Anda di halaman 1dari 42

Daur Hidup dan Cara

Memutuskan Mata Rantai


Golongan Virus HIV
IDK II
Ns. Marina Kristi Layun Rining
Viruses
• Virus adalah elemen genetik nonseluler yang
menggunakan sel hidup untuk replikasinya
• Virus adalah partikel ultramikroskopis yang
mengandung asam nukleat yang dikelilingi oleh
protein, dan dalam beberapa kasus, komponen
makromolekul lainnya seperti selubung mirip
membran.
• Di luar sel inang, partikel virus juga dikenal sebagai
virion. Virion secara metabolik inert dan tidak
tumbuh atau menjalankan fungsi respirasi atau
biosintetik..
Virus
• Kapsid: lapisan pembungkus tubuh
virus yang tersusun atas protein.
• Isi: terdapat di sebelah dalam kapsid
berupa materi genetik/molekul
pembawa sifat keturunan DNA/RNA.
Virus tanaman/hewan berisi RNA/DNA,
virus fage berisi DNA.
• Kepala: berisi DNA, RNA diselubungi
kapsid yg tersusun oleh satu unit
protein disebut kapsomer.
• Ekor bagian berbentuk jarum dan
berfungsi untuk menempelkan tubuh
virus pada sel inang.
Virus

Virus berbeda dengan mikroorganisme lain


(protozoa, jamur, bakteri, ricketsia,
mikroplasma dan chlamidia) atas dasar:
• Mengandung satu jenis asam nukleat
sebagai genom (DNA atau RNA, beruntai
satu atau beruntai dua
• Tidak mempunyai aktivitas metabolisme
• Tidak mempunyai ribosome
Virus
• Tidak dapat berkembang biak melalui
pembelahan (melalui unsur genetis pada
asam nukleusnya dengan cara biosintesis)
• Tidak peka terhadap antibiotika
• Sebagian besar virus peka terhadap interferan
• Beberpa virus dapat menyebabkan infeksi
laten (pada kondisi ini tercapai keseimbangan
antara virus dan tuan rumah/host)
Virus
• Virion (partikel virus infektif) terdiri atas molekul asam nukleat
pada inti pusat yang dibungkus oleh selubung protein (kapsid)
• Asam nukleat dengan selubung kapsid disebut nukleokapsid
• Fungsi kapsid: melindungi struktur dalam dari virus terhadap
pengaruh luar
• Kapsid tersusun oleh sub untuk protein pada permukaan
partikel virus disebut kapsomer
• Beberpa virus memiliki selubung luar (channel catfish virus,
rhabdovirus, dll)
Morfologi virus
• Bentuk tubuh beraneka ragam: bersegi banyak
memanjang (flamen), bentuk T dan bentuk
batang (silindris) dn virus bulat
• Ukuran tubuhnya rata-tara: 0,02-0,3 mikron atau
juga: 25-300 mikron (1 nanometer=
1/1.000.000.000 m). Virus yang berukuran paling
kecil adalah virus polio
• Struktur tubuh: DNA (deoxyribonucleic acid) dan
RNA (ribonucleic acid) yang dikelilingi lapisan:
Kapsid (merupakan suatu selaput tersusun dari
unit-unit protein disebut kapsomer)
Klasivikasi Virus
Menurut RNA Menurut DNA
1. Picontohmavi 1. Rhabdovirida 1. Adenoviridae
ridae e
2. Herpesviridae
2. Caliciviridae 2. Filoviridae
3. Togaviridae 3. Paramyxovirid 3. Hepadnaviridae
ae
4. Flaviviridae 4. Papovaviridae
5. Bunyaviridae 4. Reoviridae
5. Retroviridae 5. Parvoviridae
6. Arenaviridae
7. Contohronavi 6. Retroviridae 6. Poxviridae
ridae
Replikasi Virus
• Virus menyerap ke sel host yang rentan. Spesifisitas
tinggi tercampur antara virus dan sel, dan paku amplop
dapat terlepas dengan reseptor permukaan sel. Reseptor
mungkin ada pada bakteri pili atau flagela atau pada
membran sel inang
• Penetrasi virus atau genom virus ke dalam sel. Langkah
ini dapat terjadi oleh fagositosis; atau envilope virus
dapat menyatu dengan membran sel; atau virus dapat
"menyuntikkan" genomnya ke dalam sel inang. Situasi
terakhir terjadi dengan bakteriofag ketika ekor fag tidak
menempel dengan dinding sel bakteri dan enzim
membuka lubang di dinding. DNA fag menembus melalui
lubang ini.
Replikasi Virus
• Langkah-langkah replikasi dari proses terjadi
selanjutnya. Kapsul protein dilepaskan dari
genom, dan genom dibebaskan dalam sitoplasma
sel.
• Jika genom terdiri dari RNA, genom bertindak sebagai
molekul pesan RNA dan menyediakan kode genetik
untuk sintesis enzim. Enzim digunakan untuk sintesis
genom dan kapsomer virus dan perakitan komponen
ini menjadi virus baru.
• Jika genom virus terdiri dari DNA, itu menyediakan
kode genetik untuk sintesis molekul pesan RNA, dan
proses berlanjut
Replikasi Virus

