Anda di halaman 1dari 5

I.

PEMBUATAN LARUTAN BORAKS DAN STANDARISASI HCl


(A5. MEMBUAT LARUTAN STANDAR PRIMER NATRIUM TETRA
BORAKS (Na2B4O7.10H2O))
(A6. MENETAPKAN NORMALITAS HCI DENGAN LARUTAN
STANDAR BORAKS 0,1000 N))

II. Tanggal : 12 Oktober 2022

III. Tujuan :

 Mampu mendapatkan larutan baku primer boraks 0,1000N.


 Mampu menentukkan normalitas HCl dengan menggunakan larutan
standar primer

IV. Dasar Teori :

1. Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui. Larutan


terdapat 2 macam yaitu larutan baku primer dan larutan baku sekunder.
 Larutan baku primer : suatu larutan yang telah diketahui secara tepat
konsentrasinya melalui metode gravimetri
 Larutan baku sekunder : suatu larutan dimana konsentrasinya dittentukan
dengan jalan.
2. Larutan baku sekunder adalah suatu larutan dimana konsentrasinya
ditentukan dengan jalan. Pembakuan menggunakan larutan baku primer,
biasanya melalui metode titrimetri.

Asidimetri adalah pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan


baku basa. Sedangkan Alkalimetri adalah pengukuran konsentrasi basa dengan
menggunakan larutan baku asam. Oleh sebab itu, keduanya disebut juga
sebagai titrasi asam basa. Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut:
Na2B4O7 + 2HCl + 5H2O > 2NaCl + 4H2BO3

1
HCl merupakan asam kuat berbasa 1, sehingga BE= MR 36,46 berbentuk cair
dan berwarna kekuningan. Selain itu, HCl juga memiliki bau yang menyengat
denga jenis 1,16 dan mudah larut dalam air. HCl meleleh pada suhu 40°C dan
mendidih ada suhu 85°C.

V. Reaksi : Na2B4O7 + 2HCl + 5H2O > 2NaCl + 4H2BO3

VI. Alat & Bahan :

6.1 Alat yang digunakan :

- Neraca Analitik - Pipet Volume 10mL


- Corong gelas - Buret 50mL
- Labu Ukur 100 mL - Piala gelas 100mL
- Erlenmeyer 250mL - corong gelas

6.2 Bahan dan Reaksi yang digunakan :

- Boraks (Na2B4O7. 10 H2O)


- HCl
- Boraks 0,1000N
- Indikator MO

VII. Cara Kerja


7.1 Prosedur 1 (Cara Kerja larutan standar primer natrium tetra boraks ( N aB4O7 .
10H2O) 0,1000 N)
 Timbang tepat boraks sebanyak 1.906 gram dengan kertas timbang.
 Masukkan kedalam labu ukur 100mL melalui corong gelas.
 Larutan diencerkan sampai garis miniskus dengan oursuling.
 Larutan dikocok 12x sampai homogen.
 Masukkan kedalam botol simpan ditempat yang aman.
 Larutan sudah siap untuk dijadikan sebagai larutan standar primer.

7.2 Prosedur 2 (Cara Kerja normalitas HCI dengan larutan standar boraks
0,1000 N)

2
 Bersihkan buret dan bilas dengan air suling.
 Bilasi buret dengan sedikit HCl lalu diisi hingga penuh dan diimpitkan
digaris (skala) nol.
 Pipet 10mL larutan baku boraks yang telah diketahui kadar
erlenmeyernya.
 Bubuhi 2 tetes indicator Mo
 Kemudian dititar dengan larutan HCl dan buret hingga titik akhir berwarna
jingga.
 Hitung normalitas dan kadar HCl dalam g/L
 Perhitungan normalitas HCl
Vboraks Nboraks = VHCl NHCl
NHCl = Vboraks Nboraks/ VHCl
Kadar (g/L) = NHCl x BEHCl

VIII. Data Percobaan


8.1 Data Percobaan (Larutan standar primer natrium tetra Boraks ( Na 2B4O7
10H2O) 0,1000 N)
Na = 23 x 2 = 46
B = 11 x 4 = 44
112
O = 16 x 7 =
202
10H2O = 180
Bm = 382

8.2 Data Percobaan (Normalitas HCI dengan larutan standar boraks 0,1000 N)
Titrasi 1 titik awal = 0,00 ml
Titrasi 1 titik akhir = 14,50 ml

Titrasi 2 titik awal = 0,00 ml


Titrasi 2 titik Akhir = 15,10 ml
14,50 ml+15,10 ml 29,6
Rata-rata titrasi = = = 14,80
2 2

IX. Data Perhitungan

3
9.1 Data perhitungan (Larutan standar primer natrium tetra Boraks (Na 2B4O7
10H2O) 0,1000 N)
BM 382
BE = = = 191 gram/ 1 liter (1,0000 N)
Valenci 2
1,0000 N  191 gram / liter
0,1000 N  19,1 gram / liter
0,1000 N dalam 100 ml  1,91 gram

9.2 Data perhitungan (Normalitas HCI dengan larutan standar boraks 0,1000 N)
V1 x N1 = V2 x N2
10 x 0,1000 = 22,05 x N2
10 x 0,1000
N2 = = 0,0675 N
14,80

X. Diskusi
9.1 (Larutan standar primer natrium tetra Boraks ( Na2B4O7 10H2O) 0,1000 N)
Untuk membuat larutan standara primer boraks 0,1000N dan menentukan
normalitas HCL. Larutan boraks harus di timbang tepat seberat 1,906 gram dan
juga larutan borak tersebut harus di titrasi dengan HCL dengan titik akhir larutan
berwarna Jingga, jika lebih larutan tersebut akan menjadi merah muda, jika
sudah seperti itu maka percobaan gagal dan harus mengulanginya.

Pada praktik pembuatan larutan tetra boraks terdapat kesulitan dalam


penimbangan tepat, karena perubahan angka yang cepat pada alat timbangan.

Ada kendala pada saat memasukkan bubuk boraks ke labu ukur, bubuk boraks
yang sulit larut membuat bubuk boraks terlebih dahulu menggumpal di mulut
lubang labu ukur. Hal itu menjadi kendala dalam praktikum ini. Hal ini dapat
diatasi dengan bersamaan nya bubuk boraks di masukkan sedikit demi sedikit
bersama air suling yang hangat.

9.2 (Normalitas HCI dengan larutan standar boraks 0,1000 N)


Dalam praktikum ini, praktikan mendapatkan hasil yang berbeda beda .
Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya praktikan tidak
membersihkan alat - alat hingga benar - benar bersih , praktikan tidak membilas

4
buret hingga semuanya benar - benar terbilas, dan yang paling sering dilakukan
adalah praktikan tidak melihat garis skala pada buret tepat di depan matanya.

Pada praktik normalitas NaOH warna akhir larutan setelah di titar bisa melebihi
warna yang diminta yaitu jingga, karena berlebihan dalam memberikan titar
larutan NaOH yang menyebabkan larutan akhir berwarna kemerahan.

XI. Kesimpulan
 10.1 Kesimpulan Larutan standar primer natrium tetra boraks
- Bubuk Boraks 1,91 gram

 10.2 Kesimpulan Normalitas HCI dengan larutan standar boraks 0,1000 N


- Kadar titar/normalitas HCI adalah 0,0675 N

XII. Daptar Pustaka


Juju Juhana, AT, M.Si / Wulan Safrihatini Atikah, SST, MT. 2013, PEDOMAN
PRAKTIKUM KIMIA UMUM, Sekolah Tinggi Teknologi Tesktil

Editor : Dra. Sri Iriani, MM

Anda mungkin juga menyukai