Anda di halaman 1dari 16

Resume

Ilmu Dasar Keperawatan


Pertemuan 4

Dosen Pembibing
Yudha Vika.,M.Sc

Disusun Oleh:
M. Gilang Aditiya Saputra
202102081

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI
HUSADA MULIA MADIUN
TAHUN 2022/2023
1.Agen-Agen inveksius

Agen infeksi (infectious agent) adalah Mikroorganisme yang dapat


menyebabkan infeksi.Pada manusia dapat berupa bakteri , virus, ricketsia, jamur dan
parasit. Dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu: patogenitas, virulensi, dan jumlah (dosis, atau
load).

A. Virus

Kata “virus” ini berasal dari bahasa Latin, yaitu virion yang artinya adalah
racun. Sedangkan menurut istilah virus adalah organisme parasit, yang mana ia
membutuhkan inang untuk bertahan hidup. mikroorganisme ini harus menemukan
inang untuk bereproduksi, termasuk melalui sel tubuh manusia.

Ciri Ciri Virus

1. Hanya memiliki satu jenis asam nukleat yang diselubungi oleh kapsid
atau selubung protein. Asam nukleat ini yaitu DNA atau RNA.
2. Ukurannya sangat kecil yaitu antara 25 – 300 nm. Untuk 1 nm sama
dengan 10-9 m.
3. Tubuh virus tidak berbentuk sel. Sehingga virustidak memiliki inti
sel, membran plasma, dan sitoplasma.
4. Hanya dapat hidup dan berkembang biak pada sel hidup atau dikenal
juga sebagai parasit intraseluler obligat.
5. Merupakan suatu makhluk metaorganisme. Makhluk metaorganisme
merupakan suatu bentuk peralihan antara benda mati atau memiliki
sifat yang dapat dikristalkan dan makhluk hidup atau dapat
berkembang biak.
6. Memiliki beberapa bentuk tubuh. Bentuk tubuh virus yaitu bulat,
batang, bentuk T, dan silindris.

Struktur Tubuh Virus

1. Kepala
a. Kepala Virus memiliki kepala berisi DNA atau RNA yang menjadi
bahan genetik kehidupannya.
b. Isi kepala ini dilindungi oleh kapsid, yaitu selubung protein yang
tersusun oleh protein. Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis
virusnya. Kapsid bisa berbentuk bulat,
2. Isi Tubuh
a. Isi Tubuh virus atau biasa disebut virion adalah bahan genetik yang
berupa salah satu tipe asam nukleat (DNA atau RNA).
b. Tipe asam nukleat yang dimiliki akan mempengaruhi bentuk tubuh
virus. Isi tubuh biasanya berupa RNA yang berbentuk menyerupai
kubus, bulat, atau polihedral, contohnya pada virus-virus penyebab
penyakit polyomyelitis, influenza, dan radang mulut dan kuku.
3. Ekor
Ekor adalah bagian dalam struktur tubuh virus yang berfungsi sebagai
alat untuk menempelkan diri pada sel inang. Ekor yang melekat di kepala ini
umumnya terdiri atas beberapa tabung tersumbat yang berisi benang dan serat
halus.
4. Kapsid
a. Struktur virus kapsid adalah struktur virus yang letaknya berada di luar
virus dan memiliki kandungan subunit berupa protein yang cukup
banyak.
b. Kapsid bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang
lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit
protein.
c. lapisan berupa rangkaian kapsomer pada tubuh virus yang berfungsi
sebagai pembungkus DNA atau RNA. Fungsi kapsid ini adalah sebagai
pembentuk tubuh dan pelindung bagi virus dari kondisi lingkungan
luar.

Cara Perkembangbiakan Virus


Virus berkembang biak dengan cara replikasi (perbanyakan diri),
didalam sel inang. Untuk replikasi virus hanya memerlukan asam nukleat.
Materi yang diperlukan untuk sintesis protein virus berasal dari sel inang atau
hospesnya.

