INFEKSI NOSOKOMIAL
ABSTRAK
Infeksi nosokomial merupakan suatu keadaan yang penting dalam pelayanan pasien rawat inap di
Rumah Sakit di seluruh dunia karena insidensnya yang sangat tinggi. Di bidang dermatologi, infeksi
nosokomial tidak menjadi perhatian karena tidak menyebabkan kematian secara langsung, tetapi secara umum
menjadi penting karena berhubungan dengan angka kesakitan dan kematian.
Mengetahui berbagai jenis infeksi nosokomial di bidang dermatologi. Infeksi nosokomial bukan hanya
menyerang pasien rawat inap tetapi juga petugas yang berhubungan dengan proses pelayanan, baik petugas
medis maupun nonmedis dan dapat terjadi secara timbal balik. Di bidang dermatologi infeksi nosokomial
dikelompokkan menjadi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur maupun parasit, dan cara
penularannya.
Infeksi nosokomial di bidang dermatologi perlu menjadi perhatian dalam pelayanan pasien rawat inap di
Rumah Sakit. Pemahaman tentang tindakan pencegahan diperlukan untuk mengatasi infeksi nosokomial
tersebut. (MDVI 2012; 39/1:36-41)
ABSTRACT
Nosocomial infection is an important condition in inward patient service around the world because of
its high incidence. In dermatology, this condition is lack of attention because it doesn’t cause mortality
directly, but commonly this infection become very important because of its relationship with morbidity and
mortality rate.
To understand various type of nosocomial infections in dermatology. Nosocomial infection doesn’t
affect only inward patient in a hospital but also official that always related with the service process, whether
medic or non medic and resiprocal. In dermatology, nosocomial infection is classified into infection that are
caused by bacterial, viral, fungal and parasite, and their transmission into host.
Nosocomial infection in dermatology need more attention in inward patient service. Precaution of
consideration is needed to overcome this condition. (MDVI 2012; 39/1:36-41)
Alamat penulis:
Jl. Bunga Lau No.17 Medan
Telp.061-8360381
Email: lukmanulnst@yahoo.com
LH Nasution Infeksi nosokomial
36
PENDAHULUAN sedangkan prevalensi di wilayah Eropa dan Pasifik Barat
berturut-
Infeksi nosokomial terjadi di seluruh dunia, baik di turut 7,7% dan 9,0% .3,4
negara sedang berkembang maupun negara maju.1 Penelitian oleh Lynch dkk. pada tahun 1997
Berbagai penelitian yang dilakukan di seluruh dunia memperoleh prevalensi terkecil infeksi nosokomial yang
menunjukkan bahwa infeksi nosokomial merupakan ditemukan pada beberapa negara di Eropa dan Amerika
penyebab utama morbiditas dan mortalitas.2 Selain itu, berkisar kurang dari 1%, sedangkan prevalensi tertinggi
infeksi nosokomial dapat menambah keparahan penyakit ditemukan pada negara di Asia, Amerika Latin, Afrika
dan stres emosional yang mengurangi kualitas hidup bagian Sahara sebesar 40%.4
pasien. Bertambahnya lama hari perawatan, penggunaan Di Italia, sekitar 6,7% pasien rawat inap mengalami
obat dan pemeriksaan laboratorium karena adanya infeksi infeksi nosokomial pada tahun 2000 (sekitar 450.000 –
nosokomial menyebabkan peningkatan biaya perawatan 700.000 pasien), yang menyebabkan kematian pada 4500
pasien.3,4 – 7000. Di Perancis, prevalensi infeksi nosokomial sebesar
Di bidang dermatologi, infeksi nosokomial tidak 6,87% pada tahun 2001 dan meningkat menjadi 7,5% pada
menjadi perhatian karena tidak menyebabkan kematian tahun 2006.1 Di Indonesia, penelitian yang dilakukan di 11
secara langsung, tetapi secara umum menjadi penting rumah sakit di DKI Jakarta pada tahun 2004 menunjukkan
karena berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas. bahwa 9,8% pasien rawat inap
Pasien rawat inap di bangsal dermatologi rentan terhadap mendapat infeksi nosokomial.12
infeksi nosokomial pada beberapa dermatosis karena Penelitian WHO dan lainnya menunjukkan bahwa
terjadi pengelupasan luas kulit yang merupakan sawar prevalensi tertinggi infeksi nosokomial terjadi pada unit
protektif. Selain itu, penggunaan kortikosteroid dan obat rawat intensif/ ICU, bangsal bedah, dan ortopedi; lebih
imunosupresif lainnya dalam jangka panjang pada dari 30% infeksi nosokomial terjadi di ICU. 1,3,4,9 Infeksi
beberapa penyakit kulit merupakan faktor risiko terjadinya nosokomial tersering adalah infeksi pada luka operasi,
infeksi nosokomial.5 infeksi saluran kemih, infeksi saluran nafas bawah, dan
infeksi pada aliran darah. 3,9
DEFINISI
Istilah nosokomial berasal dari bahasa Yunani yaitu PEMBAGIAN INFEKSI NOSOKOMIAL
nosokomeion yang berarti rumah sakit (nosos = penyakit,
komeo = merawat). Infeksi nosokomial dapat diartikan Menurut sistem National Nosocomial Infections
infeksi yang berasal atau terjadi di rumah sakit. 2,6,7 Infeksi Surveillance (NNIS) dari Centers for Diseases Control
yang timbul dalam kurun waktu 48 jam setelah dirawat di and Prevention (CDC) tahun 1994, ada 13 lokasi utama
rumah sakit sampai dengan 30 hari lepas rawat dianggap dan 48 lokasi spesifik infeksi nosokomial.10
sebagai infeksi nosokomial.1
Suatu infeksi pada pasien dapat dinyatakan sebagai Tabel 1. Daftar kode lokasi utama infeksi nosokomial dan lokasi
infeksi nosokomial bila memenuhi beberapa kriteria : spesifik infeksi nosokomial pada kulit dan jaringan
1. Pada waktu pasien mulai dirawat di rumah sakit tidak lunak. 10
didapatkan tanda klinis infeksi tersebut.
2. Pada waktu pasien mulai dirawat di rumah sakit tidak Kode Lokasi infeksi nosokomial
sedang dalam masa inkubasi infeksi tersebut. UTI Urinary Tract Infection
SSI Surgical Site Infection
3. Tanda klinis infeksi tersebut baru timbul PNEU Pneumonia
sekurangkurangnya 48 jam sejak mulai perawatan. BSI Bloodstream Infection
4. Infeksi tersebut bukan merupakan sisa infeksi BJ Bone and Joint Infection
Central Nervous System Infection
sebelumnya.8-11 CNS
Eye, Ear, Nose, Throat, or Mouth Infection
EENT
GI Gastrointestinal System Infection
Lower Respiratory Tract Infection, Other Than Pneumonia
EPIDEMIOLOGI LRI
REPR Reproductive Tract Infection
SST Skin and Soft Tissue Infection
Studi prevalensi pada tahun 1987 yang dilakukan - SKIN Skin
Soft tissue
dengan bantuan World Health Organization (WHO) pada - ST
- DECU Decubitus ulcer
55 rumah sakit di 14 negara yang mewakili 4 wilayah Burn
- BUR
WHO (Eropa, Mediterania Timur, Asia Tenggara, dan N Breast abscess or mastitis
Pasifik Barat) mendapatkan rerata 8,7% pasien rumah - BRST Omphalitis
sakit mengalami infeksi nosokomial. Dari hasil survei - UMP Infant pustulosis
- PUST Newborn circumcision
tersebut didapatkan frekuensi tertinggi infeksi nosokomial - CIRC Systemic Infection
dilaporkan oleh rumah sakit di wilayah Mediterania Timur SYS
dan Asia Tenggara berturut-turut 11,8% dan 10,0%,
37
MDVI Vol. 39. No.1 Tahun 2012: 36-41
PATOGENESIS 38
3. Penularan melalui makanan, air, obat-obatan dan
Infeksi nosokomial disebabkan oleh virus, jamur, peralatan yang terkontaminasi.
