( Kadar alkali total, kadar asam lemak/alkali bebas, kadar air, kadar filler, kadar
minyak/logam pelikan)
diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Serat yang ditujukan oleh
Dosen :
1) Eka O., S.ST., MT.
2) Lestari W., S.Pd, M. Tr.
3) Anisa Intanika S. K., S.T
ditulis oleh
NPM 22420025
2023
I. JUDUL
a. Penetapan Alkali Total
b. Penetapan Kadar Zat Pemberat (fillers) dan Penetapan Kadar Minyak Pelikan
c. Penetapan Alkali Bebas
d. Penetapan Kadar Air
Untuk menentukan kadar alkali total didalam sabun sebagai jumlah alkali bebas
dan alkali terikat.
Untuk menentukan kadar zat pemberat/pengisi (fillers) pada contoh uji sabun.
Untuk menentukan kadar minyak / logam pelikan yang terdapat pada sabun.
Untuk menentukan kadar asam lemak/alkali bebas yang tidak bereaksi dalam
pembentukan sabun.
Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri
tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran
antara senyawa alkali dan lemak/minyak.Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis,
yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah
minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan
sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun
dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di
antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.
Sabun dibuat dengan cara mencampurkan larutan NaOH / KOH dengan minyak atau
lemak. Melalui reaksi kimia, NaOH / KOH mengubah Minyak / Lemak menjadi Sabun.
Proses ini disebut Saponifikasi. Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan
alkali adalah adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang
menghasilkan sabun dan gliserol. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama
dan gliserol sebagai produk samping. Gliserol sebagai produk samping juga memiliki
nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun
dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang
lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut
menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.
Molekul sabun berbentuk rantai panjang panjang dan satu gugus ionik yang besifat
sangat polar. Pada seluruh rantai panjangnya, strukturnya tepat sama dengan molekul
minyak sehingga memiliki keakraban dengan molekul minyak (bersifat hidrofilik).
Sementara pada bagian kepala, ada sepasang atom yang bermuatan listrik yang hanya
senang bergabung dengan molekul air (bersifat hidrofobik). Kepala inilah yang membuat
seluruh molekul sabun menyatu dengan air.
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat.
Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi
pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH),
sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu,
jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan.
Alkali total adalah bilangan yang menunjukan banyaknya alkali bebas dan alkali
terikat (sebagai NaOH yang dapat dinetralkan oleh asam)
Zat pengisi/pemberat adalah zat-zat semacam kaolin, batu ambang, asbes, kapur, dan
lain-lain. Zat-zat tersebut ditambahkan pada waktu pembuatan sabun sebagai zat
pengisi atau zat pemberat, dengan maksud untuk menambah berat dan
mempermudah bentuk sabun bila dicetak.
Minyak/logam pelikan adalah minyak-minyak mineral/zat-zat yang tidak bisa
disabunkan, misalnya: minyak tanah, minyak mesin, dll.
Kadar alkali bebas adalah bilangan yang menunjukan banyaknya alkali bebas sebagai
NaOH yang dinetralkan oleh asam. Cara penetapannya dengan mennggunakan titrasi
asidimetri dengan pelarut HCl 0,1000 N.
Reaksi: NaOH + HCl NaCl + H2O
KOH + HCl KCl + H2O
V. PROSEDUR KERJA
a. Penetapan Alkali Total
1. Menimbang teliti 0,5 – 1 gram contoh uji sabun, kemudian dimasukkan ke dalam
labu Erlenmeyer 250 ml
2. Melarutkan contoh uji ke dalam 50 ml air suling panas, hingga seluruh sabun larut
(namun jangan terlalu dikocok hingga sabun berbusa karena mengganggu titik
akhir).
3. Memipet 2 – 3 tetes indkator MO ke labu Erlenmeyer, larutan berubah warna
menjadi oranye
4. Menitar larutan contoh uji dengan HCL 0,5000 N hingga berwarna jingga muda
BE KOH = 56
N HCl = 0,37 N
Perhitungan
ml × N HCl × BE
- Alkali total = × 100%
Bobot contohuji 1(mg)
5 , 4 ×0 , 37 ×56
= × 100%
500 , 8 mg
= 22,34 %
b. Penetapan Kadar Zat Pemberat/Pengisi (Fillers)
Berat residu = berat kertas saring akhir – berat kertas saring awal
= 0,7429 – 0,6962
= 0,0467 g
Perhitungan
Berat residu
Fillers = × 100%
Berat contohuji
0,0467
= × 100%
1,0031
= 4,65 %
c. Penetapan Minyak Pelikan
Titrasi = 0,9 ml
Perhitungan
Perhitungan
a−b
Kadar Air = × 100%
Bobot contohuji
1,2799−1,2221
= × 100%
1,0494
= 5,50 %
Alkali bebas = 0
22 ,34 %
= x 200
56
= 79,78%
= 80,63 %
Kadar sabun = alkali total + asam lemak total +kadar air + filler
= 113,12 %
VII. DISKUSI
a. Penetapan Alkali total
Pada praktikum ini diperoleh kadar alkali total yang didapatkan pada sampel sabun
adalah 22,34 %. Hal ini tidak sesuai dengan SNI bahwa alkali total pada sabun maksimal
20%. Kemungkinan yang dapat terjadi salah satunya praktikum tidak dilakukan secara duplo
sehingga kadar alkali total yang didapatkan tidak begitu akurat. Kemungkinan lain bahwa
sabun tidak sepenuhnya homogen ketika diencerkan dengan air suling.
Pada pencobaan ini untuk mengetahui ada atau tidak nya logam/minyak pelikan di lakukan
dengan cara melarutkan contoh uji sabun dengan KOH alkohol 0,5 N dan di encerkan dengan
air suling samapai 5 kali pengulangan, amati setiap perubahan tiap tabung jika tabung
terakhir menunjukan larutan tidak keruh maka sabun tidak mengandung logam pelikan jika
larutan keruh maka sabun mengandung logam pelican. Pada pengamatan saat pengenceran
larutan botol ke-1 sampai botol ke-5 terlihat jernih. Hal ini menandakan sabun contoh uji
tidak mengandung minyak pelikan (negatif).
Pada praktikum ini dilakukan uji kualitatif terlebih dahulu untuk menetukan bahwa
dalam sampel sabun terdapat alkali bebas atau asam lemak bebas. Hasilnya menunjukkan
bahwa ketika sampel sabun dilarutkan dengan alkohol netral dan diberi indicator PP
menunkkan warna larutan tidak berubah warna menjadi merah muda. Ini menunjukkan
sampel sabun tidak memiliki alkali bebas dan dilanjut uji kuantitatif untuk mengetahui kadar
asam lemak bebas pada sampel sabun. Pada pencobaan ini di pakai KOH sebagai penitar
karena sampel sabun disini digunakan untuk sabun mandi. Pada praktikum kali ini diperoleh
kadar asam lemak bebas pada sabun sebesar 0,85 %. Menurut literatur, asam lemak bebas
pada sabun tidak boleh lebih besar dari 2,5%. Jika kadar asam lemak bebas lebih dari SNI
maka sabun cenderung berbau tengik. Hal ini menunjukkan bahwa sampel sabun yang
dimiliki memiki kualitas sabun yang baik
Menurut SNI, kadar air dalam sabun mandi maksimum 15%. Apabila kandungan air dalam
sabun mandi lebih besar dari 15% maka sabun yang dihasilkan akan menjadi lembek dan
mudah larut dalam air. Pada praktikum yang dilakukan diperoleh kadar air sebesar 5,50%.
Hal ini menunjukkan sampel sabun yang dimiliki berkualitas baik
VIII. KESIMPULAN
a. Penetapan Alkali Total
Pada praktikum ini diperoleh kadar alkali total yang didapatkan pada sampel sabun
adalah 22,34 %.
b. Penetapan Kadar Zat Pemberat/Pengisi (Filler)
Dalam praktikum kali ini didapat hasil zat kadar pengisi/filler sebesar 4,65% yg
menunjukan sabun tersebut baik atau layak pakai
c. Penetapan Kadar Minyak Pelikan
Pada botol ke-1 sampai ke-5 larutan sabun terlihat jernih. Hal ini menandakan sabun
contoh uji tidak mengandung minyak pelikan (negatif).
d. Penetapan Asam Lemak Bebas
Pada praktikum kali ini diperoleh kadar asam lemak bebas pada sabun sebesar 0,85%
e. Penetapan Kadar Air
Pada praktikum kali ini didapat kadar air pada sabun uji sebesar 5,50%
f. Penetapan Kadar Asam Lemak Total
Pada praktikum, didapat kadar asam lemak total pada sabun uji sebesar 80,63%
Hariyanti Rahayu, Sri Iriani, Juju Juhana. 2006. Bahan Ajar Praktikum Kimia Zat Pembantu
Tekstil. Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.