Tahapan proses replikasi virus

1. Tahap adsorbsi
Tahap menempelnya virion pada bagian reseptor site sel inang dengan
menggunakan serabut ekornya. Molekul-molekul reseptor site untuk setiap
jenis virus berbeda-beda, misalnya berupa protein untuk Picornavirus atau
oligosakarida untuk Orthomyxovirus dan Paramyxovirus.
2. Tahap penetrasi
Pada tahap ini selubung ekor berkontraksi untuk membuat lubang yang
menembus dinding dan membran sel inang. Kemudian virus memasukkan
materi genetik virus melalui lubang pada dinding dan membran sel inang dan
kapsid virus menjadi kosong.
3. Tahap sintesis (Eklifase)
Tahap pembentukan asam nukleat (salinan genom) dan komponen-
komponen virus dengan menghidrolisis DNA sel inang.
4. Tahap pematangan (tahap perakitan)
Pada tahap ini terjadi perakitan partikel-partikel virus yang lengkap
membentuk virion-virion baru dengan menggunakan asam nukleat dan
protein.
5. Tahap lisis
Tahap pemecahan dinding sel inang dengan menggunakan enzim lisozim
(lisozyme) yang berfungsi merusak dinding sel bakteri sehingga virus baru
akan keluar dan menyerang sel inang yang baru.

Siklus HidupVirus

1. Siklus litik
Siklus litik yaitu replikasi virus yang disertai matinya sel inang setelah
terbentuk anakan virus baru Siklus litik terjadi apabila pertahanan sel inang
lemah dibandingkan daya infeksi virus sehingga tahap-tahap (adsorbsi,
penetrasi, sintesis, pematangan, lisis) dari replikasi virus berlangsung cepat
2. Siklus lisogenik
Siklus lisogenik terjadi apabila sel inang memilki pertahanan yang lebih
baik dibandingkan dengan daya infeksi virus sehingga sel inang tidak segera
pecah, bahkan dapat bereproduksi secara normal (membelah). Pada siklus
lisogenik, terjadi replikasi genom virus, tetapi tidak menghancurkan sel
inang. DNA atau RNA virus berinteraksi ke dalam kromosom sel inang
membentuk profag dan ini dapat diturunkan kepada kedua sel anak melalui
reproduksi. Apabila profag pada sel anak inang menjadi aktif maka virus
akan mengalami reproduksi secara litik. Virus yang dapat bereproduksi
secara litik dan secara lisogenik disebut virus temperat.
B. Bakteri

Bakteri merupakan organisme yang memiliki sel tunggal, tidak memiliki


membran inti sel (bersifat prokariotik), serta memiliki ukuran mikroskopik
artinya diperlukan mikroskop untuk bisa melihatnya.

Ciri- Ciri Bakteri

1. Berukuran kecil.
2. Terdiri dari satu sel atau uniseluler.
3. Tidak memiliki membran inti atau prokariotik.
4. Ukuran tubuh berdiameter 0.1 – 1 mikron dengan panjang 1 – 20 mikron.
5. Hanya dapat dilihat melalui mikroskop.
6. Hidup berkoloni atau secara soliter.
7. Bersifat kosmopolit atau berhabitat luasa

Struktur Dasar Bakteri


1. Flagela atau ada juga yang menyebut sebagai flagelum merupakan alat gerak
berbentuk batang atau spiral.
2. Kapsul merupakan lapisan lendir berbentuk padat dan tebal. Kapsul terbuat
dari polisakarida dan air. Lendir pada kapsul membuat organisme ini
memiliki permukaan licin.
3. Dinding sel berfungsi untuk melindungi dan membentuk bakteri. Dinding sel
ini terbuat dari peptidoglikan yang merupakan gabungan antara protein
dengan polisakarida. Berdasarkan dari ketebalan peptidoglikan tersebut,
organisme tersebut terbagi menjadi dua jenis yaitu gram posif dan gram
negatif.
4. Selaput sitoplasma atau yang dikenal juga dikenal sebagai membran plasma
merupakan selaput yang hanya bisa dilalui oleh molekul atau zat tertentu
saja.
5. Sitoplasma Bagian ini berfungsi unutk tempat raksi kimia dalam sel. Di
sitoplasma juga ada asam nukleat, karbohidrat, protein, lemak, ion organik,
dan kromatofora.
6. Ribosom dibentuk oleh protein dan Ribonucleic Acid (RNA) berfungsi
sebagai tempat sintesis protein
7. Bahan inti terdiri dari DNA sebagai pengendali aktivitas. DNA tidak dilapisi
oleh membran sehingga bisa juga disebut nukleoid. Beberapa bakteri
diketahui mamiliki DNA tambahan yang membentuk lingkaran kecil. Bentuk
tersebut kemudian disebut plasmid.
8. Klorosom ada di bawah membran plasma. Peran klorosom yaitu untuk
membantu proses fotosintesis karena didalamnya terdapat klorofil.
9. Vakuola gas ini berguna untuk membuat bakteri mengapung dipermukaan
air. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemilik vakuola gas hanyalah bakteri
air. Sama seperti klorosom, vakuola gas dibutuhkan untuk fotosintesis.
10. Mesosom merupakan membran plasma berongga. Fungsunya untuk
menghasilkan energi. Di dalam mesosom terdapat enzim pernapasan. Peran
enzim tersebut yaitu pada proses oksidasi sebagai penghasil energi.

Cara Reproduksi Bakteri


C. Jamur
Menurut Gandjar (2006) jamur atau fungi adalah sel eukariotik yang
tidak memiliki klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding sel yang
mengandung kitin, bersifat heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding selnya,
mengekskresikan enzim ekstraselular ke lingkungan melalui spora, dan
melakukan reproduksi secara seksual dan aseksual.
Menurut Campbell (2003) Fungi adalah eukariota, dan sebagian besarnya
merupakan eukariota multiseluler. Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke
dalam kingdom tumbuhan, fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda
dari eukariota lainnya ditinjau dari caranya memperoleh makanan, organisasi
struktural, pertumbuhan dan cara bereproduksi.

Ciri-Ciri jamur

1. Uniseluler dan multiseluler.


2. Selnya memiliki membran inti (eukariotik).
3. Tidak memiliki klorofil sehingga bersifat heterotroph.
4. Tubuh berbentuk talus, belum mempunyai akar, batang, dan daun.
5. Bersifat parasit atau saprofit atau simbiosis mutualisme.
6. Ukuran tubuh dari mikroskopis sampai makroskopis.
7. Bentuk tubuh buah bervariasi.
8. Memilki hifa yang menyusun myselium dan membentuk tubuh buah.
9. Reproduksi dengan seksual (konjugasi) dan aseksual (pembelahan,
pembentukan kuncup atau pembentukan spora aseksual).
10. Dinding sel tersusun atas zat kitin dan selulosa.

2.Faktor Faktor yang Mempengaruhi transmisi agen agen infeksius

 Primer : proses infeksi yang terjadi secara langsung akibat metabolisme


patogen / mikroorganisme
 Sekunder : gejala yang timbul pada organ inang akibat proses infeksi pada
patogen / mikroorganisme yang melemahkan inang contoh : DM dengan
pyoderma gangernosum

Faktor – Faktor Jasad Renik (mikroorganisme) pada Infeksi

1. Daya Transmisi
a. Langsung
i. Melalu saluran nafas, hubungan sex, berciuman, plasenta, dll
b. Tidak langsung
i. Ada media perantara
ii. Barang, air, udara, makanan/minuman dll
2. Daya Invasi
a. Kemapuan jasad renik untuk bertahan pada hospes  untuk dapat
menimbulkan infeksi
i. Contohnya
1. Kolera
2. Disentri basiler

Faktor – faktor Hospes pada infeksi

Syarat timbulnya infeksi :


Mikroorganisme yang menular harus mampu :

 Memasuki hospes
 Melekat atau menduduki hospes
 Berkembang biak sampai taraf tertentu
 Tubuh manusia  mekanisme pertahanan tertentu pada berbagai tempat

Kulit

Pembuluh Sal.
darah Pencernaan

Mekanisme
Pertahanan
tubuh
Manusia

Pembuluh Sal.
limfe Pernafasan

Reaksi
peradangan

Faktor Pejamu (host)

Organisme  manusia atau hewan yang merupakan faktor tempat (berlabuhnya agen)
penyakit.

Keberadaan host yg rentan tergantung


1. mobilitas
2. kontak interpersonal
3. derajat dan lama imunitas

Faktor pejamu dibagi menjadi:

1. Faktor intrinsic
a. Umur
b. Ras
c. Jenis kelamin
d. Genetik
e. Fisiologi (termasuk kebugaran & riwayat penyakit)
f. Ketanggapan imunitas
2. Faktor ekstrinsic
a. Perilaku: Merokok, Penyalahgunaan obat, alkohol
b. Aktivitas seksual berisiko
c. Diet
d. Pekerjaan
e. Rekreasi
f. Terapi & imunisasi

3. Pengontrolan Pertumbuhan Mikroorganisme

Pengontrolan perumbuhan mikroogranisme yang ada pada tubuh mahluk hidup


dapat dilakukan dengan antibiotic, antifungal, anti viral, anti protozoa, anti helmintik.