Representasi
umum dari
replikasi dua
virus. Replikasi
virus DNA
ditunjukkan
pada (1);
replikasi virus
RNA
ditampilkan
pada (2)
Daur Lisogenik
• Fage menginfeksi bakteri
• Dalam tubuh bakteri DNA fage akan menempel pada DNA
bakteri dan menjadi gen asing. Gabungan antara DNA fage dan
DNA bakteri disebut profage
• Jika bakteri mengadakan pembelahan, profage akan
membelah
• Pada setiap sel anak terdapat profag
• Perkembangan virus yang terjadi jika DNA fage menempel
pada DNA bakteri disebut siklus lisogenik
• Pada suatu saat fage tidak sensitive lagi terhadap hambatan
bakteri. Sinar utra violet, misalnya, menghancurkan imunitas
bakteri terhadap DNA fage. Akibatnya, fage akan mengalami
siklus lisis
Daur Litik
• Dalam beberapa menit, DNA fage tempat berada
berdekatan dengan DNA bakteri. Dalam kondisi normal
DNA bakteri berfungsi mengontrol mekanisme
pembentukan substansi bakteri.
• Masuknya DNA fage mengakibatkan DNA fage mengambil
alih fungsi pengontrolan dengan cara menghancurkan DNA
bakteri. Pada saat ini bakteri sudah menjadi mesin
pembuat virus
• Dalam sekejap, didalam sel bakteri terbentuk fage baru
yang jumlahnya sekitar 300 buah/lebih
• Sel bakteri pecah dan hancur. Fage keluar dari sel bakteri
untuk mencari sel bakteri yang baru. Seluruh siklus lisis
tersebut berlangsung selama 45 menit
Patogenesis dan patogenitas
Virus
• Patogenesis virus merupakan suatu tahap akhir
terjadinya penyakit setelah infeksi virus. Patogenesis
virus ini berakibat timbulnya suatu penyakit klinis atau
subklinis (tidak bergejala) yang merupakan hasil
interaksi antara beberapa faktor dengan virus dan inang
• Tahapan dalam patogenesis masuknya virus ke dalam
tubuh inang pembawa sering terjadi melalui selaput
lendir saluran nafas dan dapat pula terjadi melalui
selaput lendir pencernaan atau saluran kemih, namun
terkadang dapat pula akibat suntikan langsung virus ke
dalam aliran darah melalui suntikan/gigitan serangga
Tahapan Patogenesis Virus
1. Masuk ke Host (Pord d’entrée)
• Kulit merupakan sel mati, sehingga tidak dapat
mendukung replikasi virus. Kebanyakan virus yg
menginfeksi melalui kulit pada keadaan luka/lecet.
Banyak virus menggunakan vektor, misal kutu, nyamuk
dll.
• Saluran pernapasan. Berbeda dengan kulit, saluran
pernapasan dan semua permukaan mukosa lainnya
memiliki mekanisme pertahanan kekebalan tubuh yang
canggih, serta mekanisme penghambatan non spesifik,
yang harus mengatasi virus
Tahapan Patogenesis Virus

