Anda di halaman 1dari 13

PAPER KEPERAWATAN KOMUNITAS

Tiga Pendekatan Pencegahan Pelayanan Keperawatan


Komunitas Khususnya Pada Balita

DI Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Bayur

NAMA : Nilla Anggria

NIM : P07220116194

MAHASISWA PENDIDIKAN JARAK JAUH

KABUPATEN BERAU

PROGRAM D-III KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES KALTIM


Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkah dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

Tiga Pendekatan Pencegahan Pelayanan Keperawatan Komunitas Khususnya


Pada Balita DI Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Bayur
makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan komunitas.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karna itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari setiap tulisan yang ada, yang bersifat membangun untuk dijadikan
sebagai umpan balik dan inspirasi bagi kami berikutnya.
Akhir kata, semoga makalah ini sudah sesuai dengan yang diharapkan

Berau,9 juli 2019


Penyusun

Nilla Anggria
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar................................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................
1.2 Tujuan...........................................................................................................
1.3 Rumusan Masalah........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian keperawatan komunitas...............................................................
2.2 Sasaran...........................................................................................................
2.3 Masalah kesehatan pada Balita.......................................................................
2.4 Dampak...........................................................................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...................................................................................................9
3.2 Saran….........................................................................................................9

Daftar Pustaka..................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan dari Millenium Development Goals yang harus kita capai pada tahun 2015
,salah satu dari tujuan tersebut adalah menurunkan angka kematian balita 2/3 nya
dari keadaan tahun 1990 yaitu menjadi 23/1.000 kelahiran hidup untuk Angka
Kematian Bayi (AKB) dan 32/1.000 kelahiran hidup untuk Angka Kematian Balita.
Pemerintah Indonesia sudah lama mempunyai banyak program kesehatan untuk
mengatasi masalah kesehatan balita, namun kenyataannya masih banyak masalah
tersebut belum teratasi dengan baik. Data Unicef (2012) menyatakan
Perawatan Balita bahwa di Indonesia ada sekitar 1500 balita meninggal karena
penyakit yang dapat dicegah yaitu : diare, demam berdarah; 1 dari 3 Balita
terhambat pertumbuhan tinggi badannya “STUNTING”, khususnya Jawa Tengah
(Klaten), NTT (Kab. Sikka), Papua (Jayawijaya); dan masalah pneumonia menjadi
pembunuh no.1 balita (83 balita mengalami radang paru/ hari). Sebagai perawat
komunitas data ini menjadi tantangan tersendiri untuk memberikan pelayanan
keperawatan komunitas pada kelompok khusus balita, agar masyarakat lebih
mampu dan mandiri untuk hidup sehat
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khusus balita adalah pelayanan


