Anda di halaman 1dari 5

VIII.

DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


A. Standarisasi HCl dengan Bahan baku primer Na2CO3

1. gram Na2CO3 =

= 1,325 gram
2. Diketahui : Volume Na2CO3 = 10 mL
Normalitas Na2CO3 = 0,1 N

Pengerjaan Volume HCl (mL) N. HCl


Simplo 2,40 0,4167 N
Duplo 2,40 0,4167 N
Rata-rata 2,40 0,4167N

Menentukan Konsentrasi HCl:


V1 . N1 = V2 . N2
Keterangan : V1 = Volume Na2CO3
N1 = Normalitas Na2CO3
V2 = Volume HCl
N2 = Normalitas HCl
B. Penetapan Kadar KOH

1. gram KOH =

= 1,4 gram

2. Diketahui: Volume KOH : 10 mL


Normalitas HCl : 0,4167 N

Pengerjaan Volume HCl (mL) N. KOH


Simplo 1,90 0,0792 N
Duplo 1,80 0,0750 N
Rata-rata 1,85 0,0771 N

TITRASI ASIDIMETRI
16
Menentukan Konsentrasi NaOH: V1 . N1 = V2 . N2
Keterangan : V1 = Volume HCl
N1 = Normalitas HCl
V2 = Volume KOH
N2 = Normalitas KOH
3. Menetukan kadar KOH

Dalam 100 mL larutan = . 43,2 mg

= 432 mg
= 0,432 mg dalam 100 mL
= 0,43 %
IX. TUGAS
1. Sebutkan macam-macam indicator asam?

Jawab: Congo red, Methyl orange, Bromocresol blue, Methyl red, Bromophenol blue,

Gentain violet, Leucolomalachite green (first transition),Thymol blue (First

transition).

2. Sebutkan macam-macam basa kuat dan basa lemah?

Jawab: a. Basa Kuat : KOH, NaOH, Ba(OH)2, Sr(OH)2, CsOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2,

LiOH, RbOH

b. Basa Lemah: Fe(OH)2, NH3, NH2OH, Al(OH)3, CH3NH3OH, C2H5NH3OH

3. Apakah pH mempengaruhi reaksi tertentu?

TITRASI ASIDIMETRI
17
Ya, terutama dalam reaksi netralisasi pada titrasi asam-basa Karena perubahan pH akan
menunjukkan tercapainya titik akhir yang ditandai dengan perubahan warna larutan
titrasi yang telah ditambahkan indicator.

TITRASI ASIDIMETRI
18
X. PEMBAHASAN

Pada praktikum asidimetri ini, sampel yang akan ditentukan konsentrasi atau kadarnya

adalah senyawa basa kuat yaitu KOH. Sebelum menentukan konsentrasinya, ada beberapa hal

yang harus dilakukan terlebih dahulu, yaitu pembuatan larutan baku primer dan pembakuan

larutan baku sekunder oleh larutan baku primer. Pada praktikum kali ini pula, larutan baku

primer yang digunakan adalah Na2CO3 1,325 gram yang kemudian dilarutkan didalam labu

ukur sampai tanda tera pada labu ukur 25  mL, pembuatannya pun harus dilakukan secara

teliti, mulai dari menimbang sampai melarutkan. Berbeda dengan pembuatan larutan baku

sekunder yang pada umumnya dilakukan di dalam beaker glass, karena ketidak akuratan

pembuatan dapat di abaikan. Larutan HCl yang akan diteteskan (titran) dimasukkan ke dalam

buret melalui corong terlebih dahulu, hal ini bertujuan agar pertumpahan larutan baku dapat

lebih diminimalisir dan jumlah titran yang terpakai dapat diketahui dari tinggi sebelum dan

sesudah titrasi. Larutan Na2CO3 yang dititrasi dimasukkan kedalam gelas kimia (erlenmeyer)

dengan mengukur volumenya terlebih dahulu dengan memakai pipet ukur. Untuk mengamati

titik ekivalen, dipakai indikator yang warnanya disekitar titik ekivalen. Dalam titrasi yang

diamati adalah titik akhir bukan titik ekivalen. Seperti yang telah diketahui sebelumnya,

dalam stoikiometri titrasi, titik ekivalen dari reaksi netralisasi adalah titik pada reaksi dimana

Na2CO3 dan HCl keduanya setara, yaitu dimana keduanya tidak ada yang berlebihan.

Dalam titrasi, suatu larutan yang akan dinetralkan, misal basa, ditempatkan di dalam

flask bersamaan dengan beberapa tetes indikator asam basa. Kemudian larutan lainnya (misal

asam) yang terdapat didalam buret, ditambahkan ke basa. Pertama-tama ditambahkan cukup

banyak, kemudian dengan tetesan hingga titik ekivalen. Titik ekivalen terjadi pada saat

terjadinya perubahan warna indikator methyl orange . Titik pada titrasi dimana methyl orange

warnanya berubah menjadi warna jingga, karena indikator ini dapat berubah warna dalam

TITRASI ASIDIMETRI
19
keadaan asam, yaitu diantara PH 3,1 - 4,4 , fenomena ini disebut dengan  disebut titik akhir

titrasi.

Volume HCl yang terpakai  dicatat dan percobaan ini dilakukan sekali lagi, data yang

telah terkumpul digunakan untuk menentukan kadar HCL dalam satuan Normalitas.

Pembakuan pun telah selesai dilakukan, langkah terakhir adalah menentukan kadar KOH

yang menjadi sampelnya, cara yang digunakan sama dengan cara pembakuan HCl dengan

Na2CO3. Untuk menghitung kadar KOH menggunakan rumus

XI.KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh kadar KOH yaitu 6,06% dengan Normalitas

HCl yaitu 0,1084 N. Dengan pembakuan HCl menggunakan baku primer Na 2CO3 sebanyak

1,325 gram. Titik akhir titrasi berwarna jingga.

XII. DAFTAR PUSTAKA

 Brady, James E. 1999. Kimia Universutas Asas dan Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara

 Keenan, C. W, dkk. 1998. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

 http://chemical1995.blogspot.co.id/2014/07/titrasi-asidimetrialkalimetri-titration.html

(06/04/2019, 9:53pm)

 https://polarisasi.wordpress.com/materi-kimia-kelas-xi/laju-reaksi/faktor-faktor-yang-

mempengaruhi-laju-reaksi/ (06/04/2019, 9:59 pm)

 http://agustarsana.blogspot.co.id/2010/11/perubahan-warna-indikator.html

(06/04/2019, 9:30 pm)

 Arief, Muhammad. 2011. Kimia Analisis. Bogor : SMAKBO

TITRASI ASIDIMETRI
20

Anda mungkin juga menyukai