Anda di halaman 1dari 47

VIRU

S
Hanifah Awalia Rahma, S.Pd
Pokok Pembahasan
01 02
Struktur & Replikasi
Morfologi
Struktur dan Morfologi
Virus
Reproduksi Virus atau
Tubuh Virus Replikasi Virus

03 04
Klasifikasi
Peran Virus
Virus
Klasifikasi Virus Peranan Virus dalam
Kehidupan
01
Struktur
dan
Morfologi
STRUKTUR VIRUS
STRUKTUR VIRUS
Virus dikatakan sebagai organisme aseluler atau bukan sel karena virus tidak memiliki ciri-ciri
seperti sel hidup. Virus tidak melakukan metabolisme, tidak melakukan sekresi dan tidak
merespons rangsangan. Virus juga bisa dikristalkan. Virus memiliki materi genetik berupa asam
nukleat. Materi genetik ini yg menyebabkan virus mampu bereplikasi atau memperbanyak diri
seperti halnya mahluk hidup. Oleh karena itu, virus sering dikatakan sebagai mahluk peralihan
antara mahluk hidup dan benda mati.

Virus berukuran sangat kecil, jauh lebih kecil dibandingkan dengan bakteri. Satuan ukuran yg
digunakan mengamati virus adalah nanometer (1nm = m). Pada umumnya, virus berukuran 10-
300 nm. Karena ukurannya sangat kecil inilah, yg mengharuskan melihat virus menggunakan
mikroskop elektron. Partikel virus yg lengkap disebut virion. Partikel ini terdiri atas asam
nukleat dan protein pembungkus yg dinamakan kapsid. Sebagian virus juga memiliki sampul
yang terletak di luar kapsidnya.
Struktur Tubuh Virus

Virus Bersampul Virus Telanjang


KAPSID
Kapsid merupakan protein pembungkus asam nukleat pada virus. Asam nukleat
menempel atau berikatan dengan protein kapsid yg disebut sebagai nukleokapsid.
Protein pembungkus ini dibangun oleh monomer atau sub unit protein kapsid
disebut kapsomer. Selain memberi dan menentukan bentuk dan ukuran partikel
virus, kapsid juga memiliki fungsi, yaitu :

