Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM


CUKA PERDAGANGAN

OLEH:

Armeisia Daun Rara (2105531093)


Michael Fahrezi (2205531095)
Muhamad Hamka (2105531100)
Ariiq Julian Shabbah (2105531130)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
LEMBAR ASISTENSI

NO TANGGAL MATERI ASISTENSI PARAF


1

10

11

12

13

14

15

16

Menyetujui
Dosen Pembimbing

Dr. I Gede Putu Agus Suryawan, ST, MT


NIP.196908091997031001
BAB I TUJUAN PRATIKUM

1. Menentukan kadar asam asetat pada cuka perdagangan


2. Mengetahui dan memahami metode asidi-alkalimmetri dalam menentukan kadar
asam asetat dalam cuka perdagangan
3. Mengetahui fungsi penambahan indikator pada setiap percobaan
4. Mengetahui dan memahami fungsi pembakuan pada larutan NaOH
5. Mengetahui dan memahami pembuatan suatu larutan seacara kuantitatif

BAB II DASAR TEORI

2.1 Cuka
Asam cuka atau asam asetat yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
merupakan senyawa kimia asam organik untuk menambah rasa asam dan aroma pada makanan.
Asam cuka memiliki rumus kimia yaitu CH3COOH, asam asetat murni (asam asetat glacial)
adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.
Larutan CH3COOH dalam air merupakan asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian
menurut reaksi : CH3COOH  H+ + CH3COOH-
Selain digunakan dalam industri makanan, asam asetat juga merupakan pereaksi kimia
dan baha baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam prodksi polimer seperti
polietilenaterftalat, selulodsa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan
kain. Dalam kehidupan di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebai pelunak
air. Terdapat beberapa cara pembuatan asam asetat. Salah satu metode adalah fermentasi
bakteri, teknik yang digunakan untuk membuat cuka, di mana asam asetat dihasilkan sebagai
produk sampingan dari penguraian bakteri. Teknik lain melibatkan reaksi kimia yang
menghasilkan asam ini, seperti yang dilakukan dalam pembuatan untuk penggunaan industri.

2.2 Titrasi
Titrasi asam basa adalah titrasi dimana reaksi antara titrat dan titrannya merupakan reaksi
asam basa Titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan larutan dengan larutan yang sudah
diketahui konsentrasinya. Reaksi dilakukan secara bertahap (tetes demi tetes) hingga tepat
mencapai titik stoikiometri atau titik setara.Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa
sebagai titer ataupun titran.
Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titran
ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara
stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan berubahnya
warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”, yaitu titik dimana konsentrasi
asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama
dengan jumlah asam yang dinetralkan :
[H+] = [OH-]
Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan
warnaindikator disebut sebagai “titik akhir titrasi”. Titik akhir titrasi ini mendekati titik
ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen.Oleh karena itu, titik akhir
titrasi sering disebut juga sebagai titik ekuivalen. Pada saat titik ekuivalen ini maka proses
titrasi dihentikan, kemudian catat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan
tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka bisa
dihitung konsentrasi titran tersebut (Pramono,2012).

2.3 Alkalimetri
Alkalimetri adalah penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa yang bersifat
asam dengan menggunakan standar senyawa basa. Reaksi antara senyawa asam dan basa pada
dasarnya adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara donor proton (asam) dengan
resipien/aseptor proton (basa). Jika asam dan salah satu lemah maka garam akan terhidrolisa
dan larutan sedikit asam/basa. Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode kimia analisa
kuantitatif yang didasarkan pada prinsip titrasi asam-basa. Asidi-alkalimetri berfungsi untuk
menentukan kadar asam-basa dalam suatu larutan secara analisa volumetri. Titik akhir dari
titrasi ini mudah dilihat dengan penambahan indikator yang sesuai. Percobaan ini dilakukan
untuk menentukan kadar asam Cuka (CH3COOH) dengan titrasi Asidi- Alkalimetri. Sampai
ph asam cuka berubah menjadi larutan basa, untuk ditentukan kadarnya. Salah satu dari empat
golongan utama dalam penggolongan analisis titrimetri adalah reaksi penetralan atau asidimetri
dan alkalimetri. Asidi dan alkalimetri ini melibatkan titrasi basa yang terbentuk karena
hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah (basa bebas) dengan suatu asam standar
(asidimetri), dan titrasi asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah
(asam bebas) dengan suatu basa standar (alkalimetri). Bersenyawanya ion hidrogen dan ion
hidroksida untuk membentuk air merupakan akibat reaksi-reaksi tersebut (Basset, J, 1994).
Larutan yang mengandung reagensia dengan bobot yang diketahui dalam suatu volume tertentu
dalam suatu larutan disebut larutan standar. Sedangkan larutan standar primer adalah suatu
larutan yang konsentrasinya dapat langsung ditentukan dari berat bahan sangat murni yang
dilarutkan dan volume yang terjadi.

BAB III ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat
a. Buret
b. Pipet volume( 10,0 mL)
c. 3 Buah Labu Erlenmeyer ( 250 mL)
d. 1 labu ukur 500 mL
e. 2 Buah Gelas kimia (100 mL)
f. Corong pendek
g. Lap/Tisu
3.2 Bahan
a. Larutan Asam Cuka Perdagangan
b. Larutan Asam Oksalat
b. Indikator Fenolftalein (PP)
c. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH)
d. Akuades

BAB IV PROSEDUR PERCOBAAN

4.1 Pembakuan Larutan NaOH


1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ambil 10,0 mL larutan baku asam oksalat dengan pipet volume yang bersih dan
kering, kemudian masukkan larutan oksalat ke dalam elenmeyer.
3. Setelah itu, tambahkan 2-3 tetes indikator Fenolftalein (PP) ke dalam elenmeyer.
4. Selanjutnya titrasi dengan larutan NaOH menggunakan buret secara perlahan
sampai terjadi perubahan warna dari larutan tidak berwarna hingga menjadi berwarna
merah muda.
5. Catatlah volume NaOH yang digunakan dengan melihat di skala pada buret.
6. Ulangi percobaan diatas sebanyak dua kali lagi.
7. Hitung normalitas NaOH rat-rata sampai empat angka di belakang koma.

4.2 Menentukan Kadar Asam Asetat Dalam Cukai Perdagangan


1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ambil 5 mL sampel cuka perdagangan, lalu masukkan ke dalam labu ukur 500 mL.
kemudian encerkan dengan akuades hingga volume 500 mL.
3. Selanjut nya ambil 10,0 mL larutan sampel yang telah di encerkan dengan pipet
volume yang bersih dan kering, lalu masukkan ke dalam erlenmeyer.
4. Setelah itu, tambahkan 2-3 tetes indikator Fenolftalein (PP) ke dalam elenmeyer.
5. Selanjutnya titrasi dengan larutan NaOH menggunakan buret secara perlahan
sampai terjadi perubahan warna dari larutan tidak berwarna hingga menjadi berwarna
merah muda.
6. Catatlah volume NaOH yang digunakan dengan melihat di skala pada buret.
7. Ulangi percobaan diatas sebanyak dua kali lagi.
8. Hitung kadar rata-rata asam asetat (CH3COOH) dalam cuka pedagangan sampai
dua angka di belakang koma dalam satuan gram/100 mL (% b/v)

BAB V HASIL PENGAMATAN

5.1 Pembakuan NaOH


Asam Oksalat/C2H2O4.5H2O = 6,3 g/L
Mr. C2H2O4.5H2O = 126 g/mol
Konsentrasi C2H2O4 = 0,1000 eq/L
Hasil Titrasi C2H2O4 dengan NaOH:
Ulangan Vol. C2H2O4 (mL) Vol. NaOH (mL)
1 10 4,35
2 10 4,55
3 10 4,55

5.2 Penentuan Kadar Asam Asetat


Pengenceran:
Hasil Titrasi C2H2O4 dengan NaOH:
Ulangan Vol. Sampel (mL) Vol. NaOH (mL)
1 10 10,50
2 10 10,30
3 10 11,60

BAB VI PERHITUNGAN
I. Normalitas C2H2O4 . 2H2O
Diketahui:
1 mol C2H2O4 = 2 Eq
Sehingga normalitas C2H2O4 adalah
6.3 𝑔/𝐿
𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶2𝐻2𝑂4.2𝐻2𝑂 = × 2 𝑒𝑞
126 𝑔/𝑚𝑜𝑙
𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶2𝐻2𝑂4.2𝐻2𝑂 = 0.1000 𝑔𝑟𝑒𝑘/𝐿

II. Normalitas NaOH


𝐶2𝐻2𝑂4.2𝐻2𝑂 = 𝑁𝑎𝑂𝐻
𝑁1 . 𝑉1 = 𝑁2 . 𝑉2
𝑁1 . 𝑉1
𝑁2 =
𝑉2
Maka,
0.1000 ×10
Ulangan 1 𝑁2 = = 0,2298
4,35
0.1000 ×10
Ulangan 2 𝑁2 = = 0,219
4,55
0.1000 ×10
Ulangan 3 𝑁2 = = 0,219
4,55
Jadi rata-rata dari ketiga ulangan hasil normalitas NaOH yaitu = 0,2226 grek/L

III. Penentuan Kadar


Kadar CH3COOH:
Mr CH3COOH = 60 g/mol
𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑁𝑎𝑂𝐻
𝑁1 . 𝑉1 = 𝑁2 . 𝑉2
𝑁2 . 𝑉2
𝑁1 =
𝑉1
Maka,
𝑔𝑟𝑒𝑘
0,2226 𝐿
× 10,50 𝑚𝐿
Ulangan 1 𝑁1 = = 0,23373 𝑔𝑟𝑒𝑘/𝐿
10 𝑚𝐿
 1 mol CH3COOH = 1 Ekivalen, sehingga MCH3COOH = 0,23373 mol/L
 Massa CH3COOH = 0.23373 mol/L . 60 g/mol
= 14,0238 g/mol
14,0238 𝑔/𝑚𝑜𝑙
 Kadar CH3COOH =
10
= 1,40238 gr/100 mL

𝑔𝑟𝑒𝑘
0,2226 𝐿
× 10,30 𝑚𝐿
Ulangan 2 𝑁1 = = 0.229278 𝑔𝑟𝑒𝑘/𝐿
10 𝑚𝐿
 1 mol CH3COOH = 1 Ekivalen, sehingga MCH3COOH = 0.229278 mol/L
 Massa CH3COOH = 0.229278 mol/L . 60 g/mol
= 13,75668 g/mol
13,75668 𝑔/𝑚𝑜𝑙
 Kadar CH3COOH =
10
= 1,375668 gr/100 mL

𝑔𝑟𝑒𝑘
0,2226 × 11,60 𝑚𝐿
𝐿
Ulangan 3 𝑁1 = = 0,258216 𝑔𝑟𝑒𝑘/𝐿
10 𝑚𝐿
 1 mol CH3COOH = 1 Ekivalen, sehingga MCH3COOH = 0,258216 mol/L
 Massa CH3COOH = 0,258216 mol/L . 60 g/mol
= 15,49296 g/mol
15,49296 𝑔/𝑚𝑜𝑙
 Kadar CH3COOH =
10
= 1.549296 gr/100 mL

Jadi rata-rata dari ketiga Kadar CH3COOH yaitu = 2.03 % b/v


BAB VII PEMBAHASAN
7.1 Pembakuan NaOH
Pada proses percobaan pembakuan larutan NaOH, asam oksalat memiliki peran
sebagai titran, sedangkan larutan NaOH berperan sebagai titrat. Sebelum proses titrasi
ditambahkan terlebih dahulu 2-3 tetes indikator PP pada asam oksalat, percobaan
pertama antara 10 ml asam oksalat dengan 4,35 NaOH terjadi perubahan warna pada
larutan yang awalnya bening menjadi merah muda. Pada percobaan kedua dan ketiga
yang dimana 10 ml asam oksalat dengan 4,55 NaOH untuk percobaan kedua dan 4,55
ml NaOH untuk percobaan ketiga mmenghasilkan perubahan warna yang lebih pekat
daripada seharusnya, hal ini disebabkan karena titrasi larutan NaOH berlebihan. Dari
reaksi tersebut didapat nilai normalitas NaOH pada percobaan pertama sebesar 0,2298,
pada percobaan kedua sebesar 0,219dan pada percobaan ketiga 0,219. Dari ketiga
percobaan tersebut didapat rata-ratanya sebesar 0,2226 grek/L.

7.2 Penentuan Kadar Asam Asetat


Pada proses percobaan asam asetat, yang memiliki peran sebagai Titran adalah
NaOH sedangkan asam asetat berperan sebagai titrat. Percobaan pertama antara asam
asetat dengan natrium hidroksida dibutuhkan NaOH sebanyak 10,50 ml untuk dapat
berubah warna menjadi merah muda. Pada percobaan kedua dibutuhkan NaOH
sebanyak 10,30 ml untuk dapat berubah warna menjadi merah muda. Pada percobaan
kedua ini warna yang dihasilkan cenderung pucat dan pudar (mendekati bening)
sehingga setelah didiamkan 10 menit warnanya cenderung hilang, hal tersebut
disebabkan karena adanya kesalahan praktikan pada saat proses titrasi. Sedangkan pada
percobaan ketiga dibutuhkan 11,60 ml NaOH untuk berubah warna menjadi merah
muda, dan pada percobaan ketiga ini juga dihasilkan warna yang paling pekat. Dari
reaksi tersebut didapatkan kadar asan asetat pada percobaan pertama sebesar 1,40238
gr/100 ml, pada percobaan kedua didapat 1,375668 gr/100 ml dan pada percobaan
ketiga didapat 1.549296 gr/100ml. Jadi dari ketiga percobaan yang telah dilakukan,
didapatkan rata-rata kadar asam asetat sebesar 2.03 gr/100 ml.
BAB VIII KESIMPULAN

1. Asidi dan Alkalimetri merupakan 2 macam kelompok dari titrasi netralisasi. Titrasi
asidimetri adalah titrasi larutan yang bersifat basa chasa bebas, dan larutan garam-
garam terhidrolisis yang berasal dari asam lemah dengan larutan standar asam. Titrasi
alkalimetri adalah larutan titrasi yang bersifat asam (asam bebas dan larutan garam-
garam terdhidrolisis yang berasal dari basa lemah) dengan larutan standart basa.
2. Titrasi harus dihentikan ketika sudah menghasilkan perubahan atau yang disebut
dengan mencapai titik akhir titrasi.
3. Faktor yang mempengaruhi kesalahan yaitu:
a. Kesalahan pada saat pengisian buret dengan larutan NaOH (melibihi angka 0 atau
kurang).
b. Kesalahan pada saat pembacaan buret.
c. Kesalahan paada saat melakukan titrasi yang meliputi perubahan warna.
4. Indikator yang digunakan pada percobaan kali ini adalah fenolftalein yang berfungsi
sebagai pemberi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda yang
menandakan selesainya proses titrasi.
5. Normalitas NaOH adalah 0,2226 grek/L.
6. Kadar asam asetat adalah 2.03 % b/v
DAFTAR PUSTAKA

Bassett, J. et al. 1994. Buku Ajar Vogel (Kimia Analitik Kuantitatif Anorganik Kedokteran).
Jakarta. EGC.
Rohmah, Jamilatur & Rini, Chylen. 2020. Buku Ajar Kimia Analisis. Sidoarjo: UMSIDA Press.

Wusnah, Meriatna, & Lestari, R. Pembuatan Asam Asetat dari Air Cucian Kopi Robusta dan
Arabika dengan Proses Fermentasi. Jurnal Teknologi Kimia Unimal. 2018;7(1), 61-
72.

Lonavia, Cindy. Penentuan Kadar Asam Cuka. Tersedia di :


www.academia.edu/12605448/Penentuan_Kadar_Asam_Cuka_Laporan3_Lab_TL.
(Diakses Pada Tanggal 31 Oktober 2018).

Rudiawan, Hendri. Penentuan Indikator Alami Untuk Titrasi Asam Basa. Jurnal Penelitian
Pendidikan Kimia: Kajian Hasil Penelitian Pendidikan Kimia. 2020;7(1):1-8.

Rahmantiyoko, dkk. Keselamatan dan Keamanan Kerja Laboratorium. IPTEK Journal of


Proceedings. 2019;(4):36-38.
Lampiran Dokumentasi Praktikum

Anda mungkin juga menyukai