Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

TITRASI ALKALIMETRI

Nama : Salma Haifa Shalsabilla


NPM : 23420067
Grup : 1K4
Dosen :- Hilmi Amanah A.C., M.Sc
- Desti M., S.ST
- Andri S., AMd

PROGRAM STUDI KIMIA TEKSTIL

POLITEKNIK STTT BANDUNG

2023
I. Judul :
1. Larutan asam oksalat dan standarisasi NaOH
2. Penetapan kadar CH₃COOH

II. Maksud&Tujuan :
 Maksud :
1. Untuk membuat larutan baku primer dan menggunakannya untuk standarisasi
NaOH.
2. Untuk mengetahui kadar CH₃COOH.
 Tujuan:
1. Mampu untuk membuat larutan standar primer asam oksalat 0,1000 N dan untuk
dapat menentukan normalitas dan kadar NaOH dengan menggunakan larutan baku
asam oksalat.
2. Mampu untuk menentukan kadar asam asetat dengan NaOH, asam asetat
direaksikan dengan NaOH dengan metode titrimetri (alkalimetri).

III. DASAR TEORI


Alkalimetri : penentuan kadar asam dalam suatu larutan dengan menggunakan larutan basa
yang telah diketahui konsentrasinya sebagai titran.

Zat baku dapat dikelompokkan menjadi zat baku primer dan zat baku sekunder.
Suatu zat dimasukkan ke dalam kategori zat baku primer bila memenuhi syarat antara lain
memiliki kemurnian tinggi (~ 100 %), mudah dimurnikan, stabil dalam waktu lama, stabil
dalam bentuk larutannya dalam waktu penyimpanan relatif lama (~ 6 bulan), dan memiliki
massa molekul relatif yang pasti. Zat baku primer tidak memerlukan pembakuan. Beberapa
zat baku primer yang umum digunakan untuk titrasi penetralan adalah asam oksalat
(COOH)2 . 2 H2O, natrium oksalat Na2C2O4, boraks (Na2B4O7 .10H2O), natrium
karbonat (Na2CO3 anhidrat). Semua zat baku primer memiliki tingkat kemurnian Pro
Analisa (p.a). Zat baku sekunder seperti HCl, NaOH, KOH, H2SO4, bila akan digunakan
sebagai penitrasi harus dibakukan dahulu menggunakan penitrasi larutan zat baku primer.
Zat baku sekunder tidak stabil, agak sukar dimurnikan, dan tidak tahan lama dalam bentuk
larutannya, sehingga bila akan digunakan sebagai standar, maka perlu dibakukan dahulu.

Asam oksalat merupakan senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4, yang nama
sistematisnya adalah asam etanadioat. Asam organic yang terdapat pada senyawa ini relatif
lebih kuat. Kekuatan asam senyawa ini 10.000 kali lebih kuat dari asam asetat.

Natrium hidroksida atau sodium hidroksida mempunyai rumus molekul


NaOH adalah senyawa kimia berbentuk pellet/butiran berwarna putih dan bersifat
higroskopis ( mudah menyerap air ). Naoh ini sangat mudah larut dalam air

Asam asetat atau lebih di kenal sebagai asam cuka (CH3COOH) adalah suatu
senyawa berbentuk cairan, tak berwarna, berbau menyengat, memiliki rasa asam yang tajam
dan larut di dalam air, alkohol, gliserol, dan eter. Pada tekanan asmosferik, titik
didihnya 118,1˚C. Asam asetat mempunyai aplikasi yang sangat luas di bidang industri
dan pangan. Di Indonesia, kebutuhan asam asetat masih harus di import, sehingga
perlu di usahakan kemandirian dalam penyediaan bahan (Hardoyono, 2007).

Pengertian Titrasi
Titrasi adalah penentuan kadar suatu zat secara volumetric menggunakan larutan lain
yang telah diketahui kadarnya. Reaksi yang terjadi antara asam dan basa H ⁺ + 2OH ⁻
H₂O
alkalimetri merupakan salah satu bentuk titrasi berdasarkan reaksi netralisasi antara zat titran
dan zat yang akan dititrasi.
Titrasi asam basa adalah reaksi penetralan. Tujuan dari percobaan titrasi ini adalah
membuat larutan asam oksalat standar untuk menstandarisasikan larutan NaOH; serta
menentukan massa molar dari titrasi larutan asam. Percobaan ini menggunakan Fenolftalein
sebagai indikatornya. Saat larutan asam oksalat ditetesi oleh fenolftalein tidak terjadi
perubahan warna, tetapi satelah dititrasi larutan berubah warna dari bening menjadi
berwarna pink.
Salah satu teknik yang penting dalam kimia ialah titrasi, yaitu penambahan secara
cermat volume suatu larutan yang mengandung zat A yang konsentrasinya diketahui, kepada
zat B yang konsentrasinya tidak diketahui, yang akan mengakibatkan reaksi antara keduanya
secara kuantitatif. Selesainya reaksi yaitu pada titik akhir, ditandai dengan semacam
perubahan sifat fisis, misalnya warna campuran yang bereaksi. Titik akhir dapat di deteksi
dalam campuran reaksi yang tidak berwarna dengan menambahkan zat yang disebut
indikator, yang mengubah warna pada titik akhir. Pada titik akhir, jumlah zat kimia A yang
telah di tambahkan secara unik berkaitan dengan bahan kimia B yang tidak diketahui yang
semula ada, berdasarkan persamaan reaksi titrasi (Oxtoby, 2001:161).
Fenolftalein adalah salah satu indikator asam – basa sintetik yang memiliki rentang
pH antara 8,00 – 10,0. Pada larutan asam dan netral, fenolftalein tidak berwarna. Sedangkan
bila dimasukkan ke dalam larutan basa, warnanya akan berubah menjadi merah muda.
Kadar suatu asam dapat ditentukan dengan cara titrasi menggunakan penitrasi basa.
Demikian pula sebaliknya, kadar suatu basa dapat ditentukan dengan titrasi menggunakan
penitrasi asam. Titrasi asam – basa pada prinsipnya melibatkan reaksi penetralan ion H+ dari
asam oleh ion OH dari basa, atau sebaliknya. Asam atau basa dalam air, apakah itu
asam/basa kuat/lemah dapat terionisasi dalam air.

IV. ALAT DAN BAHAN


Alat – alat :
 Neraca analitik
 Corong gelas
 Labu ukur 100 ml
 Kertas timbang
 Batang pengaduk
 Pipet tetes
 Erlenmeyer 250 ml
 Pipet volume 10 ml
 Buret 50 ml
 Klem dan statif
 Labu semprot
 Gelas kimia 100 ml
Bahan :
 Asam oksalat terhablur/hidrat
 NaOH
 Indikator pp
 Asam asetat
 Aquadest

V. LANGKAH KERJA
1. Larutan Asam Oksalat dan Standarisasi NaOH
Langkah pertama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, lalu diitimbang teliti
padatan asam oksalat sebesar 0,6310 g. Kemudian hasil timbangan dimasukkan ke
dalam labu ukur dan ditambahkan aquadest sampai tanda batas labu ukur, kemudian
larutan dihomogenkan dengan dikocok 12 kali dan larutan siap dititrasi. Selanjutnya,
buret dicuci dengan air bersih dan larutan NaOH sebelum digunakan. Lalu, buret diisi
penuh sampai garis batas nol dengan larutan NaOH. Kemudian dipipet larutan asam
oksalat sebesar 10 ml dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer, ditambahkan
indikator fenolftalein 2 tetes. Dilakukan titrasi menggunakan larutan NaOH dari tidak
berwarna sampai berubah menjadi warna merah muda dan langkah terakhir dilakukan
perhitungan dari data hasil praktikum untuk mengetahui konsentrasi NaOH.

2. Menentukan kadar asam asetat


Langkah pertama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, lalu buret dicuci
dengan air bersih dan larutan NaOH sebelum digunakan. Kemudian, buret diisi penuh
sampai garis batas nol dengan larutan NaOH. Dipipet larutan asam asetat yang sudah
diencerkan sebelumnya sebesar 10 ml lalu dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan
ditambahkan indikator fenolftalein 2 tetes. Selanjutnya, dilakukan titrasi menggunakan
larutan NaOH dari tidak berwarna berubah menjadi warna merah muda dan langkah
terakhir dilakukan perhitungan dari data hasil praktikum untuk mengetahui kadar
CH₃COOH.

VI. PERHITUNGAN
A. Standarisasi NaOH
Titrasi Ke - Volume Awal Volume Akhir Volume yang Terpakai
(ml) (ml) (ml)
1 0 9,50 9,50
2 9,50 19,00 9,50

V 1+V 2 9 ,50+ 9 , 50
Vtitrasi= = = 9,50 ml
2 2
Mr H₂C₂O₄.2H₂O Mr
BE=
=2(1)+2(12)+14(16)+2(2(1)+16) H⁺
=126 126
=
2
=63 g/mol
g 1000 2 2 4
V H C O × N H ₂C ₂O ₄
N H₂C₂O₄= × N NaOH=
BE V V NaOH
0,6310 1000 10× 0,10015
= × =
63 100 9 , 50
=0,10015 N =0,1054 N

B. Kadar CH3COOH
Titrasi Ke - Volume Awal Volume Akhir Volume yang Terpakai
(ml) (ml) (ml)
1 0 12,15 12,15
2 12,15 24,30 12,15

Mr CH₃COOH=(2.Ar.C)+(4.Ar.H)+(2.Ar.O) Mr
BE=
=(2×12)+(4×1)+(2×16) H⁺
=(24)+(4)+(32)
=60 60
= = 60 g/mol
1
V 1+V 2 12, 15+12 , 15
Vtitrasi= = = 12,15 ml
2 2

Kadar CH₃COOH : g
%= ×100 %
Mltitrasi + N NaOH + BECH ₃COOH 1000× BJ
g/l=
MlCH ₃COOH
12, 15+0,1054 +60 7,72255
= = ×100 %
10 1000× 1
=7,2255 g/l
= 0,17%

Anda mungkin juga menyukai