Anda di halaman 1dari 30

PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL PKM BEJI – RSUD Pasar Minggu

Gelombang 2
Sitti Latifah F.S – 1710711003
Novitasari – 1710711006
Gita Ekawati – 1710711007
Dinna Wahyuni – 1710711009
Afifah Jihan R – 1710711014
Siva Herawati – 1710711016
Nenden Purwaningsih – 1710711017
Ririn Alfiah R – 1710711018
Farras Jihan A – 1710711119
Ridha Tiomanta P – 1710711128
Sonya Lapitacara S – 1710711129
Sarah Nurul I.M – 1710711132
Febby Fereza – 1710711135
Anggi Dwi P – 1710711136
Tri Andhika Dessy W – 1710711138
Firna Nahwa F – 1710711139
Ferany Salsabila - 1710711146
PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL
Preeklampsia adalah kondisi yang terjadi
pada kehamilan yang memasuki usia minggu
ke-20, ditandai dengan tingginya tekanan
darah tinggi walaupun ibu hamil tersebut
tidak memiliki riwayat hipertensi.
Preeklampsia biasanya disertai dengan
gejala :
- Proteinuria (protein di dalam urin), dan
- Bengkak pada kaki dan tangan.
Selain itu, diketahui bahwa lebih dari 500
juta perempuan di seluruh dunia meninggal
akibat komplikasi yang terjadi pada
kehamilan. Sekitar 10 hingga 15 persen dari
angka kematian tersebut, diakibatkan oleh
preeklampsia yang dialami oleh ibu hamil.
PENYEBAB PREEKLAMPSIA

Preeklampsia terjadi karena ada gangguan pada pertumbuhan serta


perkembangan plesenta, sehingga hal ini mengganggu aliran darah ke bayi
maupun ibu. Namun pada ibu yang mengalami preeklampsia, plasenta tidak
mendapatkan darah yang cukup. Hal ini terjadi diperkirakan akibat
plasenta yang tidak bekerja dengan baik untuk menyalurkan aliran darah
tersebut, kemudian mengganggu pembuluh darah dan tekanan darah pada
ibu.
Mengapa plasenta tidak bekerja dengan baik?
Karena saat makanan yang dikonsumsi ibu tidak mengandung nutrisi yang
dibutuhkan dalam perkembangan tersebut, plasenta akan terganggu dan
hal ini yang menyebabkan preeklampsia terjadi.
TANDA DAN GEJALA PREEKLAMPSIA
-Tiba-tiba mengalami pembengkakan pada muka, kaki, tangan, dan mata
-Tekanan darah menjadi sangat tinggi, yaitu lebih dari 140/90mmHg
-Terjadi peningkatan berat badan dalam 1 atau 2 hari
-Nyeri pada perut bagian atas
-Nyeri kepala yang sangat parah
-Timbul rasa mual dan muntah
-Penglihatan kabur
-Penurunan frekuensi dan jumlah urin
-Terdapat protein pada urin (hal ini diketahui setelah melakukan pemeriksaan
urin)
DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF

• Pasien mengatakan pusing


• Pasien mengatakan sesak nafas
• Pasien mengatakan sedih mengingat bayinya
meninggal dunia
DATA OBJEKTIF

Pasien postpartum pada P3A0H2 dengan preeklampsia


Kesadaran: composmentis TD: 150/100mmHg
Nadi: 92x/menit Suhu: 36,5
RR: 14x/menit Terpasang oksigen
TFU: 3 jari dibawah pusat Kontraksi uterus baik
Terpasang infus, tangan kanan: RL drip 20 ui Terpasang kateter urin, jumlah: 300cc (warna
oksitosin 20tpm, tangan kiri: RL drip MgSO4 kuning jernih)
40% 6gr/6 jam