 Melindungi asam nukleat dari kerja enzim yg dapat merusak asam nukleat
 Pada permukaan kapsid terdapat bagian tertentu yg berfungsi untuk
melekatkan virion pada sel inang.
 Menyediakan protein yg memungkinkan bagi virion untuk atau bahkan
menyutikkan asam nukleat virus ke dalam sitoplasma sel inang.
ASAM NUKLEAT
Asam nukleat pada virus menyimpan informasi genetik yg diperlukan untuk
sintesis protein. Berbeda dengan organisme prokariotik dan eukariotik yg
menyimpan informasi dalam bentuk DNA. Kebanyakan virus menyimpan
informasi genetik dalam bentuk RNA. Hanya ada sedikit virus yg
menggunakan DNA untuk menyimpan informasi genetik mereka. Virus
hanya memiliki satu jenis asam nukleat. Bentuk asam nukleat dapat berupa
liniear atau sirkuler, tersusun dalam bentuk rantai tunggal atau rantai ganda
tergantung pada jenis virus. Tipe asam nukleat merupakan salah satu ciri
yang digunakan untuk mengklasifikasikan virus.
SAMPUL
Tidak semua virus memiliki sampul pada struktur tubuhnya. Sampul adalah
selubung yg mengelilingi kapsid. Sampul virus adalah hasil modifikasi yang
dilakukan oleh virus terhadap membran sel inang yang terinfeksi. Komponen
sampul berupa molekul lipid dan protein. Lipid dan karbohidrat pada sampul
virus berasal dari membran sel inang. Komponen ini diperoleh dari bahan
inangnya saat proses replikasi berlangsung. Selain lipid dan karbohidrat, pada
sampul virus juga terdapat protein dan glikoprotein yg dikode dari genom
virus itu sendiri. Pada jenis virus tertentu, sampul memiliki tonjolan yg
tersusun atas glikoprotein yg disebut spike. Spike berperan dalam membantu
perlekatan virus pada permukaan sel inang yg spesifik.
Struktur Spike
MORFOLOGI
VIRUS
HELIKS
Struktur ini adalah susunan sub unit protein selubung (kapsomer) yg
melingkari sumbu aksis sehingga membentuk struktur heliks dengan rongga
pada bagian tengah sumbu (seperti bentuk pipa). Susunan ini akan membuat
virus tampak berbentuk seperti filamen atau benang. Materi genetik virus, yg
tersusun dalam rantai heliks, terletak di dalam rongga dan terikat pada
protein kapsid. Panjang heliks yg terbentuk biasanya berhubungan dengan
panjang rantai asam nukleat yg dimiliki suatu jenis virus. Umumnya, materi
genetik pada virus heliks berupa RNA, namun terkadang dapat berupa DNA.
Diameter heliks bergantung pada ukuran dan cara penyusunan kapsomer.
Contoh dari virus heliks, adalah Tobacco Mosaic Virus yg menjadi penyebab
penyakit pada tanaman tembakau.
POLIHEDRAL
Morfologi ini tersusun dari banyak kapsomer yg menyelubungi genom virus
secara keseluruhan. Tidak seperti virus heliks, asam nukleat pada virus
polihedral tidak berikatan atau hanya berikatan lemah dengan protein
kapsid. Struktur ini bervariasi dari ukuran 20-400 nm. Struktur polihedral
memiliki variasi susunan dan jumlah kapsomer yg beragam. Protein virus
dapat tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral, pentahedral, heksahedral
atau bahkan seperti bola. Adenovirus adalah contoh virus yg masuk ke
kelompok polihedral.
VIRUS BERSAMPUL
(BERSELUBUNG)
Virus ini memiliki membran yang
menyelubungi kapsid yang disebut
sampul. Bentuk sampul virus dapat
berupa polihedral, heliks, atau mengikuti
bentuk kapsid. Virus polihedral adalah
virus yg tersusun oleh kapsid, kapsomer,
asam nukleat dan glikoprotein.
VIRUS KOMPLEKS
Virus ini memiliki struktur tubuh yg lebih kompleks dibandingkan ketiga
struktur lainnya. Virus kompleks memiliki bagian-bagian tubuh tambahan yg
tidak dimiliki virus lain. Bagian tambahan pada virus kompleks ini seperti
ekor protein, atau dinding luar yg kompleks. Struktur ekor ini bertindak
sebagai jarum penusuk molekuler, menempel ke sel inang bakteri dan
kemudian menyutikkan genom virus ke dalam sel. Contoh virus kompleks
adalah bakteriofag. Virus ini berbentuk T dan menyerang Escherichia coli.
Bakteriofag ini dapat hidup di seluruh lapisan, dimana bakteri dapat
berkembang biak di tanah, atau di saluran pencernaan hewan. Beberapa
bakteriofag memiliki ekor protein yg menempel pada kepala kapsid. Ekor
protein pada virus tersebut berfungsi untuk melekatkan tubuh virus pada
suatu bakteri, sedangkan lempeng dasar dan jarum penusuk berfungsi untuk
menempelkan virus kepada sel inang.
Morfologi Virus
02
Replikasi
Virus
SIKLUS LITIK
SIKLUS LITIK
Siklus litik dianggap sebagai cara replikasi virus yg utama. Siklus litik
adalah siklus replikasi virus yg menyebabkan hancurnya sel inang yg
terinfeksi pada pada saat virus-virus baru yg utuh telah terbentuk. Virus
menggunakan sel inang untuk menghasilkan kompenen-komponen virus.
Virus membutuhkan waktu 10-60 menit untuk menyelesaikan semua
tahapan hingga virus-virus baru yg utuh keluar dari sel inang. Siklus ini
terdiri dari lima fase, yaitu :
 Pelekatan
 Penetrasi
 Sintesis
 Perakitan
 Pelepasan
1. PELEKATAN / ADSORBSI
