11.1
Ada beberapa komplikasi dalam menentukan asal-usul virus. Pertama, adalah mungkin
bahwa berbagai jenis virus muncul secara independen. Kedua, dan lebih membingungkan,
ada dgn tak dpt disangsikan menjadi aliran gen antara virus dan tuan mereka, yang berarti
bahwa setiap gen yang mungkin tidak mencerminkan filogeni dari virus itu sendiri.
C. Klasifikasi Virus
I. Dasar Klasifikasi
Pada umumnya sejumlah informasi yang tersedia di dalam setiap kategori tidak sama
pada semua virus. Sebelum dapat mengklasifikasi virus, kita perlu tahu apa asaja
yang menjadi dasar dalam mengklasifikasikan virus
1. Morfologi Virion.
Seperti kita tahu morfologi merupakan suatu bentuk/struktur, maka dari itu langkah
awal adalah mengetahui bentuk dari suatu satu unit lengkap virus (virion), seperti
Ukuran : 20 – 300 µm
Bentuk : T (bagteriofage), Bulat (Influenza), Batang (TMV), Jarum (Tungro), Oval
(Rabies).
6. Bagian antigen.
Limfosit, Sel T
7. Bagian-bagian biologi
Kisaran alami inang.
Cara penularan : Serangga (Aedes Aegypti), Gigitan Hewan (rabies), Hubungan seks
(HIV), Udara (Influenza).
Hubungan dengan vector.
Patologi.
III. Perbedaan Virus yang Mengandung DNA dan Virus Yang Mengandung
RNA
a. Virus dengan asam inti DNA
Virus ini menginfeksi sel inang dan memperbanyak diri menjadi beberapa DNA.
Beberapa DNA virus mengalami transkripsi menjadi mRNA penghasil selubung
protein virus. mRNA menghasilkan enzim yang bisa menghancurkan dinding sel
inang. Hancurnya sel inang menjadikan virus-virus baru berhamburan keluar dan
virus-virus baru ini siap menginfeksi sel-sel inang lain. Contoh virus berasam inti
DNA adalah virus cacar, virus herpes, dan bakteriofag.
b. Virus dengan Asam Inti RNA
Virus dengan asam inti RNA tergolong sangat ganas, salah satu contohnya adalah
HIV AIDS. RNA virus AIDS menginfeksi sel inang, lalu melakukan penerjemahan
balik membentuk RNA-DNA baru dan membentuk DNA virus. Selanjutnya, DNA
virus masuk ke dalam inti sel inang yang menyebabkan DNA inang mengandung
DNA virus.
DNA virus membentuk mRNA dari inti. RNA virus membentuk protein virus di
dalam sitoplasma sel inang. RNA virus dan protein virus akhirnya bergabung
membentuk HIV.
Metode ini menggunakan teknik acuan, yaitu dengan membandingkan ukuran suatu
virus dengan virus tertentu yang dijadikan sebagai acuan. Contohnya adalah virus acuan
antara lain bakteriofag yang memiliki ukuran 10-100nm bisa dibandingkan dengan
virus lain atau dengan bakteri.
Beberapa virus membawa enzim (yang merupakan protein) di dalam virion. Enzim
ini berfungsi untuk mengawali siklus replikasi virus ketika virion masuk ke dalam
sel inang. Contohnya yang termasuk RNA polymerase yang dibawa oleh virus gen
RNA negative sense yang bertugas untuk transkiptase virus.
II. Glikoprotein
Glikoprotein adalah kandungan dari amplop virus.
Glikoprotein dapat dijadikan indicator untuk melihat pertumbuhan virus dengan
melihat pertambahan gula pada glikoprotein.
Glikoprotein juga terlibat dalam penggabungan membran pada tahap infeksi
Glikoprotein terdapat di luar virion yang sering terlibat dalam interaksi partikel
virus dengan antibody penetralisir inang.
Semua kelompok virus DNA utama mempunyai genom molekul tunggal dan
susunan linear atau sirkular.
