1. Jelaskan fungsi setiap penambahan pereaksi di setiap tahapan analisis :
a. Kadar lemak (Soxhlet dan Weibull) penambahan HCl ini dimaksudkan untuk mendapatkan suasana asam sehingga membantu melepaskan atau membebaskan lemak yang terkandung dalam sample. n-Hexane untuk mengekstraksi kandungan lemak. b. Kadar protein penambahan campuran Na2SO4 dan HgO (20:1) dan atau K 2SO4 dan CuSO4 Untuk mempercepat proses destruksi penambahan NaOH untuk memecah ammonium sulfat menjadi ammonia (NH3) penambahan formalin untuk pembentukan dimethilol c. Kadar karbohidrat Penambahan Larutan luff schoorl agar supaya beraksi sampel yang mengandung gula pereduksi. Penambahan KI 20% sebanyak 15 mL dan H2SO4 25 ml perlahan-lahan agar timbul reaksi antara kuprioksida menjadi CuSO 4 dengan H2SO4, dan CuSO4 tersebut bereaksi dengan KI. 2. Jelaskan tahapan standardisasi larutan pada analisis a. Kadar protein Standarisasi larutan dengan basa NaOH Pipet 10 ml larutan NaOH dan masukkan ke dalam erlenmeyer Tambahkan 3 tetes indikator MO Titrasi dengan larutan yang akan di netralkan Catat volume penggunaan larutan dan hitung normalitas NaOH Standarisasi sampel dengan NaOH Haluskan sampel (bila padat) Pipet 10 ml dan masukkan ke dalam erlenmeyer Tambahkan 20 ml aquades, 0,4 ml k-oksalat dan 3 tetes pp Diamkan selama 2 menit Titrasi dengan NaOH Tambahkan 2 ml formaldehide Titrasi kembali dengan NaOH Ulangi pada blanko. b. Kadar karbohidrat Pipet 10 ml sampel ke dalam erlenmeyer Tambahkan 25 ml larutan luff schoorl Tambahkan 15 ml aquades dan didihkan di atas api bunsen Kemudian dinginkan dalam timba berisi air Setelah dingin, tambahkan KI 20 % sebanyak 10 ml Tambahkan pula H2SO4 pekat (4N) sebanyak 25 ml Tambahkan amilum 1 % sebanyak 5 ml Titrasi dengan Na2S2O3 hingga titik akhir titrasi dan catat volume penggunaannya. 3. Jelaskan hal berikut ini : a. Analisis kadar air i. Jelaskan mengapa penimbangan cawan dan sampel harus dilakukan hingga konstan? - Karena pada saat berat telah konstan dapat diartikan bahwa kandungan air dalam sampel sudah hilang. ii. Jelaskan selisih antar penimbangan sehingga dapat dikatakan konstan! - Selisih penimbangan yang dapat dikatakan konstan apabila hasil antar penimbangan sebelumnya dan terakhir memiliki selisih ≤0,0005 g. iii. Jelaskan mengapa suhu yang dipergunakan utuk analisis kadar air adalah 105C bukan tepat 100C sebagai suhu penguapan air! - Penggunaan suhu 105oC dirasa suhu yang paling ideal karena pada setiap laboratorium yang belum dikalibrasikan memiliki hasi dalam oven yang berbeda. Serta apabila suhu pas 100 oC ditakutkan masih ada kadar air yang tertinggal tetapi apabila suhu yang digunakan lebih dari 105 oC malah yang ditakutkan justru kandungan bahan kimia yang terikat ikut menguap dan merusak sampel. iv. Jelaskan fungsi penggunaan silika gel dalam desikator! - Silica gel berfungsi sebagai zat pendinginan yang ada dalam desikator. Silica gel yang digunakan diberi warna guna memudahkan untuk mengidentifikasi kemampuan dalam menyerap air. Silica gel akan berwarna merah muda apabila sudah jenuh, dan apabila dipanaskan menjadi kering akan berwarna biru. b. Analisis kadar abu i. Jelaskan fungsi pengarangan dalam analisis kadar abu! - Menentukan baik tidaknya proses pengolahan - Mengetahui jenis bahan yang digunakan - Menentukan parameter nilai gizi bahan makanan ii. Jelaskan mengapa warna abu hasil analisis berbeda-beda setiap sampel! - Warna pengabuan untuk setiap bahan berbeda-beda tergantung pada komponen yang terkandung dalam bahan tersebut, mengingat terdapat beberapa komponen abu yang mudah mengalami dekomposisi juga menguap pada suhu yang tinggi. c. Analisis kadar lemak i. Jelaskan perbedaan metode Soxhlet dengan Weibull! - Pada metode soxlet sampel yang dianalisa berupa padatan yang dihaluskan dan diekstraksi, sedangkan - Pada metode weibull merupakan ekstraksi lemak dengan pelarut non polar setelah contoh di hidrolisis dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang terikat. ii. Jelaskan fungsi penambahan HCl pada analisis kadar lemak dengan metode Weibull! - penambahan HCl ini dimaksudkan untuk mendapatkan suasana asam sehingga membantu melepaskan atau membebaskan lemak yang terkandung dalam sample. iii. Jelaskan apakah kertas saring yang digunakan sebagai selongsong akan mempengaruhi hasil akhir analisis kadar lemak! - Kertas saring juga dapat mempengaruhi hasil akhir karena kertas saring yang telah digunakan meskipun memiliki berat yang amat kecil tetapi juga dapat menyerap udara disekitar apalagi bila terlalu lama tidak segera dilakukan penimbangan. iv. Jelaskan fungsi pengeringan sampel sebelum dilakukan ekstraksi! - Pengeringan sampel sebelum ekstraksi lemak dapat mengeluarkan lemak dan zat yang terlarut dalam lemak tersebut dari sampel yang telah kering benar dengan menggunakan pelarut anyhidrous. Keuntungan dari dari metode kering ini, praktikum menjadi amat sederhana, bersifat universal, dan mempunyai ketepatan yang baik. v. Jelaskan cara pemilihan pelarut yang tepat untuk ekstraksi! - Mengekstraksi lemak murni sangat sulit dilakukn oleh karena itu haruslah di pilih pelarut yang bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan keaktifan pelarut tersebut menjadi berkurang. Pelarut ini seperti dietil eter, hexana, benzena, dan lain-lain. vi. Jelaskan mengapa suhu yang dipergunakan dalam ekstraksi kadar lemak 80C! - Pada analisa lemak terdapat penambahan alkohol yang digunakan sebagai pelarut sekaligus pereaksi sehingga pada ekstraksi lemak suhu 80C digunakan untuk menghilangkan residu alkohol dalam sampel. vii. Jelaskan bagaimana kita mengetahui bahwa ekstraksi telah selesai! - Ekstraksi dapat dikatakan telah selesai apabila segala kandungan dalam sampel sudah larut. viii. Jelaskan fungsi pemanasan labu lemak setelah ekstraksi selesai! - Agar sisa lemak yang menempel di labu lemak luruh dan bersih sehingga pada saat akan digunakan kembali labu lemak dalam keadaan bersih dari kontaminan. d. Analisis kadar protein i. Jelaskan katalis lain yang dapat digunakan dalam analisis kadar protein selain selenium reagen mix! - Penambahan katalisator Na2SO4 dan HgO (20:1) dan atau K2SO4 dan CuSO4 yang digunakan untuk mempercepat proses destruksi karena Tiap 1 gram K2SO4 dapat menaikkan titik didih 3oC. Suhu destruksi berkisar antara 370 – 410oC. ii. Jelaskan apakah tahapan destruksi dapat dilaksanakan apabila tidak menggunakan katalis! - Tahap destruksi tetap dapat dilaksanakan tetapi membutuhkan waktu yang sangat lama. iii. Jelaskan apakah kertas saring yang digunakan sebagai wadah sampel akan mempengaruhi hasil akhir analisis kadar protein! - Dalam analisis kadar protein kertas yang digunakan tidak mempengaruhi kadar protein tetapi mempengaruhi hasil pemisahannya. iv. Jelaskan mengapa hasil akhir destruksi harus membentuk warna hijau jernih! - Untuk menunjukkkan adanya ion ammonium dalam sampel, dan warna hijau jernih menunjukkan bahwa destruksi protein berjalan sempurna. v. Jelaskan fungsi penambahan larutan NaOH 30%! - Penambahan NaOH 30 % pada proses destilasi bertujuan untuk menaikkan pH larutan untuk mempermudah pembentukan gas ammonia dan untuk memberikan suasana basa karena reaksi tidak dapat berlangsung dalam keadaan asam. vi. Jelaskan mengapa selang penampung destiat harus terendam larutan penampung! - Selang penampung destilat harus terendam penampung agar kontak antara asam dan ammonia lebih baik. vii. Jelaskan bagaimana kita mengetahui bahwa tahapan destilasi telah selesai! - Tahap destilasi telah selesai apabila semua ammonia terdestilasi sempurna dengan ditandai adanya perubahan warna larutan dalam erlenmeyer menjadi hijau muda. viii. Jelaskan mengapa diperlukan 2 indikator untuk tahapan titrasi! - Karena titrasi yang pertama dengan indicator PP digunakan untuk mengetahui jumlah ekivalen nitrogen dalam sampel. Selisih jumlah titrasi blanko dan sampel merupakan jumlah ekuivalen nitrogen. - Dan titrasi yang kedua menggunakan indikator (BCG + MR) digunakan pada larutan sisa penampung destilat untuk melihat banyaknya asam borat yang bereaksi dengan ammonia. Selisih jumlah titrasi blanko dan sampel merupakan jumlah ekuivalen nitrogen. ix. Jelaskan fungsi factor pengenceran pada perhitungan analisis kadar protein dengan metode semi mikro Kjeldahl! - Pada metode semi mikro kjeldahl dibutuhkan pengenceran karena pada metode sampel yang digunakan sangat kecil. Sehingga factor pengenceran untuk mempermudah perhitungan agar hasil yang didapat sesuai dengan sampel. x. Jelaskan apa yang dimaksud dengan factor konversi! - Faktor Konversi Satuan yaitu merupakan angka yang menunjukkan kesetaraan nilai suatu besaran antara dua satuan yang berbeda. Dalam protein factor konversi digunakan untuk mengetahui apakah % protein sudah setara atau belum dengan %N. e. Analisis kadar karbohidrat i. Jelaskan fungsi penambahan HCl pada tahapan refluks! - Penambahan HCl untuk mereduksi senyawa lain selain serat yang terkandung pada sampel. ii. Jelaskan mengapa larutan hasil refluks harus ditambahkan dengan NaOH dan CH3COOH! - Fungsi dari NaOH dan CH3COOH adalah agar membentuk garam CH3COONa dan penggunaan larutan CH3COONa dikarenakan dalam larutan tersebut mengandung clorida sehingga ada kemungkinan memiliki kemampuan untuk mempermudah lepasnya senyawa lain yang berikatan dengan serat kasar. iii. Jelaskan mengapa larutan sampel dan larutan Luff harus dipanaskan tepat 3 menit! - Karena apabila pemanasann dilakukan lebih dari 3 menit dikhawatirkan sampel justru rusak karena pemanasan.