1. gram Na2CO3 =
= 1,325 gram
2. Diketahui : Volume Na2CO3 = 10 mL
Normalitas Na2CO3 = 0,1 N
1. gram KOH =
= 1,4 gram
TITRASI ASIDIMETRI
16
Menentukan Konsentrasi NaOH: V1 . N1 = V2 . N2
Keterangan : V1 = Volume HCl
N1 = Normalitas HCl
V2 = Volume KOH
N2 = Normalitas KOH
3. Menetukan kadar KOH
= 432 mg
= 0,432 mg dalam 100 mL
= 0,43 %
IX. TUGAS
1. Sebutkan macam-macam indicator asam?
Jawab: Congo red, Methyl orange, Bromocresol blue, Methyl red, Bromophenol blue,
transition).
Jawab: a. Basa Kuat : KOH, NaOH, Ba(OH)2, Sr(OH)2, CsOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2,
LiOH, RbOH
TITRASI ASIDIMETRI
17
Ya, terutama dalam reaksi netralisasi pada titrasi asam-basa Karena perubahan pH akan
menunjukkan tercapainya titik akhir yang ditandai dengan perubahan warna larutan
titrasi yang telah ditambahkan indicator.
TITRASI ASIDIMETRI
18
X. PEMBAHASAN
Pada praktikum asidimetri ini, sampel yang akan ditentukan konsentrasi atau kadarnya
adalah senyawa basa kuat yaitu KOH. Sebelum menentukan konsentrasinya, ada beberapa hal
yang harus dilakukan terlebih dahulu, yaitu pembuatan larutan baku primer dan pembakuan
larutan baku sekunder oleh larutan baku primer. Pada praktikum kali ini pula, larutan baku
primer yang digunakan adalah Na2CO3 1,325 gram yang kemudian dilarutkan didalam labu
ukur sampai tanda tera pada labu ukur 25 mL, pembuatannya pun harus dilakukan secara
teliti, mulai dari menimbang sampai melarutkan. Berbeda dengan pembuatan larutan baku
sekunder yang pada umumnya dilakukan di dalam beaker glass, karena ketidak akuratan
pembuatan dapat di abaikan. Larutan HCl yang akan diteteskan (titran) dimasukkan ke dalam
buret melalui corong terlebih dahulu, hal ini bertujuan agar pertumpahan larutan baku dapat
lebih diminimalisir dan jumlah titran yang terpakai dapat diketahui dari tinggi sebelum dan
sesudah titrasi. Larutan Na2CO3 yang dititrasi dimasukkan kedalam gelas kimia (erlenmeyer)
dengan mengukur volumenya terlebih dahulu dengan memakai pipet ukur. Untuk mengamati
titik ekivalen, dipakai indikator yang warnanya disekitar titik ekivalen. Dalam titrasi yang
diamati adalah titik akhir bukan titik ekivalen. Seperti yang telah diketahui sebelumnya,
dalam stoikiometri titrasi, titik ekivalen dari reaksi netralisasi adalah titik pada reaksi dimana
Na2CO3 dan HCl keduanya setara, yaitu dimana keduanya tidak ada yang berlebihan.
Dalam titrasi, suatu larutan yang akan dinetralkan, misal basa, ditempatkan di dalam
flask bersamaan dengan beberapa tetes indikator asam basa. Kemudian larutan lainnya (misal
asam) yang terdapat didalam buret, ditambahkan ke basa. Pertama-tama ditambahkan cukup
banyak, kemudian dengan tetesan hingga titik ekivalen. Titik ekivalen terjadi pada saat
terjadinya perubahan warna indikator methyl orange . Titik pada titrasi dimana methyl orange
warnanya berubah menjadi warna jingga, karena indikator ini dapat berubah warna dalam
TITRASI ASIDIMETRI
19
keadaan asam, yaitu diantara PH 3,1 - 4,4 , fenomena ini disebut dengan disebut titik akhir
titrasi.
Volume HCl yang terpakai dicatat dan percobaan ini dilakukan sekali lagi, data yang
telah terkumpul digunakan untuk menentukan kadar HCL dalam satuan Normalitas.
Pembakuan pun telah selesai dilakukan, langkah terakhir adalah menentukan kadar KOH
yang menjadi sampelnya, cara yang digunakan sama dengan cara pembakuan HCl dengan
XI.KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh kadar KOH yaitu 6,06% dengan Normalitas
HCl yaitu 0,1084 N. Dengan pembakuan HCl menggunakan baku primer Na 2CO3 sebanyak
Brady, James E. 1999. Kimia Universutas Asas dan Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara
http://chemical1995.blogspot.co.id/2014/07/titrasi-asidimetrialkalimetri-titration.html
(06/04/2019, 9:53pm)
https://polarisasi.wordpress.com/materi-kimia-kelas-xi/laju-reaksi/faktor-faktor-yang-
http://agustarsana.blogspot.co.id/2010/11/perubahan-warna-indikator.html
TITRASI ASIDIMETRI
20