keperawatan komunitas yang ditujukan kepada kelompok balita serta keluarga
dengan menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif melalui agar tercapai kemandirian
kelompok dan keluarga dalam penyelesaian masalah kesehatan
2. Sasaran Asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khusus balita diberikan
pada kelompok balita di posyandu, puskesmas, institusi (PAUD/Pendidikan Anak
Usia Dini, panti, Taman Kanak-Kanak).
3. Masalah Kesehatan pada Balita Masalah kesehatan yang lazim terjadi pada
kelompok balita adalah :
a. Kebutuhan nutrisi : obesitas, gizi kurang/gizi buruk, menurunnya nafsu makan
b. Kebersihan diri : kebersihan gigi dan mulut, kulit
c. Masalah perilaku dan belajar : sulit konsentrasi, hiperaktif, hipoaktif
d. Penyakit infeksi : diare, campak, batuk pilek, pneumonia, TBC, HIV/AIDS,
hepatitis, dan lain-lain
e. Penyakit kronik : asma, kanker, kecacatan bawaan dan lain-lain
f. Kecelakaan : jatuh, terpotong,terbakar, tersiram air panas, kecelakaan lalu lintas
g. Child abuse : physical abuse, emotional abuse, dan sexual abuse. Perlakukan
kekerasan yang diterima anak dari orang dewasa disekitarnya.
4. Proses Keperawatan Komunitas pada Kelompok Khusus Balita
Berikut 5 tahapan proses keperawatan yang dapat dilaksanakan
oleh perawat komunitas :
Berikut yang dapat saudara kaji adalah :
1) Core (Kelompok balita) : demografi kelompok balita (nama balita, umur balita,
jenis kelamin balita, urutan anak dalam keluarga, nama orang tua, pekerjaan
orang tua, pendidikan orang tua, suku, alamat). Riwayat kesehatan : riwayat
ante,intra,post natal;
2) riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat immunisasi, riwayat tumbuh
kembang; nilai dan keyakinan keluarga dalam kesehatan. Pemeriksaan fisik
balita mulai dari kepala sampai kaki (semua sistem dilakukan pemeriksaan
fisik).
2)Pengkajian delapan subsistem :
a) Lingkungan fisik : apakah lingkungan fisiknya aman untuk bermain balita? Adakah
sumber air bersih? Apakah lingkungan dekat tempat yang mengancam kesehatan :
sungai, tempat pembuangan limbah/ sampah, polusi udara/suara, jalan raya.
b) Pendidikan : adakah sarana pendidikan dan belajar untuk balita baik formal atau
informal, seperti PAUD, Taman Bermain, TK.
C)Keamanan dan transportasi : jelaskan fasilitas transportasi yang tersedia yang
dapat digunakan oleh keluarga/komunitas untuk memfasilitasi kelompok balita.
Bagaimana cara/sistem komunitas melindungi keamanan balita dari bahaya fisik,
psikologis, maupun sosial?
d) Politik dan pemerintahan : adakah kebijakan pemerintah pusat/ daerah/lokal
tentang perlindungan dan kesejahteraan balita? Misalnya ada aturan tentang UU
perlindungan anak, kebijakan
pemerintah daerah membentuk PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), dan lain-lain.
e)Pelayanan kesehatan : adakah fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia untuk
balita, misalnya : posyandu, tenaga kesehatan yang berpraktek, puskesmas, klinik,
rumah sakit. Bagaimana pelayanan yang diberikannya seperti : pemantauan tumbuh
kembang secara rutin, program imuisasi, pemberian makanan tambahan.
f) Pelayanan sosial : adakah fasilitas sosial yang dapat dimanfaatkan untuk balita,
misalnya layanan konseling, kelompok peduli balita, penitipan balita, dan lain-lain
g) Komunikasi : media komunikasi yang dapat digunakan untuk memfasilitasi
perkembangan kelompok balita seperti : koran, buletin, radio, TV, telpon, papan
pengumuman, poster. Bagaimana cara masyarakat menerima informasi tentang
kesehatan balita.
h) Ekonomi : bagaimana keluarga dapat memenuhi kebutuhan balita? Pendapatan
rata-rata RT. Banyakkah ibu-ibu yang mempunyai balita bekerja?
i) Rekreasi : adakah tempat rekreasi yang bisa digunakan oleh balita, seperti taman
bermain, taman kota. Bagaimana sistem penggunaannya, gratis atau dgn bayaran?
Amankah tempat rekreasi yang digunakan balita?
Diagnosis Keperawatan Komunitas. Berikut masalah keperawatan komunitas pada
kelompok khusus balita yang dapat dirumuskan menjadi diagnosis keperawatan
seperti :
1) Risiko gangguan tumbuh kembang pada balita di RW 01 Kelurahan Sei.Bedungun
2) Ketidak mampuan untuk mandiri memelihara lingkungan yang aman untuk