 Antibiotik → zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi, yang dapat
menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain.
o Awalnya ditemukan dari fungi Penicillium notatum.
 Zat yang dihasilkan : penicillin
o Untuk efektifitas produksi, digunakan sumber penicillin yang lebih
efisien :
 Penicillium chrysogenum
 Anti Fungal  berfungsi untuk menghambat pertumbahan jamur dan
membunuh jamur
 Antiviral  berfungsi untuk menghambat replikasi virus.
o Sebagian besar antivirus dirancang sebagai inhibitor yang menargetkan
enzim atau protein struktural virus yang penting untuk replikasi virus →
spesifik → bekerja hanya pada jenis virus tertentu saja
 Antiretroval
o Digunakan untuk menekan kemungkinan terbentuknya virus yang
resisten
o Membantu menekan jumlah virus dalam plasma hingga mendekati nol →
menekan mortilitas dan morbiditas

4.Menurunkan Jumlah mikroorganisme kontamin dan mencegah


transmisi

Pemberian obat yang aman dan akurat merupakan salah satu tugas perawat.
Perawat harus memahami masalah kesehatan klien saat ini dan sebelumnya untuk
menentukan apakah obat tertentu aman dikonsumsi klien. Obat adalah alat utama terapi
yang digunakan oleh dokter untuk mengubati klien yang memiliki maslah kesehatan.
Walaupun obat dapat menguntungkan klien dalam masalah kesehatannya, namun obat
memiliki efek samping yang harus diketahui perawat. Dokter, perawat dan ahli farmasi
menggunakan standar kualitas dan permurnian obat yang digunakan oleh pemerintahan
Amerika Serikat, yaitu Pure Food and Drug Act (Undang-undang makanan dan obat
murni). Standar ini digunakan untuk memastikan klien menerima obat yang alami dalam
dosis yang aman dan efektif. Standar yang diterima masyarakat harus memiliki kriteria
sebagai berikut:

1. Kemurnian. Pabrik harus memenuhi standar kemurnian untuk tipe dan


konsentrasi zat lain yang diperbolehkan dalam produksi obat.
2. Potensi. Konsentrasi obat aktif dalam preparat obat memengaruhi kekuatan
atau potensi obat.
3. Bioavailability. Kemampuan obat untuk lepas dari bentuk dosisnya dan
melarut, diabsorpsi, dan diangkut tubuh ketempat kerjanya disebut
bioavailability.
4. Kemanjuran. Pemeriksaan laboratorium yang terinci dapat membantu
menentukan efektivitas obat.
5. Keamanan. Semua obat harus terus dievaluasi untuk menentukan efek samping
obat tersebut.

Penggunaan obat secara tidak bijaksana menimbulkan masalah kesehatan yang serius
bagi pengguna, keluarga, dan komunitas. Perawat memiliki kewajiban untuk memahami
masalah individu yang menyalahgunakan obat. Ketika perawat merawat seorang klien
yang diduga menyalahgunakan obat atau mengalami ketergantungan obat, perawat
harus menyadari nilai dan sikap klien terhadap penyalahgunaan obat seperti alasan klien
menggunakan obat tersebut agar perawat dapat mengidentifikasi dan memahami
masalah klien.

Perawat harus mengetahui karakteristik umum obat dalam setiap golongan.


Setiap golongan obat memiliki implikasi keperawatan untuk pemberian dan pemantauan
yang tepat. Misalnya, Implikasi keperawatan yang berhubungan dengan pemberian
diuretik yaitu memantau masukan dan haluaran cairan,menimbang barat badan klien
setiap hari, mengkaji adanya edema pada jaringan tubuh, dan memantau kadar elektrolit
serum.

Mengontrol pertumbuhan organisme patogen dapat dilakukan dengan tiga cara


seperti:

(1) membunuh patogen;

(2) menurunkan jumlah mikroorganisme kontaminan;

(3) mencegah transmisi.

Patogen adalah mikroorginesme atau substansi seperti bakteri, virus atau parasit
yang mampu menimbulkan penyakit. Patogenesis adalah perkembangan, produksi atau
proses pembentukan suatu penyakit. Bakteri patogen harus dihindari dan dibasmi karena
akan mengancam kesehatan. Toksisitas yang dimiliki antibiotik dapat digunakan untuk
melawan patogen. Toksin dapat membunuh bakteri dan virus dengan cara meracuninya.
Contohnnya arsenik yang merupakan toksin yang pernah digunakan untuk mengobati
sifilis.

