4. Karena pada analisa menggunakan benedict test, adanya gula pereduksi ditunjukkan
dengan adanya endapan merah bata (Cu2O).
5. Campur 3 ml Orcinol dalam 1 liter HCl pekat dan tambahkan 3 ml
larutan Ferri Chlorida 10%
H Cr2O72-
R–C–R → R–C–R
OH O
= 35.265
N1.V1 = N2.V2
2.100 = 35,256.V2
V1 = 5,67
Jadi ambil 5,67 ml asam sulfat kemudian encerkan dengan aquadest hingga 100ml
Asam karboksilat
𝑔𝑟
5% = 100𝑔𝑟 𝑥 100%
Gr = 5 gram
Jadi, ambil 5 gram sodium bicarbonat kemudian larutkan dalam aquadest hingga 100
ml
III. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
1. Klasifikasi karbohidrat
Monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana karena molekulnya hanya
terdiri atas beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis
menjadi karbohidrat lain. Monosakarida dibedakan menjadi aldosa dan ketosa.
Disakarida dan Oligosakarida
Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul
monosakarida yang berikatan melalui gugus –OH dengan melepaskan molekul
air.
Polisakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida sebagai
monomernya. Rumus umum polisakarida yaitu C6(H10O5)n.
2. Reaksi benedict
RCHO + 2CU2+ + 2H2O RCOOH + CU2O + 4H+
Gugus biru asam merah
Karbonil karboksilat
Gula
3. Metode identifikasi karbohidrat
Uji molosch merupakan uji untuk mengetahui keberadaan kerbohidrat dalam
sampel
Uji benedict merupakan uji untuk mengetahui keberadaan gula pereduksi
Uji seliwanoff merupakan uji karbohidrat ang menguji keberadaan gugus
keton/ketosa atau gugus aldehida/aldosa
% 𝑥 𝜌 𝑥 1000
4. N = 𝐵𝑒
0.96 𝑥 1.8 𝑥 1000
= 98
2
= 35.265
N1.V1 = N2.V2
1.100 = 35,256.V2
V1 = 2,83ml
Jadi ambil 2,83 ml asam sulfat kemudian encerkan dengan aquadest hingga 100ml
5. Campur 5 gram α-naphtol dalam 100 ml ethanol 95%
IV. PENENTUAN ANGKA ASAM DAN ANGKA PENYABUNAN
1. Lemak atau minyak adalah senyawa makromolekul berupa trigliserida, yaitu sebuah
ester yang tersusun dari asam lemak dan gliserol. Jenis dan jumlah asam lemak
penyusun suatu minyak atau lemak menentukan karakteristik fisik dan kimiawi
minyak atau lemak disebut minyak apabila trigliserida tersebut berbentuk cair pada
suhu kamar dan disebut lemak apabila berbentuk padat pada suhu kamar
2. Lemak hewani pada suhu ruangan berpa zat padat, sedangkan minyak nabati berupa
cairan
Lemak dengan asam lemak rantai pendek dapat larut dalam air, sedangkan lemak
dengan rantai panjang tidak dapat larut dalam air
Lemak dapat larut dalam pelarut organik seperti benzena, kloroform, dan alkohol
panas
3. Sumber
Minak berasal dari tumbuhan dan lemak dari hewan
Kejenuhan
Minyak bersifat tidak jenuh karena memiliki rantai rangkap sedangkan lemak bersifat
jenuh karena seluruh partikelna berikatan dengan partikel lainnya
Wujud
Pada suhu ruang umumnya lemak berwujud padatan sedangkan minyak berwujud
cairan
4. Angka asam adalah bilangan yang menunjukkan berapa mg KOH yang diperlukan
untuk menetralkan lemak (khususna asam lemak bebas) dalan 1 mg lemak.
𝑉𝑜𝑙 𝐾𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝐾𝑂𝐻 𝑥 𝐵𝑀 𝐾𝑂𝐻
Angka Asam =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 ( 𝑔𝑟𝑎𝑚)
5. Ambil 1 gram metil orange lalu dilarutkan dalam 40 ml etanol dan ditambah 60ml
aquadest
V. PENENTUAN KADAR GULA
1. Klasifikasi karbohidrat
Monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana karena molekulnya hanya
terdiri atas beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis
menjadi karbohidrat lain. Monosakarida dibedakan menjadi aldosa dan ketosa.
Disakarida dan Oligosakarida
Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul
monosakarida yang berikatan melalui gugus –OH dengan melepaskan molekul
air.
Polisakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida sebagai
monomernya. Rumus umum polisakarida yaitu C6(H10O5)n.
2. Gula pereduksi adalah semua gula yang memiliki kemampuan mereduksi dikarenakan
adanya gugus aldehide atau keton bebas. Gula nonpereduksi adalah semua gula yang
tidak memiliki kemampuan mereduksi dicirikan dengan tidak adanya struktur rantai
terbuka.
3. 1 gram kanji ditambah 3 gram KI dilarutkan dalam 10 cc auadest. Panaskan hingga
membentuk pasta, panaskan 100cc aquadest pada tempat yang berbeda, lalu
campurkan pada larutan awal dan diamkan sampai dingin
% 𝑥 𝜌 𝑥 1000
4. N = 𝐵𝑒
0.96 𝑥 1.8 𝑥 1000
= 98
2
= 35.265
N1.V1 = N2.V2
1.100 = 35,256.V2
V1 = 2,83ml
Jadi ambil 2,83 ml asam sulfat kemudian encerkan dengan aquadest hingga 100ml
𝑤 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
5. %w/w = 𝑥 100%
𝑤 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
𝑔𝑟
5% = 100𝑔𝑟 𝑥 100%
Gr = 5 gram
Jadi, ambil 5 gram sodium bicarbonat kemudian larutkan dalam aquadest hingga
100ml
VI. EKSTRAKSI MINYAK DAN PEMURNIANNYA
1. Ekstraksi adalah pemisahan zat target dan zat yang tidak berguna dimana teknik
pemisahan berdasarkan perbedaan distribusi zat terlarut antara dua pelarut atau lebih
yang saling bercampur.
Distilasi (penyulingan) adalah suatu metode yang banyak dipergunakan untuk
memisahkan campuran berdasarkan dari perbedaan kondisi yang dibutuhkan untuk
mengubah fase komponen campuran
2. Ekstraksi secara dingin
Maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam pelarut selama beberapa hari pada temperatur kamar dan
terlindung dari cahaya.Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang
mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut, tidak mengandung
benzoin, tiraks dan lilin
Soxhletasi
Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari
dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-
molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam selongsong dan
selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon
Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk simplisia
yang telah dibasahi.Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan langkah
tambahan yaitu sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak
3. Keuntungan
Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang-ulang
Jumlah pelarut yang digunakan sedikit
Proses sokletasi berlangsung cepat
4. Kerugian
Tidak dapat dipakai pada bahan-bahan dari tumbuhan yang mudah rusak
Harus dilakukan identifikasi setelah penyaringan
Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah menguap dan
hilang
5. Distilasi sederhana
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh
atau dengan salah satu komponen bersifat volatil
Distilasi Fraksionasi
6. Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau
lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. distalasi ini juga dapat
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 derajat
celcius. dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah
Distilasi Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih
mencapai 200 derajat celcius atau lebih
Distilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil,
dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau
campuran yang memiliki titik didih di atas 150 derajat celcius
2. Untuk pembuatan sabun padat alkali yang digunakan adalah KOH, sedangkan untuk
pembuatan sabun cair menggunakn alkali berupa NaOH
3. Bahan pembuat = sabun diuat dari bahan bahan alami sedangkan deterjen sebagian
besar merupakan bahan kimia sintesis
Penggunaan = deterjen berfungsi sebagai pembesih rumah tangga seperti lantai dan
karpet, sedangkan sabun untuk pakaian, akat dapur dan mandi
Efektivitas = deterjen merupakan pembersih yang lebih kuat dibandingkan sabun
4. Pengadukan = semakin cepat dan kuat pengadukan akan mempengaruhi tingkat
homogenitas bahan yang berpengaruh pada kualitas sabun
Suhu = semakin tinggi suhu maka semakin cepat kelarutan bahan bahan
𝑔𝑟
5. N = 𝑏𝑒 𝑥 𝑣
𝑔𝑟
5N = 58,5 𝑥 1
gr = 292,5 gr
jadi ambil 292,5 gram NaCl kemudian dilarutkan dalam aquadest hingga 1000 ml
JAWABAN KODE SOAL C
2. Amina primer akan mengalami perubahan hilangnya warna coklat dari gas nitrogen
pada suhu 5℃. Terbentuknya cairan yang menyerupai minyak berwarna kuning atau
endapan kuning dapat membuktikan adanya amina sekunder, R2NH2. Amina lain yang
tentunya berupa aimina tersier tidak dapat bereaksi atau dikategorikan ke dalam
golongan amina sekunder.
3. RCOOH + NaHCO3 RCOO-Na+ + H2CO3 (unstable)
H2CO3 CO2 + H2O
gas/gelembung
4. Kalibrasi pH meter menggunakan larutan buffer asam dan basa.
Mula-mula larutan buffer asam dan basa dilarutkan dengan menggunakan
aquadest sebanyak 250 mL
pH meter dicelupkan terlebih dahulu pada larutan basa. pH meter disetting
sesuai dengan pH basa yang tertera
kemudian cuci pH meter dengan aquadest
celupkan kembali pH meter pada larutan buffer asam dan setting kembali
bersihkan kembali pH meter
𝑊 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
5. % w/w = 𝑊 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡+𝑊 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑥 100%
𝑊 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
10 % = 𝑊 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡+250 𝑔𝑟 𝑥 100%
𝑁1 . 𝑉1 = 𝑁1 . 𝑉1
37,6 . 𝑉1 = 5 . 1000
𝑉1 = 140 mL
Jadi, sebanyak 140 mL asam sulfida 98% diencerkan dengan aquadest hingga
volumenya 1000 mL dalam labu ukur.
𝑀1 . 𝑉1 = 𝑀1 . 𝑉1
12 . 𝑉1 = 10 . 750
𝑉1 = 625 mL
Jadi, sebanyak 625 mL asam klorida 37% diencerkan dengan aquadest hingga
volumenya 750 mL dalam labu ukur.
5 𝑚𝑙 𝑥 1 𝑁 𝑥 56
Angka Asam = = 28
10 𝑔𝑟
97. 𝑉1 = 10 . 500
𝑉1 = 51,5 mL
Jadi, sebanyak 51,5 mL asam asetat 97% diencerkan dengan menggunakan aquadest
hingga volume 500 mL pada labu ukur.
gr = 400 gr
Jadi, sebanyak 400 gr NaOH dilarutkan dengan aquadest hingga volumenya 1000
mL pada labu ukur.
JAWABAN KODE SOAL D