NIM : PO.71.34.1.18.019
Timbal (Pb)
Timbal atau dalam keseharian lebih dikenal dengan sebutan nama timah
hitam yang merupakan sesuatu hal yang merugikan dan berbahaya bagi lingkungan,
terlebih lagi bagi kesehatan dan lingkungan. Timbal dalam bahasa ilmiahnya
dinamakan plumbum, dan logam ini diberikan simbol Pb. Logam ini termasuk ke
dalam kelompok logam-logam golongan IV-A pada tabel priodik unsur kimia. Logam
tersebut mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atau berat atom (BA) 207,2
dengan kata lain timbal (Pb) disebut juga sebagai unsur logam berat ( Palar, 2008).
o Salah satu logam berat yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup karena
bersifat karsinogenik, dapat menyebabkan mutasi, terurai dalam jangka
waktu lama dan toksisistasnya tidak
Timbal (Pb) yang terhirup pada saat bernafas akan masuk ke dalam
pembuluh darah paru-paru. Tingkat penyerapannya sangat dipengaruhi oleh ukuran
partikel dari senyawa Pb yang ada dan volume udara yang mampu dihirup pada saat
bernafas. Konsentrasi Timbal (Pb) yang diserap oleh tubuh akan semakin besar jika
ukuran partikel dari senyawa Pb yang ada dan volume udara yang mampu dihirup
pada saat bernafas.
Konsentrasi Timbal (Pb) yang diserap oleh tubuh akan semakin besar jika
ukuran partikel debu semakin kecil dan volume udara yang mampu dihirup semakin
besar. Timbal (Pb) yang masuk ke dalam paru-paru akan berdifusi dan berikatan
dalam darah untuk kemudian diedarkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Lebih
dari 90% Timbal (Pb) yang terserap oleh darah berikatan dengan sel darah merah.
Pada umumnya ekskresi Timbal (Pb) berjalan sangat lambat. Timbal (Pb)
waktu paruh di dalam darah kurang lebih 25 hari, pada jaringan lunak 40 hari
sedangkan pada tulang 2-5 tahun. Ekskresi yang lambat ini menyebabkan Timbal
(Pb) mudah terakumulasi dalam tubuh. Timbal (Pb) yang masuk melalui pencernaan
biasanya masuk ketika manusia mengkonsumsi makanan yang mengandung Timbal
(Pb)
o Keracunan Akut
o Keracunan Subakut
o Keracunan Kronik
Gejala keracunan timbal terlihat pada system pencernaan berupa muntah –
muntah, nyeri kolik abdomen, rasa logam dan garis biru pada gusi, konstipasi kronis.
Pada sistem syaraf pusat berupa kelumpuhan (wrist drop, foot drop).
Analitik
1. Alat
- Atomic Absorption Spectrofotometer (AAS)
- Batang pengaduk
- Botol plythilenic
- Corong
- Gelas ukur 100 ml
- Hopt plate
- Kertas saring Whatman
- Labu ukur 100 ml
- Pipet ukut
2. Bahan
- Aquadest
- Larutan HClO3
- Larutan HNO3
3. Sampel
- Urine sewaktu
4.Cara Kerja
- Mengambil urin yang telah tersedia sebanyak 12,5 ml dengan menggunakan
botol plyethilene
- Menambahkan larutan HNO3 sebanyak 0,5 ml ke dalam sampel urin
- Menambhakan larutan HClO4 sebanyak 0,125 ml ke dalam sampel urin
- Memanaskan sampel urin diatas hot plate selama ± 15 menit sampai volume
sampel ± 10 ml
- Mendinginkan sampel yang telah dipanaskan
- Memasukkan sampel kedalam labu ukur 100 ml dengan menggunakan
corong yang telah dilapisi dengan kertas saring Whatman
- Menambahkan aquadest ke dalamnya hingga tanda batas labu ukur 100 ml
- Kemudian membaca hasil yang telah ada dengan menggunakan Atomic
Absorption Spectrofotometer (AAS).
Pasca Analitik
1. Pembacaan hasil
Menurut WHO, kadar timbal normal dalam tubuh adalah 40 µg/dL. Jika
kadar timbal dalam tubuh lebih dari 40 µg/dL, maka timbul gejala-gejala
akibat kelebihan kadar timbal dalam tubuh seperti nyeri perut hebat disertai
kram, muntah, otot terus melemah, sulit berjalan, kejang, dan pusing kepala
sehingga pengobatan harus segera dilakukan.
Merkuri (Hg)
Logam merkuri atau air raksa mempunyai nama hydragyrum yang berterai
perak cair. Logam merkuri merupakan salah satu logam transisi dengan golongan IIB
dan memiliki nomor atom 80, memiliki bobot atom 200,59 dan satu-satunya logam
yang berbentuk cair. Merkuri merupakan elemen alami oleh karena itu sering
mencemari lingkungan Darmono (2001) dalam Setyawan (2013).
Merkuri dari biji sinambar, HgS, yang mengandung unsur merkuri antara
0,1% sampai dengan 4%. Berikut adalah reaksi kimia dari Hg
HgS + O2 Hg + SO2
Merkuri elemental ini juga dapat menembus kulit dan akan masuk ke aliran
darah. Namun jika tertelan merkuri ini tidak akan terserap oleh lambung dan akan
keluar tubuh tanpa mengakibatkan bahaya. Merkuri inorganik dapat masuk dan
terserap oleh paru-paru serta dapat menembus kulit dan juga dapat terserap oleh
lambung apabila tertelan.
Banyak penyakit yang disebabkan oleh merkuri anorganik ini bagi manusia
diantaranya mengiritasi kulit, mata dan membran mucus. Merkuri organik dapat
masuk ketubuh melalui paru-paru, kulit dan juga lambung. Merkuri apapun jenisnya
sangatlah berbahaya pada manusia karena merkuri akan terakumulasi pada tubuh
dan bersifat neurotoxin.
1. Absorbsi
2. Biotransformasi
3. Ekskresi
Beberapa hal terpenting yang dapat dijadikan patokan terhadap efek yang
Pemeriksaan Sampel
- Disiapkan sampel darah
- Dipipet sampel darah sebanyak 200-300 µl, masukkan sampel darah
dalam tempat sampel
- Kemudian ditambahkan 100 µl HNO3 1% di add di dalam tempat
sampel
- Dekomposisi sampel dalam alat selama 200 detik
- Tunggu selama 60 detik
- Hasil akan keluar berupa print out berisi angka yang menunjukkan
hasil kadar merkuri dalam sampel yang diperiksa
Pasca Analitik
1. Pembacaan hasil
Menurut WHO, kadar merkuri normal dalam tubuh adalah 5-10 µg/kg.
Jika kadar merkuri dalam tubuh lebih dari 5-10 µg/kg, maka timbul
gejala-gejala akibat kelebihan kadar merkuri dalam tubuh seperti kulit
meradang, sakit kepala, tremor, nyeri dada dan kelemahan otot
sehingga butuh pengobatan segera. Banyak factor yang mnyebabkan
merkuri masuk kedalam tubuh, misalnya mengkonsumsi ikan yang
tercemar merkuri, menggunakan krim pencerah kulit yang mengandung
merkuri.
Arsen (As)
Arsen dalam air tanah terbagi dalam dua bentuk, yaitu bentuk tereduksi
terbentuk dalam kondisi anaerobik, sering disebut arsenit. Bentuk lainnya adalah
bentuk teroksidasi, terjadi pada kondisi aerobik, umum disebut sebagai arsenat
(Jones, 2000).
Arsen merupakan unsur dari komponen obat sejak dahulu kala. Senyawa
arsen trioksida misalnya pernah digunakan sebagai tonikum, yaitu dengan dosis 3 x
1-2 mg. Dalam jangka panjang, penggunaan tonikum ini ternyata telah menyebabkan
timbulnya gejala intoksikasi arsen kronis.
Arsen juga pernah digunakan sebagai obat untuk infeksi parasit, seperti
protozoa, cacing, amoeba, sprirocheta, dan bahan pigmen untuk industri cat, enamel
dan plastik. Logam kadmium (Cd) biasanya selalu dalam bentuk campuran dengan
logam lain terutama dalam pertambangan timah hitam dan seng (Darmono 1995).
Kadmium (Cd) adalah metal berbentuk kristal putih keperakan. Cd didapat bersama-
sama Zn, Cu, Pb, dalam jumlah yang kecil. Kadmium (Cd) didapat pada industri
alloy, pemurnian Zn, pestisida, dan lain-lain (Said, 2008).
Parameter Farmakokinetik
Bahan kimia arsen dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan
makanan, saluran pernafasan serta melalui kulit walaupun jumlahnya sangat
terbatas. Arsen yang masuk ke dalam peredaran darah dapat ditimbun dalam organ
seperti hati, ginjal, otot, tulang, kulit dan rambut.
Arseni trioksid yang dapat disimpan di kuku dan rambut dapat mempengaruhi
enzim yang berperan dalam rantai respirasi, metabolisme glutation ataupun enzim
yang berperan dalam proses perbaikan DNA yang rusak. Didalam tubuh arsenik
bervalensi lima dapat berubah menjadi arsenik bervalensi tiga. Hasil metabolisme
dari arsenik bervalensi 3 adalah asam dimetil arsenik dan asam mono metil arsenik
yang keduanya dapat diekskresi melalui urine.
Gas arsin terbentuk dari reaksi antara hidrogen dan arsen yang merupakan
hasil samping dari proses refining (pemurnian logam) non besi (non ferrous metal).
Keracunan gas arsin biasanya bersifat akut dengan gejala mual, muntah, nafas
pendek dan sakit kepala. Jika paparan terus berlanjut dapat menimbulkan gejala
hemoglobinuria dan anemia, gagal ginjal dan ikterus (gangguan hati).
1. Toksisitas Akut
2. Toksisitas Kronis
Analitik
1. Alat
- Tabung reaksi tinggi
- Pipet Pasteur
- Pipet ukur
- Bulb
- Waterbath
- Kawat Cu
2. Bahan
- Aquadest ( sebagai control negative )
- Larutan Arsen ( sebagai sampel positif )
- HCl pekat
- KCN 10%
3. Sampel
- Urine sewaktu
4. Cara Kerja
- Masukkan 10ml sampel urine ( atau larutan Arsen ukntuk contr
ol positif, atau aquadest untuk control negative ) ke dalam tabu
ng reaksi
- Tambahkan 5 ml HCl pekat yang dilakukan dalam lemari asam
- Masukkan kawat Cu ke dalam tabung reaksi
- Panaskan pada waterbath selama 1 jam
- Lihat dan catat hasilnya
Pasca Analitik
1. Pembacaan hasil
Catat hasil/reaksi yang terjadi. Jika kawat berubah menjadi hitam, uji d
engan KCN 10%. Hasil positif Arsen ditandai dengan KCN 10%. Hasil positif
Arsen ditandai dengan warna hitam pada kawat Cu hilang/larut.