parasit; dan bakteri merupakan patogen paling sering pada 4. Penularan melalui vektor, misalnya nyamuk,
infeksi nosokomial.2,8 Patogen tersebut harus diperiksa lalat, tikus, dan kutu.2,9,13
pada semua pasien dengan demam yang sebelumnya
dirawat karena penyakit tanpa gejala demam.8 Faktor
predisposisi terjadinya infeksi nosokomial pada seseorang
antara lain :
a. Status imun yang rendah (pada usia lanjut dan
bayi prematur).
b. Tindakan invasif, misalnya intubasi endotrakea,
pemasangan kateter, pipa saluran bedah, dan
trakeostomi.
c. Pemakaian obat imunosupresif dan antimikroba.
d. Transfusi darah berulang.8,9
39
Di bidang dermatologi, penggunaan dermoskopi 7. Edukasi terhadap tenaga medis.23
yang berkontak langsung dengan permukaan kulit
mungkin merupakan sumber penularan infeksi
tidak bisa dicuci harus diberi insektisidal misalnya 21 Januari 2009]. Tersedia dari :
kloramine 5%, dan disimpan di dalam kantung plastik www.case.edu/med/epidbio/mphp439/Hospital_Acquired_
selama 10 hari atau dalam lemari pendingin pada suhu Infections.htm.
200C selama 72 jam.15
KESIMPULAN
10. CDC definitions of nosocomial infections. [disitasi 23
Januari
Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang berasal
atau terjadi di rumah sakit. Dalam bidang dermatologi, 2009]. Tersedia dari :
infeksi tersebut tidak menjadi perhatian karena tidak www.medicalcollege.kku.edu.sa/pgcme/Nosocomial/CDC
menyebabkan kematian secara langsung, tetapi secara Definitions.pdf.
umum menjadi penting karena berkaitan dengan 11. Hasbullah T, Pengendalian infeksi nosokomial di RS
morbiditas dan mortalitas. Pengelupasan kulit yang luas Persahabatan Jakarta. Cermin Dunia Kedokteran.
pada beberapa dermatosis, dan penggunaan glukokortikoid 1993;82:8-12.
atau obat imunosupresif lainnya dalam jangka panjang 12. Infeksi nosokomial dan kewaspadaan universal. [disitasi 26
pada beberapa penyakit kulit merupakan faktor risiko Januari 2009]. Tersedia dari :
terjadinya infeksi nosokomial. Beberapa penyakit kulit www.spiritia.or.id/cst/dok/ku1.pdf.
juga dapat menimbulkan infeksi nosokomial. Pemahaman 13. Williams WW. Guideline for infection control in hospital
akan tindakan pencegahan diperlukan untuk mengatasi personnel. [disitasi 25 Januari 2009]. Tersedia dari :
infeksi nosokomial. www.wonder.cdc.gov/wonder/PrevGuid/p0000446/p0000
446.asp.
14. Modlin RL, Kim J, Maurer D, Bangert C, Stingl G. Innate
DAFTAR PUSTAKA and adaptive immunity in the skin. Dalam : Wolff K,
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell
1. Nosocomial infection. [disitasi 21 Januari 2009]. Tersedia DJ, penyunting. Fitzpatrick’s dermatology in general
dari : www.en.wikipedia.org/wiki/Nosocomial_infection. medicine. Edisi ke-7. New York : McGraw Hill; 2008. h.
2. Epidemiology of nosocomial infections. Dalam : Ducel G, 95-114.
Fabry J, Nicolle L, penyunting. Prevention of 15. Vorou R, Remoudaki HD, Maltezou HC. Nosocomial
hospitalacquired infections, a practical guide. Edisi ke-2. scabies. Journal of Hospital Infection. 2007; 65: 9-14.
Malta : World Health Organization; 2002. h. 4-8. [disitasi 16. Phillips TJ, Odo LM. Decubitus (pressure) ulcers. Dalam :
21 Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS,
Januari 2009]. Tersedia dari : Leffell DJ, penyunting. Fitzpatrick’s dermatology in
www.who.int/csr/resources/publications/drugresist/en/who general medicine. Edisi ke-7. New York : McGraw Hill;
cdscsreph200212.pdf. 2008. h. 878-86.
3. Introduction. Dalam : Ducel G, Fabry J, Nicolle L, 17. Jackson S, Gilchrist H, Nesbitt LT. Update on the
penyunting. Prevention of hospital-acquired infections, a dermatologic use of systemic glucocorticosteroids.
practical guide. Edisi ke-2. Malta : World Health Dermatologic Therapy 2007; 20: 187-205.
Organization; 2002. h. 1-3. [disitasi 21 Januari 2009]. 18. Helmy N, Munasir Z. Pemakaian cetirizine dan
Tersedia dari : kortikosteroid pada penyakit alergi anak. Dexa Media.
2007; 20: 68-73.
www.who.int/csr/resources/publications/drugresist/en/who
cdscsreph200212.pdf. 19. Baratawidjaja KG. Imunologi dasar. Edisi ke-7. Jakarta :
4. Preventing nosocomial infections. [disitasi 22 Januari Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2004. h. 409-29.
2009]. Tersedia dari :
20. Kelly SC, Purcell SM. Prevention of nosocomial infection
www.reproline.jhu.edu/english/4morerh/4ip/IP_manual/20
during dermoscopy?. Dermatol Surg. 2006; 32: 552-5.
_Nosocomial.pdf.
21. Dettenkofer M, Wilson C, Ebner W, Norgauer J, Ruden H,
5. Asati DP, Sharma VK, Khandpur S, Khilnani GC, Kapil A.
Daschner FD. Surveillance of nosocomial infections in
Clinicoetiological study of nosocomial sepsis in
dermatology patients in a German University hospital. Br J
dermatology ward. 13th International congress on
Dermatol. 149: 620-3.
infectious diseases abstracts, poster presentations
2008:e353. 22. Stone SP, Goldfarb JN, Bacelieri RE. Scabies, other mites,
and pediculosis. Dalam : Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI,
6. Bhatia A. Nosocomial infections and IV infusion systems.
Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, penyunting.
2004. [disitasi 25 Januari 2009]. Tersedia dari :
Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. Edisi ke-7.
www.expresshealthcaremgmt.com/20040915/management
New York : McGraw Hill; 2008. h. 2029-37.
02. shtml.
23. Prevention of nosocomial infection. Dalam : Ducel G,
7. Satyaputra DW. Pengendalian infeksi nosokomial di RSU
Fabry J, Nicolle L, penyunting. Prevention of
Bekasi. Cermin Dunia Kedokteran 1993;82:18-20.
hospitalacquired infections, a practical guide. Edisi ke-2.
8. Nguyen QV. Hospital-acquired infections. Last updated Malta : World Health Organization; 2002. h. 30-7. [disitasi
2009 Jan 14. [disitasi 22 Januari 2009]. Tersedia dari : 21
www.emedicine.medscape.com/article/967022-overview. Januari 2009]. Tersedia dari :
9. Broaddus E, Fu R. Hospital-acquired infections. [disitasi
41
www.who.int/csr/resources/publications/drugresist/en/who
cdscsreph200212.pdf
24. Musadad DA, Lubis A, Kosnodiharjo. Kebiasaan cuci
tangan petugas rumah sakit dalam pencegahan infeksi
nosokomial. Cermin Dunia Kedokteran. 1993; 82: 28-31.