Anda di halaman 1dari 35

SOAL TES AWAL

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK


KODE SOAL A

I. IDENTIFIKASI ALKOHOL, ALDEHIDE, DAN KETON


1. Jelaskan pengertian alkohol, aldehide, dan keton beserta gugus fungsinya!
2. Jelaskan perbedaan aldehide dan keton! (minimal 3)
3. Jelaskan reaksi yang terjadi pada identifikasi alkohol menggunakan acetyl chloride
dan mengapa terjadi perubahan suhu/timbul panas!
4. Pada identifikasi benzaldehyde, tunjukkan hasil positif adanya benzaldehyde dengan
tollens test!
5. Jelaskan jenis-jenis reaksi yang terjadi pada keton!

II. IDENTIFIKASI AMINA DAN ASAM KARBOKSILAT


1. Jelaskan perbedaan analisa/identifikasi amina dan asam karboksilat!
2. Jelaskan analisa yang dapat mengidentifikasi adanya asam karboksilat sertakan
reaksinya!
3. Sebut dan jelaskan jenis-jenis amina!
4. Pada asam nitrat test, jelaskan hasil positif adanya amina sekunder!
5. Jelaskan kegunaan amina dan asam karboksilat pada proses industri!

III. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT


1. Jelaskan perbedaan masing-masing jenis karbohidrat!
2. Jelaskan benedict test dapat digunakan untuk analisa karbohidrat jenis apa? Sertakan
reaksinya!
3. Apakah molisch test dapat digunakan untuk menganalisa seluruh jenis karbohidrat?
Sertakan reaksinya!
4. Mengapa pada uji benedict, yang perlu diamati adalah pembentukan endapannya,
bukan perubahan warnanya? Jelaskan!
5. Jelaskan cara pembuatan reagen bial!

IV. PENENTUAN ANGKA ASAM DAN ANGKA PENYABUNAN


1. Jelaskan pengertian dan kegunaan angka asam dan angka penyabunan!
2. Bagaimana membuat KOH alkoholis 0,5 N 250 ml?
3. Pada penentuang angka penyabunan, jelaskan maksud titrasi terhadap blangko!
4. Berapa jumlah angka asam pada minyak goreng yang diizinkan untuk dikonsumsi?
5. Apa pengaruh tingginya angka asam pada minyak?

V. PENENTUAN KADAR GULA


1. Jelaskan prinsip analisa kadar gula dengan metode Luff Schoorl!
2. Jelaskan reaksi luff pada penentuan kadar gula!
3. Bagaimana cara pembuatan indikator amylum?
4. Jenis gula apa saja yang dapat dianalisa dengan metode van luff?
5. Jelaskan fungsi pendingin tegak pada penentuan kadar gula!

VI. EKSTRAKSI MINYAK DAN PEMURNIANNYA


1. Jelaskan jenis-jenis ekstraksi pada minyak!
2. Jelaskan prinsip distilasti pada pemurnian minyak!
3. Jelaskan jenis-jenis kondensor dan kondensor apa yang digunakan pada pemurnian
minyak?
4. Selain secara kimia, pengambilan minyak dalam suatu bahan dapat dilakukan secara
fisika. Jelaskan!
5. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi ekstraksi!

VII. PEMBUATAN SABUN


1. Jelaskan pengertian sabun beserta reaksinya!
2. Jelaskan jenis-jenis proses pembuatan sabun!
3. Apa fungsi ethanol pada proses pembuatan sabun!
4. Jelaskan fungsi NaCl pada proses pembuatan sabun!
5. Zat aditif apa saja yang dapat ditambahkan pada pembuatan sabun?
SOAL TES AWAL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
KODE SOAL B

I. IDENTIFIKASI ALKOHOL, ALDEHIDE, DAN KETON


1. Ketika acetyl chloride direaksikan dengan alkohol, senyawa apa yang terbentuk? dan
tulis reaksinya?
2. Senyawa apa yang terbentuk ketika alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol
tersier dioksidasi oleh reagen dikromat? sertakan reaksi!
3. Sebutkan perbedaan aldehida dan keton
4. Buat larutan asam sulfat 2N 100ml?
5. Buat larutan tollens?

II. IDENTIFIKASI AMINA DAN ASAM KARBOKSILAT


1. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi amina?
2. Apa perbedaan amina dan asam karbokilat?
3. Tulis reaksi pada sodium bicarbonat test?
4. Sebutkan manfaat dari amina dan asam karboksilat?
5. Buat larutan sodium bicarbonat 5% 100ml?

III. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT


1. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi karbohodrat ?
2. Tuliskan reaksi benedict test ?
3. Sebutkan dan jelaskan metode identifikasi karbohidrat ?
4. Buat larutan asam sulfat 1N 100ml ?
5. Buat reagen molish ?
IV. PENENTUAN ANGKA ASAM DAN ANGKA PENYABUNAN
1. Jelaskan apa itu lemak ?
2. Sebutkan dan jelaskan sifat-sifat lemak ?
3. Sebutkan dan jelaskan perbedaan lemak dan minyak, sertakan contohnya ?
4. Jelaskan pengertian angka asam dan angka penyabunan dan tuliskan rumus masing-
masing ?
5. Buat indikator metil orange ?

V. PENENTUAN KADAR GULA


1. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi karbohodrat?
2. Jelaskan yang disebut gula pereduksi dan nonpereduksi?
3. Buat indikator amilum?
4. Buat larutan asam sulfat 1N 100ml?
5. Buat larutan sodium bicarbonat 5% 100ml?

VI. EKSTRAKSI MINYAK DAN PEMURNIANNYA


1. Jelaskan yang dimaksut ekstraksi dan distilasi ?
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis ekstraksi dingin ?
3. Sebutkan keuntungan metode soxhlet ?
4. Sebutkan kerugian metode soxhlet?
5. Sebutkan dan jelaskan macam-macam distilasi ?

VII. PEMBUATAN SABUN


1. Bagaimana pembuatan sabun dan reaksinya?
2. Apa yang membedakan pembuatan sabun padat dan sabun cair?
3. Sebutkan perbedaan sabun dan deterjen?
4. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan sabun?
5. Buat larutan sodium clorida 5N 1000ml
SOAL TES AWAL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
KODE SOAL C

I. IDENTIFIKASI ALKOHOL, ALDEHIDE, DAN KETON


1. Tuliskan reaksi yang positif mengandung alkohol jika menggunakan acetyl chlorida?
2. Bagaimana perbedaan alkohol primer, sekunder dan tersier pada uji asam kromat?
3. Sebutkan dan jelaskan perbedaan dan persamaan dari senyawa aldehid dan keton?
4. Apa perbedaan dari uji tollens dan iodoform pada senyawa aldehid dan keton?
5. Buat larutan sodium hidroksida 2 N sebanyak 250 ml dari larutan sodium hidroksida 5
M!

