Oleh :
Melati Vista (1910303040)
Kelas IPA 03
ii
PERCOBAAN 2
ANALISIS KUANTITATIF ALKALIMETRI
(PENETAPAN KADAR ASAM CUKA)
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menjelaskan proses titrasi alkalimetri.
2. Mahasiswa mampu menghitung kadar asam cuka.
1
larutan. Pada titrasi asam kuat-basa kuat indikator yang digunakan berupa indikator
sintetis, seperti indikator fenolftalein (pp). Dengan indikator ini akan menunjukkan
beberapa perubahan warna yang halus pada rentang pH antara 1-14 untuk menunjukkan
sifat asam atau basa larutan (Nuryanti, dkk., 2010).
IV. HIPOTESIS
1. Proses titrasi alkalimetri merupakan reaksi penetralan yang melibatkan basa sebagai
titran dan diteteskan ke dalam larutan analit yang bersifat asam sehingga mencapai
titik ekuivalen titrasi ketika mol H+ sama dengan jumlah mol OH-. Sehingga larutan
menjadi bersifat netral dan berada pada titik ekuivalen. Cara ini dilakukan untuk
mengukur jumlah larutan yang diperlukan untuk bereaksi agar tepat dengan larutan
lain. Volume larutan yang diukur adalah volume larutan basa yang digunakan
dengan volume tertentu larutan asam. Indikator yang paling umum digunakan
sebagai acuan adalah fenolftalein (pp) dengan trayek pH 8-9,6 dengan perubahan
warna dari yang tak berwarna menjadi merah muda, dalam artian basa berlebih akan
terdapat pada larutan ketika mencapai titik ekuivalen dan menyebabkan pH larutan
semakin tinggi.
2. Kadar asam cuka dalam proses titrasi alkalimetri diperoleh pada saat titik ekuivalen
atau pada titik akhir titrasi yang ditandai dengan titrasi larutan asam cuka yang
ditetesi fenolftalein (pp) dan dicampurkan larutan NaOH yang telah distandarisasi
yang awalnya bening hingga berubah warna, maka titik akhir titrasi tercapai dan
titrasi dihentikan. Sehingga mol-ekuivalen asam dan mol-ekuivalen basa akan sama.
Mol tersebut diperoleh dari hasil perkalian antara normalitas (N) dengan volume,
maka diperoleh persamaan :
N asam × V asam = N basa × V basa
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion
H+ pada asam atau jumlah ion OH- pada basa, sehingga persamaannya menjadi:
(n × M asam) × V asam = (n × M basa) × V basa
Keterangan :
N = Normalitas
2
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH- (pada basa)
V. MENGUJI HIPOTESIS
1. Alat dan Bahan
a. Beaker glass 50 mL, 250 mL
b. Labu takar 100 mL, 250 mL, 1000 mL
c. Buret
d. Statif klem
e. Corong
f. Pipet volum
g. Larutan NaOH 0,1 M
h. Larutan asam oksalat 0,1 N
i. Indikator pp
j. Cuka
2. Cara Kerja
a. Pembuatan Larutan NaOH 0,I N dan standardisasinya
1) Pembuatan Larutan 0,1 N NaOH
3
a. Menimbang 1,575 gr H2C2O4.2H2O dan memasukkan ke dalam
beaker glass 100 mL
4
a. Menyediakan sampel asam cuka
5
VII. DAFTAR PUSTAKA
Rohmah, J., & Setiyo, C. R. (2020). Buku Ajar Kimia Analisis. Sidoarjo: UMSIDA Press.
Rahmawati, I. (2014). Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Sahid.
Wusnah, Meriatna, & Lestari, R. (2018). Pembuatan Asam Asetat dari Air Cucian Kopi
Robusta dan Arabika dengan Proses Fermentasi. Jurnal Teknologi Kimia Unimal,
7(1).
Carolina, & Carin, I. (2012). Titrasi Asam Basa. Denpasar: Laboratorium Bakteriologi
Poltekkes Denpasar.
Nuryanti, S., Matsjeh, S., Anwar, C., & Raharjo, T. J. (2010). Indikator Titrasi Asam-
Basa dari Ekstrak Bunga Sepatu (Hibiscus rosa sinensis I). Agritech, 30(3).