2. Mekanisme Primer
Setelah masuk ke host potensial, virus harus
memulai infeksi dengan memasukkan sel
rentan. Hal ini akan tetap terlokalisasi di
tempat masuk atau menyebar menjadi infeksi
sistemik.
Tahapan Patogenesis Virus
3. Menyebarkan sepanjang host
Terlepas dari kontak sel-sel langsung, ada 3
mekanisme utama untuk menyebar ke seluruh tubuh
host:
• Melalui aliran darah
• Melalui aliran saraf
• Menyebrang melalui jaringan
Tahapan Patogenesis Virus
4. Selular/Tissue Tropisme. Tropisme-kemampuan
virus untuk bereplikasi dalam sel
tertentu/jaringan
5. Replikasi sekunder. Terjadi pada infeksi sistemik
ketika virus mencapai jaringan lain di mana ia
mampu replikasi
6. Sel/kerusakan jaringan. Virus dapat mereplikasi
secara luas di seluruh tubuh tanpa gejala penyakit
jika mereka tidak menyebabkan kerusakan sel
yang signifikan/kematian.
• Since the beginning of the epidemic, 75 million people have been infected with the HIV virus and about
32 million people have died of HIV. Globally, 37.9 million [32.7–44.0 million] people were living with HIV
at the end of 2018. An estimated 0.8% [0.6-0.9%] of adults aged 15–49 years worldwide are living with
HIV, although the burden of the epidemic continues to vary considerably between countries and
regions. The WHO African region remains most severely affected, with nearly 1 in every 25 adults (3.9%)
living with HIV and accounting for more than two-thirds of the people living with HIV worldwide
Etiologi
• Agen penyebab terkait AIDS pertama kali, di perancis 1983-virus
limfadenopati
• Setahun kemudian ditemukan oleh peneliti lain-virus T
limfotropik tipe III manusia.
• 1986, International Society on the Taxonomy of Viruses memberi
nama ulang HIV. Pada tahun yang sama muncul virus kedua-
Afrika-berbeda secara nyata
• Sehingga dibedakan menjadi HIV-1 dan HIV-2
• Virus memiliki 2 subtipe utama:
• Virus utama/mayoritas HIV-1 (Kelompok M)
• Virus terpencil/minoritas HIV-1 (Kelompok O)
Faktor Risiko
• Virus menyebar melalui praktik hubungan seksual
tertentu, melalui paparan cairan tubuh dan darah,
dan melalui penularan perinatal.
• Berdasarkan epidemik yang terjadi, Kebanyakan
penularan HIV terjadi pada praktik seksual bukan
kebutuhan seksual, pda orang2 berisiko infeksi
menular seksual (IMS), termasuk HIV/AIDS.
Faktor Risiko
• Penularan oleh paparan darah: tranfusi darah, transpalantasi
jaringan dari donatur yang terinfeksi
• Penggunaan suntik yang terapar darah terkontaminasi virus
• Paparan jarum suntik karena ketidaksengajaan menimbulkan
bahaya paling besar terhadap tenaga kesehatan.
• Pemaparan HIV perinatal dapat terjadi selama kehamilan,
selama melahirkan pervaginam, pospartum sampai menyusui.
Viral load in the blod in relationship to HIV is surronded by an envelope made
number of CD4 T cells over the up of proteins (including gp120) and
spectrum of untreated hiv infection contains a core of viral RNA and proteins
Patofisiologi
• HIV-1 subfamili lentivirus dari retrovirus manusia
• Lentivirus → penyakit onset mendadak dan
keterlibatan progresif SSP, mengakibatkan
gangguan sistem kekebalan
• HIV-1 → salah salah satu dari 5 virus pada famili
lentivirus
• Virus HIV lainnya → HIV-2 dan human T-
