Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM ANALISIS SENYAWA KIMIA

ANALISIS KUANTITATIF ALKALIMETRI


(PENETAPAN KADAR ASAM CUKA)
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Analisis Senyawa Kimia
Dosen Pengampu : Dea Santika Rahayu, M.Pd.

Oleh :
Melati Vista (1910303040)
Kelas IPA 03

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TIDAR
2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
PERCOBAAN 2 ANALISIS KUANTITATIF ALKALIMETRI ........................................... 1
I. TUJUAN .................................................................................................................... 1
II. LANDASAN TEORI ................................................................................................. 1
III. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................ 2
IV. HIPOTESIS ............................................................................................................ 2
V. MENGUJI HIPOTESIS .............................................................................................. 3
1. Alat dan Bahan ....................................................................................................... 3
2. Cara Kerja ............................................................................................................... 3
VI. TABEL PENGAMATAN ....................................................................................... 5
1. Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N dan Standarisasinya ............................................. 5
2. Penetapan Kadar Asam Cuka .................................................................................. 5
VII. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 6

ii
PERCOBAAN 2
ANALISIS KUANTITATIF ALKALIMETRI
(PENETAPAN KADAR ASAM CUKA)

I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menjelaskan proses titrasi alkalimetri.
2. Mahasiswa mampu menghitung kadar asam cuka.

II. LANDASAN TEORI


Analisis kuantitatif adalah analisis penetapan jumlah suatu zat tertentu di dalam
suatu larutan sampel dan berkaitan dengan identifikasi zat kimia. Titrasi merupakan
proses yang umum digunakan untuk menentukan banyaknya larutan dengan konsentrasi
yang telah diketahui sebelumnya untuk bereaksi secara penuh dengan larutan yang
konsentrasinya belum diketahui sebelumnya. Proses titrasi melibatkan reaksi asam basa
dan menghasilkan garam serta air dengan proses netralisasi (Rahmawati, 2014).
Asam cuka atau asam asetat merupakan senyawa organik yang mengandung
gugus asam karboksilat yang mampu memberikan rasa asam dan aroma pada makanan.
Asam ini juga dikenal sebagai asam etanoat yang merupakan asam lemah dengan rumus
empiris C2H4O2, yang biasa dikenal dengan CH3COOH (Wusnah, dkk., 2018).
Titrasi alkalimetri merupakan suatu metode yang digunakan untuk menetapkan
kadar asam dari suatu sampel dengan menggunakan larutan basa yang sesuai. Metode ini
melibatkan larutan yang bersifat asam lemah, asam kuat maupun garam terhidrolisis
sebagai hasil reaksi antara basa lemah dengan larutan standar basa kuat (Rohmah, dkk.,
2020). Reaksi yang terjadi yaitu :
CH3COOH(aq)+NaOH(aq)→CH3COONa(aq)+H2O(l)
Dalam proses titrasi alkalimetri diperlukan zat yang dapat menunjukkan
perubahan warna berupa indikator, dimana indikator tersebut tidak hanya bekerja pada
satu pH tertentu saja, namun dapat mengubah rentang pH yang sempit. Indikator yang
digunakan dapat berupa zat fenolftalein maupun kertas lakmus (Carolina, 2012).
Indikator merupakan zat atau bahan dengan senyawa kompleks yang bereaksi
dengan asam maupun basa ditandai dengan adanya perubahan warna melalui proses
titrasi setelah berada di titik kesetimbangan sesuai dengan konsentrasi ion hidrogen. Titik
ekuivalen atau titik kesetimbangan terjadi antara titran sebagai larutan baku sekunder dan
analit sebagai larutan baku primer adalah sama dengan tada perubahan warna pada

1
larutan. Pada titrasi asam kuat-basa kuat indikator yang digunakan berupa indikator
sintetis, seperti indikator fenolftalein (pp). Dengan indikator ini akan menunjukkan
beberapa perubahan warna yang halus pada rentang pH antara 1-14 untuk menunjukkan
sifat asam atau basa larutan (Nuryanti, dkk., 2010).

III. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana cara mengetahui proses titrasi alkalimetri?
2. Bagaimana cara menentukan kadar asam cuka dalam proses titrasi alkalimetri?

IV. HIPOTESIS
1. Proses titrasi alkalimetri merupakan reaksi penetralan yang melibatkan basa sebagai
titran dan diteteskan ke dalam larutan analit yang bersifat asam sehingga mencapai
titik ekuivalen titrasi ketika mol H+ sama dengan jumlah mol OH-. Sehingga larutan
menjadi bersifat netral dan berada pada titik ekuivalen. Cara ini dilakukan untuk
mengukur jumlah larutan yang diperlukan untuk bereaksi agar tepat dengan larutan
lain. Volume larutan yang diukur adalah volume larutan basa yang digunakan
dengan volume tertentu larutan asam. Indikator yang paling umum digunakan
sebagai acuan adalah fenolftalein (pp) dengan trayek pH 8-9,6 dengan perubahan
warna dari yang tak berwarna menjadi merah muda, dalam artian basa berlebih akan
terdapat pada larutan ketika mencapai titik ekuivalen dan menyebabkan pH larutan
semakin tinggi.
2. Kadar asam cuka dalam proses titrasi alkalimetri diperoleh pada saat titik ekuivalen
atau pada titik akhir titrasi yang ditandai dengan titrasi larutan asam cuka yang
ditetesi fenolftalein (pp) dan dicampurkan larutan NaOH yang telah distandarisasi
yang awalnya bening hingga berubah warna, maka titik akhir titrasi tercapai dan
titrasi dihentikan. Sehingga mol-ekuivalen asam dan mol-ekuivalen basa akan sama.
Mol tersebut diperoleh dari hasil perkalian antara normalitas (N) dengan volume,
maka diperoleh persamaan :
N asam × V asam = N basa × V basa
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion
H+ pada asam atau jumlah ion OH- pada basa, sehingga persamaannya menjadi:
(n × M asam) × V asam = (n × M basa) × V basa
Keterangan :
N = Normalitas

2
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH- (pada basa)

V. MENGUJI HIPOTESIS
1. Alat dan Bahan
a. Beaker glass 50 mL, 250 mL
b. Labu takar 100 mL, 250 mL, 1000 mL
c. Buret
d. Statif klem
e. Corong
f. Pipet volum
g. Larutan NaOH 0,1 M
h. Larutan asam oksalat 0,1 N
i. Indikator pp
j. Cuka

2. Cara Kerja
a. Pembuatan Larutan NaOH 0,I N dan standardisasinya
1) Pembuatan Larutan 0,1 N NaOH

a. Menimbang 4 gr NaOH dan memasukkan ke dalam beaker glass 250


mL

b. Melarutkan NaOH dengan akuades

c. Memasukkan larutan NaOH ke dalam labu takar 1000 mL dan


menambahkan akuades hingga batas tanda

d. Menggojog larutan NaOH hingga homogen

e. Menempatkan larutan NaOH 0,1 N dalam botol plastik

2) Membuat Larutan Standar Asam Oksalat 0,1 N

3
a. Menimbang 1,575 gr H2C2O4.2H2O dan memasukkan ke dalam
beaker glass 100 mL

b. Melarutkan H2C2O4.2H2O dengan akuades

c. Memasukkan larutan H2C2O4.2H2O ke dalam labu takar 250 mL dan


menambahkan akuades hingga batas tanda

d. Menggojog larutan H2C2O4.2H2O hingga homogen

e. Menempatkan larutan H2C2O4.2H2O 0,1 N dalam botol plastik

3) Standardisasi Larutan NaOH

a. Memasang buret secara tegak pada statif klem

b. Membilas buret yang sudah bersih dengan larutan 25 mL NaOH

c. Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai tanda 0 mL

d. Mengambil 10 mL larutan H2C2O4.2H2O dengan menggunakan


pipet volum dan memasukannya dalam labu erlenmeyer

e. Menetesi larutan H2C2O4.2H2O dengan 3 tetes indikator


phenolptalin

f. Menitrasi larutan H2C2O4.2H2O dengan NaOH yang akan


distandarisasi

g. Mengulangi langkah d-f sebanyak 2 kali

h. Menghitung konsentrasi NaOH dalam molaritas dan normalitas

4) Penetapan Kadar Asam Cuka

4
a. Menyediakan sampel asam cuka

b. Mengambil 25 mL larutan sampel asam cuka dengan pipet volum dan


memasukannya ke dalam labu ukur 100 mL

c. Mengencerkan asam cuka dengan akuades sampai tanda batas

d. Mengambil 10 mL sampel asam cuka yang telah diencerkan dan


memasukannya dalan labu erlenmeyer

e. Menambahkan 3 tetes indikator phenolptalin ke dalam sampel asam cuka

f. Menitrasi sampel asam cuka dengan NaOH yang telah distandarisasi

g. Menghitung % kadar asam cuka

VI. TABEL PENGAMATAN


1. Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N dan Standarisasinya
No. Volume H2C2O4 0,5 M Volume NaOH

2. Penetapan Kadar Asam Cuka


No. Volume NaOH ..... M Volume Asam Asetat

5
VII. DAFTAR PUSTAKA
Rohmah, J., & Setiyo, C. R. (2020). Buku Ajar Kimia Analisis. Sidoarjo: UMSIDA Press.
Rahmawati, I. (2014). Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Sahid.
Wusnah, Meriatna, & Lestari, R. (2018). Pembuatan Asam Asetat dari Air Cucian Kopi
Robusta dan Arabika dengan Proses Fermentasi. Jurnal Teknologi Kimia Unimal,
7(1).
Carolina, & Carin, I. (2012). Titrasi Asam Basa. Denpasar: Laboratorium Bakteriologi
Poltekkes Denpasar.
Nuryanti, S., Matsjeh, S., Anwar, C., & Raharjo, T. J. (2010). Indikator Titrasi Asam-
Basa dari Ekstrak Bunga Sepatu (Hibiscus rosa sinensis I). Agritech, 30(3).

Anda mungkin juga menyukai