Menurunkan jumlah mikroorganisme kontaminan dan mencegah transmisi dapat


dilakukan dengan mencuci tangan. Mencuci tangan merupakan metode terbaik
mencegah transmisi mikroorganisme. Telah terbukti bahwa tindakan mencuci tangan
secara signifikan menurunkan infeksi pada ICU dan infeksi saluran pencernaan. Faktor
penting untuk mempertahankan higiene yang baik dan mempertahankan integritas kulit
seperti:

(1) lama mencuci tangan;

(2) paparan semua area tangan dan pergelangan tangan ke alat yang digunakan;

(3) menggosok dengan keras hingga terjadi friksi

(4) pembilasan menyeluruh;

(5) memastikan tangan telah dikeringkan.

Hampir semua bakteri transien dapat dihilangkan dengan sabun dan air, tetapi
bakteri residen akan tetap tinggal. Pencuci tangan bakterisida, misalnya Hibicrub
Povidone-iodine. Yang perlu perhatian khusus saat mencuci tangan adalah area tempat
berkumpulnya mikroorganisme, seperti di sela-sela jari. Walaupun mencuci tangan
dengan menggunakan bakterisida, namun tidak semua bakteri dapat dihilangkan.
Tangan tidak pernah steril maka dari itu kita memerlukan sarung tangan steril dalam
melakukan tindakan-tindakan steril. Selain itu pakaian pelindung yang digunakan ketika
memasuki ruangan steril juga dapat mencegah transmisi mikroorganisme. Dalam
menurunkan jumlah organisme kontaminan hal yang perlu diperhatikan adalah
kebersihan, baik itu kebersihan diri maupun kebersihan lingkungan.

Daftar Pustaka
Anon. Kingdom Fungi: Pengertian, Struktur, Klasifikasi & Ciri Umum. Diakses pada
13 April 2022, dihttps://www.gramedia.com/literasi/kingdom-fungi/

Atap. Materi Virus Kelas X: Pengertian Virus Ciri, Struktur Tubuh, Jenis dan Dampak.
Diakses pada 12 April 2022, dihttps://www.gramedia.com/literasi/virus/

Avvisa, R. Kontrol pertumbuhan mikroorganisme pada mahluk hidup. Diakses pada 13


april 2022, di
https://onlinelearning.uhamka.ac.id/pluginfile.php/428493/mod_resource/content/1/
Kuliah%207%20-%20Kontrol%20Pertumbuhan%20Mikroba%20pada%20Makhluk
%20Hidup.pdf

James, Joyce. dkk, (2008). Prinsip-Prinsip Sains Untuk Keperawatan. Jakarta: Buku


Erlangga
Nurwendah; Rosminar; Nasehadin.Virus. Diakses pada 12 April 20202,
dihttps://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Virus/molfiles/
konten10.html#:~:text=Virus%20berkembang%20biak%20dengan%20cara,dari%20sel
%20inang%20atau%20hospesnya.

Otto, Shirley E. (2003). Buku Saku Keperawatan Onkologi. Jakarta: Buku Kedokteran


Potter, P. A.,dan Perry, A. G. (2005) Fundamentals of Nursing.Ed.4 Volume 2 (Terj. Dr.
Adrina Ferderika).   Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Sualiman, Reza; Varwati Lilis. 2021. Bakteri: Pengertian, Ciri, Klasifikasi dan Cara
Mereka Dapat Makanan. Diakses Pada 13 April 2021,
dihttps://www.suara.com/health/2021/07/07/103417/bakteri-pengertian-ciri-klasifikasi-
dan-cara-mereka-dapat-makanan

Depkes RI bekerjasama dengan Perdalin. 2009. Pedoman Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasiltas Pelayanan Kesehatan Lainnya. SK
Menkes No 382/Menkes/2007. Jakarta:

Wibawa, P A. 2019. Faktor Yang Mempengaruhi Transmisi Agen Infeksius.Diakses


pada 13 april 2022, dihttps://www.scribd.com/presentation/415171388/FAKTOR-
YANG-MEMPENGARUHI-TRANSMISI-AGEN-INFEKSIUS-ppt

Anda mungkin juga menyukai