PENDAHULUAN
antar dua atau lebih zat berbeda jenis. Ada dua komponen utama pembentukan larutan
secara teliti dan konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M
(molaritas).
mereaksikan suatu zat yang dianalisis dengan larutan baku yang telah diketahui
konsentrasinya secara teliti, dan reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar
kuat sebagai titrannya dan sebagai analitnya adalah basa atau senyawa yang bersifat
basa, ataupun pengukuran dengan asam (yang diukur jumlah basa atau garamnya).
Asam secara paling sederhana didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan
dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hydrogen sebagai ion
positif. Sedangkan basa secara paling sederhana didefinisikan sebagai zat yang bila
18
dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion OH- sebagai ion
negatif.
konsentrasi yang tidak tepat dengan yang diinginkan, untuk itu perlu dilakukan
praktikum. Dalam hal ini, dilakukan pembuatan dan standarisasi larutan. Praktikum
kali ini adalah membuat larutan 0,1 N HCl dan standarisasi larutan HCl, serta
menentukan kadar Na2CO3 dengan larutan standar HCl 0,1 N yang merupakan
1.2 Tujuan
19
Titrasi asam basa merupakan contoh analisis volumetri yaitu suatu cara atau
metode, yang menggunakan larutan yang disebut titran, dan dilepaskan dari perangkat
gelas yang disebut buret. Proses titrasi asam basa sering dipantau dengan
ditambahkan gambar yang diperoleh tersebut disebut kurva pH atau kurva titrasi yang
didalamnya terdapat kurva ekivalen yaitu titik dimana titrasi dihentikan (Ika,2009).
digunakan suatu zat yang biasanya berupa larutan, yang disebut larutan indikator
yang ditambahkan dalam larutan yang diuji sebelum penetesan larutan uji dilakukan.
Larutan indikator ini menanggapi munculnya kelebihan larutan uji dengan perubahan
warna. Perubahan warna ini dapat atau tidak dapat tepat pada titik kesetaraan. Titrasi
asam-basa pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir. Tentu saja diinginkan
agar titik akhir ini sedekat mungkin ke titik kesetaraan. Dengan memilih indikator
untuk menghimpitkan kedua titik itu (atau mengkoreksi selisih diantara keduanya)
merupakan salah satu aspek penting dari analisis titrasi asam-basa. Umumnya larutan
uji adalah larutan standar elektrolit kuat, seperti natrium hidroksida dan asam klorida
(Sujono,2003).
yaitu zat-zat warna yang warnanya berbeda dalam larutan asam, basa dan garam.
Untuk mengidentifikasi sifat dari asam, basa dan garam dapat menggunakan kertas
20
lakmus, larutan indikator atau indikator alami. Secara sederhana, kertas lakmus dapat
digunakan untuk mengidentifikasi sifat dari larutan asam, basa dan garam (larutan
netral). Alat lain yang dapat digunakan untuk mengindikasi apakah larutan bersifat
asam, basa atau netral adalah larutan indikator fenolftalein, metil merah dan metil
jingga (Azizah,2004)
merupakan elektrolit kuat, larutan pada titik ekivalen akan mempunyai pH=7. Tetapi
bila asamnya ataupun basanya merupakan elektrolit lemah, garam yang terjadi akan
mengalami hidrolisis dan pada titik ekivalen larutan akan mempunyai pH > 7
(bereaksi basa) atau pH < 7 (bereaksi asam). Harga pH yang tepat dapat dihitung dari
tetapan ionisasi dari asam atau basa lemah tersebut dan dari konsentrasi larutan yang
diperoleh. Titik akhir titrasi asam basa dapat ditentukan dengan indikator asam basa
(harjanti, 2008).
Suatu indikator merupakan asam atau basa lemah yang berubsh warna diantara
adalah 1 unit pH disekitar nilai pKa nya. Sebagai contoh fenolftalein (PP),mempunyai
pKa 9,4 ( perubahan warna antara pH 8,4 – 10,4). Struktur fenolftalein akan
mengalami penataan ulang pada kisaran pH ini karena proton dipindahkan dari
struktur fenol dari PP sehingga pH-nya meningkat akibatnya akan terjadi perubahan
warna (Sudjadi,2007).
21
Kurva titrasi dibuat dengan menghitung pH campuran reaksi pada
beberapa titik yang berbeda selama perubahan larutan basanya. Bentuk kurva titrasi
Reaksi antara 25 ml HCl 0,1 M dengan NaOH 0,1 M, reaksi yang terjadi sebagai
berikut :
Kurva asam kuat dengan basa kuat dapat dilihat pada gambar diatas. pH sebelum
NaOH =1,
22
Setelah penambahan 10 ml NaOH pH menjadi 1,37. Penambahan 25 ml NaOH pH =
7,
karena terjadi titik ekuivalen yang menyebabkan larutan garam NaCl bersifat netral.
terbentuk dari asam kuat dan basa kuat yang merupakan elektrolit kuat tidak akan
Reaksi antara 25 ml HCl 0,1 M dengan NH3 0,1 M (Kb = 10-5). Reaksinya sebagai
berikut :
23
Sebelum penambahan NH3, pH =1, setelah penambahan 10 ml NH3, pH =1,37,
Penambahan sedikit basa maka pH garam hamper tidak berubah, sehingga merupakan
larutan penyangga. Titik ekuivalen terjadi pada pH<7,>karena garam yang terbentuk
24
Reaksi asidimetri adalah reaksi menetapkan konsentrasi asam kuat
menghasilkan air.
Reaksi :
HA + BOH → BA + H20
Asam basa garam air
Reaksi asidimetri termasuk reaksi titrimetri. Titik akhir titrasi ditetapkan
organik yang sering digunakan adalah methyl orange untuk titrasi antara asam
kuat dengan basa lemah, phenolpthaline untuk titrasi basa kuat dengan asam
tertentu adalah
3,65 x V
Vx =
10 x k x L
mL
25
Keterangan :
Harga k dan L dapat dilihat pada label botol HCl pekat di almari asam
ini :
NHCl =
1000 G x 2
V
x V HCl x 106
v
Keterangan :
26
Reaksi asidimetri adalah reaksi
organik yang sering digunakan adalah methyl orange untuk titrasi antara asam
kuat dengan basa lemah, phenolpthaline untuk titrasi basa kuat dengan asam
tertentu adalah :
3,65 x V
Vx =
10 x k x L
mL
27
Keterangan :
Harga k dan L dapat dilihat pada label botol HCl pekat di almari asam
ini :
NHCl =
1000 G x 2
V
x V HCl x 106
v
Keterangan :
3. 1 Peralatan
3. 2 Bahan Kimia
1. HCl pekat
2. Na2CO3 anhydrous
3. Larutan indikator Phenol Phthalein (PP)
4. Larutan indikator Methyl Orange (MO)
3. 3 Langkah kerja
kemudian tambahkan akuades sampai tanda batas. Tutup labu dan kocok
biar campur.
3. Sebelum digunakan larutan tersebut harus di standarisasi terlebih
dahulu.
b. Standarisasi Larutan HCl 0,1 N
30
1. Ke dalam gelas beaker timbang kira – kira 0,53 – 0,54 gram Na 2CO3
takar 100 mL, bilaslah gelas beaker dengan sedikit akuades dan
koma
c. Analisa larutan campuran NaHCO3 dan Na2CO3
1. Pipet 10 mL larutan campuran dengan pipet volumetrik, masukkan ke
dan kocok
5. Titrasi lagi dengan larutan HCl sampai tepat terjadi perubahan warna
31
7. Ulangi langkah 1 s/d 6 di atas 2 kali lagi, kemudian masing – masing
32
IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
1. Standarisasi Larutan HCl 0,1 N
N
Volume Na2CO3 Volume Titrasi HCl 0,1 N (mL)
o
1 10 Ml 4,6
2 10 mL 4,7
3 10 mL 4,26
Perhitungan
Vx = 3,65 x V
10 x k x L
kg
10 x 1,1688 /mL x 32
2. Normalitas HCl
NHCl = 1000G x 2
33
V/V x VHCl x 106
= 34,832 mgram
= 130,451 mgram
34
V. JAWABAN PERTANYAAN
Pertanyaan
1. Tuliskan reaksi kimia yang terjadi saat standarisasi HCl dan analisis
campuran?
2. Terangkan darimana asalnya rumus perhitungan pada analisis campuran?
Jawaban
35
Eq. Na₂CO₃
Dari informasi jawaban soal no. 1 diketahui Na₂CO₃ + HCl 2NaCl + H₂O
+ CO₂
senyawa HCl memiliki ion H+. Oleh karena mol (ekivalen) secara teoritis
berbanding lurus dengan volume, maka akan dibutuhkan 2 kali volume HCl
supaya dapat bertitrasi dengan Na₂CO₃. Apabila kita misalkan Volume HCl
Eq. Na₂CO₃
36
Dilihat dari ekivalennya, senyawa NaHCO₃ memiliki ion Na+ dan senyawa
HCl memiliki ion H+. Oleh karena mol (ekivalen) secara teoritis berbanding
lurus dengan volume, maka akan dibutuhkan 1 kali volume HCl supaya dapat
bertitrasi dengan NaHCO₃. Oleh karena praktikum ini adalah titrasi berlanjut,
campuran NaHCO₃ dan Na₂CO₃ adalah B, maka asal muasal rumus mencari
Eq. NaHCO₃
Eq. NaHCO₃
37
VI. KESIMPULAN
= 34,832 mgram
= 130,451 mgram
menggunakan larutan basa dan dalam prakikum ini yang digunakan adalah
38
standarisasi sama, yaitu dengan konsentrasi 0,1 dengan satuan normalitas dan
volume 10 mL.
dengan larutan Na2CO3, diperoleh hasil bahwa titik akhir titrasinya secara rata-
rata saat volumenya mencapai 4,52 mL. Pada volume tersebut Na2CO3 dalam
tabung erlenmeyer menunjukkan perubahan warna dari merah tua menjadi warna
nmetode yang digunakan adalah titrasi bertingkat dengan HCl 0,1 N melalui
buret. Pada saat diberi indikator PP sebanyak empat tetes titrasi hingga warna
merah larutan tepat hilang. Kemudian saat diberi indikator MO titrasi hingga
39
40
41