mendukung pertumbuhan.
c. Perencanaan dapat menggunakan pendekatan tiga level pencegahan dalam
membuat perencanaan keperawatan yaitu :
1) Pencegahan primer (primary prevention)
a) Program promosi kesehatan
(1) Pendidikan kesehatan tentang : stimulasi tumbuh kembang balita, kebutuhan
nutrisi, manfaat dan teknik pemberian ASI, kebersihan gigi dan mulut balita,
kebutuhan latihan fisik balita, dan lain-lain
(2) Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
(3) Memberikan layanan konseling tumbuh kembang balita
(4) Membentuk kelompok swabantu kelompok balita sebagai support untuk orang
tua atau keluarga yang memiliki balita
b) Program proteksi kesehatan :
(1) Pelayanan immunisasi : pemberian immunisasi dan perawatan pasca immunisasi
(2) Peningkatan pelayanan “day care”,
(3) Program pencegahan kecelakaan pada balita (kecelakaan rumah tangga
maupun lalu lintas) seperti mewajibkan orang tua untuk menggunakan helm bermain
sepeda atau kendaraan bermotor, menggunakan pelindung lutut bagi anak yang
belajar berjalan, meningkatkan pengawasan pada balita khususnya balita yang
tinggal didekat jalan, sungai atau tempat yang berbahaya.
(4) Perlindungan caries pada balita : flouridasi
(5) Perlindungan balita dari child abuse dari orang dewasa disekitarnya :
meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap keselamatan dan kesehatan balita,
misalnya segera melaporkan pada pihak yang berwajib apabila menemukan balita
yang mencurigakan. Pemerintah sudah membuat aturan UU perlindungan anak, dan
sudah membentuk Komnas Anak.
2) Pencegahan sekunder (secondary prevention)
(a) Deteksi dini dan pengobatannya, sebagai deteksi tumbuh kembang penting
dilakukan untuk segera dilakukan pengobatan sejak dini
(b) Perawatan emergency, misalnya diberikan pada anggota balita yang mengalami
kecelakaan lalu lintas atau kecelakaan rumah tangga (jatuh, terkena pisau, atau
terbakar minyak panas)
(c) Perawatan akut dan kritis, diberikan pada balita yang mengalami sakit akut
seperti diare, demam, dan lain-lain. Perawatan juga diberikan pada balita dengan
penyakit kritis.
(d) Diagnosis dan terapi, perawat komunitas dapat menegakkan diagnosis
keperawatan dan segera memberikan terapi keperawatannya.
(e) Melakukan rujukan untuk segera mendapatkan perawatan lebih lanjut
3) Pencegahan tertier (tertiary prevention)
(a) Memberikan dukungan pada upaya pemulihan balita setelah sakit dengan
memelihara kondisi kesehatan agar tumbuh kembangnya optimal
(b) Memberikan konseling perawatan lanjut pada kelompok balita pada masa
pemulihan Implementasi Saudara dapat menggunakan empat strategi dalam
melaksanakan perencanaan yang telah disusun sebelumnya, yaitu melalui :
1) Pemberdayaan komunitas : hal ini penting dilakukan agar masyarakat peduli
terhadap kebutuhan kesehatan balita. Pemberdayaan disesuaikan dengan
kemampuan yang ada di komunitas, misalnya : untuk membantu mengatasi gizi
kurang, masyarakat dapat diberdayakan untuk menanam sayuran disekitar
pekarangan rumah dan mengoptimalkan manfaat sungai/ waduk yang ada disekitar
komunitas untuk diambil ikannya. Contoh lain ibu-ibunya dimotivasi untuk dapat
memanfaatkan potensi alam yang ada untuk dibuat makanan, misalnya disuatu
daerah banyak singkong untuk dibuat kripik dan dijual, dananya ini untuk membantu
ekonomi keluarga. Semuanya dilakukan untuk membantu mengatasi gizi kurang.
2) Proses kelompok Perawat komunitas juga dapat menggunakan pendekatan
kelompok, agar implementasi dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Kelompok
yang terdiri dari keluarga yang mempunyai balita akan sangat bermanfaat
membantu keluarga menemukan solusi masalah kesehatan balita. Contoh
dibentuknya kelompok swabantu keluarga dengan balita Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan seperti dijelaskan diawal akan sangata membantu keluarga
dan komunitas meningkatakan pengetahuannya untuk merubah perilaku hidup lebih
sehat.
4) Kemitraan Kemitraan perlu dibentuk agar ada jejaring kerja, contoh : bermitra
dengan Komnas Anak, LSM peduli anak, atau pengusaha yang dapat memberikan
dukungan pada program peduli kesehatan balita.
BAB III

