OLEH:
10
11
12
13
14
15
16
Menyetujui
Dosen Pembimbing
2.1 Cuka
Asam cuka atau asam asetat yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
merupakan senyawa kimia asam organik untuk menambah rasa asam dan aroma pada makanan.
Asam cuka memiliki rumus kimia yaitu CH3COOH, asam asetat murni (asam asetat glacial)
adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.
Larutan CH3COOH dalam air merupakan asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian
menurut reaksi : CH3COOH H+ + CH3COOH-
Selain digunakan dalam industri makanan, asam asetat juga merupakan pereaksi kimia
dan baha baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam prodksi polimer seperti
polietilenaterftalat, selulodsa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan
kain. Dalam kehidupan di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebai pelunak
air. Terdapat beberapa cara pembuatan asam asetat. Salah satu metode adalah fermentasi
bakteri, teknik yang digunakan untuk membuat cuka, di mana asam asetat dihasilkan sebagai
produk sampingan dari penguraian bakteri. Teknik lain melibatkan reaksi kimia yang
menghasilkan asam ini, seperti yang dilakukan dalam pembuatan untuk penggunaan industri.
2.2 Titrasi
Titrasi asam basa adalah titrasi dimana reaksi antara titrat dan titrannya merupakan reaksi
asam basa Titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan larutan dengan larutan yang sudah
diketahui konsentrasinya. Reaksi dilakukan secara bertahap (tetes demi tetes) hingga tepat
mencapai titik stoikiometri atau titik setara.Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa
sebagai titer ataupun titran.
Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titran
ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara
stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan berubahnya
warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”, yaitu titik dimana konsentrasi
asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama
dengan jumlah asam yang dinetralkan :
[H+] = [OH-]
Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan
warnaindikator disebut sebagai “titik akhir titrasi”. Titik akhir titrasi ini mendekati titik
ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen.Oleh karena itu, titik akhir
titrasi sering disebut juga sebagai titik ekuivalen. Pada saat titik ekuivalen ini maka proses
titrasi dihentikan, kemudian catat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan
tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka bisa
dihitung konsentrasi titran tersebut (Pramono,2012).
2.3 Alkalimetri
Alkalimetri adalah penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa yang bersifat
asam dengan menggunakan standar senyawa basa. Reaksi antara senyawa asam dan basa pada
dasarnya adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara donor proton (asam) dengan
resipien/aseptor proton (basa). Jika asam dan salah satu lemah maka garam akan terhidrolisa
dan larutan sedikit asam/basa. Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode kimia analisa
kuantitatif yang didasarkan pada prinsip titrasi asam-basa. Asidi-alkalimetri berfungsi untuk
menentukan kadar asam-basa dalam suatu larutan secara analisa volumetri. Titik akhir dari
titrasi ini mudah dilihat dengan penambahan indikator yang sesuai. Percobaan ini dilakukan
untuk menentukan kadar asam Cuka (CH3COOH) dengan titrasi Asidi- Alkalimetri. Sampai
ph asam cuka berubah menjadi larutan basa, untuk ditentukan kadarnya. Salah satu dari empat
golongan utama dalam penggolongan analisis titrimetri adalah reaksi penetralan atau asidimetri
dan alkalimetri. Asidi dan alkalimetri ini melibatkan titrasi basa yang terbentuk karena
hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah (basa bebas) dengan suatu asam standar
(asidimetri), dan titrasi asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah
(asam bebas) dengan suatu basa standar (alkalimetri). Bersenyawanya ion hidrogen dan ion
hidroksida untuk membentuk air merupakan akibat reaksi-reaksi tersebut (Basset, J, 1994).
Larutan yang mengandung reagensia dengan bobot yang diketahui dalam suatu volume tertentu
dalam suatu larutan disebut larutan standar. Sedangkan larutan standar primer adalah suatu
larutan yang konsentrasinya dapat langsung ditentukan dari berat bahan sangat murni yang
dilarutkan dan volume yang terjadi.
3.1 Alat
a. Buret
b. Pipet volume( 10,0 mL)
c. 3 Buah Labu Erlenmeyer ( 250 mL)
d. 1 labu ukur 500 mL
e. 2 Buah Gelas kimia (100 mL)
f. Corong pendek
g. Lap/Tisu
3.2 Bahan
a. Larutan Asam Cuka Perdagangan
b. Larutan Asam Oksalat
b. Indikator Fenolftalein (PP)
c. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH)
d. Akuades
BAB VI PERHITUNGAN
I. Normalitas C2H2O4 . 2H2O
Diketahui:
1 mol C2H2O4 = 2 Eq
Sehingga normalitas C2H2O4 adalah
6.3 𝑔/𝐿
𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶2𝐻2𝑂4.2𝐻2𝑂 = × 2 𝑒𝑞
126 𝑔/𝑚𝑜𝑙
𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶2𝐻2𝑂4.2𝐻2𝑂 = 0.1000 𝑔𝑟𝑒𝑘/𝐿
𝑔𝑟𝑒𝑘
0,2226 𝐿
× 10,30 𝑚𝐿
Ulangan 2 𝑁1 = = 0.229278 𝑔𝑟𝑒𝑘/𝐿
10 𝑚𝐿
1 mol CH3COOH = 1 Ekivalen, sehingga MCH3COOH = 0.229278 mol/L
Massa CH3COOH = 0.229278 mol/L . 60 g/mol
= 13,75668 g/mol
13,75668 𝑔/𝑚𝑜𝑙
Kadar CH3COOH =
10
= 1,375668 gr/100 mL
𝑔𝑟𝑒𝑘
0,2226 × 11,60 𝑚𝐿
𝐿
Ulangan 3 𝑁1 = = 0,258216 𝑔𝑟𝑒𝑘/𝐿
10 𝑚𝐿
1 mol CH3COOH = 1 Ekivalen, sehingga MCH3COOH = 0,258216 mol/L
Massa CH3COOH = 0,258216 mol/L . 60 g/mol
= 15,49296 g/mol
15,49296 𝑔/𝑚𝑜𝑙
Kadar CH3COOH =
10
= 1.549296 gr/100 mL
1. Asidi dan Alkalimetri merupakan 2 macam kelompok dari titrasi netralisasi. Titrasi
asidimetri adalah titrasi larutan yang bersifat basa chasa bebas, dan larutan garam-
garam terhidrolisis yang berasal dari asam lemah dengan larutan standar asam. Titrasi
alkalimetri adalah larutan titrasi yang bersifat asam (asam bebas dan larutan garam-
garam terdhidrolisis yang berasal dari basa lemah) dengan larutan standart basa.
2. Titrasi harus dihentikan ketika sudah menghasilkan perubahan atau yang disebut
dengan mencapai titik akhir titrasi.
3. Faktor yang mempengaruhi kesalahan yaitu:
a. Kesalahan pada saat pengisian buret dengan larutan NaOH (melibihi angka 0 atau
kurang).
b. Kesalahan pada saat pembacaan buret.
c. Kesalahan paada saat melakukan titrasi yang meliputi perubahan warna.
4. Indikator yang digunakan pada percobaan kali ini adalah fenolftalein yang berfungsi
sebagai pemberi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda yang
menandakan selesainya proses titrasi.
5. Normalitas NaOH adalah 0,2226 grek/L.
6. Kadar asam asetat adalah 2.03 % b/v
DAFTAR PUSTAKA
Bassett, J. et al. 1994. Buku Ajar Vogel (Kimia Analitik Kuantitatif Anorganik Kedokteran).
Jakarta. EGC.
Rohmah, Jamilatur & Rini, Chylen. 2020. Buku Ajar Kimia Analisis. Sidoarjo: UMSIDA Press.
Wusnah, Meriatna, & Lestari, R. Pembuatan Asam Asetat dari Air Cucian Kopi Robusta dan
Arabika dengan Proses Fermentasi. Jurnal Teknologi Kimia Unimal. 2018;7(1), 61-
72.
Rudiawan, Hendri. Penentuan Indikator Alami Untuk Titrasi Asam Basa. Jurnal Penelitian
Pendidikan Kimia: Kajian Hasil Penelitian Pendidikan Kimia. 2020;7(1):1-8.