Skor resiko jatuh: 35 Lochea rubra: ¼ pembalut


Hemoglobin: 16,7 gr/dL Hematokrit: 68%
Leukosit 33,6 10^3/uL Trombosit: 410 10^3/uL
Eritrosit: 5.73 10^6/uL GDS: 121 mg/dL
Hasil urine: protein urine 2+ Skala nyeri 2
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO Analisa Data Diagnosa Keperawatan Etiologi
1 DS Ketidakefektifan pola b.d Keletihan otot
-Pasien mengeluh sesak nafas napas (00032 – hal pernapasan
228)
DO
-Terpasang Oksigen
-RR: 14x/menit
-Kesadaran: composmentis
-Pasien dipsnea

DT
-Pola napas abnormal
-Pernapasan cuping hidung
-Pernapasan bradipnea
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
HASIL
1 Ketidak Setelah dilakukan tindakan Monitor Tanda Tanda Vital
efektifan keperawatan Ketidak : 6680
pola nafas efektifan pola nafas Monitor tekanan darah, suhu,nadi, dan -mengetahui kondisi
berhubungan berhubungan dengan status pernfasan pasien saat ini
dengan keletihan otot pernafasan Monitor pola pernafasan -mengetahui
keletihan dapat teratasi dengan Identifikasi kemungkinan penyebab perbedaan pola nafas
otot kriteria hasil: perubahan tanda-tanda vital mengetahui
pernafasan Tanda-Tanda Vital ( 0802) Periksa secara berkala perbedaan kondisi
TD: 120/80 Monitor pernafasan :3350 -untuk mengetahui
N : 80-100 x/menit Monitor irama,kecepatan, kedalaman hasil irama,
RR : 20-24 x/menit dan kesulitan bernafas kecepatan dan
S : 36,5- 37,50C Monitor suara nafas tambahan kedalaman bernafas
Status pernafasan : seperti ngorok atau mengi
pertukaran gas pergerakan
( 0410) Identifikasi pasien perlunya
Tidak ada apnea saat pemasangan O2
istirahat Terapi oksigen :3320 -membantu
Tidak ada sianosis siapkan perlatan oksigen dan berikan meningkatkan
Ekspensi mengembang melalui sistem humidifier (nasal kanul) pernafasan pasien
dengan baik monitor aliran oksigen
Tidak ada pernafasan cuping monitor posisi perangkat pemberian
hidung oksigen
Nama Pasien : Ny. W (31 th)
Diagnosa medis : PEB
Tanggal : 19/07/2019
No rm : 213745
NO DIAGNOSA TANGGAL IMPLEMENTASI TTD
DAN JAM
1 Ketidakefektif 19/7/19 Memonitor TTV manual
an pola nafas 13.00 TD: 150/100 mmhg
N: 92 x/menit
S: 36,5 C
P: 20 x/menit
TFU: 3 jari dibawah pusat
PPV: lochea rubra ¼ pembalut

17.00 Pemasangan monitor ttv


TD: 140/100
N: 58 x/menit
S: 36 C
P: 18 x/menit
Memonitor pola nafas
Hasil: apneu
Memonitor suara nafas tambahan
Hasil: mengorok saat tidur
Memberi peralatan oksigen melalui sistem humidifier (nasal kanul)
NO DIAGNOSA TANGGAL IMPLEMENTASI TTD
DAN JAM
1 Ketidakefektif 19.00 Pemeriksaan ttv
an pola nafas TD: 145/95
N: 88 x/menit
S: 36.5C
P: 20 x/menit
NO TANGGAL DIAGNOSA EVALUASI

1 19 Juli 2019 Ketidakefektifan Pola S=


Napas Pasien mengatakan masih sesak napas
pasien mengatakan masih pusing

O=
1. tanda – tanda vital pasien :
TD : 145 / 90 mmHg
RR : 20 x/menit
N : 88 x/menit

2. terdengar suara mengorok saat tidur

A = masalah ketidakefektifan pola napas teratasi


sebagian

P = intervensi dilanjutkan
-memonitor tanda – tanda vital pasien setiap jam
-memberikan pemberian oksigen
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO Analisa Data Diagnosa Etiologi
Keperawatan
2 Ds : Hambatan b.d fisik tidak
- pasien mengatakan pusing
- pasien mengatakan skala nyeri 2 mobilitas fisik bugar, gangguan
- pasien mengatakan sedih bayi nya meninggal dunia neuromuskular, dan
Dt : penurunan
- pasien mengatakan tidak nyaman
Do : ketahanan tubuh
- pasien postpartum (00085)
- P3A0H2 dengan preeklampsi
- Kesadarab composmentis
- TTV ( TD 150/100 mmHg, Suhu 36,5 derajat celcius, Nadi 92 kali
per menit, Pernafasab 14 kali per menit)
- TFU 3 jari dibawah pusat
- Skor resiko jatuh 35
- Hasil lab (Hb 16,7 gr/dl, Leukosit 33,6 x 10^3/uL, Trombosit 410 x
10^3 /uL, Hematokrit 68%)
dt :
- pasien tampal tremor akibat bergerak
- gerakan pasien tampak lambat dan lemah
INTERVENSI,IMPLEMENTASI,DAN
EVALUASI DIAGNOSA 2
No Diagnosa Tujuan Keperawatan Intervensi Keperawatan
Keperawatan
2 Hambatan Setelah dilakukan keperawatan 1) Perawatan tirah baring (NIC hal 393; 0740)
mobilitas fisik mengenai masalah keperawatan a. Hindari menggunakan kain linen kasur yang
berhubungan Hambatan mobilitas fisik teksturnya kasar
dengan fisik berhubungan dengan fisik tidak b. Jaga kain linen tetap bersih, kering, dan
tidak bugar, bugar, gangguan neuromuskular, bebas kerutan
gangguan dan penurunan ketahanan tubuh c. Gunakan alat di tempat tidur yang melindungi
neuromuskular dapat teratasi dengan kriteria pasien
, dan hasil : d. Monitor kondisi kulit pasien
penurunan e. Ajarkan latihan ditempat tidur dengan cara
ketahanan 1) Ambulasi (NOC hal. 75; 0200) yang tepat
tubuh a. Menopang berat badan
(00085) b. Berjalan dengan langkah yang
efektif
c. Berjalan dengan pelan
d. Berjalan mengelilingi kamar
e. Berjalan mengelilingi rumah
2) Pergerakan (NOC hal. 452, 0206) 2) Peningkatan mekanika tubuh
a. Keseimbangan tidak terganggu (NIC hal 341; 0140)
b. Cara berjalan tidak terganggu a. Kolaborasikan dengan
c. Gerakan otot tidak terganggu fisioterapi dalam
d. Berjalan tidak terganggu mengembangkan peningkatan
e. Berjalan dengan mudah tidak mekanika tubuh, sesuai indikasi
terganggu b. Kaji pemahaman pasien