3.1. Tiga Pendekatan Pencegahan Pelayanan Keperawatan Komunitas Khususnya


Pada Balita DI Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Redeb
Sasaran pendekatan pencegahan pelayanan keperawatan komunitas pada
kelompok khusus balita diberikan pada kelompok balita di posyandu,institusi
(PAUD/Pendidikan Anak Usia Dini, panti, Taman Kanak-Kanak),adapun Tiga
pendekatan pencegahan itu meliputi:
1) Pencegahan primer (primary prevention)
 Program promosi kesehatan
a) Pendidikan kesehatan tentang : stimulasi tumbuh kembang balita, kebutuhan
nutrisi, manfaat dan teknik pemberian ASI, kebersihan gigi dan mulut balita,
kebutuhan latihan fisik balita, dan lain-lain
b) Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui program DDTK
c) Memberikan layanan konseling tumbuh kembang balita dengan kelas Balita

 Program proteksi kesehatan :


a) Pelayanan immunisasi : pemberian immunisasi dan perawatan pasca immunisasi
b) Perlindungan caries pada balita : flouridasi pada saat diadakanya DDTK
2) Pencegahan sekunder (secondary prevention)
a) Deteksi dini dan pengobatannya, sebagai deteksi tumbuh kembang penting
dilakukan untuk segera dilakukan pengobatan sejak dini
(c) Perawatan akut , diberikan pada balita yang mengalami sakit akut seperti diare,
demam, dan lain-lain.
d) Melakukan rujukan untuk segera mendapatkan perawatan lebih lanjut
3) Pencegahan tertier (tertiary prevention)
a) Memberikan dukungan pada upaya pemulihan balita setelah sakit dengan
memelihara kondisi kesehatan agar tumbuh kembangnya optimal
b) Memberikan konseling perawatan lanjut pada kelompok balita pada masa
pemulihan.
BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Asuhan keperawatan komunitas diberikan pada kelompok khusus balita di
posyandu, puskesmas, institusi (PAUD/Pendidikan Anak Usia Dini, panti, Taman
Kanak-Kanak) denngan menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif,Masalah kesehatan yang lazim
terjadi pada balita adalah : Kebutuhan nutrisi, kebersihan diri, masalah perilaku dan
belajar, penyakit infeksi, penyakit kronik, kecelakaan dan child abuse Program
promotif yang penting untuk balita adalah : pendidikan kesehatan tentang kesehatan
balita, pemeriksaan kesehatan secara berkala, pelayanan konseling bagi keluarga
balita, dan pembentukan kelompok swabantu masyarakat peduli balita,Program
proteksi yang penting bagi balita adalah : perlindungan immunisasi, pencegahan
caries pada balita, perlindungan kecelakaan, peningkatan kualitas day care, dan
perlindungan terjadinya child abuse (physical abuse, emotional abuse, dan sexual
abuse) dari orang dewasa disekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Allender, J.N., & Spredley, B.W. (2001). Community health nursing : concept and
practice. Philadelphia : Lippincot. Anderson, E.T. & McFarlane, J. (2000).

Community as partner: Theory and practice in nursing. Philadelphia: Lippincot.


Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi DKI Jakarta. (2004).

Manajemen pemberdayaan masyarakat. Pemda Provinsi DKI Jakarta : Jakarta.


Departemen Kesehatan RI .(2003). Kemitraan menuju Indonesia sehat 2010.
Jakarta : Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan RI. Ervin, N.E. (2002).

Advanced community health nursing practice : population focused care. New Jersey:
Pearson Education,Inc. Green, L.W & Kreuteur, M.W. (1991).
Health promotion planning : An educational and environmental approach. London :
Mayfield Publishing Company. Helvie, C.O. (1998).

Advanced practice nursing in the community. California: SAGE Publication Inc.


Hitchcock, J.E., Scubert, P.E., & Thomas, S.A. (1999).

Community health nursing: Caring in action. USA: Delmar Publishers. McMurray, A.


(2003).

Community health and wellness : a socioecological approach. Toronto: Mosby.


Neuman, B. (1995). The Neuman systems model ( 3 ed.). Norwalk, CT: Appleton-
Lange. O’Connor F.M.L; & Parker, E. (2001).
Health promotion: Principles and practice in the Australian Context. Australia:
Agency Limited (CAL) under the Act. Stanhope, M, & Lancaster,J. (2000).
Community and public health nursing. The Mosby Tear Book: St.Louis.

Anda mungkin juga menyukai