PRAKTIKUM
ANALISIS AIR
Nama :……………………….
NIM : ………………………
1
ASIDITAS
A. Alat
Buret Labu Ukur
Statif Corong gelas
Klem buret Pipet volume
Erlenmeyer
Beaker glass
Pipet tetes
Timbangan analitis
B. Reagen
Lar standar NaOH
Lar indikator PP 1 %
V. CARA KERJA :
1. Masukkan 10, 0 mL sampel air kedalam labu Erlenmeyer
2. Tambahkan 2- 3 tetes indikator Phenolptalein 1 %
3. Titrasi menggunakan larutan standart NaOH sampai terjadi perubahan warna merah
muda.
Standarisai NaOH
1. Pipet 10,0 mL larutan standart primer H2C2O4.2H2O kedalam labu Erlenmeyer
2. Tambahkan 2 – 3 tetes indikator phenoptalein 1 %
3. Titrasi menggunakan larutan standart NaOH sampai terjadi perubahan warna merah
muda.
2
VI. HASIL PERCOBAAN
N = 0,0209
= 1,6074 gr/L
BM =126,07
Val =2
No.Sampel = 4
Nama dan
Vol. Sampel Vol.Titran
No Normalitas Paraf
(mL) (mL)
Lar.Standar
1 10,0 ml NaOH 0,0209 N 12,70 ml
2 10,0 ml NaOH 0,0209 N 12,40 ml
3 10,0 ml NaOH 0,0209 N 12,40 ml
3. Perhitungan Kadar
Rumus =
I.
II. 25.916
3
III. 25.916
Kadar rata-rata
26,543 + 25,916 + 25,916 = 78,375 = 26,125
3 3
V. KESIMPULAN
VI. PEMBAHASAN
Penentuan kadar keasaman (aciditas) suatu sampel dapat ditetapkan dengan
metode alkalimetri yakni penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam
dengan menggunakan baku basa.
ALKALINITAS
4
CO3 + H+ HCO3-
(pada pH 8,3 trayek pH PP1% 8,0 – 9.8)
V. CARA KERJA :
1. Masukkan 10, 0 mL sampel air kedalam labu Erlenmeyer
2. Tambahkan 2- 3 tetes indikator Phenolptalein 1 %
3. Titrasi menggunakan larutan standart HCl dari merah sampai tidak berwarna
4. Tambahkan 3 tetes indikator MO, titrasi dilanjutkan dari kuning sampai merah jingga.
Standarisai HCl
1. Pipet 10,0 mL larutan standar primer Na2CO3.10H2O dan masukkan ke dalam
erlenmeyer.
2. Tambahkan 3 tetes indikator MR
3. Titrasi dengan larutan HCl standar hingga terbentuk warna merah muda konstan.
5
VI. HASIL PERCOBAAN
X = 9,05
= 3,1772 gr/L
BM =286, 24
= N2
Val =2
No.Sampel = 5
Nama dan
Vol. Sampel Vol.Titran
No Normalitas Paraf
(mL) (mL)
Lar.Standar
1 10,0 ml HCL 0,0049 N 45,00 ml
2 2,0 ml HCL 0,0049 N 9,60 ml
3 2,0 ml HCL 0,0049 N 9,60 ml
4. Perhitungan Kadar
Rumus =
6
Kadar rata-rata
23,52 + 23,52 = 23,52 mgrek/L
2
V. KESIMPULAN
VI. PEMBAHASAN
KESADAHAN TOTAL
I. Tujuan
Menentukan kadar kesadahan total dalam mg/L dengan metode kompleksometri
II. Prinsip
7
EDTA dan garamnya membentuk komplek yang larut bila ditambahkan pada kation logam.
Bila indikator EBT ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung Ca2+ dan Mg2+ pada
pH 10±1, larutan menjadi merah anggur. Bila kemudian dititrasi dengan EDTA, larutan
yang berwarna merah anggur akan berubah menjadi biru.
III. Reaksi:
Ca2+ + EBT CaEBT
pH 10 merah anggur
CaEBT + EDTA CaEDTA + EBT
Merah anggur pH 10 biru
IV. Reagen dan Alat
Alat: Bahan:
Buret Larutan standar Na2EDTA
Pipet tetes Larutan standar EBT
Gelas ukur Buffer pH 10
Erlenmeyer
Pipet Volume
V. Cara Kerja:
a. Standarisasi Na2EDTA
Pipet 10,0 mL larutan ZnSO4.7H2O dan masukkan ke erlenmeyer. Tambahkan 2 mL
larutan buffer pH 10, dan 1 tetes indikator EBT. Titrasi dengan larutan Na2EDTA dari
merah anggur sampai biru.
b. Sampel
Pipet 10,0 mL sampel dan masukkan ke erlenmeyer. Tambahkan 2 mL buffer pH 10,
dan 1 tetes indikator EBT. Titrasi dengan larutan Na2EDTA dari merah anggur sampai
biru.