Pada fase ini virus melekat pada sel inang yg diinfeksi. Setelah melekat pada
permukaan sel inang, virus mengeluarkan enzim lisozim yg dapat melubangi
membran plasma sel inang. Lubang ini akan digunakan untuk memasukkan
materi genetik virus ke dalam sitoplasma sel inang.
2. PENETRASI
Pada fase ini virus akan memasukkan asam nukleat ke dalam sel inang
melalui lubang yg telah terbentuk pada dinding sel. Pada tahap ini DNA
atau RNA virus masuk ke dalam sel inang melalui penambahan lempeng
ujung, kontraksi dan penusukan pasak. Pada fase ini, bagian tubuh virus yg
masuk hanya asam nukleatnya saja, sedangkan kapsidnya tetap diluar
dinding sel dan akan terlepas dengan sendirinya setelah tidak berguna lagi.
3. SINTESIS
Asam nukleat virus yg telah masuk ke dalam sel inang akan menginaktivasi
DNA inang. Selanjutnya, terjadi pengambilalihan kerja sel inang sehingga
sel inang akan mereplikasi asam nukleat virus dan memproduksi berbagai
komponen yg dibutuhkan untuk membentuk virus baru yg utuh. Proses
yang terjadi pada tahap ini adalah penghancuran DNA sel inang, sehingga
membuat sintesis DNA bakteri berhenti bekerja. Setelah proses ini berhasil,
DNA bakteri kemudian digantikan oleh DNA/RNA virus, sehingga virus
mampu mengendalikan secara utuh kehidupan dari sel bakteri. Hal ini
bertujuan untuk membuat salinan asam nukleat virus (DNA/RNA) yang
kemudian membentuk berbagai komponen tubuh virus seperti ekor dan
kapsid.
4. PERAKITAN
Komponen virus yg telah terbentuk selanjutnya dirakit hingga membentuk
virus baru. Fase ini disebut juga fase pematangan. Dalam satu sel inang
dapat terbentuk lebih dari 100 virus baru. Setelah melalui tahap ketiga,
tahap selanjutnya merupakan perakitan tubuh virus yang masih terpisah-
pisah, seperti kepala, ekor, dan serabut ekor, menjadi virus yang utuh.
Selain itu, kapsid utuh yang terbentuk juga kemudian diisi oleh DNA/RNA
sehingga proses reproduksi berhasil menciptakan virus baru. Pada fase ini,
virus yang dihasilkan bisa mencapai 100-200 buah.
5. PELEPASAN
Pada tahap ini, kerja enzim lisozim tidak hanya untuk melubangi dinding sel
inang saja tetapi juga membuat dinding sel mengalami perpecahan di akhir
fase reproduksi virus. Pecahnya dinding sel kemudian diikuti oleh pelepasan
virus-virus baru yang telah siap melakukan replikasi ulang dengan
menemukan sel inang baru. Ratusan virus baru yg telah matang kemudian
akan berkumpul pada membran plasma sel inang dan menyuntikkan enzim
lisozim yg dapat menghancurkan membran plasma. Sel inang akan pecah
atau lisis dan mati setelah membran plasma dihancurkan oleh virus-virus
baru tersebut. Kemudian virus-virus yg bebas akan menginvasi sel-sel lain
dan siklus litik akan berulang kembali pada sel baru yg diinvasi.
Siklus Litik
SIKLUS
LISOGENIK
SIKLUS LISOGENIK
Siklus lisogenik adalah siklus replikasi virus yg bersifat laten karena periode
satu siklus lisogenik dapat berlangsung sangat lama di dalam tubuh inang.
Lamanya siklus pada siklus lisogenik dipengaruhi oleh virulensi atau
ketahanan sel inang terhadap partikel virus penginfeksi. Siklus ini terdiri
dari empat fase, yaitu :
 Pelekatan
 Penetrasi
 Penggabungan
 Pembelahan
1. PELEKATAN / ADSORBSI
Pada dasarnya fase pelekatan dan penetrasi pada siklus lisogenik tidak
berbeda dengan fase pelekatan dan penetrasi pada siklus litik. Virus melekat
pada permukaan sel inang dan melubangi membran plasma sel tersebut.
2. PENETRASI
Virus memasukkan materi genetik ke dalam sel inang. Asam nukleat virus
masuk ke dalam sel inang setelah melalui fase pelekatan dan melakukan
penetrasi.
3. PENGGABUNGAN
Nah, tahap yg membedakan daur litik dan daur lisogenik adalah tahap
penggabungan. Tahap penggabungan terjadi ketika inang yang virus
tempati cukup kuat sehingga virus tidak bisa mengambil alih kendali. Jadi,
materi genetik dari virus akan bergabung dengan materi genetik inang dan
kemudian membentuk profage. Selanjutnya, asam nukleat tersebut akan
bergabung dengan kromosom inang dan disebut profage. Sel inang tidak
mengalami lisis pada siklus ini, tapi tetap dapat melakukan metabolisme dan
replikasi sel seperti sebelum terinfeksi, hanya saja saat ini sel inang
membawa asam nukleat milik virus sebagai bagian dari kromosomnya
karena tadi virus sudah melakukan proses penggabungan yg
menggabungkan kromosom sel inang dengan materi genetik miliknya.
4. PEMBELAHAN
Pada fase ini, virus akan memanfaatkan proses pembelahan sel inang untuk
penggandaan materi genetiknya yang sudah terintegrasi dengan kromosom
sel inang. Pada kondisi tertentu, apabila sel inang kehilangan virulensi
terhadap partikel virus atau mengalami tekanan lingkungan, seperti radiasi
atau suhu tinggi, profage daat memisahkan diri dari kromosom inang dan
segera memasuki fase sintesis, perakitan dan lisis seperti pada siklus litik.
Siklus Litik dan
Lisogenik
Perbedaan Siklus Litik dan