lymphotropic virus (HTLV) tipe I, II, III, dan IV
Patofisiologi
• HIV-1 subfamili lentivirus dari retrovirus manusia
• Lentivirus → penyakit onset mendadak dan
keterlibatan progresif SSP, mengakibatkan
gangguan sistem kekebalan
• HIV-1 → salah salah satu dari 5 virus pada famili
lentivirus
• Virus HIV lainnya → HIV-2 dan human T-
lymphotropic virus (HTLV) tipe I, II, III, dan IV
Patofisiologi
• Sel T pembantu lebih mudah terinfeksi, tahap deplesi sel:
• Setelah masuk ke penjamu, HIV melekat pada membran sel target
dengan melekat pada molekul reseptornya CD4
• Virus tidak terlapisi, dan RNA masuk ke sel
• Enzim yang diketahui transkiptase ke dalam DNA sel
• DNA yg baru terbentuk bergerak ke dalam inti dan DNA sel
• Provirus dibuat ketika DNA virus mengintegrasikan dirinya sendiri ke
dalam DNA seluler/genom sel
• Setelah provirus pada tempatnya, materi genetiknya bukan lagi murni
DNA penjamu, tetapi sebagian DNA virus
• Sel dapat berfungsi abnormal
• Sel penjamu mati, dan tunas/anak virus terbentuk. Virus baru
menginfeksi sel lain.
Patofisiologi
• Perubahan laboratorium mengidentifikasi disfungsi
sistem kekebalan tubuh:
• Penurunan keseluruhan jumlah total sel darah putih
• Menurunnya jumlah total maupun presentase limfosit
• Perubahan signifikan rasio CD4/CD8
• Penurunan temuan pemeriksaan sel T CD4
• Tidak ada atau penurunan reaktivitas tes kulit (alergi)
• Peningkatan kadar imunoglobulin
Patofisiologi
• Obat-obat antiretroviral memutus proses peyakit
dengan menghambat kemampuan virus untuk
berepliaksi/masuk kedalam sel.
• 1996: obat highly active antiretroviral therapy (HAART),
2006 → terpi antiretroviral (antiretroviral therapy-ART)
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
• Infeksi primer: periode awal setelah seseorang
mengidap HIV. Lama waktu berminggu2/berbulan2
• 50-70% menjadi sakit: gejala sistemik (demam,
letih, limfadenipati, mual dan muntah), sakit kepala,
kemerahan pada batang tubuh (torso dan lengan),
ulkus pada mulut, genital/keduanya, sariawan,
faringitis, diare, hepatomegali, mialgia, artralgia,
anemia, trombositopenia dan leukimia.
• CD4 turun di bawah 100/mm3 → AIDS
Oral thrush involving hard and
soft palate Kaposi Sarkoma (KS)
Manajemen Hasil Pada Infeksi
HIV
• Mempertahankan kesehatan klien
• Memulai dan memoertahankan rejimen ART
• Mencegah komplikasi penyakit menular
Oleh karena itu klien harus memiliki peruahan gaya
hidup
Mempertahankan Kesehatan
• Memerlukan pengajian laboratorium dan
pengkajian klinis sebgai panduan untuk keputusan
terapi.
• Jumlah, rasio dan presentase CD4 dilakukan untuk
menentukan tingkat difesiensi imun pemeriksaan
muatan virus → jumlah aktivitas virus:
• 10.000 salinan/ml: risiko rendah AIDS
• 10.000-100.000 salinan/ml: 2x untuk AIDS
• >100.000 salinan/ml:risiko tinggi AIDS
Memulai dan mempertahankan
terapi ART
• Panduan terkini Departemen oh Health and Human
Services Amerika Serikat:
• Klien simtomatik: diobati
• Klien asimtimatik dngan CD4 <200/mm3: diobati
• Klien asimtomatik dengan CD4 200-350/mm3: terapi
secara umum ditawarkan
• Klien asimtomatik dengan cd4 >350/mm3:
ditunda/pertimbangkan terapi jika jumlah virus tinggi
Memulai dan mempertahankan terapi ART

• Kelas agen ART paling umum:


• Nucleuside/nucleutide reverse transcriptase inhibitors (NRTI)
• Penghambat protease
• Non-Nucleuside/nucleutide reverse transcriptase inhibitors
(NNRTI)
• Penghambat gabungan
• Tantangan pengobatan → pervampuran genetik virus ini
(resisten):
• Resistensi genotip, virus bermutasi
• Resistensi fenotip, penuruna sensitivitas virus thd obat
• Resistensi silang, virus mengalami resistensi ths satu obat dan
menjadi resisten dengan obat lain dlm kelas tsb
Bagaimana memutuskan
rantai penyebaran HIV pada
pasangan serodiscordant?
Literature Review
DOI: 10.22146/bkm.35359

• Pasangan serodikordan merupakan, pasangan yang


memiliki status HIV positif dan salah satunya negatif.
• WHO merekomendasikan pasangan serodiskordan harus
menerima terapi antiretroviral (ART) untuk mencegah HIV
(pre exposure profilaksis-PrEP).
• Upaya pencegahan ini harus mengikuti
dekomendasi yang ditetapkan dalam pedomen tes
dan konseling HIV, termasuk terapi antiretroviral
untuk pencegahan pada pasiengan serodiskordan.
• Pedoman ini merekomendasikan penggunaan
pengobatan dini dengan antiretroviral untuk
pasangan yang terinfeksi guna mengurangi
kemungkinan penularan HIV. Hal ini membutuhkan
kepatuhan pasien dalam menjalani terapi.
Rekomendasi:
• Mhealth sebagai bentuk monitoring kepatuhan
• SMS: penggunan harian PrEP dilaporkan melalui SMS.
SMS berfungsi sebagai pengingat konsumsi obat dan
sebagau pendektan yang berpusat kepada klien untuk
meningkatkan kepatuhan.
• Medication Event Monitoring System (MEMS):
merupakan sistem pemantauan untuk menilai kepatuhan
secara objektif dengan merekam kuantitas “memuka dan
menutup” penutup botol profilaksis melalui mocrochip
yang sebelumnya ditempatkan pada penutup botol.
• Wisepill: perangkat penyimpanan pil elektronik yang
memungkinkn pemantauan kepatuhan real-tiime dengan
mengirimkan data dan cap setiap kali dibuka dengan
menggunakan subscriber identity Module (SIM) card.
Rekomendasi:
• Pelaporan mandiri sebagai pendekatan kepatuhan
• Pelaporan mandiri menjadi salah satu cara sederhana
untuk melihat kepatuhan pasien, saat monitoring
kepatuhan tidak dapat dilakukan secara real-time.
Pelaporan mandiri dengan pencatatan dosis dan
frekuensi penggunaan PreEP mempunyai kepatuhan
yang tinggi terdapat pada kelompok daily oral dose
dan fixed intermittent dose. Shrestha et al (2018)
melakukan Pengukuran kepatuhan PrEP menggunakan
self reported questionnaire (PrEP adherence, drug use,
sexual risk behaviorisme) menunjukkan kepatuhan
penggunaan PrEp meningkat signifikan
Tugas Kelompok

• Buatlah PPT terkait daur hidup dan cara memutuskan


mata rantai golongan virus:
• SARS-CoV-2 (kelompok 1)
• Influenza (kelompok 2)
• MERS-CoV (kelompok 3)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai