Disusun oleh :
NPM : 22420093
2022
PEMBUATAN LARUTAN ASAM OKSALAT DAN STANDARISASI NaOH
Bahan :
• Asam oksalat
• NaOH
• Indikator PP
9,6 +9,8
Rata-rata = 2
= 9,7 𝑚𝑙
Perhitungan :
VH2C2O4.NH2C2O4 = VNaOH.NNaOH
10 ml.0,1 N = 9,7.N2
10 𝑚𝑙 .0,1
N2 = 9,7
= 0,1030 𝑁
VI. Diskusi
Pada pembuatan larutan asam oksalat dilakukan menimbang tepat
0,63 gr yang kemudian dilarutkan pada labu ukur 100 ml menggunakan
air suling. Lalu dihomogenkan dengan cara dikocok sebanyak 12 kali.
Ada 2 jenis metode penimbangan yaitu timbang tepat dan timbang teliti.
Timbang tepat adalah hasil timbangan harus tepat yaitu 0,6300 gr
sedangkan timbang teliti adalah adanya toleransi maksimal 0,01
misalnya 0,6300 gr menjadi 0,6310 gr.
Larutan NaOH merupakan larutan baku sekunder yang
konsentasinya selalu berubah dan mempunyai tingkat kemurnian yang
rendah, oleh karena itu larutan NaOH perlu di standarisasi terlebih
dahulu menggunakan metode titrasi dengan asam oksalat. Titrasi
adalah suatu metoda Analisa kimia yang digunakan untuk menentukan
konsentrasi suatu analit. Zat peniter (titran) merupakan larutan baku
dimasukkan ke dalam buret yang telah diketahui konsentrasinya,
sedangkan zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada labu Erlenmeyer
yang ditempatkan tepat dibawah buret berisi titran. Pada praktikum ini
larutan standar primer yang digunakaan yaitu asam oksalat sebagai
titrat dan NaOH sebagai titran.
Sebelum melakukan titrasi, asam oksalat dibubuhi 2 tetes indicator
PP terlebih dahulu pada Erlenmeyer. Ditambahkannya indicator PP
bertujuan untuk menunjukkan titik akhir titrasi atau saat adanya
perubahan warna. Perubahan warna pada praktikum titrasi ini adalah
dari yang semula tidak berwarna menjadi warna merah muda. Saat
perubahan warna sudah terlihat maka keran pipet ditutup lalu mencatat
banyaknya NaOH yang masuk kedalam zat yang dititrasi. Percobaan
pada praktikum ini dilakukan sebanyak 2 kali untuk membandingkan
volume NaOH yang digunakan. Normalitas NaOH pada praktikum ini
didapatkan hasil 0,1030 N.
VII. Kesimpulan
Berat asam oksalat yang ditimbang 0,6300 gr.
Dalam praktikum standarisasi NaOH didapatkan hasil normalitas
0,1030 N
VIII. Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/11179531/Larutan_Baku_Primer_dan_Sek
under_pada_Titrasi
https://m-edukasi.kemdikbud.go.id/medukasi/produk-
files/kontenkm/km2016/KM201611/materi1.html
buku : pedoman praktikum Kimia Umum 2013 (Juju Juhana, AT,M.Si
dan Wulan Safrihartini Atikah, SST,MT).
Praktikum Kimia Umum
disusun oleh :
NPM : 22420093
Bahan :
• NaOH
• CH3COOH
• Indikator PP
IV. Prosedur
1. Bersihkan buret dan bilas dengan air suling
2. Bilas buret dengan larutan NaOH yang sudah diketahui
normalitasnya lalu diisi hingga penuh dan diimpit digaris nol
3. Pipet 25 ml asam asetat kedalam labu ukur 100 ml, encerkan
sampai tanda garis
4. Larutan dikocok sebanyak 12 kali
5. Pipet 10 ml larutan encer kedalam erlenmeyer
6. Bubuhi 2 tetes indicator PP
7. Kemudian titar dengan larutan NaOH dari buret hingga titik akhir
berwarna merah muda
8. Menghitung kadar asam asetat dalam % dan g/l
Data Titrasi
1. Titik akhir : 12 ml
Titik awal : 0,0 ml
12 – 0,0 = 12 ml
2. Titik akhir : 44,5ml
Titik awal : 33,6 ml
44,5 – 33,6 = 11,9 ml
12−11,9
Rata-rata = 2
= 11,95 𝑚𝑙
Perhitungan
CH3COOH → H+ + CH3COO-
C = 12 × 2 = 24
H=1×4=4
O = 16 × 2 = 32
BM = 60
𝐵𝑀 60
BE = 𝑉𝑎𝑙 = 1
= 60
𝑚𝑔/𝐿 73,542
Gr/L = = = 73,54 𝑔𝑟/𝐿
1000 1000
𝑔𝑟/𝐿
% = 1000×1 × 100
73,54
= 1000×1 × 100 = 7,35%
VI. Diskusi
Suatu senyawa bersifat asam dapat ditentukan konsentrasinya
menggunakan titrasi alakalimetri dengan titran NaOH. NaOH dapat
digunakan sebagai titran karena termasuk jenis basa kuat yang dapat
menetralkan suatu asam dengan cepat. Akan tetapi, NaOH ini
termasuk dalam larutan standar sekunder yaitu zat yang tidak terlalu
stabil dan dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, contohnya seperti
udara.
Dalam praktikum ini penggunaan buret harus diperhatikan
kebersihannya. Sebelum digunakan,buret harus dibilas menggunakan
air suling dan juga larutan yang akan digunakan. Pada praktikum kal ini
larutan yang digunakan adalah NaOH sehingga buret harus dibilas
dengan NaOH. Tujuan dari pembilasan dngan larutan ini adalah untuk
memastikan bahwa buret yang akan digunakan tidak terkontaminasi
oleh zat lain yang memungkinkan untuk mempengaruhi hasil analisis.
Indicator yang digunakan yaitu indicator fenolftalein yang merupakan
indicator yang disintesis dari kondensasi anhidriida flatat dengan dua
ekuivalen fenol dibawah kondisi asam. Ketika titik akhir titrasi terjadi
perubahan warna menjadi merah muda dan warna merah muda
dihasilkan ketika suasana basa.
Penentuan kadar asam asetat dalam larutan dapat ditentukan
dengan titrasi menggunakan NaOH yang telah distandarisasi. Asam
asetat yang ada dalam larutan akan bereaksi dengan NaOH membentu
garam CH3COONa yang larut dalam air. Kemudian kelebihan NaOH
akan menunjukan titik akhir titrasi yang mengalami perubahan warna
merah muda.
VII. Kesimpulan
Kadar asam asetat ialah sebesar 7,35%
VIII. Daftar Pustaka
https://p2k.unkris.ac.id/id3/3065-2962/Asam-Asetat_21925_p2k-
unkris.html
https://www.studocu.com/id/document/universitas-
pakuan/kimia/laporan-asam-asetat/14206014
buku : pedoman praktikum Kimia Umum 2013 (Juju Juhana, AT,M.Si
dan Wulan Safrihartini Atikah, SST,MT).
Praktikum Kimia Umum
disusun oleh
NPM : 22420093
bahan :
• Boraks
• HCl
• Indicator MO
IV. Cara Kerja
• Pembuatan Larutan Boraks
1. Timbang tepat boraks sebanyak 1,906 gram dengan kertas
timbang
2. Masukkan kedalam labu ukur 100ml melalui corong gelas
3. Larutan diencerkan sampai garis miniskus dengan air suling
4. Larutan dikocok 12 kali sampai homogen
5. Larutan sudah siap untuk dijadikan larutan standar primer
• Menetapkan normalitas HCl
1. Bersihkan buret danbilas dengan air suling
2. Bilas buret dengan larutan HCl lalu diisi hingga penuh dan
diimpitkan di garis skala (nol)
3. Pipet 10ml larutan baku boraks yang telah diketahui
kadarnya dalam Erlenmeyer
4. Bubuhi 2 tetes indicator MO
5. Kemudian dititar dengan larutan HCl dari buret hingga titik
akhir berwarna jingga
6. Hitung normalitas dan kadar HCl dalam gr/L
V. Data dan Perhitungan
Data Titrasi
1. Titik akhir : 27,2 ml
Titik awal : 13,5 ml
27,2-13,5 = 13,7 ml
13,7+13,7
Rata-rata = = 13,7 𝑚𝑙
2
Perhitungan
Nboraks.Vboraks = NHCl.VHCl
𝑁𝑏𝑜𝑟𝑎𝑘𝑠.𝑉𝑏𝑜𝑟𝑎𝑘𝑠
NHCl =
𝑉𝐻𝐶𝑙
0,1000𝑁.10𝑚𝑙
= 13,7𝑚𝑙
= 0,0729 N
VI. Diskusi
Dalam praktikum ini HCl sebagai titran dan boraks sebagai titrat.
Standarisasi ini dilakukan untuk menguji keakuratn konsentrasi HCl
yang dibuat dari pengenceran.
Pada praktikum ini boraks merupakan larutan standar primer dan
HCl merupakan larutan standar sekunder. Karena boraks adalah
garam yang bersifat lemah, sifatnya yang tidak mudah teroksidasi,
boraks cenderung stabil dan tidak korosif. HCl merupakan larutan gas
Cl dalam air. Hal ini memungkinkan kelarutannya mudah sekali
berubah terhadap perubahan suhu, perubahan kelarutan tersebut akan
mempengaruhi konsentrasinya.
Indicator yang digunakan dalam praktikum ini yaitu indicator MO
dan terjadiperubahan warna dari kuning menjadi orange. Dalam
melakukan standarisasi asam-basa haris dengan ketelitian tinggi. Titik
akhir dari larutan yang distandarisasi dari beberapa titrasi yang
dilakukan adalah tetap.
VII. Kesimpulan
Berat boraks yang ditimbang 1,906 gr.
Normalitas HCl yang didapat ialah sebesar 0,0729 N
VIII. Daftar Pustaka
http://poltekkesbengkulu.ac.id/analis/introduction-larutan-hcl
https://www.academia.edu/11179531/Larutan_Baku_Primer_dan_Sek
under_pada_Titrasi
https://www.scribd.com/document/256414985/Laporan-Praktikum-
Standarisasi-Hcl
buku : pedoman praktikum Kimia Umum 2013 (Juju Juhana, AT,M.Si
dan Wulan Safrihartini Atikah, SST,MT).
Praktikum Kimia Umum
disusun oleh
NPM : 22420093
2022
PENETAPAN KADAR NATRIUM BIKARBONAT (NaHCO 3)
Bahan :
• NaHCO3
• HCl
• Indicator MO
• Air suling bebas CO2
7,2𝑚𝑙+7,2𝑚𝑙
Rata-rata = 2
= 7,2 𝑚𝑙
Perubahan warna
Perhitungan
𝑀𝑟 84
BE = 1
= 1
= 84
1000𝑚𝑙 100𝑚𝑙
Fp = 10
× 25𝑚𝑙
= 400
= 17,635 mg/L
𝑚𝑔/𝐿
Gr/L = 1000
17,635 𝑚𝑔/𝐿
= = 17,63 𝑔𝑟/𝐿
1000
𝑔𝑟/𝐿
% = 1000×1 × 100
17,63
= 1000×1 100 = 1,76%
VI. Diskusi
Penetapan kadar natrium bikarbonat dilakukan dengan metode titrasi.
Untuk kadar natrium bikarbonat pada praktikum diperoleh 1,76%.
Besar kadar natrium bikarbonat dipengaruhi oleh N HCl. HCl harus
distandarisasi karena larutan HCl mudah menguap dan mudah
bereaksi dengan senyawa lain di udara. NaOH digunakan sebagai
larutan baku primer dari proses standarisasi HCl. Fungsi HCl adalah
agar sampel tetap berada pada keadaan setimbang. Pemilihan HCl
sebagai larutan standar asam untuk penetapan kadar natrium
bikarbonat karena HCl memenuhi persyaratan dari larutan standar
yang tidak dimilikioleh asam lain. Persyaratan tersebut adalah HCl
merupakan asam kuat, yaitu sangat disosiasi, larutan asam yang stabil,
garam dari larutan asam mudah larut.
Indicator yang digunakan dalam titrasi asidimetri dalam menentukan
kadar natrium bikarbonat adalah indikator metil orange. Indikator metil
orange digunakan agar titik akhir titrasi mendekati titik ekuivalen dan
trayek pHnya tidak jauh dari titik ekuivalen yaitu 3,1-4,4. Titik akhir
titrasi ditandai dengan perubahan warna dari jingga menjadi jingga
kemerahan. Saat praktikum cukup sulit untuk menentukan titik akhir
titrasi karena warna titik akhir titrasi yang hampir sama dengan warna
saat larutan ditambah indicator metil orange hanya sedikit lebih merah.
Oleh karena itu, pada saat pengerjaan perlu membandingkan dengan
warna semula agar terlihat kemerahannya atau tidak. Jika warnanya
ada merahnya maka sudah mencapai titik akhir.
VII. Kesimpulan
Kadar NaHCO3 hasil percobaa ialah 1,76%
VIII. Daftar Pustaka
https://www.wikiwand.com/id/Metil_jingga
https://www.scribd.com/doc/213697315/ASIDIMETRI-Penentuan-
Kadar-Natrium-Bikarbonat
https://nabsya.wordpress.com/2013/06/01/pembuatan-larutan-dan-
standarisasinya/
buku : pedoman praktikum Kimia Umum 2013 (Juju Juhana, AT,M.Si
dan Wulan Safrihartini Atikah, SST,MT).