KELOMPOK
: 5 (LIMA)
REKAN KERJA
PEMBIMBING
A. Tujuan
1. Memahami prinsip analisa volumetri dan titrasi
2. Menentukan kadar asam asetat di dalam cuka komersial
B. Pendahuluan
Larutan cuka merupakan larutan dengan campuran asam asetat 3 8% yang
diencerkan bersama air, sedangkan cuka merupakan larutan asam yang dibuat dari
reaksi oksidasi etanol CH3CH2OH. Larutan cuka biasanya dipakai sebagai tambahan
bahan pelengkap dalam makanan dan lain-lain. CH3COOH atau asam asetat merupakan
komponen penyusun cuka.
Asam asetat atau asam etanoat merupakan senyawa kimia asam organik dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Secara penulisan rumus kima
asam asetat sering ditulis CH3-COOH, CH3COOH atau CH3CO2H. Asam asetat murni
(disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tidak bewarna serta memilikki
titik beku 16,7oC.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana. Larutan
asam asetat dalam air termasuk dalam senyawa asam lemah, artinya hanya terdisosiasi
seagian mejadi ion H+ dan CH3COOH. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer
seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai
macam serat dan kain.
1
Asam asetat tidak hanya berguna sebagai bahan penyedap makanan, biasanya
diproduksi dalam jumlah besar untuk berbagai kegunaan lain. Asam organik dapat
diproduksi dalam berbagai konsentrasi. Pada kondisi bentuk murni, asam asetat dikenal
sebagai asam asetat glasial karena mengkristal dalam suhu dingin. Bentuk asam ini
sangat korosif dan dapat berbahaya jika mengenai kulit dan diperlukan penggunaan alat
pelindung ketika bereksperimen dengan asam tersebut.
Analisa Volumetri merupakan suatu teknik yang melibatkan pengkuran volume
suatu larutan untuk menentukan kandungan senyawa dalam larutan lain seara
kuantitatif. Metode analisis kuantitatif volumetic ini menggunakan titrasi. Penambahan
sedikit demi sedikit volume buffer pada latrutan uji disebut titrasi. Larutan buffer harus
terlebih dahulu diketahui komsentrasinya. Dari konsentasi tersebut nantinya akan
diperoleh konsentrasi larutan uji.
Prinsip metode volumentri:
1. Menggunakan prinsip stokiometri
Jika salah satu konsentasi larutan diketahui maka konsentasi larutan yang
lain dapat ditentukan dari volume larutan yang digunakan, Pada percobaan
ini kadar asam asetat dapat ditentukan melalui reaksi dengan larutan NaOH
yang telah diketahui konsentrasinya:
CH3COOH (aq) + NaOH (aq) H2OH (l) + CH3CO2Na (aq)
Konsentrasi CH3COOH dapat ditentukan dengan menambahkan tetesan
NaOH sampai bereaksi dengan CH3COOH ditandai adnya perubahan warna.
Tepat adanya perubahan warna disebut sebagaia titik ekuivalen, yaitu di
mana jumlah mol CH3COOH yang ditambahkan sama dengan jumlah mol
NaOH yang ada pada larutan semula.
2. Titik ekuivalen merupakan titik di mana larutan buffer bereaksi dengan
larutan uji.
Pada saat terjadi perubahan warna pada larutan uji maka proses titrasi
harus segera dihentikan. Kondisi tersebut dapat dnamakan seagai titik akhir
titasi. Penggunan CH3COOH sebagai larutan uji (indikator) cukup baik
karena dapat memberikan perubahan warna yang jelas ketika bereaksi
dengan larutan basa. Indikator atau larutan uji sebaiknya memiliki
konsentrasi yang rendah. Dalam percoban ini indikator fenolftalein yang
akan mengalami perubahan warna dari tak bewarna pada arutan asam
2
menjadi merah muda pada larutan basa. Titik tengah pada titrasi ini terjadi
berkisar pada pH = 9 (sedikit basa).
Dasar perhitungan Analisis Volumentri:
mol (X) = mol (Y)
V1 x M1 = V2 x M2
(3 buah)
+Statif
(1 buah)
+Pipet Ukur 25 ml
(2 buah)
+Klem
(2 buah)
(3 buah)
+Boss Head
(1 buah)
+Erlenmeyer 250 ml
(2 buah)
+Buret 50 ml
(1 buah)
+Neraca analitik
3
+Corong Kaca
(1 buah)
+Pipet Tetes
(1 buah)
+Indikator fenolftalein
+Akuades
(disesuaikan)
+Sampel Cuka
(disesuaikan)
( 1 alat)
Indikator
Larutn Cuka
Larutan kalium
Fenoftalin
Dapur
Hidrogen Ftalat
Larutan NaOH
0,1 M
Head
dan Pengaduk
D. Langkah Kerja
No
Cara Kerja
A.
Gambar
Standar KC8H15O4
1. Tuangkan kira-kira 40 ml larutan NaOH 1 M
ke gelas kimia 100 ml, kemudian lakukan
pengenceran (10x) dengan cara: pipet 25 ml
larutan NaOH tersebut ke dalam labu ukur
250 ml. Tera dengan akuades hingga
mencapai garis batas pada leher tabung dan
tunagkan
ke
labu
ukur
dan
tambahkan
dua
tetes
indikator
Titrasi 1
Titrasi 2
Rerata (V2)
ml NaOH
18,7
18,7
18,7
M2
M2 . V2 atau rerata
M1 .V1
V2 atau Rerata
0,196 0,01
0,0187
= 0,105 M
pH
0,0
2,48
4,0
Per. Warna
Percobaan Halus 2
Per. Warna
ml (NaOH)
pH
0,0
2,77
3,70
5,0
4,07
8,0
4,15
10,0
4,44
12,0
4,52
13,0
4,92
13,0
4,59
18,0*
8,72
Ada
15,0
4,90
18,2
9,49
Ada
6
18,3*
8,76
Ada
18,4
10,13
Ada
18,4
9,29
Ada
18,7
10,48
Ada
18,5
9,50
Ada
19,0
10,63
Ada
18,7
10,13
Ada
19,6
10,83
Ada
18,9
10,39
Ada
20,2
11,01
Ada
19,1
10,53
Ada
20,8
11,17
Ada
19,3
10,66
Ada
19,6
10,75
Ada
19,9
11,12
Ada
20,2
11,21
Ada
18,0
titik titrasi
Jumlah V (ml) total
20,2
20,8
Ket: *) = Volume titrasi NaOH yang digunakan tepat larutan uji berubah warna
Pada perhitungan mol NaOH titrasi Kasar tidak digunakan karena data berbeda dengan
kedua titrasi selanjutnya.
Pada eksperimen percobaan dilakukan sebanyak 3 kali, tetapi karena percobaan pertama
volume titrasi tidak sama dengan kedua percobaan selanjutnya maka pada perhitungan
dan anlisis digunakan percobaan kedua dan ketiga yang memiliki nilai volume titrasi
yang hampir sama (18,3 ml dan 18,0 ml).
Tabel 2.2 hasil titrasi larutan cuka dengan larutan NaOH standar mencapai titik
ekuivalen
Parameter
ml NaOH
18,3
18,0
18,15
pH
8,76
8,72
8,74
M2 . V2
(0,1 g/mol) . V1 =
M2 . V2
M2
M1 .V1
V2 atau Rerata
0,105 0,01815
0,01
= 0,1906 M
7
100 %
Dengan:
Massa CH3COOH
Volume CH3COOH
3 =
% (/) =
100 %
3
100 %
3
3
% (/) =
100 %
1000
% (/) =
Disederhanakan :
3 10
Dengan massa jenis CH3COOH murni sebesar 1,049 g/cm3 atau 1,05 g/ml pada 250C
dengan Mr = 60,053 g/mol maka kita dapat mencari konsentrasi larutan CH3COOH =
0,187 M diperoleh persen volume sebesar:
% (/) =
3 10
% (/)
0,19 60.053
1,049 10
= 1,09 %
Angka 1,09% merupakan persen volume CH3COOH dalam eksperimen yang harus
dikali dengan jumlah pengenceran (pengenceran dalam eksperimen ini sebanyak 20
kali) untuk memeroleh nilai persen cuka yang sebenarnya. Adapun perhitungannya
sebagai berikut:
% ( ) () = 1,09% 20 = 21,8%
Hasil perhitungan tersebut menjadi kadar cuka dalam larutan uji sebesar 21,8 %. Setelah
diketahui nilai kadar cuka dalam larutan uji maka harus dibandingkan dengan kadar
cuka yang tertera di label botol cuka komersil untuk mencari nilai galat. Nilai galat
digunakan untuk menghitung tingkat kesalahan eksperimen dengan teori.
Galat =
Galat =
(1,09 20 )25 %
25 %
= 12,8 %
Besar nilai galat adalah 12,8% menunjukkan bahwa eksperimen memiliki nilai
kesalahan sejauh 12,8% dari nilai pada label larutan cuka komersil.
3. Kurva titrasi
Berikut adalah kurva titrasi dari tabel 2.1 untuk percobaan titrasi halus 1
Kurva Titrasi 1
Titik Titrasi
9,29 9,5
pH
8,76
11,1211,21
10,6610,75
10,1310,3910,53
3,7
4,59 4,9
4,15 4,52
2,48
12
13
15 18,3 18,4 18,5 18,7 18,9 19,1 19,3 19,6 19,9 20,2
Volume NaOH (ml)
larutan uji sudah diperkirakan dengan melakukan percobaan seelumnya. Pada saat
mencapai 15 ml NaOH yang ditambahkan titrasi dilanjutkan penambahan NaOH sampai
mencapai titik tritasi (ditandai adanya perubahan warna) baru di catat berapa volume
NaOH yang ditambahkan. Setiap penamahan volume NaOH maka langsung di ukur pH
larutan cuka uji.
Berikut adalah kurva titrasi dari tabel 2.1 untuk percobaan titrasi halus 2
Kurva Titrasi 2
Titik TItrasi
9,49
pH
8,72
11,17
10,63 10,83 11,01
10,13 10,48
4,07
4,44
10
4,92
2,77
13
18
18,2
18,4
18,7
19
19,6
20,2
20,8
Gambar 3.3 Kurva titrasi asam lemah dengan basa kuat (pH terhadap
volume NaOH)
Angka 1 menunjukkan titik titrasi teori berada pada pH antara 8,0 sampai
10,0. Sedangkan pada angka 2 menujukkan volume NaOH yang diperlukan
pada titik titrasi berada pada 25,0 ml.
b. Kadar Fenolftalein
Indikator yang digunakan pada praktikum ini adalah fenolftalein.
Penggunaan kdar fenolftalein tidak berdasarkan penimbangan atu
pengukuran secara anlitik hanya menggunakan satuan tetes. Pada saat
melakukan penetesan fenolftalein di larutan uji memungkinkan adanya
perbedaan
volume
tetesan
pertama
dan
kedua.
Memungkinkan
kadar cuka dalam larutan cuka komersil tidak mencapai 25% dan bernilai
sesuai dengan eksperimen yaitu (21,8%).
F. Kesimpulan
1. Analisa volumetri dengan menggunakan prinsip stokiometri dapat digunakan dalam
mencari kemolaran atau volume larutan yang akan dicari berbanding dengan
kemolaran dan volume larutan yang diketahui. Selain itu, metode titrasi dengan
menggunakan indikator perubahan warna dapat menentukan kemolaran atau volume
larutan ditanya yang ditandai pada titik titrasi.
2. Kadar casam asetat (asam cuka) di dalam cuka komersil yaitu 21,8 % dengan selisih
perbedaan pada label botol cuka komersil sebesar 3,2% (kadar cuka pada label botol
25%).
G. Referensi
Modul Praktikum - Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Cuka Makan. (2015). Tangerang:
Teknik Lingkungan, Surya University.
Lanovia, Cindy. MODUL 1 Penentuan Kadar Asam Asetat Dalam Cuka Makan. Eksperimen,
Sepong: Teknik Lingkungan Surya University, 2015.
12