RNA virus terdapat dalam beberapa bentuk .molekul RNA bisa linear tunggal
Contohnya = picornavirus. Sedangkan virus yang lain seperti gen terdiri dari
beberapa segmen RNA yang terkait agak longgar di dalam virion . virus yang
mempunyai RNA terpisah dan gen positif Sense adalah infeksius contoh
picornavirus dan togavirus dan molekul berfungsi sebagai mRNA di dalam sel
yang terinfeksi sedangkan virus yang mempunyai RNA terpisah dan gen negatif
Sense adalah tidak infeksius contohnya rhabdovirus orthomyxovirus pada famili
virus ini virion membawa RNA polimerase yang ada di dalam sel yang melakukan
transkripsi atau merekam molekul genom RNA ke dalam beberapa molekul RNA
yang saling melengkapi yang masing-masing bisa berperan sebagai sebuah mRNA.
Urutan dan komposisi nukleotida nukleotida dari masing-masing asam nukleat
virus beberapa dari yang lain . gen beberapa virus telah diurutkan .Urutan atau
rangkaian dapat mengungkapkan hubungan genetik diantara yang terpisah
termasuk hubungan yang tidak diduga antar virus-virus yang tidak diketahui
hubungannya secara pasti . jumlah gen-gen pada virus dapat diperkirakan dari
kerangka pembacaan terbuka yang ditimbulkan dari urutan asam nukleat .
Asam nukleat virus mempunyai ciri khas dari kandungan ditambah C gen virus
DNA dapat dianalisa dan dibandingkan dengan menggunakan pembatasan
endonuklease enzim-enzim yang membelah DNA pada urutan nukleotida spesifik
.masing-masing gen akan menghasilkan pola-pola fragmen DNA yang khas setelah
pembelahan dengan enzim usus sedangkan gen virus RNA dikerjakan dengan
menggunakan DNA clone secara molekuler sebagai salinan dari RNA dan juga dari
peta terbatas. pengujian reaksi rantai polimerase dan teknik hibridasi molekuler (
DNA ke DNA DNA ke RNA atau DNA ke RNA )dapat mempelajari transkripsi
dari gen virus di dalam sel yang terinfeksi hal ini sama baiknya dengan
perbandingan keterkaitan dari virus-virus yang berbeda.
H. Pengamanan Laboratorium
Kebanyakan virus bersifat patogen terhadap manusia dan infeksinya bisa terjadi
dari laboratorium. Prosedur – prosedur yang dilakukan di laboratorium sering
mempunyai resiko tinggi jika teknik yang seharusnya tidak diikuti dengan benar.
Berikut ini adalah bahaya yang mungkin terjadi pada petugas laboratorium terhadap
resiko terpapar infeksi yaitu : (1) aerosol – ditimbulkan oleh homogenisasi jaringan
terinfeksi, sentrifugasi, getaran ultrasonik, pecahan barang pecah belah; (2) ingesti –
dari pipet mulut , makan atau merokok di dalam laboratorium, membasuh tangan yang
tidak adekuat; (3) penetrasi kulit – dari jarum, pecahan barang pecah belah, kontaminasi
pada tangan akibat bocornya kontainer, memegang jaringan yang terinfeksi, gigitan
binatang; dan (4) percikan masuk ke mata.
Berikut ini adalah tindakan yang harus dilakukan dalam rangka pengamanan
tubuh yaitu : (1) latihan sekaligus menerapkan teknik – teknik aseptik; (2) larangan
menggunakan pipet mulut; (3) jangan makan, minum atau merokok di dalam
laboratorium; (4) menggunakan alat – alat pelindung tubuh (jas, sarung tangan, masker,
dan lain – lain); semua itu tidak boleh dipakai di luar laboratorium; (5) sterilisasi
sampah buangan dari percobaan; (6) memakai topi / kerudung pengaman; dan (7)
imunisasi jika tersedia vaksin yang relevan. Tindakan pencegahan tambahan dan
fasilitas karantina (biosafety level 4) adalah perlu saat petugas bekerja dengan bahan
beresiko tinggi seperti filovirus dan virus rabies.