8
= 7,4448 gr/L X = 16,05
BM =372,24
No.Sampel = 5
Nama dan
Vol. Sampel Vol.Titran
No Normalitas Paraf
(mL) (mL)
Lar.Standar
1 10,0 ml Na2EDTA 0,0125 M 19,70 ml
2 10,0 ml Na2EDTA 0,0125 M 19,80 ml
3 10,0 ml Na2EDTA 0,0125 M 19,80 ml
VII. Perhitungan
9
III. 2476.98
Kadar rata-rata
2464,47 + 2476,98 + 2476,98 = 7418,43 = 2472,81 mg/L
3 3
VIII. KESIMPULAN
Kadar kesadahan sampel no. 5 sebesar 2472,81 mg/L
IX. PEMBAHASAN
Metode ini digunakan untuk penentuan kesadahan total terdapat dalam air
limbah dengan metode EDTA dan batas terendah 5 mg/L.
I. Tujuan : Menentukan kadar residu klorin dalam sampel air dengan metode
Iodometri
II. Prinsip : Klorin akan membebaskan Iodium dari larutan KI pada pH 8 atau kurang
dan Iodium yang dibebaskan di titrasi dengan larutan standa Na2S2O3 menggunakan
indicator amilum, reaksi akan beralan lebih cepat bila pH 3,0 - 4,0.
V. Cara kerja
a. Standarisasi Na2S2O3.5H2O
Pipet 10,0 mL KIO3 dan masukkan ke dalam erlenmeyer. Tambahkan 5 mL H2SO4
2 N. Tambahkan 10 mL reagen KI 10%. Titrasi dengan larutan Na 2S2O3.5H2O
sampai kuning muda. Tambahkan 2 mL amilum 1% maka larutan berubah
menjadi berwarna biru. Lanjutkan titrasi dengan larutan Na2S2O3.5H2O sampai
warna biru hilang.
b. Sampel
Pipet 10,0 mL sampel dan masukkan ke dalam erlenmeyer. Tambahkan 1 mL
H2SO4.5H2O (pekat) dan 10 mL KI 10%. Titrasi dengan larutan Na2S2O3.5H2O
sampai kuning muda. Tambahkan 2 mL amilum 1% maka larutan berubah
menjadi berwarna biru.Lanjutkan titrasi dengan larutan Na 2S2O3.5H2O sampai
warna biru hilang.
c. Blanko
Pipet 10,0 mL aquades dan masukkan ke dalam erlenmeyer. Tambahkan 1 mL
H2SO4.5H2O dan 10 mL KI 10%. Titrasi dengan larutan Na2S2O3.5H2O sampai
kuning muda. Tambahkan 2 mL amilum 1% maka larutan berubah menjadi
berwarna biru.Lanjutkan titrasi dengan larutan Na2S2O3.5H2O sampai warna biru
hilang.
X=
10,57
BM =214 = 0,7668 gr/L
VALENSI
=6
No.Sampel = 5
Nama dan
Vol. Sampel Vol.Titran
No Normalitas Paraf
(mL) (mL)
Lar.Standar
1 10,0 ml Na2S2O3.5H2O 10,80 ml
0,0203 N
2 10,0 ml Na2S2O3.5H2O 10,80 ml
0,0203 N
3 10,0 ml Na2S2O3.5H2O 10,80 ml
0,0203 N
2) 0,1 ml
3) 0,2 ml
Perhitungan blangko =
Perhitungan = 0,13 ml
1 mL Na2S2O3 1 N ~ 35,46 mg Cl2
…mg/Cl2
PERHITUNGAN KADAR HASIL TITRASI
I. 768.07 mg/Cl2
Kadar rata-rata
768,07 + 768,07 +768,07 = 768,07
3
V. KESIMPULAN
VI. PEMBAHASAN
Klorin dapat sengan mudah larut dalam air akan tetapi apabila kontak dengan uap
maka akan berubah menjadi asam hipoklorus (HCl o) dan adam hidroklorik (HCl)
yang dapat membentuk trihalometans (THMS). Ketidakstabilan asam hipoklorus
membuatnya mudah menghilang dan membentuk 02 bebas sehingga meningkatkan
oksidasi klorin dan menimbulkan efek korosif.
I. Tujuan :
Untuk mengetahui kadar Cr (VI) pada sampel air dalam mg/L (ppm)
II. Prinsip :
logam Cr(VI) bereaksi dengan 1,5 difenil karbazid membentuk komplek berwarna
merah keunguan kemudian diukur absorbansinya pada spektrofotometer Uv-Vis pada
panjang gelombang 490 – 600 nm
III. Reaksi :
2Cr (VI) + 3C13H614N4O 2Cr(III) + 3C13H14N4O + H
Cr (III) + C13H12N4O Cr (III) – C13H1N4O
V. Cara Kerja :
Pembuatan Larutan baku Crom (VI) 1000 ppm
Menimbang 1 gram K2Cr2O7 melarutkan dalam aquadest dalam 1 liter aquadest
Pengukuran sampel
1. Memipet 2,0 mL sampel dimasukkan dalam labu takar 25 mL
2. Menambah 2 mL larutan 1,5 difenil karbazid 1 % dalam aseton
3. Menambah H2SO4 0.2 N sampai tanda batas
4. Mengukur absorbansina pada panjang gelombang maksimal (541 nm)
5. Mengukur kadar sampel menggunakan persamaan garis linier
Persyaratan kadar mutu chromium (VI) air bersih maksimal 0.05 ppm (BSN, 2009)
1 0,0838
Perhitungan kadar :
y = 0,4703x + 0,0719
=x
x =
X = 0,0253029980
= 0,316287475 ppm
= 0,3163 ppm
Pembahasan :
- Cr (VI) merupakan logam berbahaya bagi kesehatan bila terkandung dalam air.
- Secara non alamiah lebih berkaitan dengan aktivitas manusia seperti buangan
limbah industry dan rumah tangga ke badan air.
(Daftar Pustaka : Jurnal Saint helth vol 1 no. 2 edisi September 2017 Fakultas ilmu
kesehatan Universitas Waarif Hasyim Latif, Sidoarjo.)
BESI (Fe3+)
I. Tujuan
Menentukan kadar Fe dalam sampel air menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis
II. Prinsip
Kadar besi (III) dalam air ditentukan dengan mereaksikan Besi (III) dengan Tiosianat
sehingga membentuk kompleks Fe(SCN)3 yang berwarna merah. Kompleks warna yang
terbentuk diukur absorbansinya pada Spektrofotometer UV-Vis dengan panjang 480 nm.
Alat Bahan
Cara Kerja
1. Analisis kualitatif
5 tetes sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi ditambah tiga tetes larutan kalium
tiosianida 2 N. Reaksi positif bila terjadi warna merah darah. (Vogel, 1985)
2. Pembuatan reagen
- Membuat larutan standar Fe3+ 100 ppm dari NH4Fe(SO4)2 sebanyak 50 mL (Mr =
482,19)
- Membuat larutan HNO3 4 N sebanyak 200 mL dari HNO3 12 N
- Membuat larutan tiosianat (NaSCN) 2 M sebanyak 200 mL. (Mr = 81,07)
4. Penetapan kadar Fe
- Pipet 25,0 mL sampel air, masukkan ke dalam labu takar 50 mL
- Tambahkan 3 mL larutan HNO3 4 N
- Tambahkan 5 mL larutan tiosianat 2 M
- Tambahkan aquades sampai tanda (ad 50 mL)
- Buat sebanyak 3 sampel
- Homogenkan sampel
- Ukur absorbansi sampel pada spektrofotometer UV-Vis
5. Perhitungan
- Membuat kurva kalibrasi standar
- Tentukan konsentrasi Fe sampel dengan memasukkan nilai absorbansinya pada
persamaan kurva kalibrasi standar
1 0,028
Perhitungan kadar :
y = 0.0407 x + 0.0169
Hasil sebenarnya
Hasil x 2.5
Kesimpulan :
Pembahasan :
Surakarta, ……………………………………………..
Sulfat (SO42-)
Tujuan
Menentukan sulfat (SO42-) dalam sampel air secara turbidimetri pada kisaran 1 ppm – 40
ppm pada panjang gelombang 420 nm.
Prinsip
Ion sulfat bereaksi dengan barium klorida dalam suasana asam akan membentuk
suspensibarium sulfat dengan membentuk kristal barium sulfat yang sama besarnya
diukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 420 nm.
Reaksi: SO42- + BaCl2 BaSO4 + 2Cl-
Alat
Spektrofotometer
Labu ukur 50 mL, 200 mL, dan 1000 mL
Pipet ukur 5 mL, 10 mL, 20 mL, 25 mL, dan 50 mL
Erlenmeyer 100 mL dan 250 mL
Neraca analitik
Bahan
Aquades
Kertas saring
Barium klorida (BaCl2) 10%
Natrium sulfat anhidrat (Na2SO4)
Cara Kerja:
1. Pembuatan larutan induk sulat (SO42-) 100 ppm
a. Timbang 1,479 g Na2SO4 anhidrat dan larutkan dengan air suling bebas sulfat
dalamlabu ukur 1000 mL.
b. Tepatkan sampai tanda tera dan kocok sampai homogen.
3. Pengujian sampel
a. Gunakan 25,0 mL sampel, masukkan ke dalam labu ukur 100 mL
b. Tambahkan 1 mL larutan HCl 2N dan 5 mL BaCl2 10%
c. Tambahkan air suling bebas sulfat sampai tanda tera (Pengenceran 4x)
d. Ukur transmittennya pada spektrofotometri pada panjang gelombang 420 nm
setelah 5 menit penambahan BaCl2
e. Hitung kadarnya menggunakan persamaan regresi dari baku
4. Perhitungan
Konsentrasi sulfat (mg/L) = C x f
Keterangan:
C adalah konsentrasi sampel hasil pengukuran
f adalah faktor pengenceran
Hasil Percobaan
Absorbansi Baku SO2-
No Konsentrasi (ppm) mL yang dipipet % Transmitten Absorbansi (-LogT)
1 0 ppm 0 ml 87,34 0,0588
2 10 ppm 0,25 ml 57,47 0,2406
3 20 ppm 0,50 ml 50,55 0,2963
4 30 ppm 0,75 ml 39,93 0,3987
5 40 ppm 1,00 ml 36,92 0,4328
6 50 ppm 1,25 ml 30,98 0,5089
Persamaan Regresi Linier dari Baku SO2-
5 43,77 0,3588
Perhitungan kadar :
y = 0,0084x + 0,1134
x = 0,2454
0,0084
x = 2,5= x18,2143
Hasil sebenarnya
Kesimpulan :
Kadar SO4²¯ dalam sampel no.5 yang diperiksa adalah 73,0358 mg/L
I. Tujuan :
Melakukan pengukuran kadar cuprum dalam sampel air bersih yang dinyatakan dalam
mg/L (ppm).
II. Prinsip :
Ion Cu dengan Natrium dietil ditiocarbaminat membentuk persenyawaan kompleks
colloidal berwarna coklat kekuningan
III. Reagen
Larutan Natrium dietil ditiocarbaminat (NDD) 1% (air)
Larutan NH4OH 5%
Larutan standard Cu2+ dari CuSO4.5H2O konsentrasi 100 ppm
Ar Cu2+ 63,55
Mr CuSO4.5H2O 249,68
Menimbang :
Aquadest
Alat :
Spektrofotometer UV-Vis
Pipet ukur
Timbangan analitis
Labu takar 25 mL
IV. Prosedur
Sampel :
pipet sampel 10,0 mL masukkan ke dalam labu takar 25 mL kemudian ditambahkan
5 mL NH4OH 5% dan 5,0 mL NDD 1% biarkan selama 5 menit, tambahkan
aquadest sampai tanda batas, biarkan selama 30 menit. Baca absorbansinya pada
panjang gelombang maksimal.
Blangko :
pipet aquadest 10,0 mL masukkan ke dalam labu takar 25 mL kemudian ditambahkan
5 mL NH4OH 5% dan 5,0 mL NDD 1% biarkan selama 5 menit, tambahkan
aquadest sampai tanda batas, biarkan selama 30 menit. Baca absorbansinya pada
panjang gelombang maksimal.
Standart :
Dipipet 1,0 mL standard pekat (100 ppm) dimasukkan pada labu takar 25 mL
(konsentrasi standard terencerkan menjadi 4 ppm 100 . 1 / 25
kemudian ditambahkan 5 mL NH4OH 5% dan 5,0 mL NDD 1% biarkan selama 5
menit, tambahkan aquadest sampai tanda batas, biarkan selama 30 menit. Baca
absorbansinya pada panjang gelombang maksimal.
Perhitungan kadar =
Perhitungan kadar
Kesimpulan :