering
mencemari lingkungan Darmono (2001) dalam Setyawan (2013).

Merkuri dari biji sinambar, HgS, yang mengandung unsur merkuri antara
0,1% sampai dengan 4%. Berikut adalah reaksi kimia dari Hg
HgS + O2 Hg + SO2

Merkuri yang telah dilepaskan kemudian dikondensasi, sehingga diperoleh


logam cair murni. Logam cair inilah yang kemudian digunakan oleh manusia untuk
bermacam-macam keperluan (Palar, 2008).

Merkuri dapat berada dalam berbagai senyawa. Bila bergabung dengan


khlor, belerang atau oksigen, merkuri akan membentuk garam yang biasanya
berwujud padatan putih. Garam merkuri sering digunakan dalam krim pemutih dan
krim antiseptik. Merkuri anorganik (logam dan garam merkuri) terdapat di udara dari
deposit mineral, dan dari area industri. Merkuri yang ada di air dan tanah terutama
berasal dari deposit alam, buangan limbah, dan aktivitas volkanik.

Toksisitas Merkuri (Hg)

Merkuri secara kimia terbagi menjadi tiga jenis yaitu merkuri


elemental,merkuri anorganik, dan merkuri organik. Merkuri elemental berbentuk cair
dan menghasilkan uap merkuri pada suhu kamar. Uap merkuri ini dapat masuk ke
dalam paru-paru jika terhirup dan masuk ke dalam sistem peredaran darah.

Merkuri elemental ini juga dapat menembus kulit dan akan masuk ke aliran
darah. Namun jika tertelan merkuri ini tidak akan terserap oleh lambung dan akan
keluar tubuh tanpa mengakibatkan bahaya. Merkuri inorganik dapat masuk dan
terserap oleh paru-paru serta dapat menembus kulit dan juga dapat terserap oleh
lambung apabila tertelan.

Banyak penyakit yang disebabkan oleh merkuri anorganik ini bagi manusia
diantaranya mengiritasi kulit, mata dan membran mucus. Merkuri organik dapat
masuk ketubuh melalui paru-paru, kulit dan juga lambung. Merkuri apapun jenisnya
sangatlah berbahaya pada manusia karena merkuri akan terakumulasi pada tubuh
dan bersifat neurotoxin.

Merkuri yang digunakan pada produk-produk kosmetik dapat menyebabkan


perubahan warna kulit yang akhirnya dapat menyebabkan bintik-bintik hitam pada
kulit, iritasi kulit, hingga alergi, serta pemakaian dalam dosis tinggi bisa
menyebabkan kerusakan otak secara permanen, ginjal, dan gangguan
perkembangan janin, bahkan pemakaian dalam jangka pendek dalam kadar tinggi
bisa menimbulkan muntah-muntah, diare, kerusakan paru-paru, dan merupakan zat
karsinogenik yang menyebabkan kanker (Gatot, 2007 dalam Lestarisa 2010).

Sifat – Sifat Merkuri (Hg)

1. Logam murninya berwarna keperakan, cairan tak berbau, mengkilap.


2. Akan memadat pada tekanan 7.640 Atm
3. Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu kamar
(250C) dan mempunyai titik beku terendah dibanding logam lain yaitu -390C.
4. Kisaran suhu dimana merkuri terdapat dalam bentuk cair sangat lebar yaitu
3960C, dan kisaran suhu ini merkuri mengembang secara merata.
5. Mempunyai volatilitas yang tertinggi dari semua logam.
6. Ketahanan listrik sangat rendah sehingga merupakan konduktor terbaik
dibanding semua logam lain.
7. Banyak logam yang dapat larut di dalam merkuri membentuk komponen yang
disebut dengan amalgam.
8. Merkuri dan komponen-komponennya bersifat racun terhadap semua
makhluk hidup.

Toksikokinetik Merkuri (Hg) didalam tubuh (Absorpsi, Biotransformasi, dan Ekskresi)

Merkuri membentuk berbagai senyawa anorganik (seperti oksida, klorida, dan


nitrat) dan organik (alkil dan aril). Logam merkuri dan uap merkuri termasuk kedalam
merkuri anorganik (Palar, 2004). Adapun mekanisme kerja merkuri dalam tubuh
adalah sebagai berikut :

1. Absorbsi

Merkuri masuk ke dalam tubuh terutama melalui paru - paru dalam


bentuk uap atau debu. Sekitar 80 % uap merkuri yang terinhalasi akan
diabsorbsi. Absorbsi merkuri logam yang tertelan dari saluran cerna hanya
dalam jumlah kecil yang dapat diabaikan, sedangkan senyawa merkuri larut
air mudah diabsorbsi. Beberapa senyawa merkuri organik dan anorganik
dapat diabsorbsi melalui kulit.

2. Biotransformasi

Unsur merkuri yang diabsorbsi dengan cepat dioksidadi menjadi ion


Hg2+, yang memiliki afmitas berikatan dengan substrat-substrat yang kaya
gugus tersebut. Merkuri ditemukan dalam ginjal (terikat pada metalotionen)
dan hati. Merkuri dapat melewati darah-otak dan plasenta. Metil merkuri
mempunyai afmitas yang kuat terhadap otak.

Sekitar 90% merkuri darah terdapat dalam eritrosit. Metabolisme


senyawa alkil merkuri serupa dengan metabolisme merkuri logam atau
senyawa anorganiknya. Senyawa fenil dan metoksietil merkuri di
metabolisme dangan lambat.

3. Ekskresi

Sementara unsur merkuri dan senyawa anorganiknya dieliminasi lebih


banyak melalui kemih daripada feses, senyawa merkuri anorganik terutama
diekskresi melalui feses sampai 90 %. Waktu paruh biologis merkuri
anorganik mendekati 6 minggu.

Toksikodinamik Merkuri (Hg) didalam tubuh

Beberapa hal terpenting yang dapat dijadikan patokan terhadap efek yang

ditimbulkan oleh merkuri terhadap tubuh, adalah sebagai berikut:

1. Semua senyawa merkuri adalah racun bagi tubuh

2. Senyawa merkuri yang berbeda, menunjukkan karakteristik yang berbeda


pula dalam daya racun, penyebaran, akumulasi dan waktu retensi yang
dimilikinya di dalam tubuh.
3. Biotransformasi tertentu yang terjadi dalam suatu tata lingkungan dan
atau dalam tubuh organisme hidup yang telah kemasukan merkuri,
disebabkan oleh perubahan bentuk atas senyawa - senyawa merkuri dari
satu tipe ke tipe lainnya.

4. Pengaruh utama yang ditimbulkan oleh merkuri dalam tubuh adalah


menghalangi kerja enzim dan merusak selaput dinding (membran) sel.
Keadaan itu disebabkan karena kemampuan merkuri dalam membentuk
ikatan kuat dengan gugus yang mengandung belerang, yang terdapat
dalam enzim atau dinding sel.

5. Kerusakan yang diakibatkan oleh logam merkuri dalam tubuh umumnya


bersifat permanen.

Pemeriksaan Merkuri (Hg)

Pemeriksaan kandungan merkuri didalam tubuh dapat dilakukan dengan Pemeri


ksaan Darah.
 Pra Analitik
1. Pengisian identifikasi pasien dalam borang permintaan
2. Usia dewasa
3. Berpotensi terpapar oleh kandungan merkuri
4. Jenis kelamin
 Analitik
1. Alat
- Peralatan sampling
- Tabung vakum K3EDTA
- Rak tabung
- Clinipet
- Yellow-tip
- DMA-80 Mercury Analyzer
2. Bahan
- Alkohol 70%
- HNO3 1%
3. Sampel
- Darah Vena
4. Cara Kerja
 Pengambilan Sampel
- Memasang ikatan pembendung pada lengan atas dan meminta pasien
mengepal tangan
- Membersihkan permukaan pada daerah vena pasien dengan kapas alc
ohol 70 membiarkan sampai kering
- Menegangkan kulit diatas vena dengan jari-jari tngan kiri supaya vena ti
dak dapat bergerak
- Menusuk kulit dengan jarum dalam tangan sampai ujung jarum masuk k
edalam lumen vena
- Melepaskan atau menegangkan pembendungan dan perlahan-lahan Ta
rik penghisap spuit sampai volume 3 ml
- Melepaskan pembendungan jika masih terpasang
- Meletakkan kapas diatas jarum dan cabut spuit
- Mengangkat jarum dan spuit dan alirkan melalui dinding tabung vakum

 Pemeriksaan Sampel
- Disiapkan sampel darah
- Dipipet sampel darah sebanyak 200-300 µl, masukkan sampel darah
dalam tempat sampel
- Kemudian ditambahkan 100 µl HNO3 1% di add di dalam tempat
sampel
- Dekomposisi sampel dalam alat selama 200 detik
- Tunggu selama 60 detik
- Hasil akan keluar berupa print out berisi angka yang menunjukkan
hasil kadar merkuri dalam sampel yang diperiksa

 Pasca Analitik
1. Pembacaan hasil
Menurut WHO, kadar merkuri normal dalam tubuh adalah 5-10 µg/kg.
Jika kadar merkuri dalam tubuh lebih dari 5-10 µg/kg, maka timbul
gejala-gejala akibat kelebihan kadar merkuri dalam tubuh seperti kulit
meradang, sakit kepala, tremor, nyeri dada dan kelemahan otot
sehingga butuh pengobatan segera. Banyak factor yang mnyebabkan
merkuri masuk kedalam tubuh, misalnya mengkonsumsi ikan yang
tercemar merkuri, menggunakan krim pencerah kulit yang mengandung
merkuri.
 Arsen (As)

Arsen dalam air tanah terbagi dalam dua bentuk, yaitu bentuk tereduksi
terbentuk dalam kondisi anaerobik, sering disebut arsenit. Bentuk lainnya adalah
bentuk teroksidasi, terjadi pada kondisi aerobik, umum disebut sebagai arsenat
(Jones, 2000).

Arsen merupakan unsur dari komponen obat sejak dahulu kala. Senyawa
arsen trioksida misalnya pernah digunakan sebagai tonikum, yaitu dengan dosis 3 x
1-2 mg. Dalam jangka panjang, penggunaan tonikum ini ternyata telah menyebabkan
timbulnya gejala intoksikasi arsen kronis.

Arsen juga pernah digunakan sebagai obat untuk infeksi parasit, seperti
protozoa, cacing, amoeba, sprirocheta, dan bahan pigmen untuk industri cat, enamel
dan plastik. Logam kadmium (Cd) biasanya selalu dalam bentuk campuran dengan
logam lain terutama dalam pertambangan timah hitam dan seng (Darmono 1995).
Kadmium (Cd) adalah metal berbentuk kristal putih keperakan. Cd didapat bersama-
sama Zn, Cu, Pb, dalam jumlah yang kecil. Kadmium (Cd) didapat pada industri
alloy, pemurnian Zn, pestisida, dan lain-lain (Said, 2008).

Sifat Kimia Arsen (As)

Arsen ditemukan dalam 200 bentuk mineral, diantaranya arsenat (60%),


sulfida dan sulfosalts (20%), dan kelompok kecil berupa arsenida, arsenat, oksida
silikat, dan arsen murni (Onishi, 1969). Mayoritas arsen ditemukan dalam kandungan
utama asenopyrite (FeAsS), realgar (As4S3), dan orpiment (As2S3). Realgar
(As4S3), dan orpiment (As2S3) biasanya menurunkan bentuk dari arsen itu sendiri.
Kondisi natural lainnya yakni loellingite (FeAs2), safforlite (CoAs), nicolite (NiAs),
rammelsbergit (NiAs2), arsenopyrite (FeAsS), kobaltite (CoAsS), enargite
(Cu3AsS4), gerdsorfite (NiAsS), glaucodot ((Co,Fe)AsS), dan elemen arsen
(Greenwood dan Earnshaw, 1989). Berikut merupakan Tabel 1 Kondisi As di Alam.

Dalam lingkungan perairan, kondisi dalam tekanan oksidasi arsen


membentuk pentavalent arsenat (As(V)), dimana dalam kondisi sebaliknya saat
tereduksi membentuk trivalent arsenit (As(III)), dan mobilitas serta penyerapan oleh
sedimen, tanah lempung, dan mineral tanah bergantung pada bentuk arsennya.
Dalam kondisi anoksik, aktivitas mikrobial dapat membentuk arsen dalam metilat,
yang mana berbentuk padat dan mampu masuk ke lapisan atmosfer (Nriagu et al.,
2007).

Parameter Farmakokinetik
Bahan kimia arsen dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan
makanan, saluran pernafasan serta melalui kulit walaupun jumlahnya sangat
terbatas. Arsen yang masuk ke dalam peredaran darah dapat ditimbun dalam organ
seperti hati, ginjal, otot, tulang, kulit dan rambut.

Arseni trioksid yang dapat disimpan di kuku dan rambut dapat mempengaruhi
enzim yang berperan dalam rantai respirasi, metabolisme glutation ataupun enzim
yang berperan dalam proses perbaikan DNA yang rusak. Didalam tubuh arsenik
bervalensi lima dapat berubah menjadi arsenik bervalensi tiga. Hasil metabolisme
dari arsenik bervalensi 3 adalah asam dimetil arsenik dan asam mono metil arsenik
yang keduanya dapat diekskresi melalui urine.

Gas arsin terbentuk dari reaksi antara hidrogen dan arsen yang merupakan
hasil samping dari proses refining (pemurnian logam) non besi (non ferrous metal).
Keracunan gas arsin biasanya bersifat akut dengan gejala mual, muntah, nafas
pendek dan sakit kepala. Jika paparan terus berlanjut dapat menimbulkan gejala
hemoglobinuria dan anemia, gagal ginjal dan ikterus (gangguan hati).

Toksikokinetik Arsen (As)

Mekanisme Masuknya Arsen dalam tubuh manusia umumnya melalui oral,


dari makanan/minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan
usus halus kemudian masuk ke peredaran darah (Wijanto, 2005).
Arsen adalah racun yang bekerja dalam sel secara umum.Hal tersebut terjadi
apabila arsen terikat dengan gugus sulfhidril (-SH), terutama yang berada dalam
enzim.Salah satu system enzim tersebut ialah kompleks.piruvat dehidrogenase yang
berfungsi untuk oksidasi dekarboksilasi piruvat menjadi Co-A dan CO 2
sebelummasuk dalam siklus TOA (tricarbocyclic acid). Dimana enzim tersebut terdiri
dari beberapa enzim dan kofaktor.Reaksi tersebut melibatkan transasetilasi yang
mengikat koenzim A(CoA-SH) untuk membentuk asetil CoA dan dihidrolipoil-enzim,
yang mengandung dua gugus sulfhidril.Kelompok sulfhidril sangat berperan mengikat
arsen trivial yang membentuk kelat.kelat dari dihidrofil-arsenat dapat menghambat
reoksidasi dari kelompok akibatnya bila arsen terikat dengan system enzim, akan
terjadi akumulasi asam piruvat dalam darah.
Arsenat juga memisahkan oksigen dan fosfolirasi pada fase kedua
dariglikolosis dengan jalan berkompetisi dengan fosfat dalama reaksi gliseraldehid
dehidrogenase.Dengan adanya pengikatan arsenat reaksi gliseraldehid-3-fosfat,
akibatnya tidak terjadi proses enzimatik hidrolisis menjadi 3-fosfogliserat dan tidak
memproduksi ATP.Selama
Arsen bergabung dengan gugus –SH,maupun gugus –SH yang terdapat
dalam enzim,maka akan banyak ikatan As dalam hati yang terikat sebagai enzim
metabolic.Karena adanya protein yang juga mengandung gugus –SH terikat dengan
As, maka hal inilah yang meneyebbkan As juga ditemukan dalam rambut, kuku dan
tulang.Karena eratnya As bergabung dengan gugus –SH, maka arsen masih dapat
terdeteksi dalam rambut dan tulang beberapa tahun kemudian.

Toksikodinamik Arsen (As) didalam tubuh

1. Toksisitas Akut

Toksisitas akut arsen biasanya memperlihatkan gejala sakit perut, gejala


tersebut disebabkan oleh adanya vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) yang
akan mengakibatkan terbentuknya vesikel (lepuh) pada lapisan submukose
lambung dan usus. Gangguan tersebut mengakibatkan rasa mual, muntah, diare
(kadang bercampur darah) dan sakit perut yang sangat. Bau napas seperti
bawang putih, diare profus menyebabkan banyak cairan tubuh keluar sehingga
menyebabkan gejala hipontesi.

Tanda-tanda toksisitas As yang akut juga terlihat jelas ialah dengan


ditemukannya gejala rambut rontok kebotakan (alopesia) , tidak berfungsinya
saraf tepi yang ditandai dengan kelumpukan anggota gerak bagian bawah,kaki
lemas,persendian tangan lumpuh, dan daya reflex menurun

2. Toksisitas Kronis

Terjadinya toksisitas kronis biasanya melibatkan sejumlah populasi penduduk


yang tinggal dalam suatu kawasan pencemarn lingkungan oleh arsen dari
limbah industri pestisida, pabrik kertas, bubur pulp dan sebagainya. Epidemiologi
penyakit toksisitas arsen kronis terjadi pada sebuah populasi penduduk di
Bangladesh yang mengonsumsi air tanah yang mengandung arsen.

Toksisitas As kronik juga dapat meningkatkan penyebab risiko terjadinya


kanker pada kulit, paru-paru, hati (liver-angiosarkoma), kantung kencing, ginjal,
dan kolon. Beberapa kelompok peneliti menyatakan bahwa keracunan kronis A
dapat menyebabkan hepatotoksik hidroarsenicisme (karena mengonsumsi air
minum yang terkontaminasi As), hal tersebut terjadi setelah 1-15 tahun sejak
mengonsumsi air tersebut. Hepatomegali (pembesaran hati) terjadi pada 76,7%
dari 248 pasien yang dirawat karena kasus toksisitas kronis As ini.

Pemeriksaan Arsen (As)

Pemeriksaan kandungan arsen dalam tubuh dapat dilakukan dengan


Pemeriksaan Urin (Uji Reinsch)
 Pra Analitik

1. Pengisian identifikasi pasien dalam borang permintaan

 Analitik

1. Alat
- Tabung reaksi tinggi
- Pipet Pasteur
- Pipet ukur
- Bulb
- Waterbath
- Kawat Cu
2. Bahan
- Aquadest ( sebagai control negative )
- Larutan Arsen ( sebagai sampel positif )
- HCl pekat
- KCN 10%
3. Sampel
- Urine sewaktu
4. Cara Kerja
- Masukkan 10ml sampel urine ( atau larutan Arsen ukntuk contr
ol positif, atau aquadest untuk control negative ) ke dalam tabu
ng reaksi
- Tambahkan 5 ml HCl pekat yang dilakukan dalam lemari asam
- Masukkan kawat Cu ke dalam tabung reaksi
- Panaskan pada waterbath selama 1 jam
- Lihat dan catat hasilnya

 Pasca Analitik
1. Pembacaan hasil

Catat hasil/reaksi yang terjadi. Jika kawat berubah menjadi hitam, uji d
engan KCN 10%. Hasil positif Arsen ditandai dengan KCN 10%. Hasil positif
Arsen ditandai dengan warna hitam pada kawat Cu hilang/larut.

Anda mungkin juga menyukai