Alat – alat pelindung badan (APD) :
I. Reaksi Terhadap Agen Fisika dan Kimia
I. Agen Fisika
Panas dan Dingin
Ada variabilitas besar dalam hal stabilitas panas dari virus-virus yang berbeda. Virus
icosahedral cenderung stabil, infektivitasnya hilang sedikit setelah beberapa jam
pada suhu 37oC. Virus yang beramplop lebih labil terhadap panas, titernya akan
menurun drastic pada suhu 37oC. Infektivitas virus umumnya rusak oleh pemanasan
selama 30 menit pada suhu 50-60oC, meskipun ada pengecualian yang pernah
tercatat (contoh virus hepatitis B, papovavirus, dan poliomavirus)
Virus dapat diawetkan dengan cara menyimpan pada suhu dibawah titik beku dan
mungkin terdapat beberapa virus yang tahan terhadap liofiliasi dan dapat juga
diawetkan di dalam keadaan kering pada suhu 4oC atau pada suhu ruangan. Virus-
virus yang tahan terhadap liofiliasi lebih tahan panas jika dipanaskan dalam keadaan
kering. Virus yang beramplop cenderung kehilangan daya infektivitasnya setelah
disimpan lama pada 90oC dan secara khusus sensitive terhadap pembekuan dan
pencairan yang berulang.
Radiasi
Sinar ultraviolet, sinar x, dan partikel energy tinggi bisa membuat virus tidak aktif.
Variasi dosis untuk virus berbeda-beda. Infektivitas adalah sifat yang paling
radiosensitive karena replikasi memerlukan eksprei isi seluruh gen. partikel yang
tidak terkena radiasi dan tidak dapat melakukan replikasi mungkin masih mampu
memperlihatkan fungsi spesifik dalam sel inang.
(3) Siklus arthropoda – arthropoda dengan kadang kala menginfeksi manusia dan
vetebrata yang lebih rendah:
Contohnya : Demam Sengkenit Colorado,Ensefalitis La Crosse
Arthropoda
Arthropoda
Demam sengkenit terdapat di Amerika Serikat , penularan melalui gigitan yaitu dari
gigitan kutu dan disebarkan kepada Manusia oleh sengkenit demacentor .
Pada siklus ini virus di tularkan dari arthrpoda dewasa kepada keturunannya melalui
telur,dengan demikian virus bisa berlanjut tanpa vetebrata yang sudah terkena infeksi
virus tersebut .
Pada vetebrata ,infeksi sebagian besar membangkitkan reaksi ,biasanya pada durasi
pendek inangnya yang menentukan hasilnya,apakah vetebrata tersebut terkena penyakit
dari infeksi virus tersebut atau tidak.
Pada vektor arthropoda virus,biasanya tidak menimbulkan atau hanya sedikit atau hanya
sedikit menimbulkan efek penyakit dan tetap aktif dalam arthropoda selama hidupnya .
Dengan demikian ,arthropoda , berbeda dengan vetebrata ,berperan sebagai inang
permanennya.
11.2
A. Flagellata Usus
Flagel= cambuk getar, merupakan salah satu kelas dalam filum protozoa.
Dientamoeba fragillis
Digolongkan dalam amoeba, organisme yang kadang-kadang pathogen ini
dikenal sebagai amoeboflagellata dalam ordo yng sama dengan trichomonas. Pada
tahap amoebanya ia berukuran 4-18 µm, mempunyai 1-2 inti sel/ nukleus, dan
seringkali berbentuk seperti kacang.
Pathogen ini sering kali ditemukan dalam colon atau usus manusia bersama
amoeba sejati, tetapi ia mengandung struktur flagellata (badan
parabasal) dekat nukleus , seperti trichomonas, tidak
mempunyai tahapan kista . ia merupakan parasit manusia tetapi
pernah ditemukan pada kera, monyet , dan juga domba .
Dientamoeba fragilis ini adalah pathogen ringan sekitar
25% individu yang terinfeksi, yang menyebabkan nyeri
perut/kembung, diare muntah, kelemahan, dan penurunan berat
badan seperti giardiasis.giardiasis adalah infeksi umum pada usus yang disebabkan
oleh giardia lambia yang merupakan peyebab utama diare.
Chilomastix mesnili
Parasit ini bisa dikelirukan dengan trichomonas dalam laboraturium,
ditemukan di seluruh dunia, banyak ditemukan pada lingkungan yang beriklim
panas . trofozoitnya berbentuk buah pear dan menyerupai trichomonas , tetapi
gerakan spiral dari trifozoit ini tidak seperti trichomonas .
kistanya berbentuk buah lemon , berinti satu dan panjangnya
7-10 µm .
Pathogen ini selalu bersama-sama dengan protozoa
usus lainnya terutama giardia lambia yang dapat
menyebabkan kelainan intestinal seperti diare pada kasus infeksi berat.
Sumber : Brooks, GF,.Butel,JS.,&Morse, SA.(2001).Mikrobiologi
Kedokteran.Jakarta:Salemba Medika
B. Hemoflagellata
1. Pengertian
Adalah parasit yang hidup didalam darah atau jaringan tubuh. Serangga
adalah hospes (inang) sekaligus vektor penularnya. Vektor penular maksudnya
adalah serangga yang dapat menularkan dari satu penderita ke penderita lain.
2. Morfologi Umum
b. Leishmania
Menyebabkan leiskutaneus (nyeri oriental), mukokutaneus (espundia), dan visceral
(kala-azar). Ditularkan oleh lalat pasir (Pblebotomus pada “old world” dan
Lutzomya pada “new world”)
C. Leishmania
KLASIFIKASI PARASIT ‘LEISHMANIA’
Filum : Protozoa
Kelas : Flagellata
Ordo : Leishmaniae
Famili : Trypanosomatidae
Genus : Leishmania
1. Leishmania donovani yang menyebabkan leismaniasis visceral atau ‘kala azar’, menyebar dari
tempat inokulasi untuk berkembang biak secara belah pasang di dalam sel retikulo-endotel (RE).
Parasit ini memenuhi sel RE, sehingga sel tsb pecah hingga masuk ke dalam makrofag limpa, hati,
dan sum-sum tulang. Oleh karena banyak sel RE yang rusak, maka tubuh berusaha membentuk sel-
sel baru, sehingga terjadi hiperplasi dan hipertrofi RE. Akibatnya terjadi pembesaran limpa
(splenomegali), pembesaran hati (hepatomegali), pembesaran kelenjar limfe (limfadenopati) dan
anemia oleh karena pembentukan sel darah terdesak serta luka yang menghitam.
1. Spesimen : aspirasi limfonodi, darah, limpa, hati, dan sumsum tulang belakang (kala azar) serta
kerokan dan biopsy dari tepi lesi (kutaneus)
2. Pemeriksaan mikroskopis : olesan dan irisan yang dicat Giemsa bisa menunjukkan amastigot,
terutama dalam material dari kala azar dan di bawah tepi kulit
3. Biakan : Medium NNN adalah medium yang paling umum digunakan. Biakan agar drah kelinci
difasik yaitu medium Tobie, pada sushu 26-28⁰C adalah yang paling sesuai.
4. Serologi : tes formol-del (aldehid) dari Napier adalah tes nonspesifik yang mendeteksi kadar
globulin serum yang meningkat pada kala azar
IMUNITAS
Penyembuhan dari leismania kutaneus memberikan imunitas permanen dan solid, walaupun
biasanya spesifik spesies atau sesifik-strain. Imunitas terhadap kala azar bisa timbul tetapi bervariasi
tergantung waktu pengobatan dan kondisi pasien.
PENATALAKSANAAN
Lesi tunggal bisa dibersihkan, dikuret, diobati dengan antibiotik jika mengalami infeksi
sekunder, dan kemudian ditutup sampai sembuh.
Untuk bentuk yang lebih besar dn tidak menyembuh, pentavalen antimony sodium glukonat
(pentostam, solustibosan) merupakan obat pilihan
Untuk kala azar yang resisten terhadap obat tsb, dapat menggunakan pentamidin isotionat
(lomidine) yang diikuti oleh pemberian antimoni
Kala azar biasanya ditemukan pada Negara-negara tropis dan subtropis, penyebarannya
berkaitan dengan vektor lalat pasir. Reservoarnya bisa melalui anjing peliharaan, anjing liar,
hewan pengerat, juga karnivora liar
Pengendalian ditujukan untuk memberantas tempat perindukan dan melindungi orang dari
gigitan lalat pasir
Terminologi
Virulensi : derajat tingkat patogenitas suatu bakteri untuk menimbulkan suatu penyakit
Hipertrofi : peningkatan volume organ atau jaringan akibat pembesaran komponen sel
Proliferasi : penggantian massa yang hilang akibat proses detoksifikasi, peradangan atau imunitas
D. Trypanosoma
Trypanosoma berasal dari genus hemoflagellata, terdapat dalam darah mamalia sebagai
trypomastigot memanjang dan berkembang biak pada semua spesies trypanosoma yang
menginfeksi manusia. Trypanosoma dinyatakan sebagai penyakit tidur di Afrika dan penyakit Chagas
dari AS bagian selatan,mexico,amerika tengah serta amerika selatan.ditularkan oleh invertebrate
penghisap darah.Mereka merupakan parasit dari system sirkulasi dan cairan jaringan, tetapi
beberapa dapat menginfeksi sel.Anggota dari familia ini memiliki bentuk seperti daun atau kadang-
kadang berbentuk bulat berisi satu inti. Mereka juga memiliki Golgi apparatus, lisosom, Retikulum
Endoplasmik, Ribosom serta memiliki vesikula.
Bentuk dan ukuran trypanosoma bervariasi. Bentuknya pendek seperti "puntung",infektif terhadap
inang serangga dan memiliki kekuatan enzim penuh untuk metabolisme energi untuk memanjang.
- Trypanosoma cruzi merupakan spesies dari trpanosoma rangeli dari Amerika Selatan dan Tengah.
Bentuknya melengkung dan seperti huruf C ketika difiksasi dan diwarnai. Mempunyai kinetosom
bulat diujung dalam preparat,bentuk jaringan yang paling sering dalam otot jantung,hati dan otak.
Berkembang biak membentuk koloni dari sel inang atau fogositosis parasit. T.Cruzi dan Rangeli cepat
dibiakkan,waktunya sekitar 3-6 minggu)
- Trypanosoma brucei-brucei yang menyebabkan nagana pada ternak dan hewan pacuan
-Trypanosomiasis Amerika atau Chagas, berasal dari kutu triatoma yang menjadi sama seperti kutu
kasur. Infeksinya bisa dibawa oleh tikus,tupai,atau armadillo yang bisa menyebarkan infeksi pada
hewan peliharaan seperti anjing atau kucing. Penyakit chagas biasanya terjadi pada orang2 dengan
ekonomi rendah. Diperkirakan 20-25 juta orang mengidap parasit ini dan banyak dari mereka yang
menderita kerusakan jantung. Akibatnya harapan hidup mereka menurun tajam.
E. Amoeba-Amoeba Usus
MEKANISME VIRUS DALAM MENGHADAPI INTERFERON
Virus memperlihatkan berbagai mekanisme-mekanisme yang berbeda-beda
dalam memblokir aktivitas penghambatan interferon terhadap replikasi virus, proses
tersebut penting untuk menghadapi pertahanan inang. Protein virus spesifik bisa
memblokir aktivitas kunci PKR protein kinase (adenovirus, herpesvirus); bisa
mengaktivasi penghambat seluler dari PKR (virus influenza, polio); bisa memblokir
sinyal transduksi yang diinduksi oleh interferon (adenovirus, virus Epstein barr, virus
hepatitis B); atau bisa menetralisir IFN-γ dengan bekerja sebagai reseptor interferon
yang larut (myxoma virus).
AMOEBA
ANTAMOEBA HISTOLYTICA
Antamoeba histolytica adalah parasit umum dalam usus besar manusia, primata
tertentu lainnya, dan beberapa hewan lain. Banyak kasusu tak bergejala kecuali pada
manusia atau diantara hewan-hewan yang hidup dibawa tekanan (misalnya: primate
yang dirawat dikebun binatang).
PENATALAKSANAAN
Amoebiasis asimtomatik (yang mengeluarkan kista) dapat diobati dengan Iodoquinol
(Yodoxin) atau Diloxanide furoat (Furamide) atau Paromomycin (Humatin).
Metrodinazol mungkin merupakan obat pilihan untuk amoebiasis simtomatik
walaupun bersifat mutagenic pada bakteri. Untuk penyakit usus yang ringan sampai sedang,
Metrodinazol atau tinidazol merupakan obat yang baik sekali karena memiliki toksitisitas
yang rendah tetapi tidak tersedia di AS. Untuk penyakit usus yang berat diberikan resimen
seperti yang diatas. Jika penyakit menjangkit hati dan ekstraintestinal lain atau untuk
amoeboma diberikan metrodinazol, tinidazol, atau dehydrometin (atau emetin)
F. Balantidium Coli
Morfologi :
Stadium Tropozoit
Berbentuk oval
Bercilia
Memiliki ukuran , 60 x 45 µm atau lebih besar
Dinding sel dibatasi oleh barisan spiral cilia
Memiliki 2 buah vakuola kontraktil
Memiliki 2 nukleus atau inti yaitu Makronukleus , besar dan berbentuk seperti ginjal
dan Mikronukleus kecil dan berbentuk bulat.
Dalam pergerakan , berotasi dan lambat atau mungkin cepat.
Stadium Kista
Berbentuk bulat
Berdinding sel tebal dan berlapis dua
Dinding sel bersilia bisa tampak dalam kista , yang berdiameter antara 40 – 70 µm
Memiliki makronukleus dan mikronukleus
Patologi & Temuan Klinis
ketika kista dimakan oleh inang baru , dinding kista melebur dan trofozoit turun
menuju ke kolon ( usus besar). kemudian trofozoit dimakan oleh bakteri dan
berkembang biak yang menyebabkan Diare Kronis.
Diare kronis yang terus menerus dan diselingi dengan konstipasi merupakan gejala
klinis yang paling sering terjadi.
Feses yang dikeluarkan bisa berdarah , menderita tenesmus dan kolik .
Dalam kasus yang ekstrim bisa terjadi amoebiasis usus yang parah dan beberapa
menjadi fatal.
Diagnosis infeksi balantidial , baik yang disengaja atau tidak . Tergantung pada
deteksi laboratorium tropozoit yang berbentuk feses cair atau dari kista dalam
bentuk feses padat.
Epidemiologi
Balantidium Coli ditemukan pada manusia , terutama di daerah tropois. Infeksi
terutama terjadi pada peternak babi dan pekerja rumah penyembelihan.
Lingkungan yang buruk , kepadatan dalam penjara , rumah sakit jiwa , atau
perkemahan juga berhubungan dengan infeksi.
1. Amoeba yang hidup bebas ialah protozoa yang tinggal di tanah atau air dan tidak
harus tinggal pada orang atau binatang. Amoeba yang hidup bebas Nagleria
Fowleri dan Achantamoeba castellani. Amoeba tanah ini dibedakan melalui nukleus
yang besar, yang berbeda; melalui keberadaan vakuola kontraktil dan mitokondria
(tidak ada lada entamoeba); dan melalui kista yabg mempunyai nukleus tunggal dan
tidak ada badan kromatid serta glikogen.
2. Nagleria Fowleri adalah penyebab Meningoensefalitis amoeba primer. Dan hidup
di air hangat. Meningoensefalitis amoeba primer biasanya infeksi fatal pada sistem
saraf pusat (otak dan saraf tulang belakang). Kasus yang banyak timbul pada anak-
anak yang berenang atau menyelam dalam kolam air hangat yang terkontaminasi,
baik di dalam ruangan maupun liar ruangan. Amoeba Nagleria fowleri ini masuk
melalui hidung dan lempeng cribiform dari ethmoid langsung masuk jaringan otak,
dan mereka dengan cepat membentuk sarang amoeba yang menyebabkan kerusakan
dan pendarahan terutama bagian basiler serebrum dan serebelum.