mengenai mekanika tubuh dan
latihan
c. Bantu untuk mendemonstrasikan
posisi tidur yang tepat
d. Bantu untuk menghindari duduk
dalam posisi yang sama dalam
jangka waktu yang lama
e. Edukasi pasien/keluarga
tentang frekuensi dan jumlah
pengulangan dari setiap latihan
3) Koordinasi Pergerakan (NOC hal. 3) Terapi latihan: Ambulasi (NIC
280; 0212) hal 438; 0221)
a. Kecepatan gerakan a. Bantu pasien untuk
b. Kontrol gerakan menggunakan alat kaki yang
c. Keseimbangan gerakan memfasilitasi pasien untuk
berjalan dan mencegah
cedera
b. Sediakan tempat tidur
berketinggian rendah, yang
sesuai
c. Sediakan alat bantu (tongkat,
walker, atau kursi roda)
d. Intruksikan pasien mengenai
pemindahan dan teknik
ambulasi yang aman
e. Bantu pasien untuk berdiri dan
ambulasi dengan jarak
tertentu
DX 2
IMPLEMENTASI
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal dan Jam Implementasi
2. Hambatan mobilitas fisik 19 juli 2017
berhubungan dengan
fisik tidak bugar, 08.00 a. Menghindari menggunakan kain linen kasur yang
gangguan teksturnya kasar
neuromuskular, dan b. Menjaga kain linen tetap bersih, kering, dan bebas
penurunan ketahanan 08.00 kerutan
tubuh (00085) c. Menggunakan alat di tempat tidur yang melindungi
08:10 pasien
d. Memonitor kondisi kulit pasien
08: 15 e. Mengajarkan latihan ditempat tidur dengan cara
09:00 yang tepat
f. Mengkolaborasikan dengan fisioterapi dalam
09:10 mengembangkan peningkatan mekanika tubuh, sesuai
indikasi
g. Mengkaji pemahaman pasien mengenai mekanika
tubuh dan latihan
09:15
No. Diagnosa Tanggal dan Jam Implementasi
Keperawatan
09:15 h. Membantu untuk mendemonstrasikan
posisi tidur yang tepat
i. Membantu untuk menghindari duduk dalam
09:15 posisi yang sama dalam jangka waktu yang
lama
j. Mengedukasi pasien/keluarga tentang
frekuensi dan jumlah pengulangan dari setiap
09:20 latihan
k. Membantu pasien untuk menggunakan alat
09:25 kaki yang memfasilitasi pasien untuk berjalan
dan mencegah cedera
09:30 l. Menyediakan tempat tidur berketinggian
rendah, yang sesuai
09:35 m. Menyediakan akan alat bantu (tongkat,
walker, atau kursi roda)
n. Mengistruksikan pasien mengenai
09:38
pemindahan dan teknik ambulasi yang aman
o. Membantu pasien untuk berdiri dan
09:40 ambulasi dengan jarak tertentu
DIAGNOSA 3
NO Analisa Data Diagnosa Etiologi
Keperawatan

3 DS: Dukacita Berhubungan


Pasien postpartum pada P3A0H2 dengan (NANDA 2018- dengan kematian
preeklampsia. 2020 :2;00136: bayinya.
Pasien merasa sedih bayinya meninggal dunia. hal.
339).
DO:
TTV
TD : 150/100 mmHg
N92x/menit
RR : 14x/menit
S: 36,5

DT:
Pasien tampak lebih banyak diam
Pasien tampak murung
No Diagnosa Tujuan Keperawatan Intervensi Keperawatan
Keperawatan
3 Dukacita b.d Setelah dilakukan keperawatan 1. Dukungan emosional (nic, hal. 90)
Berhubungan mengenai masalah keperawatan - rangkul dan sentuh pasien drngan penuh
dengan Dukacita b.d Berhubungan dengan dukungan
kematian kematian bayinya. dapat teratasi - bantu pasien untuk mengenali perasaannya
bayinya. dengan kriteria hasil : seperti adanya cemas, marah, atau sedih
(NANDA 2018-
2020
- dorong untuk bicara atau menangis sebagai
Noc cara untuk menurunkan respon emosi
:2;00136: hal. 1. Ketahanan keluarga (noc, hal. 203)
339). - kurangi kebutuhan terkait dengan fungsi
- menyatakan penerimaan terhadap
situasi secara konsisten menunjukkan,
kognitif apabila pasien dalam kondisi kesakitan
skala 5 atau kelelahan
- adaptasi perubahan hidup secara 2. Peningkatan koping (nic, hal. 337)
konsisten menunjukkan, skala 5 - kenali latar belakang budaya/spiritual pasien
- menyatakan butuh bantuan secara - berikan suasana penerimaan
konsisten menunjukkan, skala 5 - sediakan informasi aktual mengenai diagnosis,
2. Keparahan penderitaan (noc, hal.
penanganan, dan prognosis
155)
- Ketidakberdayaan tidak ada, skala 5
- ketidakmampuan tidak ada, skala 5
No Diagnosa Tujuan Keperawatan Intervensi Keperawatan
Keperawatan
3 Dukacita b.d 3. Tidur ( noc, hal. 566) 3. Fasilitasi proses berduka (nic, hal. 108)
Berhubungan - jam tidur tidak terganggu, - bantu mengidentifikasi strategi-strategi
dengan
kematian
skala 5 koping pribadi
bayinya. - kualitas tidur tidak terganggu, - bantu mengidentifikasi kebutuhan untuk
(NANDA 2018- skala 5 modifikasi gaya hidup
2020 - apnea saat tidur tidak ada,
:2;00136: hal. skala 5 4. Peningkatan tidur ( nic, hal. 348)
339). - jelaskan pentingnya tidur yang cukup selama
- mengorok tidak ada, skala 5
tekanan psikososial, penyakit, dll.
- nyeri tidak ada, skala 5 - monitor pola tidur pasien, dan catat kondisi fisik
(apnea tidur, sumbatan jalan nafas,
nyeri/ketidaknyamanan) dan/atau psikologis
(ketakutan atau kecemasan) keadaan yang
mengganggu tidur
- sesuaikan lingkungan (cahaya, kebisingan, dan suhu)
untuk meningkatkan tidur
- monitor makanan sebelum tidur dan intake minuman
yang dapat memfasilitasi/mengganggu tidur
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal dan Jam Implementasi
3. 19 juli 2017 1. Dukungan emosional

08.00 Merangkul dan menyentuh pasien drngan penuh dukungan


Membantu pasien untuk mengenali perasaannya seperti
adanya cemas, marah, atau sedih
Mendorong pasien untuk bicara atau menangis sebagai cara
untuk menurunkan respon emosi
Mengurangi kebutuhan terkait dengan fungsi kognitif apabila
pasien dalam kondisi kesakitan atau kelelahan
2. Peningkatan koping
08:10 Mengkaji latar belakang budaya/spiritual pasien
Memberikan suasana penerimaan pada pasien
Menyediakan informasi aktual mengenai diagnosis,
penanganan, dan prognosis
3. Fasilitasi proses berduka (nic, hal. 108)
08: 15
Membantu mengidentifikasi strategi-strategi koping pribadi
Membantu mengidentifikasi kebutuhan untuk modifikasi gaya
hidup
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal dan Jam Implementasi
2. Dukacita b.d 19 juli 2017
Berhubungan dengan
kematian bayinya. 4. Peningkatan tidur ( nic, hal. 348)
(NANDA 2018-
2020 :2;00136: hal. 09:15 Menjelaskan pentingnya tidur yang cukup selama
339). tekanan psikososial, penyakit, dll.
Memonitor pola tidur pasien, dan catat kondisi fisik
(apnea tidur, sumbatan jalan nafas,
nyeri/ketidaknyamanan) dan/atau psikologis (ketakutan
atau kecemasan) keadaan yang mengganggu tidur
Menyesuaikan lingkungan (cahaya, kebisingan, dan suhu)
untuk meningkatkan tidur
Memonitor makanan sebelum tidur dan intake minuman
yang dapat memfasilitasi/mengganggu tidur
NO TANGGAL DIAGNOSA EVALUASI

1 19 Juli 2019 Dukacita b.d S:


Berhubungan dengan Pasien memgatakan :
kematian bayinya.
(NANDA 2018-
Masih merasa sedih
2020 :2;00136: hal. Mengapa ini semua terjadi pada diri saya
339). P:
Pasien sudah mamph mengatakan secara
verbal adanya rasa cemas, sedih dan marah.
Pasien sudah tidak mengekspresikan emosi-
emosi yang berlebih.
Pasien sudah dapat tidur/istirahat
A:
Masalah teratasi sesesebagi
P : Lanjutkan semua intervensi
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai