Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

VIRUS DAN ALGAE


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Mikrobiologi Dasar

Mohammad Ihsan Afiefurrahman


140410140039

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.
Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan
sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.
Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya.
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid,
glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan
untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.Istilah virus
biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel
dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk
jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti
sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat
menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu
terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV),
hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).
Alga adalah organisme berkloroplas yang dapat menghasilkan oksigen melaluiproses
fotosintesis. Ukuran alga beragam dan beberapa mikrometer sampai beberapameter panjangnya.
Alga tersebar luas di alam dan dijumpai hampir disegala macamlingkungan yang terkena sinar
matahari. Dalam dunia tumbuhan, ganggang termasukkedalam dunia Thallopyta (Tumbuhan Talus).
Thallophyta adalah tumbuhan yang belummemiliki daun, akar dan batang yang jelas dan
Thallophyta merupakan tumbuhan yang bertalus termasuk diantaranya adalah golongan
jamur atau fungi, bakteri, danganggang atau alga. Alga atau ganggang merupakan tumbuhan
yang belum mempunyai akar, batang,dan daun yang sebenarnya, tetapi sudah memiliki klorofil
sehingga bersifat autotrof. Alga hidup ditempat-tempat yang berair, baik air tawar maupun air
laut dan tempat-tempat yang lembab. Alga atau ganggang merupakan sumber daya nabati
sebagaibahan kebutuhan hidup manusia. Berdasarkan perbedaan pigmen alga dibedakanmenjadi
empat divisio, yaitu: Chlorophyta, Chrysophyta, Phaeophyta, dan Rodophyta.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Virus
A.
DEFINISI
Virus adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk dan komposisi
kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA or DNA. Partikelnya secara utuh disebut
VIRION yang terdiri dari Capsid yang dapat terbungkus oleh sebuah
Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap antibiotics Virus merupakan Partikel yang
bersifat parasit obligat pada sel/makhluk hidup Aseluler (bukan merupakan sel) Berukuran
sangat renik Di dalam sel inang virus menunjukkan ciri makhluk hidup, sedangkan di luar sel
menunjukkan ciri bukan makhluk hidup.Bentuk virus berbeda beda ada yang bula, batang,
polihidris dan seperti huruf T
B.
SEJARAH SINGKAT VIRUS
Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang
menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki
bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa
penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot
dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman
tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil
dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari
Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri
masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan,
yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat
melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan.
Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda
menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi
karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer
antartanaman.Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan
merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.Setelah itu,
pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi
dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan
bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun
1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel
penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau.Virus ini juga
merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939
oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.
C.

STRUKTUR DAN ANATOMI VIRUS


Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri
sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya
20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan
mikroskop cahaya.

Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri
dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain
itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus
bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar.
Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan
kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu
lapisan pelindung. Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung
pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang
lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari
banyak subunit protein yang disebut kapsomer.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid)
terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid
terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer.
Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada virus campak,
nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein
yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi
dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.Kapsid virus sferik
menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat
seperti virus heliks.
Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri
atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang
dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t
protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk
membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat
diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam
penginfeksian sel.Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus memiliki
unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki selubung
virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein
dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari virus. Selain
protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam
kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada
kepala kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu
bakteri.Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen,
sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian
sel inang.
D.
REPRODUKSI VIRUS
Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu siklus litik dan siklus lisogenik.
SIKLUS LITIK

1.
2.
3.
4.
5.

Siklus litik dari bakteriofage (dimulai dari kanan bawah ke kiri):


adsorbsi & penetrasi
Pengabungan DNA virus dengan DNA sel
Replikasi DNA virus
Pembentukan kapsid
Pembentukan tubuh dan ekor bakteriofage

6. Lisis
Siklus litik dalam virologi merupakan salah satu siklus reproduksi virus selain siklus
lisogenik. Siklus litik dianggap sebagai cara reproduksi virus yang utama karena menyangkut
penghancuran sel inangnya.Siklus litik, secara umum mempunyai 3 tahap yaitu adsorbsi &
penetrasi, replikasi (biosintesis) dan lisis. Setiap siklus litik dalam prosesnya membutuhkan
waktu dari 10-60 menit.
Tahapan siklus:
1.
Adsorbsi & penetrasi
Tahap adsorbsi yaitu penempelan virus pada inang. Virus mempunyai reseptor protein untuk
menempel pada inang spesifik.Setelah menempel, virus kemudian akan melubangi membran dari
sel inang dengan enzim lisozim. Setelah berlubang, virus akan menyuntikkan DNA virusnya
kedalam sitoplasma sel inang.
2.
Replikasi (Biosintesis)
Setelah disuntikkan kedalam sel inang, DNA dari virus akan menonaktifkan DNA sel
inangnya dan kemudian mengambil alih kerja sel inang, lalu menggunakan sel tersebut untuk
memperoleh energi dalam bentuk ATP untuk melanjutkan proses reproduksinya.DNA dari virus,
akan menjadikan sel inang sebuah tempat pembentukan virus baru, kemudian DNA akan
mengarahkan virus untuk menghasilkan protein dan mereplikasi DNA virus untuk dimasukkan
ke dalam virus baru yang sedang dibuat.Molekul-molekul protein (DNA) yang telah terbentuk
kemudian diselubungi oleh kapsid, kapsid dibuat dari protein sel inang dan berfungsi untuk
memberi bentuk tubuh virus.
3.
Lisis
Tahap lisis terjadi ketika virus-virus yang dibuat dalam sel telah matang. Ratusan virus-virus
kemudian akan berkumpul pada membran sel dan menyuntikkan enzim lisosom yang
menghancurkan membran sel dan menyediakan jalan keluar untuk virus-virus baru. Sel yang
membrannya hancur itu akhirnya akan mati dan virus-virus yang bebas akan menginvasi sel-sel
lain dan siklus akan berulang kembali.
SIKLUS LISOGENIK
Siklus lisogenik dalam virologi merupakan siklus reproduksi virus selain siklus litik.
Tahapan dari siklus ini hampir sama dengan siklus litik, perbedaannya yaitu sel inangnya tidak
hancur tetapi disisipi oleh asam nukleat dari virus. Tahap penyisipan tersebut kemudian
membentuk provirus.Siklus lisogenik secara umum mempunyai tiga tahap, yaitu adsorpsi dan
penetrasi, penyisipan gen virus dan pembelahan sel inang.
Tahap siklus:
a. Adsorpsi dan penetrasi
Virus menempel pada permukaan sel inang dengan reseptor protein yang spesifik lalu
menghancurkan membran sel dengan enzim lisozim, virus melakukan penetrasi pada sel inang
dengan menyuntikkan materi genetik yang terdapat pada asam nukleatnya kedalam sel.
b. Penyisipan gen virus
Asam nukleat dari virus yang telah menembus sitoplasma sel inang kemudian akan menyisip
kedalam asam nukleat sel inang, tahap penyisipan tersebut kemudian akan membentuk provirus
(pada bakteriofage disebut profage). Sebelum terjadi pembelahan sel, kromosom dan provirus
akan bereplikasi.
c. Pembelahan sel inang

Sel inang yang telah disisipi kemudian melakukan pembelahan, provirus yang telah bereplikasi
akan diberikan kepada sel anakan dan siklus inipun akan kembali berulang sehingga sel yang
memiliki profage menjadi sangat banyak.
Hubungan dengan siklus litik
Provirus yang baru dapat memasuki keadaan Litik dalam kondisi lingkungan yang tepat
tetapi kemungkinannya sangat kecil. Kemungkinan akan bertambah besar apabila diberi agen
penginduksi.
E.
CIRI-CIRI VIRUS
Virus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel)
2. Virus berukuran amat kecil , jauh lebih kecil dari bakteri, yakni berkisar antara 20 m 300m (1 mikron = 1000 milimikron). untuk mengamatinya diperlukan mikroskop
elektron yang pembesarannya dapat mencapai 50.000 X.
3. Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA)
4. Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi. Ada
yang berbentuk oval , memanjang, silindris, kotak dan kebanyakan berbentuk seperti
kecebong dengan "kepala" oval dan "ekor" silindris.
5. Tubuh virus terdiri atas: kepala , kulit (selubung atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor.
6. virus memiliki lapisan protein yang disebut kapsid
7. Virus hanya dapat berkembang biak di sel hidup lainnya. Seperti sel hidup pada bakteri,
hewan, tumbuhan, dan sel hidup pada manusia.
8. Virus tidak dapat membelah diri.
9. Virus tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat dikristalkan.

2.2. Algae
A. Divisi Chlorophyta
a) Pengertian
Chlorophyta atau Alga hijau merupakan kelompok terbesar dari vegetasi alga. Alga hijau
termasuk dalam divisi chlorophyta bersama charophyceae. Divisi ini berbeda dengan divisi
lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas seperti pada tumubuhan tingkat tinggi karena
mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b lebih dominan dibandingkan karotin dan
xantofil. Hasil asimilisasi beberapa amilum, penyusunnya sama pula seperti pada tumbuhan
tingkat tinggi yaitu amilose dan amilopektin.
Alga ini merupakan kelompok alga yang paling beragam, karena ada yang bersel tunggal,
berkoloni, dan bersel banyak. Banyak terdapat didanau, kolam, tetapi banyak juga yang hidup
di laut. Ganggang hijau meliputi sebanyak sebanyak 7.000 spesies, baik yang hidup di air
maupun di darat. Sejumlah ganggang hijau tumbuh dalam laut, namun golongan ini secara
keseluruhan lebih khas bagi ganggang air tawar. Alga berperan sebagai produsen dalam
ekosistem. Berbagai jenis alga yang hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan
dapat bergerak aktif merupakan penyusun phitoplankton. Sebagian besar fitoplankton adalah

anggota alga hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya efektif melakukan fotosintesis sehingga
alga hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan.
Chlorella, salah satu anggota dari Chlorophyceae memiliki nilai gizi yang sangat tinggi
dibandingkan sengan nilai jasad yang lainnya. Di dalam sel Chlorella masih pula memiliki
chlorelin yaitu semacam antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
b) Ciri Umum
1. Habitat
Chlorophyta atau alga hijau sebagian besar hidup di air tawar, beberapa diantaranya hidup di
air laut dan air payau. Pada umumnya melekat pada batuan dan seringkali muncul apabila air
menjadi
surut.
Sebagian
yang
hidup
di
air laut
merupakan
makroalga
seperti Ulvales danSiphonales.
2. Susunan Tubuh
Alga hijau mempunyai susunan tubuh yang bervariasi baik dalam ukuran maupun dalam
bentuk dan susunanya. Ada Chlorophyta yang terdiri dari sel-sel kecil yang merupakan koloni
berbentuk benang yang bercabang-cabang atau tidak, ada pula yang membentuk koloni yang
menyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi. Dari banyaknya variasi tersebut alga hijau
dikelompokan sebagai berikut:
a. Sel tunggal (uniseluler) dan motil, contoh: Chlamidomonas
b. Sel Tunggal dan non motil, contoh: Chlorella
c. Koloni senobium yaitu koloni yang mempunyai jumlah sel tertentu sehingga
mempunyai bentuk yang relatif tetap, contoh: Volvox, Pandorina.
d. Koloni tidak bertauran, contoh: Tetraspora
e. Berbentuk - filamen tidak bercabang, contoh: Ulothrix, Oedogonium ; Filamen
bercabang, contoh: Chladhopora, Pithopora
1. Hetemtrikus, yaitu filamen bercabang yang bentuknya terbagi menjadi bagian yang
rebah (prostrate) dan bagian yang tegak, contoh: Stigeoclonium
2. Foliaceus atau parenkimatis, yaitu filamen yang pembelahan sel vegetatisnya terjadi
lebih dari satu bidang, contoh: Ulva
3. Tubular, yaitu talus yang memilik banyak inti tanpa sekat melintang,
contoh: Caulerpa
3. Susunan Sel
a. Dinding Sel
Dinding sel tersusun atas dua lapisan, lapisan bagian dalam tersusun oleh selulosa dan lapisan
luar adalah pektin. Tetapi beberapa alga bangsa Volvocales dindingnya tidak
mengandungselulosa, melainkan tersusun oleh glikoprotein. Dinding sel Caulerpales
mengandung xylhan atau mannan.
b. Kloroplas

Kloroplas terbungkus oleh sistem membran rangkap. Pigmen yang terdapat dalam kloroplas
yaitu klorofil a dan klorofil b, beta-karoten serta berbagai macam xantofil, luten, violaxanthin,
zeaxanthin. Kloroplas di dalam sel letaknya mengikuti bentuk dinding sel (parietal), contoh
:Ulothrix atau di tengah lumen sel (axial) contoh : Muogothia. Bentuk kloroplas sangat
bervariasi, oleh karena itu penting untuk klasifikasi dalam tingkatan marga. Variasi bentuk
kloroplas sebagai berikut :
1. Bentuk mangkuk, contoh : Chlamydomonas
2. Bentuk sabuk (girdle), contoh : Ulothrix
3. Bentuk cakram, contoh : Chara
4. Bentuk anyaman, contoh: Oedogonium
5. Bentuk spiral, contoh : Spirogyra
6. Bentuk bintang, contoh : Zygnema
c. Inti Sel
Inti dari Chlorophyceae seperti pada tumbuhan tingkat tinggi diselubungi membran inti dan
terdapat nukleus dan kromatin. Inti umumnya tunggal, tetapi beberapa anggota misalnya jenis
yang tergolong dalam bangsa Siphonales memiliki inti lebih dari satu.
c) Cadangan Makanan
Cadangan makanan merupakan amilum seperti pada tumbuhan tinggi tersusun sebagai rantai
glukosa tidak bercabang yaitu amilose dan rantai yang bercabang amilopektin. Seringkali
amilum tersebut terbentuk dalam granula bersama dengan badan protein dalam plastida
disebut piretinoid, Pirenoid umumnya diliputi oleh butiran-butiran pati, pirenoid ini berasal
dari hasil asimilasi berupa tepung dan lemak. Tetapi beberapa jenis tidak mempunyai pirenoid
dan jenis yang demikian ini merupakan golongan Chlorophyceae yang telah tinggi
tingkatannya. Jumlah pirenoid umumnya dalam tiapel tertentu dan alat digunakan sebagai
taksonomi.
d) Pergerakan
Pada umumnya sel alga hijau baik sel vegetatif maupun sel generatif dijumpai adanya alat
gerak berupa flagel. Flagela pada ganggang tipe ini dihubungkan dengan struktur yang sangat
luas disebut aparatus neuromotor, merupakan granula pada pangkal dari tiap flagela disebut
blepharoplas. Pergerakan dengan sekresi lendir.
e) Perkembangbiakan
Reproduksi seksual merupakan salah satu ciri yang paling terkemuka pada tumbuhan darat.
Sudah barang tentu aspek tumbuhan ini merupakan hal yang sangat penting bagi manusia,
karena buah dan biji sebagai bahan makanannya hanya dihasilkan sebagai akibat proses
seksual
Berdasarkan berbagai pengertian dan pembahasan diatas maka
perkembangbiakan ganggang hijau dapat dibagi kedalam tiga cara, yaitu :
1. Secara vegetative

secara

umum

Perkembangbiakan vegetative dilakukan dengan fragmentasi tubuhnya dan juga melakukan


pembelahan sel.
2. Secara Asexual
Perkembangbiakan dengan cara membentuk sel khusus yang mampu berkembang menjadi
individu baru tanpa terjadinya peleburan sel kelamin. Pada umumnya terjadi dengan perantara
spora, oleh karena itu sering disebut perkembangbiakan secara sporik. Selain dengan
zoospora, perkembangbiakan secara asexual dilakukan dengan pembentukan :
1. Aplanospora
2. Hipnospora
3. Autospora
3. Secara sexual
Perkembangbiakan secara sexual banyak dijumpai yaitu : isogami, anisogami, dan oogami.
Meiosis dapat terjadi pada zigot yang berkecambah atau pada waktu pembentukan spora atau
gamet. Daur hidup yang umum dijumpai adalah tipe haplontik, meskipun beberapa jenis
termasuk tipe diolohaplonthik.
f) Pola Daur Hidup
Ada 2 macam pola daur hidup, yaitu :
a. Haplobiontik yaitu selama pergiliran keturunannya golongan tumbuhan ini hanya
mempunyai satu macam tumbuhan yaitu tumbuhan yang bersifat haploid.
b. Diplobiontik yaitu tumbuhan yang di dalam pergiliran keturunannya mempunyai 2
macam tumbuhan yaitu tumbuhan yang bersifat haploid dan tumbuhan yang bersifat
diploid.
Menurut Smith (1955) klas dari Chlorophyceae terdiri dari 10 bangsa yaitu :
1. Volvocales
2. Tetrasporales
3. Ulotrichales
4. Oedogenales
5. Ulvales
6. Schizogonales
7. Chlorococales
8. Siphonales
9. Siphonacladades
10. Zygnematales
Sedangkan menurut Mattox dan Stewart (1984), ada 5 klas Chlorophyta yaitu :

1. Micromunadophyceae
2. Charophyceae
3. Ulvophyceae
4. Pleurastrohyceae
5. Chloophyceae
Klas chlorophyceae sendiri terbagi dalam 9 bangsa (ordo), yaitu :
1. Volvocales : sel sel flagelata dan berkoloni dinding glicoprotein
2. Tetrasporales : aggregasi palmolloid dan berkoloni, flagelata nonmotil, sel sel
dengan vacuola contractile, tibih basal dan bentuk mata, dinding glicoprotein
1. Chlorococcales : sel -sel nonmotile, agregasi dan berkoloni sel selnya tampak
Vacuola contractile, pembagiannya hanya menyatu dengan bentuk pada tahap reproduksi saja.
1. Ulotrichales : filament talus dengan bentuk bulat sel.
2. Ulvales : parenchymatous sel
3. Oedogonialies : filamen filamen bercabang dan tidak bercabang dengan sel sel
Uninucleat, pembagian sel-sel termasuk pembentukan lingkaran, stephanokontous
zoospora dan sperma.
a) Cladoporales : (mencakup siphonocladales) alga multiseluler dengan sel-sel
Multinicleat, filamen atau sascate thalli
1. Caulerpales : (siphorales) single coenoytic sel berkomposisi dengan thallus;
Siphonaxanthin; dinding selulosa, mannans atau xylan.
g) Contoh Spesies
Desmid
Desmid adalah ganggang hijau yang hidup di air dan dapat mengapung bebas, kebanyakan
bersel tunggal, meskipun kadang kadang sel selnya saling bertautan dari ujung ke ujung
untuk membentuk suatu koloni seperti filament. Kebanyakan desmid itu mempunyai tanda
tannda khasberupa penyempitan di bagian tengah yang membagi sel menjadidua bagian sama
besar, masing masing mengandung satu atau dua kloroplas besar.
Ulothrix
Pada ini filamennya juga tidak bercabnag-cabang, melainkan terdiri dari sebaris sel yang
silindris dan pendek berkaitan pada ujung pangkalnya. Sel pangkal biasanya berubah menjadi
pelengkap. Tumbuhan ini dijumpai menempel pada batu batuan dan benda lain dalam sungai
kecil dan danau, tetapi juga terdapat dalam masa yang terapung bebas, sebagaimana Spirogyra
di permukaan air.
Spirogyra
Spirogyra merupakan ganggang yang membentuk massa berwarna hijau cerah di permukaan
kolam dan sungai beraliran tenang, kerap kali disebut kekam kola. Benang benangnya tidak
bercabang. Setiap sel mengandung sebutir kloroplas, atau pada beberapa spesies bahkan dapat

lebih banyak. Kloroplas yang umumnya besar itu terikat dalam sitoplasma tepat di dalam
dinding sel.
Protococcus
Organisme ini adalah salah satu dari ganggang hijau bersel tunggal yang paling umum
ditemukan di mana mana, hidup di darat, tumbuh sebagai selaput tipis berwarna hijau pada
batu batuan yang selalu lembab, dinding, tongak -tongak pagar, dan dengan pohon. Selnya
bulat dan mengandung satu kloroplas besar dan tercuping tepat di dalam dinding sel. Satu
satunya cara perkembangbiakan yang diketahui adalah dengan pembelahan sel, yang dapat
berlangsung pada salah satu dari ketiga bidang belahnya
Oedogonium
Ganggang ini umum terdapat dan tersebar luas, tumbuh sebagai benang tidak bercabang,
melekat pada tempat tumbuh dengan pelengkap ketika masih muda, tetapi biasanya
mengapung dalam bentuk masa ketika matang. Selnya mengandung sebutir kloroplas yang
berbentuk silindris dan seperi jala, dengan banyak sekali pirenoid. Tumbuhan ini berkembang
biak secara aseksual dan seksual.
h) Peranan Chlorophyta
Chlorophyta mempunyai peranan di dalam kehidupan sebagai :
1. Produsen dari ekosistem air
2. Sebagai alternatif bahan pangan bagi astronot, terutama spesies chlorela (karena
kandungan chlorelinnya banyak mengandung vitamin E)
B. Divisi Chrysophyta
a) Pengertian
Divisi chrysophyta memiliki 3 kelas, berdasarkan pada persediaan karbohidrat, struktur
kloroplas dan heterokontous flagelata. Selain berdasarkan hal tadi, divisi chrysophyta juga
dapat dibagi ke dalam 3 klas yaitu ganggang hijau-kuning, ganggang coklat-emas dan diatom.
Dalam chrysophyta, prinsip fotosintesis pigmen biasanya terdiri dari klorofil A dan C 1/C2 dan
karotenoid fukosantin. Pengelompokan chrysophyta menunjukan perbedaan struktur kloroplas
dan sering kali terdapat tiga thylakoids disekitar periphery kloropla (girdle lamena).
Mustigonema dibentuk dalam gelombang antar sel. Dalam Chrysophyta, prinsip fotosintesis
pigmen biasanya terdiri dari klorofil A dan C1 / C2dan karetonoid fukosanthin.
Diatom merupakan komponen besar planktonic dan komunitas benthic di samudera dan air
jenih. Kadang kadang diatom dikelompokkan menjadi tiga jenis berdasarkan strategi ekologi
: (1) diatom, (2) diatom benthic (periphytic) dan (3) diatom meioplonthonic (tycoplanktonic).
b) Klasifikasi Chrysophyta
Chrysophyta dibagi menjadi 3 kelas yaitu:

1. Kelas Xanthopyceae
2. Kelas Chrysophyceae
3. Kelas Bacilloryphyceae / Diatomeae
c) Ciri Umum
A. Kelas Xanthophyceae
a) Habitat
Xanthophyceae juga lazim dikenal dengan nama alga hijau kuning, karena alga ini
mempunyai plastid hijau kekuningan, warna ini disebabkan kelebihan Xanthofil. Salah satu
contoh dari kelas ini adalah Vaucheria yang berwarna hijau kuning dan menyolok, tumbuh
secara umum dan kerap kali ditelaah, dahulunya dikelompokkan bersama sama chlorophyta.
Bermacam macam spesiesnya dapat hidup dalam air atau di darat.
b) Reproduksi
Reproduksi berlangsung dengan cara asexual dan sexual (oogami). Cara yang pertama
biasanya dengan pembentukan zoospora, satu demi satu dalam sporangium berbentuk gada
yang dipisahkan pada ujung ujung cabang. Zoospora itu multinukleat, permukaanya
dilengkapi dengan amat banyak flagela, yang terdapat berpasang pasangan, maka zoospora
itu dianggap sebagai struktur majemuk yang merupakan sejumlah besar zoospora kecil yang
berflagela dua dan yang tidak berhasil memisahkan diri. Zoospora memisahkan diri dari
sporangium melalui pori ujung, berenang renang selama beberapa saat, lalu menetap, flagela
pun hilang, kemudian berkecambah untuk menjadi tumbuhan baru.
Bilamana bereproduksi secara seksual, maka oogonia dan anteridia biasanya terbentuk pada
filamen yang sama, pada cabang lateral yang sama, atau dapat pula pada cabang yang
berdekatan.
C. Divisi Phaeophyta
a) Pengertian
Phaeophyta adalah ganggang yang berwarna pirang. Dalam kromatoforanya terkandung
klorofil a, karoten, dan santofil, tetapi terutama fikosantin yang menutupi warna lainnya dan
yang menyebabkan ganggang ini berwarna pirang.
b) Ciri Umum
1. Habitat
Kebanyakan Phaeophyta hidup dalam air laut,hanya beberapa jenis saja yang hidup di air
tawar. Di laut dan samudera di daerah iklim sedang dan dingin, talusnya dapat mencapai
ukuran yang amat besar dan sangat berbeda-beda bentuknya. Ganggang ini termasuk bentos,
melekat pada batu-batu, kayu, sering juga sebagai epifit pada talus lain ganggang, bahkan ada
yang hidup sebagai endofit.
2. Susunan Sel
a. Dinding sel

Dinding selnya yang sebelah dalam terdiri atas selulosa, sebelah luar terdiri dari pektin dan
dibawah pektin terdapat algin, suatu zat yang menyerupai gelatin, yaitu garam Ca dari asam
alginat yang pada laminaria merupakan sampai 20-60% dari berat keringnya.
c) Cadangan makanan
Sebagai hasil asimilasi dan zat makanan cadangan tidak pernah ditemukan zat tepung, tetapi
sampai 50% dari berat keringnya terdiri dari laminarin, sejenis karbohidrat yang menyerupai
dekstrin dan lebih dekat dengan selulosa dari pada dengan tepung. Selain laminarin juga
ditemukan manit, minyak dan zat-zat lain.
d) Perkembangbiakan
Berdasarkan tipe pergantian keturunan, phaeophyta dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
a. Golongan isogeneratae
Yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran isomorf. Sporofit dan gametofit
mempunyai bentuk dan ukuran yang sama secara morfologi tetapi sitologinya berbeda.
Contoh; Ectocarpus, dan Dictyota, Cutleria.
b. Golongan heterogeneratae
Yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturunan yang heteromorf. Sporofit dn
gametofit
D. Divisi Rhodophyta
a) Pengertian
Rhodophyta atau Alga Merah merupakan salah satu ganggan yang mempunyai pigmen klorofil a
dan d, karoten, xantofil, fikoeritrin dan fikosianin. Salah satu spesiesnya dapat berubah warna
menjadi hijau tua jika diberi campuran alkohol.
b) Ciri Umum
1. Habitat
Sebagian besar alga spesies Ceratodtyon variabilis hidup di laut, dan banyak terdapat di laut
tropika. Sebagian kecil hidup di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak oksigen.
Selain itu ada pula yang hidup di air payau. Alga merah yang banyak ditemukan di laut dalam
adalah Gelidium dan Gracilaria, sedang Euchema spinosum menyukai laut dangkal (Kimball,
1991: 95).
2. Susunan Tubuh
Panjang keseluruhan dari alga ini yaitu 18 cm dan lebarnya 5,8 cm. Panjang holdfast 1,5 cm dan
holdfast pada alga ini berbentuk seperti cakram serta stipe dan bladenya tidak dapat dibedakan.
Bentuknya silindris, percabangan dikotom karena mempunyai dua cabang dan terdapat bintikbintik. Tekstur dari spesies ini keras.
c) Cadangan Makanan

Alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan lain yang
hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi manusia misalnya Chondrus crispus
(lumut Irlandia) dan beberapa genus Porphyra. Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa
menghasilkan karagen yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat
pencuci rambut.
d) Perkembangbiakan
Alga jenis ini bereproduksi secara vegetative dan generative. Perkembangbiakan secara vegetatif
ganggang merah berlangsung dengan pembentukan spora haploid yang dihasilkan oleh
sporangium atau talus ganggang yang diploid. Spora ini selanjutnya tumbuh menjadi ganggang
jantan atau betina yang sel-selnya haploid. Sedangkan perkembangbiakan secara generatif
ganggang merah dengan oogami, pembuahan sel kelamin betina (ovum) oleh sel kelamin jantan
(spermatium). Alat perkembangbiakan jantan disebut spermatogonium yang menghasilkan
spermatium yang tak berflagel. Sedangkan alat kelamin betina disebut karpogonium, yang
menghasilkan ovum. Hasil pembuahan sel ovum oleh spermatium adalah zigot yang diploid.
Selanjutnya, zigot itu akan tumbuh menjadi ganggang baru yang menghasilkan aplanospora
dengan pembelahan meiosis. Spora haploid akan tumbuh menjadi ganggang penghasil gamet.
Jadi pada ganggang merah terjadi pergiliran keturunan antara sporofit dan gametofit
(Tjitrosoepomo,2009:114).
e) Contoh Spesies
Ceratodityon variabilis
Keterangan :
Warna asal merah dan setelah di campur dengan larutan alkohol berubah warna menjadi
hijau tua
Ukuran
Panjang keseluruhan : 18 cm
Lebar keseluruhan
: 5,8 cm
Holdfast
: 1,5 cm
Holdfast berbentuk seperti cakram
Stipe dan bladenya tidak bisa dibedakan
Tekstur : keras
Bentuk : silindris, percabangan dikotom dan terdapat bintik-bintik
Klasifikasi
Klasifikasi ilmiah dari Ceratodityon variabilis adalah sebagai berikut (Aslan,1991: 131):
Kingdom : Plantae
Divisio
: Rhodophyta
Class
: Rhodophyceae
Ordo
: Criptonemiales
Family : Criptonemiaceae
Genus
: Ceratodityon
Species : Ceratodityon variabilis
f) Peranan
Alga merah ini juga menghasilkan bahan serupa gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini
digunakan oleh para peneliti sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis

gel, untuk pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar (laksatif),
atau sebagai makanan penutup (Loveless,1989: 108).

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, L. Hartono, Purnomo, 2003, Biologi X , Bandung ,Erlangga


http://id.wikipedia.org/wiki/ daur_litik
http://www.food-info.net/id/virus/biochem.htm
http://medicastore.com/apotik_online/kemoterapi_antimikroba/anti_virus.htm
Volk.Wesley&Wheler.Margaret.1990.Mikrobiologi Dasar Edisi kelima jilid 2.Jakarta
:Erlangga
Arif Dwi Santoso, Rahmania A. Darmawan, dan Joko P. Susanto, 2011, Mikro Alga
Untuk Penyerapan Emisi Co2 Dan Pengolahan Limbah Cair Di Lokasi Industri, Jurnal
IlmuDan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 2, Hal. 62-70, Desember 2011
Bonita hadiani, 2011, Fisiologi hewan dan mikrobiologi algae, fisiologi hewan dan
mikrobiologi algae.htm, 2011, diunduh tanggal 21 maret 2014 diunduh tanggal 21 maret
2014
Campbell et al, 2008, Biologi, Erlangga, Jakarta
Dwidjosoeputro, 1994, Ekologi Manusia Dengan Lingkungannya.Erlangga, Jakarta.
Hayati Soeprapto, 2009, Manfaat cahaya bagi algae khususnya chlorophyta, Pena
aquatika, vol 1:1, April 2009

Anda mungkin juga menyukai