3. Achantamoeba memiliki bentuk trofozoit, tidak ada bentuk flagellatanya. Kistanya
bulat, memiliki satu inti. Dindingnya dua lapis, lapisan terluarnya bergerigi dan
tidak beraturan. Masuknya Achantamoeba ke dalam susunan saraf pusat dari ulkus
di kukit atau pwnwmbusan traumatik. Radang otak Granulomatus amebic adalah
infeksi sistem saraf pusat yang disebabkan oleh Achantamoeba. Biasanya orang
yang terkontaminasi belum tentu terinfeksi, karena terjadi pada orang dengan
sistem kekebalan yang lemah atau kesehatannya buruk.
4. Amebic keratitis merupakan infeksi kornea yang juga disebabkan oleh
Achantamoeba. Biasanya terjadi pada orang yang menggunakan lensa kontak.
Infeksi lebih mungkin terjadi jika lensa dipakai selama berenang atau jika cairan
pembersih lensa yang digunakan tidak steril. Biasanya, timbul luka nyeri di kornea.
Gejalanya mata kemerahan, produksi air mata berlebihan, mata menjadi sakit ketika
melihat cahaya berlebihan
H. Sporozoa Darah
Sporozoa merupakan satu-satunya anggota protozoa yang tidak memiliki alat gerak sehingga
pergerakannya hanya mengubah-ubah posisi tubuhnya.
Ciri-ciri sporozoa yaitu:
1. Ber sel tunggal
2. Bersifat parasite baik pada hewan maupun pada manusia
3. Mempunyai nukleus tetapi tidak mempunyai vakuola kontraktil
4. Tubuhnya berbentuk bulat dan oval
5. Makanan diserap langsung dari hospesnya melalui permukaan tubuh
6. Respirasi dan ekskresinya melalui permukaan tubuh contoh hewan yang termasuk
filum sporozoa adalah toxoplasma gondi ( penyakit toksoplasmosis ), plasmodium (
penyakit malaria ).
Meskipun sporozoa tidak memiliki alat gerak namun ia mengandung organel kompleks yang
membantunya menempel dan menyerang inang, banyak anggotanya yang memiliki siklus
hidup yang kompleks. Oleh karena itu, kelas sporozoa disebut juga dengan apicomplexa.
Berdasarkan kelasnya sporozoa memiliki sifat yang berbeda antar genus ,seperti hal nya
sporozoa darah ia hidup di dalam sel darah merah contohnya plasmodium yang dapat
menyebabkan penyakit malaria pada manusia dengan menimbulkan gejala demam dan
anemia. Penularan nya kepada manusia dapat melalui gigitan nyamuk anopheles betina.
Ada 4 jenis plasmodium yaitu:
1. Plasmodium falcifarum: penyebab penyakit malaria, masa sporulasinya 1-2 X 24 Jam
2. Plasmodium vivax : penyebab penyakit malaria tertiana, masa sporulasinya 2 X 24
jam
3. Plasmodium malariae : penyebab penyakit malaria kuartana
4. Plasmodium ovale : penyebab penyakit malaria ovale
I. Sporozoa-Sporozoa Lainnya
• Isospora belli
Isospora belli, sporozoa dari usus manusia, menyebabkan coccidiosis (penyakit
infeksi berat oleh protozoa cocdia) pada manusia. Banyak spesies dari sporozoa usus
atau occidia terdapat pada hewan lain dan menyebabkan beberapa penyakit yang
paling penting secara ekonomis pada mamalia rumah atau unggas. I belli merupakan
salah satu coccidia.
Isospora belli bagian dari cocdia ibelli ini berkembang biak secara seksual di usu
manusia, jadi di sini manusia berperan sebagai inang definitif (tempat parasit tumbuh
dewasa).
Ciri-ciri ibelli adalah dia berkembang baik di daerah tropis atau subtropis, dia
menempati usus halus tepatnya di lumen usus dan di buang melalui fases.
Ookista keluar bersama di dalam ookista ada sporoblas, sporoblas membelah menjadi
dua di dalam ookista, dua sporoblas ini akan mensekresi dinding kista yang akan
menghasilkan sporosit dan sporosit ini akan membelah dua kali menghasilkan 4
sporozoit.
Empat sporozoit ini menandakan ookista sudah matang menjadi sporokista, infeksi
akan terjadi saat sporokista tertelan oleh manusia dan masuk ke dalam usus, nama
penyakit ini isosporiasis.
• SARCOCYSTIS
Spesies Sarcocystis adalah coccidia dengan siklus hidup bifasik: tahap intestinal dalam
mukosa sel usus karnovia, dan tahap jaringan berkista (seksual) dalam sel otot atau sel
lain dari herbivora atau hewan mangsa laiinnya. Sarcocystis menginfeksi usus manusia
setelah memakan daging sapi,domba,babi atau daging terinfeksi lain yang di masak
setengah matang tapi sarcocystis inii tidak hanya di usus saja tetapi dia bisa juga ada di
jantung, otot rangka,laring,dan lidah.
Jadi maksud nya itu apabila daging binatang yang sudah terinfeksi oleh sarcocystis di
masak setengah matang lalu di makan oleh manusia secara otomatis sarcocystis ini masuk
ke dalam usus manusia. Sarcocystis ini dapat mematikan pada beberapa biinatang dan
menyebabkan infeksi usus pada manusia.
J. Cryptosporidium
Cryptosporidium ini menginfeksi usus pada orang-orang dengan imunosupresi
(misalnya mereka dengan AIDS) dan menyebabkan diare berat yang sulit
dikendalikan
Morfologi dan identifikasi
Parasite ini berupa bulat-bulatan intraseluler yang sangat kecil ukurannya 2-
5µm yang ditemukan dalam jumlah banyak, tetapi sedikit di bawah membrane
sel bagian luar yang melapisi lambung dan usus.
Ciri morfologi :
- Trofozoit matur ( schizont )
Membelah menjadi 8 merozoit, berbentuk busur, yang dilepaskan dari sel
induk untuk memulai siklus baru.
- Ookista
Berukuran 4-5µm dan mengandung 4 sporozoit yang mungkin terlihat.
Ookista keluar melalui feses dalam jumlah yang sangat banyak.
Patologi dan temuan klinis
Cryptosporidium menempati brus border sel epitel mukosa saluran pencernaan
terutama permukaan villi dari usus halus bagian bawah. Gambaran klinis yang
menonjol dari cryptosporidiosis adalah diare, yang ringan dan sembuh dengan
sendirinya pada orang normal (1-2 minggu) tetapi bias berat dan
berkepanjangan pada individu yang imunnya lemah
Tes laboratorium diagnostic
Diagnosis tergantung pada deteksi ookista dalam sempel feses seger
Penatalaksanaan
Pengobatan tidak diperlukan bagi pasien dengan imunitas normal. Pada
penerimaan imunosupresan bias didedikasikan penghentian imunosupresan,
untuk mereka yang AIDS hanya terapi penunjang terus-menerus yang dipakai
Epidemologi dan pengendalian
Cryptosporidiosis diperoleh dari hewan yang terinfeksi atau fases manusia atau
dari makanan dan air yang terkontaminasi feses. Kasus-kasus ringan sering
terjadi pada pekerja petani. Untuk mereka yang beresiko tinggi ( orang dengan
imunosupresi dan usiia lanjut usia sangat muda ), perlu menghindari fases
binatang dan perhatian yang sama pada sanitasi. Organisme ini tersebar luas dan
mungkin menginfeksi proporsi yang signifikan pada populasi manusia secara
asimtimatik. Dalam contoh ini, pupuk kandang dari perternakan sapi rupanya
merupakan sumber kontaminasi sumber air. Kapasitas sebanyak 30 organisme
untuk memulai infeksi dan kemampuan parasite untuk menyelesaikan siklus
hidupnya, termasuk fase seksual, dalam inag individual yang sama membuat
infeksi yang fulminant kerap kali terlihat pada individu dengan imunosupresi
Infeksi kongenital dapat juga berlangsung berat,menyebabkan lahir mati,kelainan otak, dan
hidrosefalus dan penyebab kebutaan pada bayi baru lahir