Lisogenik
Siklus replikasi virus yg menyebabkan ● Siklus replikasi virus yg tidak
hancurnya sel inang yg terinfeksi pada menyebabkan hancurnya sel inang pada
akhir siklus. akhir siklus.
● Relatif singkat sekitar 10-60 menit. ● Relatif lama bisa sampai bertahun-
● Lima fase : pelekatan-penetrasi- tahun.
sintesis-perakitan-pelepasan. ● Empat fase : pelekatan-penetrasi-
● Non virulen. penggabungan-pembelahan.
● Mengalami lisis dan mati. ● Virulen.
● Menonaktifkan kromosom sel inang ● Sel inang tetap dapat melakukan
dan mengambil alih kerja sel inang, aktivitas aseluler dan bereplikasi.
asam nukleat virus tidak bergabung ● Tidak mengambil alih kerja sel inang,
dengan kromosom sel inang. asam nukleat virus bergabung dengan
● Terhenti karena sel inang mati, siklus kromosom sel inang.
litik akan kembali terjadi pada sel ● Pada kondisi tertentu, profage dapat
inang baru. memisahkan diri dari kromosom sel
inang dan memasuki siklus litik.
03
Klasifikasi
Virus
KLASIFIKASI VIRUS
Klasifikasi pada virus bertujuan untuk mempermudah dalam mengenali,
membandingkan dan mempelajari virus. Klasifikasi ini disusun berdasarkan
kesamaan dan perbedaan struktur tubuh serta tpe asam nukleatnya. Klasifikasi
virus mengikut sistem yang dikembangkan oleh ICTV atau komite internasional
untuk taksonomi virus. Klasifikasi virus terbagi dalam lima tingkat takson, yaitu
ordo, famili, subfamili, genus dan spesies. Berikut adalah aturannya :
 Nama ordo virus diakhiri dengan –virales
 Nama famili diakhiri dengan –viridae
 Nama subfamili diakhiri dengan –virinae
 Nama genus diakhiri dengan –virus
 Nama spesies virus menggunakan bahasa Inggris dan diakhiri dengan –virus
04
Peranan
Virus
VIRUS YG
MERUGIKAN
Ditularkan Melalui Udara
1. Varicella Zoster Virus : Penyebab cacar air pada manusia.
2. Avian Influenza subtipe H5N1 : Penyebab penyakit flu burung.
3. Morbili Virus : Penyebab penyakit morbili atau campak.
4. Corona Virus : Penyebab penyakit SARS.
5. Rhina Virus : Penyebab penyakit selema.
Ditularkan Melalui Hewan
1. Zika Virus : Penyebab penyakit Zika.
2. Dengue Virus : Penyebab demam dengue atau DBD.
3. Enchepalitis Virus : Penyebab penyakit ensefalitis.
4. Rabies : Penyebab penyakit anjing gila.
Ditularkan Melalui Kontak
Langsung
1. Human Immunodeficiency Virus (HIV) : Penyebab penyakit HIV/AIDS.
2. Hepatitis B Virus : Penyebab penyakit hati.
3. Human Herpes Virus 1 (HHV1) : Penyebab penyakit herepes simpleks
pada mulut atau bibir.
Ditularkan Melalui Makanan
1. Hepatitis A Virus (HAV) : Penyebab penyakit hepatitis A.
2. Rota Virus : Penyebab penyakit gastroenteritis akut.
3. Noro Virus : Penyebab penyakit peradangan pada usus.
VIRUS YG
MENGUNTUNGKA
N
TERAPI GEN
Merupakan teknik yg menggunakan gen untuk mengobati atau mencegah penyakit.
Teknik ini memungkinkan dokter untuk mengobati kelainan atau memperbaiki fungsi
gen yg rusak dengan cara memasukkan gen ke sel pasien. Terapi gen digunakan untuk
:
 Mengganti gen yg mengalami mutasi dengan salinan gen yg sehat.
 Menginaktifkan gen bermutasi yg berfungsi tidak semestinya.
 Memperkenalkan gen baru ke dalam tubuh untuk membantu melawan suatu
penyakit.

Gen yg disisipkan langsung biasanya tidak berfungsi, sebagai gantinya digunakan


pembawa yg disebut vektor untuk mengantarkan gen tersebut. Virus tertentu sering
digunakan sebagai vektor karena dapat mengirimkan gen baru tersebut dengan
menginfeksi sel dan memiliki daya jangkau yg lebih luas dibandingkan obat-obatan.
Virus dimodifikasi sehingga tidak menimbulkan penyakit saat akan digunakan.
Vektor dapat disuntikkan ke dalam jaringan spesifik di dalam tubuh.
PENCEGAH PENYAKIT
Sampul virus yang menyelubungi kapsid virus dapat digunakan sebagai
vaksin. Vaksin adalah virus yang telah dilemahkan sehingga jika menyerang
manusia, tidak berbahaya lagi. Vaksin dapat merangsang sistem imun tubuh
untuk mengenali benda asing kemudian menghancurkannya dan mengingat
benda tersebut. Pada saat benda asing tersebut menginfeksi di kemudian
hari, sistem imun tubuh telah mengenalinya dan meresponnya. Contohnya
adalah vaksin untuk penyakit hepatitis B dan penyakit kanker serviks.
TERAPI BAKTERIOFAG
Bakteriofag adalah virus yang dapat menginfeksi bakteri. Bakteriofag
mempunyai kemampuan antibiotik yang besar dan dapat membunuh
sebagian besar bakteri. Penggunaan bakteriofag sebagai penyembuhan
penyakit mempunyai keuntungan yaitu tidak ada efek samping seperti yang
ditimbulkan oleh antibiotik buatan. Penerapan bakteriofag misalnya pada
infeksi saluran pencernaan yang disebabkan infeksi bakteri E.coli dan
Enterococcus.
Kerjakan
Latihan Soal di
Bawah Ini!
1. Sebutkan dan jelaskan tahapan replikasi virus
pada tahap siklus litik secara lengkap!
2. Sebutkan dan jelaskan tahapan replikasi virus
pada tahap siklus lisogenik secara lengkap!
3. Enzim apa yg digunakan virus untuk melubangi
membran sel plasma?
4. Sebutkan tujuan klasifikasi virus!
5. Mengapa virus dikatakan sebagai mahluk
peralihan?
Thanks!

Does anyone have


any questions?

Anda mungkin juga menyukai