II. IDENTIFIKASI AMINA DAN ASAM KARBOKSILAT


1. Jelaskan perbedaan amina dan asam karboksilat! (minimal 3)
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis amina beserta perbedaannya pada uji asam nitrat!
3. Tuliskan dan jelaskan reaksi asam karboksilat pada uji sodium bicarbonat!
4. Untuk menguji pH dari sampel menggunakan pH meter harus melakukan kalibrasi
pada alat. Bagaimana cara melakukan kalibrasi pada pH meter tersebut?
5. Buat larutan sodium bicarbonat 10 % sebanyak 500 ml!

III. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT


1. Sebutkan dan jelaskan macam-macam karbohidrat berdasarkan strukturnya beserta
contohnya! (minimal 3)
2. Apa yang dimaksud dengan gula pereduksi dan bagaimana mengetahui bahwa sampel
tersebut mengandung gula pereduksi?
3. Apa yang dimaksud dengan pentosa?
4. Sebutkan dan jelaskan cara menguji adanya karbohidrat selain uji yang terdapat
dimodul!
5. Buat larutan asam sulfid 5 N sebanyak 1000 mL!
IV. PENENTUAN ANGKA ASAM DAN ANGKA PENYABUNAN
1. Apa itu angka asam dan angka penyabunan ? Untuk apa kita menentukan nilai
tersebut?
2. Jelaskan fungsi dari penambahan KOH alkoholis dalam penetapan angka
penyabunan!
3. Jelaskan bagaimana prosedur menentukan angka penyabunan!
4. Buat larutan hydrogen chlorida 10 M sebanyak 750 mL!
5. Jika volume KOH 1 N yang diperlukan untuk menentukan titik akhir titrasi adalah 5
ml pada bahan seberat 10 gram. Tentukan nilai angka asam dari bahan tersebut!

V. PENENTUAN KADAR GULA


1. Apa perbedaan metode Luff dan metode Fehling dalam menentukan kadar gula dalam
sampel?
2. Sebutkan dan jelaskan manfaat dari karbohidrat bagi manusia! (minimal 3)
3. Jelaskan fungsi penambahan KI dan asam sulfat pada penentuan kadar gula !
4. Buat larutan KI 30 % sebanyak 500 mL!
5. Jika diketahui data dalam tabel :
Volume 0,1 N Galaktosa
Thio (𝑐𝑚3 )
5 14,1
6 17,0
7 20,0
8 23,0
Jika volume thio yang diperlukan untuk mencapai titik akhir titrasi adalah 6,7 ml.
Berapa kadar galaktosa yang diperoleh ?

VI. EKSTRAKSI MINYAK DAN PEMURNIANNYA


1. Apa yang dimaksud dengan distilasi ?
2. Apa yang dimaksud dengan ekstraksi ?
3. Apa yang dimaksud dengan maserasi dan digunakan untuk apa metode tersebut ?
4. Jelaskan tentang distilasi vakum!
5. Buat larutan asam asetat 10 % sebanyak 500 mL!
VII. PEMBUATAN SABUN
1. Tuliskan reaksi pembuatan sabun!
2. Apa fungsi dari penambahan NaCl pada pembuatan sabun?
3. Apa perbedaan dalam pembuatan sabun padat dan sabun cair?
4. Apa itu surfaktan?
5. Buat larutan NaOH 10 M sebanyak 1000 mL!
SOAL TES AWAL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
KODE SOAL D

I. IDENTIFIKASI ALKOHOL, ALDEHIDE, DAN KETON


1. Apa yang dimaksud dengan alkohol dan sebutkan jenisnya?
2. Apa perbedaan antara aldehid dan keton?
3. Buatlah reagen lucas pada identifikasi alkohol.
4. Buatlah reagen tollens pada identifikasi aldehid dan keton.
5. Buat larutan seng klorida 2 N 100 ml.

II. IDENTIFIKASI AMINA DAN ASAM KARBOKSILAT


1. Apa yang dimaksud dengan amina dan sebutkan jenisnya?
2. Tuliskan reaksi sodium bicarbonate test pada identifikasi asam
karboksilat.
3. Sebutkan sifat kimia dari amina.
4. Sebutkan sifat fisika asam karboksilat?
5. Buat larutan asam sulfat 1 N 150 ml.

III. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT


1. Apa yang dimaksud dengan karbohidrat dan sebutkan jenisnya?
2. Tuliskan reaksi untuk benedict test.
3. Bagaimana cara identifikasi karbohidrat dengan menggunakan metode
molisch?
4. Buatlah reagen benedict pada identifikasi karbohidrat.
5. Buat reagen bial pada identifikasi karbohidrat.

IV. PENENTUAN ANGKA ASAM DAN ANGKA PENYABUNAN


1. Apa yang dimaksud dengan angka asam dan angka penyabunan?
2. Sebutkan fungsi dari penetapan angka penyabunan.
3. Apa yang dimaksud dengan lemak dan sebutkan sifat-sifat lemak min 3?
4. Bagaimana cara membuat KOH alkoholis?
5. Apa fungsi dari pendingin tegak pada penetapan angka asam dan angka
penyabunan?

V. PENENTUAN KADAR GULA


1. Apa yang dimaksud dengan karbohidrat dan sebutkan jenisnya?
2. Apa yang dimaksud dengan gula pereduksi?
3. Bagaimana cara membuat indikator amilum?
4. Bagaimana cara membuat larutan luff?
5. Buat larutan kalium iodida 10% 200 ml

VI. EKSTRAKSI MINYAK DAN PEMURNIANNYA


1. Apa yang dimaksud dengan ekstraksi?
2. Bagaiamana cara untuk memilih pelarut pada proses ekstraksi?
3. Apa yang dimaksud dengan refluks dan apa fungsinya?
4. Gambar dan beri keterangan rangkaian alat ekstraksi soxletasi.
5. Gambar dan beri keterangan rangkaian alat destilasi sederhana.

VII. PEMBUATAN SABUN


1. Apa yang membedakan antara sabun padat dan sabun cair?
2. Tuliskan reaksi dalam pembuatan sabun cair.
3. Sebutkan sifat kimia sabun.
4. Apa perbedaan antara sabun dengan deterjen?
5. Apa fungsi larutan NaCl pada pembuatan sabun?
JAWABAN KODE SOAL A

I. IDENTIFIKASI ALKOHOL, ALDEHIDE, DAN KETON


1. Alkohol adalah kelompok senyawa yang mengandung satu atau lebih gugus fungsi
hidroksil (-OH) pada suatu senyawa alkana. Gugus fungsi:
- OH
Aldehide adalah salah satu kelompok senyawa karbonil yang memiliki gugus fungsi
karbonil yang berikatan dengan atom hidrogen pada ujung rantai induknya. Gugus
fungsi:
R–C–H
||
O
Keton dapat diartikan sebagai gugus fungsi yang dikarakterisasikan oleh sebuah
gugus fungsi karbonil (O=C) yang terhubung dengan dua atom karbon ataupun
senyawa kimia yang mengandung gugus karbonil. Gugus fungsi:
R–C–R
||
O
2. A. Struktur Kimia
Aldehide : memiliki bentuk R-CHO
Keton : memiliki bentuk R – CO – R’
B. Reaktivitas
Aldehide : lebih reatif daripada keton, mengalami k=oksidasi membentuk
asam karboksilat
Keton : Tidak dapat dioksidasi tanpa memutus rantai karbon
C. Lokasi Kelompok Karbonil
Aldehide : Selalu terjadi pada ujung rantai karbon
Keton : Selalu terjadi di tengah rantai karbon
D. Kejadian Alai
Aldehide : Biasanya ditemukan dalam senyawa volatile seperti
pengharum
Keton : Umumnya ditemukan dalam gula dan disebut sebagai ketosis,
namun ada gula aldehide yang disebut aldosis
3. Reaksi

Reaksi bersifat eksotermis sehingga timbul panas.


4. Pada tollens test hasil positif adanya benzaldehide ditunjukkan dengan adanya
lapisan cermin perak.
5. A. Reaksi Adisi Keton dengan H2 menghasilkan alkohol sekunder
B. Reaksi Keton dengan HCN menghasilkan alkohol
C. Reaksi Keton dengan Amonia menghasilkan amina

II. IDENTIFIKASI AMINA DAN ASAM KARBOKSILAT


1. Amina dapat diidentifikasi dengan asam nitrat dan acethyl chloride, sedangkan keton
dapat diidentifikasi dengan sodium bicarbonate.
2. Asam karboksilat dapat dideteksi dengan asam karboksilat test. Selain itu juga dapat
diidentifikasi dengan pengecekan nilai pH. Reaksi:
RCOOH + NaHCO3  RCOO-Na+ + H2CO3 (unstable)
H2CO3  CO2 + H2O
3. A. Amina Primer adalah amina yang memiliki satu atom hidrogen mereka tiga
digantikan oleh alkil atau substituen aromatik
B. Amina Sekunder adalah amina yang memiliki dua substituen dan satu hidrogen
terikat pada Nitrogen
C. Amina Tersier adalah amina yang Hidrogen telah sepenuhnya digantikan oleh
substituen organik
D. Amina Siklik adalah amina yang Nitrogen tekah dimasukkan ke dalam struktur
cincin, egektif sehingga baik amina sekunder maupun tersier.
4. Pada Asam Nitrat Test hasil positif adanya Amina Sekunder ditunjukkan dengan
terbentuknya cairan tang menyerupai minyak yang berwarna kuning atau endapan
kuning.
5. Amina biasa digunakan pada industri pelembut pakaian dimana garam tersebut
melekat pada permukaan pakaian dan memberi kesan lembut di tangan.
Asam karboksilat dalam industri farmasi banyak digunakan untuk aspirin, phenactin,
dll. selain itu juga sering digunakan dalam pembuatan sabun.
III. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
1. A. Monosakarida ialah zat yang mereduksi yang disebabkan karena adanya gugus
karbonil. Biasanya dikenal dengan menambahkan akhiran –ose (ataupun osa dalam
istilah Indonesia) pada akhir kata, seperti glucose dan juga fructose. Akhiran osa ini
sering digunakan sebagai nama umum. Selain itu juga, penggolongan monosakarida
tsb tergantung pada jumlah atom oksigen yang terdapat dalam senyawa tsb.
B. Disakarida tidak dapat mereduksi karena tidak memiliki gugus aldehide bebas.
Disakarida dibuat dengan cara menghubungkan dua monosakarida.
C. Polisakarida ialah polimer karbohidrat kompleks yang terbentuk melalui
hubungan dari banyak monomer monosakarida.
2. Benedict test dapat digunakan untuk menganalisa adanya gula pereduksi. Reaksi:
RCHO + 2CU2+ + 2H2O RCOOH + CU2O + 4H+
3. Uji molisch dapat digunakan untuk identifikasi seluruh jenis karbohidrat, mulai
monoskarida, disakarida, dan polisakarida. Reaksi:

4. Karena pada analisa menggunakan benedict test, adanya gula pereduksi ditunjukkan
dengan adanya endapan merah bata (Cu2O).
5. Campur 3 ml Orcinol dalam 1 liter HCl pekat dan tambahkan 3 ml
larutan Ferri Chlorida 10%

IV. PENENTUAN ANGKA ASAM DAN ANGKA PENYABUNAN


1. Angka asam adalah bilangan yang menunjukkan berapa mg KOH yang diperlukan
untuk menetralkan lemak/minyak (khususnya asam lemak bebas) dalam 1 mg
lemak/minyak. Angka asam digunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas
yang terdapat pada minyak/lemak.
Angka penyabunan adalah bilangan yang menunjukkan berapa mg KOH yang
diperlukan untuk membentuk 1 gram sabun secara sempurna, sehingga pada saat
membuat sabun tidak berlebih atau kekurangan KOH.
2. 6 gram KOH dilarutkan dengan ethanol 95% hingga 250 ml.
3. Titrasi blangko adalah titrasi tanpa adanya sampel
4. Menurut Standar Nasional Indonesia Nomor 06-3532-1994 kadar asam lemak bebas
yang diizinkan maksimal 2,5%
5. Asam lemak bebas yang tinggi dalam minyak menyebabkan rendemen minyak turun
sehingga mutu minyak menjadi turun.

V. PENENTUAN KADAR GULA


1. Prinsip analisa kadar gula dengan metode luff yaitu hidrolisis karbohidrat oleh asam
menjadi monosakarida
2. Karbohidrat kompleks → gula sedertana (gula pereduksi)
Gula pereduksi + Cu2+ → Cu2O + Cu2+ (berlebih)
2Cu2+ (kelebihan) + 4 I- → 2 CuI2 → 2 CuI- + I2
I2 + 2 S2O32- → 2 I- + S4O62-
3. Glucose, Fructose, Galactose, Lactose, dan Maltose
4. -
5. Digunakan untuk merefluks/mengembalikan larutan yang menguap pada saat
pemanasan.

VI. EKSTRAKSI MINYAK DAN PEMURNIANNYA


1. A. Ekstraksi Dingin, antara lain: maserasi (merendam), Soxhletasi,
B. Ekstraksi Panas, antara lain: metode refluks, metode distilasi uap
2. Prinsip distilasi adalah pemisahan dua atau lebih senyawa dalam campuran
berdasarkan perbedaan titik didihnya.
3. Jenis kondensor: kondensor liebig, kondensor vigreux kolom, kondenor graham, dan
kondensor dimroth. Yang digunakan adalah kondensor liebig
4. Pengambilan minya secara fisika dalam sampel dapat menggunakan proses fisika
yaitu dengan ditekan dengan tekanan tertentu.
5. Faktor: ukuran partikel, pelarut, suhu operasi, dan pengadukan.
VII. PEMBUATAN SABUN
1. Sabun adalah garam Natrium dan Kalium dari asam lemak yang berasal dari minyak
nabati atau lemak hewani. Reaksi:

2. Proses panas adalah proses merekasikan trigliserida dengan alkali dengan


memanaskan campuran tersebut. Sedangkan proses dingin tanpa adanya pemanasan.
3. Fungsi ethanol adalah untuk membantu trigliserida dan alkali agar saling larut dan
bereaksi
4. Fungsi NaCl adalah untuk mengikat produk samping dari reaksi pembuatan sabun
5. Pewangi, anti bakteri, carbon aktif, dsb.
JAWABAN KODE SOAL B

I. IDENTIFIKASI ALKOHOL, ALDEHIDE, DAN KETON


1. Acetyl chloride bereaksi dengan alkohol membentuk acetate ester
O O

CH3 C Cl + R-OH  CH3 C OR + HCl + Q

2. Alkohol primer dioksidasi oleh reagen dikromat menjadi asam karboksilat


H Cr2O72- Cr2O72-
R–C–H → R–C–H → R – C – OH
OH O O
1o Alkohol Aldehid Carboxylic Acid
Alkohol sekunder dioksidasi oleh reagen dikromat menjadi keton

H Cr2O72-

R–C–R → R–C–R

OH O

Sedangkan alkohol tersier tidak dapat dioksidasi


3. gugus aldehide (RCHO) sedangkan gugus keton (RCO)
aldehida dapat dioksidasi membentuk asam karboksilat sedangkan keton tidak dapat
dioksidasi
% 𝑥 𝜌 𝑥 1000
4. N = 𝐵𝑒
0.96 𝑥 1.8 𝑥 1000
= 98
2

= 35.265

N1.V1 = N2.V2

2.100 = 35,256.V2

V1 = 5,67

Jadi ambil 5,67 ml asam sulfat kemudian encerkan dengan aquadest hingga 100ml

5. Larutan tollens A : larutkan 3 gram perak nitrat kedalam 30ml aquadest


II. IDENTIFIKASI AMINA DAN ASAM KARBOKSILAT
1. Amina primer = salah satu dari tiga atom hidrogen dalam amonia digantikan oleh
gugus alkil atau aril
Amina sekunder = memiliki dua substituen organik (alkil, aril, atau keduanya) terikat
dengan N bersama-sama dengan satu hidrogen
Amina tersier = ketiga atom hidrogen digantikan oleh subtituen organik
2. Amia bersifat basa sedangkan asam karboksilat bersifat asam
Gugus amina berupa N-RH2 sedangkan gugus asam karboksilat RCOOH
3. Reaksi pada sodium bicarbonate
RCOOH + NaHCO3  RCOO-Na+ + H2CO3 (unstable)
H2CO3  CO2 + H2O
gas/gelembung
4. Amina
a. Pencegah korosif, bakterisida, dan fungsida
b. Bahan pemflotasi dan pengemulsi
c. Sebagai pelembut pakaian
d. Sebagai anti iritasi sampo

Asam karboksilat

a. Asam asetat digunakan untuk pembuatan cuka


b. Sebagai koagulan dalam pembuatan karet
c. Sebagai pewarna, parfum dan rayon
𝑤 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
5. %w/w = 𝑥 100%
𝑤 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

𝑔𝑟
5% = 100𝑔𝑟 𝑥 100%

Gr = 5 gram

Jadi, ambil 5 gram sodium bicarbonat kemudian larutkan dalam aquadest hingga 100
ml
III. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
1. Klasifikasi karbohidrat
 Monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana karena molekulnya hanya
terdiri atas beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis
menjadi karbohidrat lain. Monosakarida dibedakan menjadi aldosa dan ketosa.
 Disakarida dan Oligosakarida
Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul
monosakarida yang berikatan melalui gugus –OH dengan melepaskan molekul
air.
 Polisakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida sebagai
monomernya. Rumus umum polisakarida yaitu C6(H10O5)n.
2. Reaksi benedict
RCHO + 2CU2+ + 2H2O RCOOH + CU2O + 4H+
Gugus biru asam merah
Karbonil karboksilat
Gula
3. Metode identifikasi karbohidrat
 Uji molosch merupakan uji untuk mengetahui keberadaan kerbohidrat dalam
sampel
 Uji benedict merupakan uji untuk mengetahui keberadaan gula pereduksi
 Uji seliwanoff merupakan uji karbohidrat ang menguji keberadaan gugus
keton/ketosa atau gugus aldehida/aldosa
% 𝑥 𝜌 𝑥 1000
4. N = 𝐵𝑒
0.96 𝑥 1.8 𝑥 1000
= 98
2

= 35.265
N1.V1 = N2.V2
1.100 = 35,256.V2
V1 = 2,83ml
Jadi ambil 2,83 ml asam sulfat kemudian encerkan dengan aquadest hingga 100ml
5. Campur 5 gram α-naphtol dalam 100 ml ethanol 95%
IV. PENENTUAN ANGKA ASAM DAN ANGKA PENYABUNAN
1. Lemak atau minyak adalah senyawa makromolekul berupa trigliserida, yaitu sebuah
ester yang tersusun dari asam lemak dan gliserol. Jenis dan jumlah asam lemak
penyusun suatu minyak atau lemak menentukan karakteristik fisik dan kimiawi
minyak atau lemak disebut minyak apabila trigliserida tersebut berbentuk cair pada
suhu kamar dan disebut lemak apabila berbentuk padat pada suhu kamar
2. Lemak hewani pada suhu ruangan berpa zat padat, sedangkan minyak nabati berupa
cairan
Lemak dengan asam lemak rantai pendek dapat larut dalam air, sedangkan lemak
dengan rantai panjang tidak dapat larut dalam air
Lemak dapat larut dalam pelarut organik seperti benzena, kloroform, dan alkohol
panas
3. Sumber
Minak berasal dari tumbuhan dan lemak dari hewan
Kejenuhan
Minyak bersifat tidak jenuh karena memiliki rantai rangkap sedangkan lemak bersifat
jenuh karena seluruh partikelna berikatan dengan partikel lainnya
Wujud
Pada suhu ruang umumnya lemak berwujud padatan sedangkan minyak berwujud
cairan
4. Angka asam adalah bilangan yang menunjukkan berapa mg KOH yang diperlukan
untuk menetralkan lemak (khususna asam lemak bebas) dalan 1 mg lemak.
𝑉𝑜𝑙 𝐾𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝐾𝑂𝐻 𝑥 𝐵𝑀 𝐾𝑂𝐻
Angka Asam =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 ( 𝑔𝑟𝑎𝑚)

Angka penyabunan adalah bilangan yang menunjukkan mg KOH diperlukan untuk


membentuk 1 gram sabun secara sempurna.
Angka Penyabunan :

𝑉( 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑜 − 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 )𝑥 𝑁 𝐻𝐶𝑙 𝑥 𝐵𝑀 𝐾𝑂𝐻


𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

5. Ambil 1 gram metil orange lalu dilarutkan dalam 40 ml etanol dan ditambah 60ml
aquadest
V. PENENTUAN KADAR GULA
1. Klasifikasi karbohidrat
 Monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana karena molekulnya hanya
terdiri atas beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis
menjadi karbohidrat lain. Monosakarida dibedakan menjadi aldosa dan ketosa.
 Disakarida dan Oligosakarida
Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul
monosakarida yang berikatan melalui gugus –OH dengan melepaskan molekul
air.
 Polisakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida sebagai
monomernya. Rumus umum polisakarida yaitu C6(H10O5)n.
2. Gula pereduksi adalah semua gula yang memiliki kemampuan mereduksi dikarenakan
adanya gugus aldehide atau keton bebas. Gula nonpereduksi adalah semua gula yang
tidak memiliki kemampuan mereduksi dicirikan dengan tidak adanya struktur rantai
terbuka.
3. 1 gram kanji ditambah 3 gram KI dilarutkan dalam 10 cc auadest. Panaskan hingga
membentuk pasta, panaskan 100cc aquadest pada tempat yang berbeda, lalu
campurkan pada larutan awal dan diamkan sampai dingin
% 𝑥 𝜌 𝑥 1000
4. N = 𝐵𝑒
0.96 𝑥 1.8 𝑥 1000
= 98
2

= 35.265
N1.V1 = N2.V2
1.100 = 35,256.V2
V1 = 2,83ml
Jadi ambil 2,83 ml asam sulfat kemudian encerkan dengan aquadest hingga 100ml
𝑤 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
5. %w/w = 𝑥 100%
𝑤 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
𝑔𝑟
5% = 100𝑔𝑟 𝑥 100%

Gr = 5 gram
Jadi, ambil 5 gram sodium bicarbonat kemudian larutkan dalam aquadest hingga
100ml
VI. EKSTRAKSI MINYAK DAN PEMURNIANNYA
1. Ekstraksi adalah pemisahan zat target dan zat yang tidak berguna dimana teknik
pemisahan berdasarkan perbedaan distribusi zat terlarut antara dua pelarut atau lebih
yang saling bercampur.
Distilasi (penyulingan) adalah suatu metode yang banyak dipergunakan untuk
memisahkan campuran berdasarkan dari perbedaan kondisi yang dibutuhkan untuk
mengubah fase komponen campuran
2. Ekstraksi secara dingin
Maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam pelarut selama beberapa hari pada temperatur kamar dan
terlindung dari cahaya.Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang
mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut, tidak mengandung
benzoin, tiraks dan lilin
Soxhletasi
Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari
dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-
molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam selongsong dan
selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon
Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk simplisia
yang telah dibasahi.Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan langkah
tambahan yaitu sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak
3. Keuntungan
Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang-ulang
Jumlah pelarut yang digunakan sedikit
Proses sokletasi berlangsung cepat
4. Kerugian
Tidak dapat dipakai pada bahan-bahan dari tumbuhan yang mudah rusak
Harus dilakukan identifikasi setelah penyaringan
Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah menguap dan
hilang
5. Distilasi sederhana
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh
atau dengan salah satu komponen bersifat volatil
Distilasi Fraksionasi
6. Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau
lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. distalasi ini juga dapat
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 derajat
celcius. dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah
Distilasi Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih
mencapai 200 derajat celcius atau lebih
Distilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil,
dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau
campuran yang memiliki titik didih di atas 150 derajat celcius

VII. PEMBUATAN SABUN


1. Secara umum, sabun dibuat dengan mereaksikan suatu lemak atau minyak dengan
larutan basa kuat. Hasil reaksi (sabun) adalah suatu senyawa garam natrium dari asam
lemak yang digunakan. Proses reaksi ini disebut penyabunan.

2. Untuk pembuatan sabun padat alkali yang digunakan adalah KOH, sedangkan untuk
pembuatan sabun cair menggunakn alkali berupa NaOH
3. Bahan pembuat = sabun diuat dari bahan bahan alami sedangkan deterjen sebagian
besar merupakan bahan kimia sintesis
Penggunaan = deterjen berfungsi sebagai pembesih rumah tangga seperti lantai dan
karpet, sedangkan sabun untuk pakaian, akat dapur dan mandi
Efektivitas = deterjen merupakan pembersih yang lebih kuat dibandingkan sabun
4. Pengadukan = semakin cepat dan kuat pengadukan akan mempengaruhi tingkat
homogenitas bahan yang berpengaruh pada kualitas sabun
Suhu = semakin tinggi suhu maka semakin cepat kelarutan bahan bahan
𝑔𝑟
5. N = 𝑏𝑒 𝑥 𝑣
𝑔𝑟
5N = 58,5 𝑥 1

gr = 292,5 gr

jadi ambil 292,5 gram NaCl kemudian dilarutkan dalam aquadest hingga 1000 ml
JAWABAN KODE SOAL C

I. IDENTIFIKASI ALKOHOL, ALDEHIDE, DAN KETON


1. C2H5OH + CH3COCl  CH3COOCH2CH3 + HCl
(etanol) (asetil klorida) (etil etanoat) (asam klorida)
2. Dalam uji asam kromat alkohol primer, sekunder dan tersier mengalami reaksi yang
berbeda. Alkohol primer dan alkohol sekunder dapat menimbulkan warna biru
kehijaua-hijauan sedangkan alkohol tersier tidak dapat memberikan hasil dalam waktu
2 detik dan larutan yang akan dihasilkan berwarna orange.
3. Perbedaan aldehid dan keton
Aldehid Keton
Struktur kimia R-CHO R-CO-R’
Lebih mudah Lebih susah
teroksidasi daripada teroksidasi
keton
Direaksikan Menghasilakn Tidak dapat
dengan tollens cermin perak bereaksi
4. Perbedaan uji tollens dan iodoform pada aldehid dan keton
Iodoform Tollens
Aldehid Dapat mengidentifikasi Dapat bereaksi
keduanya dengan ditandai menghasilkan cermin
adanya warna kuning perak
Keton pada asetaldehid dan Tidak dapat berekasi
metal keton.
5. Diketahui : Larutan NaOH 5 M
Ditanya : volume larutan tersebut untuk membuat larutan NaOH 2 N 250 mL
Jawab :
N=Mxa
=5x1
=5N
𝑁1 . 𝑉1 = 𝑁1 . 𝑉1
5 . 𝑉1 = 2 . 250
𝑉1 = 100 mL
Jadi, 100 mL NaOH 5 M diencerkan dengan menggunakan aquadest hingga volume
250 mL pada labu ukur.

II. IDENTIFIKASI AMINA DAN ASAM KARBOKSILAT


1. Perbedaan
Amina Asam Karboksilat
Bersifat basa Bersifat asam
Terdiri dari amina primer, sekunder Memiliki struktur R-
dan tersier. COOH

2. Amina primer akan mengalami perubahan hilangnya warna coklat dari gas nitrogen
pada suhu 5℃. Terbentuknya cairan yang menyerupai minyak berwarna kuning atau
endapan kuning dapat membuktikan adanya amina sekunder, R2NH2. Amina lain yang
tentunya berupa aimina tersier tidak dapat bereaksi atau dikategorikan ke dalam
golongan amina sekunder.
3. RCOOH + NaHCO3  RCOO-Na+ + H2CO3 (unstable)
H2CO3  CO2 + H2O
gas/gelembung
4. Kalibrasi pH meter menggunakan larutan buffer asam dan basa.
 Mula-mula larutan buffer asam dan basa dilarutkan dengan menggunakan
aquadest sebanyak 250 mL
 pH meter dicelupkan terlebih dahulu pada larutan basa. pH meter disetting
sesuai dengan pH basa yang tertera
 kemudian cuci pH meter dengan aquadest
 celupkan kembali pH meter pada larutan buffer asam dan setting kembali
 bersihkan kembali pH meter
𝑊 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
5. % w/w = 𝑊 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡+𝑊 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑥 100%
𝑊 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
10 % = 𝑊 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡+250 𝑔𝑟 𝑥 100%

W zat terlarut =27,8 gr


Jadi, sebanyak 27,8 gr sodium bicarbonat dilarutkan dengan aquadest hingga
volumenya 250 mL pada labu ukur

III. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT


1. Jenis-jenis karbohidrat :
 Monosakarida : merupakan karbohidrat yang terdiri satu struktur sakarida
yaitu seperti glukosa, galaktosa dan fruktosa
 Disakarida : merupakan karbohidrat yang terdiri dari dua struktur sakarida
yaitu laktosa, maltosa, sukrosa.
 Polisakarida : merupakan karbohidrat yang terdiri lebih dari dua struktur
sakarida yaitu pati, selulosa, dan kitin
2. Gula reduksi adalah semua gula yang memiliki kemampuan untuk mereduksi
dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Untuk mengidentifikasi adanya
gula pereduksi dapat menggunakan uji benedict dimana terdapat endapan warna
merah, coklat, atau kuning mengidentifikasikan yang positif mengandung gula
reduksi.
3. Pentosa adalah suatu monosakarida yang memiliki lima atom karbon, dengan satu
gugus fungsi aldehida pada posisi 1 (aldopentosa) atau keton pada posisi 2
(ketopentosa).
4. Contoh uji karbohidrat :
 Uji Barfoed
Perekasi Barfoed terdiri atas tembaga (II) asetat. Ke dalam 5 mL pereaksi
ditambahkan 1 mL larutan sampel, kemudian dipanaskan dengan penangas air
selama 1 menit. Endapan merah oranye menunjukan adanya monosakarida di
dalam sampel.
 Uji Iodin
Uji Iodin digunakan untuk menunjukan adanya polisakarida. Jika ke dalam
bahan yang mengandung polisakarida diberi larutan iodin dan memberikan
warna biru, berarti bahan tersebut mengandung amilum (amilosa).
Amilopektin akan memberikan warna merah ungu, sedangkan glikogen dan
dekstrin akan memberikan warna merah cokelat.
 Uji Fehling
Uji Fehling digunakan untuk menunjukan adanya karbohidrat pereduksi
(monosakarida, laktosa, dan maltosa). Larutan Fehling dibuat dari campuran
CuSO4 (Fehling A) dan Na-K-tartrat (Fehling B). Pereaksi ini akan
membentuk endapan merah bata dengan monosakarida.
5. Jawab :
10 𝑥 % 𝑥 𝜌
𝑁= 𝐵𝐸
10 𝑥 98 𝑥 1,84
𝑁= 98 = 37,6 𝑁
2

𝑁1 . 𝑉1 = 𝑁1 . 𝑉1
37,6 . 𝑉1 = 5 . 1000

𝑉1 = 140 mL

Jadi, sebanyak 140 mL asam sulfida 98% diencerkan dengan aquadest hingga
volumenya 1000 mL dalam labu ukur.

IV. PENENTUAN ANGKA ASAM DAN ANGKA PENYABUNAN


1. Bilangan asam atau angka asam adalah jumlah milligram KOH yang dibutuhkan
untuk menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak.
Bilangan asam digunakan untuk mengukur asam lemak bebas yang terdapat dalam
lemak dan minyak. Ini adalah jumlah dasar, dinyatakan dalam milligram KOH, yang
diperlukan untuk menetralkan asam konstituen dalam gram sampel.
Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang diperlukan. Untuk
menyabunkan satu gram lemak atau minyak. Angka penyabunan menunjukkan berat
molekul lemak dan minyak secara kasar. Minyak yang disusun oleh sam lemak
berantai karbon yang pendek berarti mempunyai berat molekul yang relatif kecil, akan
mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya bila minyak mempunyai
berat molekul yang besar, maka angka penyabunan relatif kecil. Angka penyabunan
ini dinyatakan sebagai banyaknya (mg) NaOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan
satu gram lemak atau minyak.
2. KOH alkoholis berfungsi untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisaagar
mempermudah reaksi dengan basa sehingga terbentuk sabun.
3. Prosedur :
 Timbang lemak / minyak 3 gram
 Masukkan dalam Erlenmeyer 250ml
 Kemudian tambahkan 50cc larutan KOH alkoholis.
 Setelah itu sambung dengan pendingin tegak dan didihkan selama ± 30 menit
 Dinginkan dan titrasi dengan HCl 0,5N
 Kemudian lakukan pula terhadap balngko dengan prosedur yag sama.
 Angka Penyabunan :
𝑉( 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑜 − 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 )𝑥 𝑁 𝐻𝐶𝑙 𝑥 𝐵𝑀 𝐾𝑂𝐻
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
4. Jawab
10 𝑥 % 𝑥 𝜌
𝑀= 𝐵𝑀
10 𝑥 37 𝑥 1,18
𝑀= = 12 𝑀
36,5

𝑀1 . 𝑉1 = 𝑀1 . 𝑉1
12 . 𝑉1 = 10 . 750
𝑉1 = 625 mL
Jadi, sebanyak 625 mL asam klorida 37% diencerkan dengan aquadest hingga
volumenya 750 mL dalam labu ukur.

5 𝑚𝑙 𝑥 1 𝑁 𝑥 56
Angka Asam = = 28
10 𝑔𝑟

V. PENENTUAN KADAR GULA


1. Penentuan kadar karbohidrat secara kuantitatif dilakukan melalui metode Luff-
Schoorl dengan prinsip dasarnya adalah hidrolisis karbohidrat dalam sampel susu
menjadi monosakarida yang dapat mereduksi Cu₂⁺ menjadi Cu⁺. Monosakarida akan
mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan
direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut
dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode analisa yang
digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk
dijadikan dasar penetapan kadar.
Pereaksi fehling terdiri atas dua macam larutan yaitu fehling A dan fehling B. Larutan
fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan fehling B adalah larutan kalim-natrium-
tartrat dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan secara terpisah dan
dicampur ketika akan digunakan.
2. Penggunaan sangat luas dan jumlah penggunannya cukup besar baik untuk pemanis,
pengental, penstabil, gelling agents dan fat replacer.
3. Untuk mereduksi kelebihan CuO sehingga akan terbentuk I2 yang dibebaskan tersebut
dititrasi dengan larutan Na2S2O3.
4. Jawab :
𝑊 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
% w/w = 𝑊 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡+𝑊 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑥 100%
𝑊 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
30 % = 𝑊 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡+500 𝑔𝑟 𝑥 100%

W zat terlarut =214,3 gr


Jadi, sebanyak 214,3 gr kalium iodida dilarutkan dengan aquadest hingga volumenya
500 mL pada labu ukur
5. Metode interpolasi
𝑥−𝑥1 𝑦−𝑦1
=
𝑥1 −𝑥2 𝑦1 −𝑦2
6,7−6 𝑦−17,0
= 17,0−20,0 𝑦 = 14,9
6−7

VI. EKSTRAKSI MINYAK DAN PEMURNIANNYA


1. Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan
2. Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan
yang lainnya pelarut organik.
3. Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam pelarut selama beberapa hari pada temperatur kamar dan
terlindung dari cahaya.Metode maserasi digunakan untuk menyaring simplisia yang
mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut, tidak mengandung
benzoin, tiraks dan lilin.
4. Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil,
dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau
campuran yang memiliki titik didih di atas 150 derajat celcius. Metode distilasi ini
tidak digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya
menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi
oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator.
Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi ini.
5. Jawab
%1 . 𝑉1 = %1 . 𝑉1

97. 𝑉1 = 10 . 500

𝑉1 = 51,5 mL

Jadi, sebanyak 51,5 mL asam asetat 97% diencerkan dengan menggunakan aquadest
hingga volume 500 mL pada labu ukur.

VII. PEMBUATAN SABUN


1. Reaksi

(Trigliserida) (Sabun) (Gliserol)


2. Adanya NaCl dalam pembuatan sabun digunakan untuk memisahkan gliserol dengan
produk utama yaitu sabun.
3. Sabun padat menggunakan pelarut NaOH sedangkan sabun padar menggunakan
pelarut KOH
4. Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus polar yang suka air (hidrofilik)
dan gugus non polar yang suka minyak (lipofilik) sekaligus, sehingga dapat
mempersatukan campuran yang terdiri dari minyak dan air. Surfaktan adalah bahan
aktif permukaan, yang bekerja menurunkan tegangan permukaan cairan, sifat aktif ini
diperoleh dari sifat ganda molekulnya.
5. Jawab
𝑔𝑟 𝑥 1000
M= 𝑀𝑟 𝑥 𝑉
𝑔𝑟 𝑥 1000
10 = 40 𝑥 1000

gr = 400 gr

Jadi, sebanyak 400 gr NaOH dilarutkan dengan aquadest hingga volumenya 1000
mL pada labu ukur.
JAWABAN KODE SOAL D

I. IDENTIFIKASI ALKOHOL, ALDEHIDE, DAN KETON


1. Alkohol adalah kelompok senyawa yang mengandung satu atau lebih
gugus fungsi hidroksil (-OH) pada suatu senyawa alkana.
Macam-macam alkohol :
 Alkohol primer
 Alkohol sekunder
 Alkohol tersier
 Alkohol kuartener
2. Aldehid mempunyai gugus fungsi RCHO, sedangkan keton mempunyai gugus
fungsi RCO. Aldehid dapat dioksidasi membentuk asam karboksilat,
sedangkan ketok tidak dapat dioksidasi.
3. Dinginkan 10 ml HCl pekat didalam beaker glass dengan menggunakan ice bath.
Selama pendinginan harus sambil dilakukan pengadukan dan kemudian larutkan 16
gram ZnCl2 dalam asam
4. Larutan Tollens A : Larutkan 3 gram perak nitrat kedalam 30 ml aquadest
Larutan Tollens B : Siapkan larutan sodium hidroksida 10%
5. –

II. IDENTIFIKASI AMINA DAN ASAM KARBOKSILAT


1. Amina adalah turunan amonia yang satu atau lebih atom hidrogennya
digantikan oleh gugus alkil.
Macam-macam amina :
 Amina primer (R-NH2)
 Amina sekunder (R-NH-R)
 Amina tersier (R-NR-R)
2. RCOOH + NaHCO3  RCOO-Na+ + H2CO3 (unstable)
H2CO3  CO2 + H2O
3. A. Semua amina bersifat sebagai basa lemah dan larutan amina dalam
air bersifat basa
B. Amina yang larut maupun tidak larut dalam air dapat bereaksi
dengan asam dan menghasilkan garam yang larut dalam air
4. A. Mempunyai titik didih lebih tinggi daripada senyawa organik lain
yang berat molekulnya sebanding
B. Kelarutan asam karboksilat dalam air menurun seiring dengan
meningkatnya berat molekul
Asam karboksilat dengan 1-4 atom karbon dapat larut sempurna dalam
air
5. -

III. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT


1. Karbohidrat adalah penyumbang utama dari komponen yang membentuk produk
pangan baik sebagai komponen alami maupun bahan yang ditambahkan.
Jenis karbohidrat :
 Monosakarida, karbohidrat yang paling sederhana susunan
molekulnya dan tidak dapat diuraikan lagi
 Disakarida, karbohidrat yang terdiri dari 2 molekul monosakarida
 Oligosakarida, karbohidrat yang terdiri dari 2-10 molekul
monosakarida
 Polisakarida, karbohidrat yang terdiri lebih dari 10 molekul
monosakarida
2. Reaksi:
RCHO + 2CU2+ + 2H2O RCOOH + CU2O + 4H+
3. Masukkan masing-masing 2 ml karbohidrat. tambahkan 4 ml aquadest ke
dalam tabung reaksi yang lain yang dapat digunakan sebagai control.
Tambahkan 2 tetes reagen molisch pada masing-masing tabung dan
kocoklah terus menerus. Miringkan tabung reaksi dan tambahkan 5 ml
H2SO4 secara hati-hati. Cairan asam akan terbentuk pada bagian bawah
tabung. Catat dan amati warna pembatas dari kedua cairan yang
terpisah tersebut. Warna ungu yang menunjukkan adanya karbohidrat.
4. Campur 173 gr Hydrated Sodium Citrate dan 100 gr Anhydrous Sodium
Carbonate dalam 800 ml aquadest panas. Saring larutan dan tambahkan
17,3 gr CuSO4.5H2O. Campur dalam 100 ml aquadest kemudian larutkan
sampai 1 liter.
5. Campur 3 ml Orcinol dalam 1 liter HCl pekat dan tambahkan 3 ml
larutan Ferri Chlorida 10%.

IV. PENENTUAN ANGKA ASAM DAN ANGKA PENYABUNAN


1. Angka asam adalah jumlah milligram KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan
asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak. Angka penyabunan
adalah jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan satu gram lemak
atau minyak.
2. A. Untuk mengetahui sifat minyak dan lemak
B. Untuk menentukan berat molekul minyak dan lemak secara kasar
3. Lemak adalah senyawa makromolekul berupa trigliserida, yaitu sebuah ester yang
tersusun dari asam lemak dan gliserol.
Sifat lemak :
 Pada suhu kamar lemak hewani berupa padatan, sedangkan lemak
nabati berupa cairan
 Lemak dapat larut dalam senyawa nonpolar
 Lemak mempunyai viskositas yang tinggi
4. 6 gr KOH dilarutkan dengan etanol 95% sampai volume 250 ml. Larutan
dibiarkan semalam dan ditutup. Disaring dan distandarisasi dengan
HCL 0,5 N menggunakan indikator PP.
5. Agar ketika dilakukan pemanasan, alkohol yang ada di dalam larutan
tidak ikut menguap secara keseluruhan, sedangkan alkohol yang
menguap dan mengembun di pendingin tegak bisa kembali lagi ke
erlenmeyer.
V. PENENTUAN KADAR GULA
1. Karbohidrat adalah penyumbang utama dari komponen yang membentuk produk
pangan baik sebagai komponen alami maupun bahan yang ditambahkan.
Jenis karbohidrat :
 Monosakarida, karbohidrat yang paling sederhana susunan
molekulnya dan tidak dapat diuraikan lagi
 Disakarida, karbohidrat yang terdiri dari 2 molekul monosakarida
 Oligosakarida, karbohidrat yang terdiri dari 2-10 molekul
monosakarida
 Polisakarida, karbohidrat yang terdiri lebih dari 10 molekul
monosakarida
2. Gula pereduksi adalah semua gula yang memiliki kemampuan mereduksi
dikarenakan adanya gugus aldehida atau keton bebas
3. 1 gr kanji ditambah 3 gr KI dilarutkan dalam 10 cc aquadest.
Panaskan hingga membentuk pasta. Panaskan 100 cc aquadest pada
tempat yang berbeda, lalu campurkan pada larutan awal dan diamkan
sampai dingin.
4. Ditimbang CuSO4.5H2O sebanyak 25 gr, kemudian dilarutkan dengan
aquadest sebanyak 100 ml dan dilarutkan 50 gr asam sitrat dengan 50
ml aquadest, dan 388 gr soda murni dilarutkan dalam 300-400 ml air
mendidih. Larutan asam sitrat dituangkan dalam larutan soda sambil
diaduk hati-hati. Kemudian ditambahkan larutan CuSO4, sesudah dingin
ditambahkan air sampai 1 liter kemudian dihomogenkan.
5. -

VI. EKSTRAKSI MINYAK DAN PEMURNIANNYA


1. Ekstraksi adalah pemisahan zat target dan zat yang tidak berguna dimana teknik
pemisahan berdasarkan perbedaan distribusi zat terlarut antara dua pelarut atau lebih
yang saling bercampur.
2. A. Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar.
B. pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen bahan
ekstraksi.
C. titik didh kedua bahan tidak boleh terlalu dekat karena ekstrak dan pelarut
dipisahkan dengan cara penguapan, distilasi dan rektifikasi.
D. sedapat mungkin murah, tersedia dalam jumlah besar, tidak beracun, tidak mudah
terbakar
3. Refluks adalah proses kembalinya pelarut ke dalam labu ekstraksi
setelah terakumulasi di dalam timbel. Biasanya terjadi sebanyak 3-5
kali agar ekstrak yang diinginkan terambil sempurna.
4. -
5. -
VII. PEMBUATAN SABUN
1. Bahan dasar sabun padat menggunakan NaOH, sedangkan sabun cair
menggunakan KOH
2. -
3. A. Sabun merupakan garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga
akan dihidrolisis oleh air
B. Jika larutan sabun diaduk maka akan menghasilkan buih
C. Sabun mempunyai sifat membersihkan
D. Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci
dan membersihkan
4. A. Sabun dibuat dengan dari bahan alami sedangkan deterjen dibuat
dari bahan kimia sintesis
B. Sabun digunakan untuk pakaian, alat dapur dan mandi. Sedangkan
deterjen digunakan sebagai pembersih rumah tangga
5. Digunakan untuk memisahkan sabun dengan gliserin. Nacl harus bebas
dari besi, magnesium, kalsium agar diperoleh sabun yang berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai