Anda di halaman 1dari 21

ALKALIMETRI

ALKALIMETRI
BY KELOMPOK 9
ANGGOTA
KELOMPOK

NAUFAL HAFIZ. P (P24840122065)

NOVI RAHMA. S (P24840122067)

RAGIL KASPARI. A

(P24840122069)

RAKA ADITYA. U (P24840122071)


PENGERTIAN

ALKALIMETRI ( ALKALI: BASA, METRI: PENGUKURAN)


Merupakan suatu teknik analisis untuk mengetahui kadar
konsentrasi dan kadar keasaman suatu zat dengan
menggunakan larutan standar basa. Basa Yan g di
gunakan biasanya adalah Natrium Hidroksida (NaOH).

Titrasi Alkalimetri adalah titrasi untuk mengetahui


konsentrasi/kadar larutan as a m dengan menggunakan
larutan standar b a s a (NaOH).
ALKALIMETRI

PPRRIINN
Prinsip Dasar Titrasi Alkalimetri Prinsip Percobaan

SSIIPP Berdasarkan reaksi netralisasi dimana


prinsip dasar titrasi alkalimetri adalah
reaksi netralisasi ion H+ dari H2C2O4 akan dinetralkan
reaksi netralisasi adalah reaksi antara dengan ion OH- dari larutan standart
NaOH yang akan menghasilkan
ion hidrogen yang berasal dari asam
Na2C2O4 dan H2O dan dengan
dengan ion hidroksida yang berasal dari
menggunakan indikator phenolptalein
bahasa untuk menghasilkan air bersifat
maka akan mengalami perubahan
netral. netralisasi dapat juga dikatakan
warna dari bening menjadi merah
sebagai reaksi antara pemberian Proton
lembayung pada titik akhir titrasi.
(asam) dengan penerima rangsangan
(basa)

ALKALIMETRI
INDIKATOR
Indikator adalah suatu bahan kimia yang
ditambahkan dalam suatu penitran yang
memberikan perubahan warna pada saat titik
akhir tercapai.

Titik akhir titrasi alkalimetri tercapai


apabila warna larutan yang semula
berwarna bening berubah menjadi warna
merah muda (pink). ini dikarenakan
sifat dari phenolftalein, jika tingkat
keasaman larutan sekitar 8 sampai 10,
maka phenolftalein akan menunjukan Indikator yang digunakan pada
warna merah atau pink titrasi alkalimetri adalah
indikator phenolptalein
LARUTAN BAKU
P R IM E R & SEKUNDER
Larutan Baku Sekunder (LBS) adalah larutan
Larutan Baku Primer (LBP) adalah suatu standart yang konsentrasinya dapat diketahui
larutan yang telah diketahui konsentrasinya dengan menggunakan larutan standart primer
melalui metode gravimetri. sebagai pembanding.
Asam : H2SO4, H2C2O4, C6H5COOH, contoh: NaOH, KOH, Ba(OH)2
(COOH), (COOK)C6H4- Kelemahan KOH:
Basa: Na2CO3, MgO, Na2B4O7 Sukar Dipisahkan dari pengotornya ( Kalium
Karbonat)
mahal (dengan Indikator (NaOH) )
kelemahan Ba(OH)2 :
Akurasi tinggi ( Pengotor tidak
larut dalam air)
Pembuatan Larutan Titer NaOH
(NaOH) Basa kuat mudah menyerap CO2 -> akan mudah dikotori oleh karbonat
Pengatasan :
Digunakan Air bebas CO2 untuk melarutkan basa
dibuat larutan basa pekat baru diencerkan sesuai konsentrasi
butiran NaOH Dicuci lebih dulu dengan air bebas CO2
Menurut FI : Pembuatan NaOH 0,1 N. sejumlah NaOH dilarutkan dalam air bebas
CO2 secukupnya hingga tiap 1 0 0 0 m l larutan mengandung 4,001 g NaOH
Penyimpana
n NaOH 0,1
N
Wadah Tertutup kedap, untuk menghindari pengaruh
udara, khususnya CO2
karena basa bereaksi dengan gelas, maka larutan basa lebih
baik disimpan dalam wadah plastik.
bila tidak disimpan lama, wadah gelas masih dapat dipakai dan
sebaiknya dit ut up dengan plastik, karena t u t u p gelas sering
sukar dibuka
Pembakuan Larutan NaOH
Digunakan Kalium Biftalat Karena :
Stabil
Tahan panas (sampai 130°C) Tidak
Higroskopis
REAKSI YANG
TERJADI
NaOH + H2C2O4 → Na2C2O4 + 2 H2O
Reaksi yang terjadi pada prinsipnya adalah reaksi netralisasi, yaitu pembentukan garam dan H2O netral
(pH = 7) hasil reaksi antara H+dari suatu asam dan OH- dari suatu basa. Dalam praktik ini tidak bisa
dilihat secara fisik tetapi dapat dilihat dengan bantuan indikator (asam-basa) yang mempunyai warna
yang spesifik pada ph tertentu. Seperti indicator phenolftalein (pp) akan berwarna pink pada ph 8,3-10.
Saat tercapainya perubahan warna pada titran disebut dengan titik titrasi.

jika HA merupakan asam yang akan ditentukan dan BOH sebabagi basa, maka reksinya
adalah : HA + OH-→ A- + H2O
Jika BOH merupakan basa yang akan ditentukan dan HA sebagi asam, maka reaksinya
adalah : BOH + H+ → B+ + H2O
Dari kedua reaksi di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip reaksi titrasi asam basa adalah reaksi
penetralan, yakni ; H+ + OH- → H2O dan terdiri dari beberapa kemungkinan yaitu reaksi-rekasi antara
asam kuat dengan basa kuat, asam kuat dan basa lemah, asam lemah dan basa kuat, serta asam lemah
dan basa lemah. Khusus reaksi antara asam lemah dan basa lemah tidak dapat digunakan dalam
analisis kuantitatif, karena pada titik ekivalen yang terbentuk akan terhidrolisis kembali sehingga titik
akhir titrasi tidak dapat diamati. Hal ini yang menyebabkan bahwa titran biasanya merupakan larutan
baku elektrolit kuat seperti NaOH dan HC
TITRASI ALKALIMETRI

T U J UA N A L AT BAHAN
Mengetahui Buret L B P : Oksalat
normalitas Erlenmeyer (COOH) 2; (BM=126)
sebenarnya dari Gelas Ukur (BE=1/2)
NaOH Pipet Volume LBS: N a O H 0,1N
Mengetahui Kadar Labu Ukur 100ml 100ml
Asam Cuka dan 250ml Sampel : Cuka Meja
CH3COOH Batang pengaduk Indikator :
Phenolftalein
PROSEDUR
Prosedur :
• Buat L B S : N a O H 0,1 N 2 5 0 ml dari sediaan N a O H 2 N
•Buat L B P : Oksalat 0,1 N , 100 ml
•Buat Sample : Cuka Meja= 0,1 N, 100 ml
A. P E M B U ATA N L B S ( N A O H )
A. Prosedur Pembuatan LBS (NaOH 0,1 N)
-Sediaan : 2 N
-Diminta : 0,1 N, 250 mL
V1 . N1 = V2 . N2
250ml .0,1N = V2.2N
25=2V
V= 12,5 ml

Diambil 12,5 mL NaOH, Masukkan ke gelas ukur ad 250mL menggunakan


aquadest (labu ukur 250 mL
-Kocok sampai homogen dan
-Masukkan ke biuret 50 ml
B. Prosedur Pembuatan L B P (Asam Oksalat = ( C O O H ) 2 0,1 N 100 ml
•Pipet lar(Asam Oksalat sediaan 25,888 g/liter) dengan pipet volume sebanyak
25 ml
M = 25,888/126/1L = 0,2054/1L = 0,2054 M
N1 = 0,2054/1/2 = 0,4108N
V1.N1=V2.N2
100ml . 0,1 N= x . 0,4108N
volume 2 = 24,34ml ~ 25 ml
•masukkan ke dalam labu ukur 100 ml
•tambahkan aqua dest bebasCO2(labu ukur 100 ml)
ad garis tanda
•Kocok sampai homogen.
Pembakuan :
•Pipet Larutan asam oksalat sebanyak 25 m L dari Labu ukur 0, 1 N 100ml
•Masukkan ke dalam 3 erlenmeyer, masing-masing 25 ml
•Tambahkan 3 tetes indikator fenolftalein
•Titrasi dengan larutan Naoh 0,1 N Sebanyak 3x, biasanya sampai volume biuret
sekitar 25/24,xx dari 50ml.
•Hitung normalitas sebenarnya
•Data pembakuan
N = 1,0309N
Penetapan kadar
•Pipet Larutan asam asetat sebanyak 25 m L dari Labu ukur 0, 1 N 100ml
•Masukkan ke dalam 3 erlenmeyer, masing-masing 25 ml.
•Tambahkan 3 tetes indikator phenolftalein
•Titrasi dengan larutan N a O H 0,1 N Sebanyak 3x
•Hitung normalitas sebenarnya
•Data pembakuan

25,00
25,00
25,00
Normalitas sesungguhnya
mgrek titrat = mgrek titran
Data Penetapan kadar = Data pembakuan tapi tidak lagi dibuat N sebenarnya
lagi langsung ke indikator kadar.
Perhitungan kadar :
Mgrek titrat = mgrek titran
(sample) = mgrek N a O H
=V X N
Berat = Mgek X B E X BM
Dalam 100 ml = 100/25 x berat
Kadar = berat/pipet sampel X
100%
Perhitungan kadar : sampel CH3COOH
Mgrek titrat = mgrek titran
(sample) = mgrek NaOH
=VXN
= 24,25 ml X 1,0309 N
= 24, 9993 N
Berat = Mgek X BE X BM
= gram X 1/2 X 126
= 1574,9559 mg
= 1,5749 gram
Dalam 100 ml = 100ml/24,25 ml X
1,5749 gram
= 6,4944 gram
Kadar = berat/pipet sampel X 100%
= 1,5749 gr/25 ml X 100%
= 6,2996 %
PERTANYAAN
1.Dari : Desi Afriyani
Mengapa larutan N a O H menghindari pengaruh udara?
Jawab : (Raka Aditya)
Karena larutan N a O H mudah menyerap Co2, jadi menggunakan aquadest sebagai pelarutnya, air
murni yg bebas dari co2. Dalam penyimpanannya harus tertutup rapat dgn baik (aquadest). Jika ingin
digunakan panaskan aquadest 10 menit sampai mendidih untuk menghilangkan co2 dlm aquadest

2. Dari: Arjuna Dafa


Mengapa N a O H Mudah menyerap Co2
Jawab: (Naufal Hafiz)
Karena atom C atau karbon dapat berikatan dengan senyawa O H (hidroksida), yang disebut ikatan
Kovalen. Maka dihindari terpaparnya udara
3. Dari : Nadira Syahla
PERTANYAAN
Di reaksi alkalimetri ini kan pake indikatornya penoftalein, apakah bisa pake indikator lain?
Jawab: (Novi Rahma)
Bisa, dengan indikator Timolftalin karena rentan ph nya yang sama dengan indikator penoftalein yaitu
8-10, tetapi saat titrasi perubahan warna nya bukan menjadi pink/merah tetapi perubahan warnanya
dari tidak berwarna menjadi warna Biru

4. Dari : Sekar Raju


Metode Gravimetri apa? Dan bagaimana prosedur kerjanya
Jawab : (Ragil Kaspari)
Gravimetri adalah suatu metode analisa kimia kuantitatif untuk penentuan jumlah zat berdasarkan
pada penimbangan. Dalam hal ini penimbangan hasil reaksi setelah bahan yang dianalisa direaksikan.
Prosedur kerja : melarutkan sampel dengan aquades, setelah sampelnya dilarutkan sampai terbentuk
analit, kemudian analit di endapkan lalu ditimbang. Biasanya analit berasal dari garam-garam yang
sukar larut yang diendapkan sehingga garam analitnya terendapkan, tidak semua analit mengendap,
masih ada ion-ion lain yang sukar terendapkan
A M B I L CUCIAN KERUMAH DE SI
CUKUP S E K I A N DAN

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai