Anda di halaman 1dari 24

PETUNJUK

PRAKTIKUM
ANALISIS AIR

Nama :……………………….
NIM : ………………………

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL


PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN
REGULER C

1
ASIDITAS

I. TUJUAN : Menentukan kadar keasaman (asiditas) dalam sampel air

II. METODE : alkalimetri

II. PRINSIP : Penetralan asam basa

III. REAKSI : CO2 + 2 NaOH  Na2CO3 +H2O


Na2CO3 + CO2 +H2O  2 NaHCO3

IV. REAGEN dan ALAT :

A. Alat
Buret Labu Ukur
Statif Corong gelas
Klem buret Pipet volume
Erlenmeyer
Beaker glass
Pipet tetes
Timbangan analitis

B. Reagen
Lar standar NaOH
Lar indikator PP 1 %

V. CARA KERJA :
1. Masukkan 10, 0 mL sampel air kedalam labu Erlenmeyer
2. Tambahkan 2- 3 tetes indikator Phenolptalein 1 %
3. Titrasi menggunakan larutan standart NaOH sampai terjadi perubahan warna merah
muda.

Standarisai NaOH
1. Pipet 10,0 mL larutan standart primer H2C2O4.2H2O kedalam labu Erlenmeyer
2. Tambahkan 2 – 3 tetes indikator phenoptalein 1 %
3. Titrasi menggunakan larutan standart NaOH sampai terjadi perubahan warna merah
muda.

2
VI. HASIL PERCOBAAN

1. Data Standarisasi NaOH


Pemipe Volum
Bahan
Berat (gram) Dilarutkan tan lar. e Perhitungan Normalitas
standart
dalam 1 liter St.Pri titran HCl
primer
mer NaOH
H2C2O4.2H2O 10,0 ml 12,00 N1xV1=N2xV2
0,0255 N 10,0 ml 12,20 0.0255 X 10 = N2 X 12.20
10,0 ml 12,40 = N2
x=
12,20

N = 0,0209
= 1,6074 gr/L
BM =126,07
Val =2

2. Data Titrasi Sampel Air

No.Sampel = 4

Nama dan
Vol. Sampel Vol.Titran
No Normalitas Paraf
(mL) (mL)
Lar.Standar
1 10,0 ml NaOH 0,0209 N 12,70 ml
2 10,0 ml NaOH 0,0209 N 12,40 ml
3 10,0 ml NaOH 0,0209 N 12,40 ml

3. Perhitungan Kadar

Rumus =

I.

II. 25.916
3
III. 25.916

Kadar rata-rata
26,543 + 25,916 + 25,916 = 78,375 = 26,125
3 3
V. KESIMPULAN

Kadar Asiditas sampel no 4 adalah 26,125 mgrek/L

VI. PEMBAHASAN
Penentuan kadar keasaman (aciditas) suatu sampel dapat ditetapkan dengan
metode alkalimetri yakni penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam
dengan menggunakan baku basa.

Surakarta, 26 September 2019

Praktikan Dosen/ Instruktur NILAI

ALKALINITAS

I. TUJUAN : Menentukan kadar kebasaan (Alkalinitas) dalam sampel air

II. METODE : acidimetri

II. PRINSIP : Penetralan asam basa

III. REAKSI : OH- + H+  H2O

4
CO3 + H+  HCO3-
(pada pH 8,3 trayek pH PP1% 8,0 – 9.8)

HCO3- + H+  H2O + CO2


(pada pH 4,5 trayek pH MO 3,1 – 4,4)

IV. REAGEN dan ALAT :


A. Alat
Buret Labu Ukur
Statif Corong gelas
Klem buret Pipet volume
Erlenmeyer
Beaker glass
Pipet tetes
Timbangan analitis
B. Reagen
Lar standar HCl
Lar indikator PP 1 % dan Methyl Orange 0,2 % atau dimethyl kuning

V. CARA KERJA :
1. Masukkan 10, 0 mL sampel air kedalam labu Erlenmeyer
2. Tambahkan 2- 3 tetes indikator Phenolptalein 1 %
3. Titrasi menggunakan larutan standart HCl dari merah sampai tidak berwarna
4. Tambahkan 3 tetes indikator MO, titrasi dilanjutkan dari kuning sampai merah jingga.

Standarisai HCl
1. Pipet 10,0 mL larutan standar primer Na2CO3.10H2O dan masukkan ke dalam
erlenmeyer.
2. Tambahkan 3 tetes indikator MR
3. Titrasi dengan larutan HCl standar hingga terbentuk warna merah muda konstan.

5
VI. HASIL PERCOBAAN

1. Data Standarisasi HCl


Pemipe
Bahan Berat (gram) Volume
tan lar. Perhitungan Normalitas
standart Dilarutkan dalam 1 titran
St.Pri HCl
primer liter HCl
mer
Na2CO3.10H2O 2,0 ml 9,00 N1xV1=N2xV2
0,0222 .N 2,0 ml 9,10
2,0 ml 8,00

X = 9,05
= 3,1772 gr/L

BM =286, 24
= N2
Val =2

2. Data Titrasi Sampel Air

No.Sampel = 5

Nama dan
Vol. Sampel Vol.Titran
No Normalitas Paraf
(mL) (mL)
Lar.Standar
1 10,0 ml HCL 0,0049 N 45,00 ml
2 2,0 ml HCL 0,0049 N 9,60 ml
3 2,0 ml HCL 0,0049 N 9,60 ml

4. Perhitungan Kadar

Rumus =

6
Kadar rata-rata
23,52 + 23,52 = 23,52 mgrek/L
2
V. KESIMPULAN

Kadar Alkalinitas sampel no 5 adalah 23,52 mgrek/L

VI. PEMBAHASAN

Penentuan kadar kebebasan (alkalinitas) suatu sampel dapat ditetapkan dengan


metose acidimetric yakni penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat basa
dengan menggunakan baku asam.

Surakarta, 3 Oktober 2019

Praktikan Dosen/ Instruktur NILAI

KESADAHAN TOTAL

I. Tujuan
Menentukan kadar kesadahan total dalam mg/L dengan metode kompleksometri
II. Prinsip

7
EDTA dan garamnya membentuk komplek yang larut bila ditambahkan pada kation logam.
Bila indikator EBT ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung Ca2+ dan Mg2+ pada
pH 10±1, larutan menjadi merah anggur. Bila kemudian dititrasi dengan EDTA, larutan
yang berwarna merah anggur akan berubah menjadi biru.
III. Reaksi:
Ca2+ + EBT  CaEBT
pH 10 merah anggur
CaEBT + EDTA  CaEDTA + EBT
Merah anggur pH 10 biru
IV. Reagen dan Alat
Alat: Bahan:
Buret Larutan standar Na2EDTA
Pipet tetes Larutan standar EBT
Gelas ukur Buffer pH 10
Erlenmeyer
Pipet Volume
V. Cara Kerja:
a. Standarisasi Na2EDTA
Pipet 10,0 mL larutan ZnSO4.7H2O dan masukkan ke erlenmeyer. Tambahkan 2 mL
larutan buffer pH 10, dan 1 tetes indikator EBT. Titrasi dengan larutan Na2EDTA dari
merah anggur sampai biru.

b. Sampel
Pipet 10,0 mL sampel dan masukkan ke erlenmeyer. Tambahkan 2 mL buffer pH 10,
dan 1 tetes indikator EBT. Titrasi dengan larutan Na2EDTA dari merah anggur sampai
biru.

VI. Hasil Percobaan


1. Data Standarisasi Na2EDTA
Pemipet
Bahan Berat (gram) Volume
an lar. Perhitungan Normalitas
standart Dilarutkan dalam 1 titran
St.Prime Na2EDTA
primer liter Na2EDTA
r
ZnSO4.7H2O 10.0 16,20 V1 X MI = V2 X M2
0,0200 .M 10.0 15,90
10.0 16,60

8
= 7,4448 gr/L X = 16,05

BM =372,24

2. Data Titrasi Sampel Air

No.Sampel = 5

Nama dan
Vol. Sampel Vol.Titran
No Normalitas Paraf
(mL) (mL)
Lar.Standar
1 10,0 ml Na2EDTA 0,0125 M 19,70 ml
2 10,0 ml Na2EDTA 0,0125 M 19,80 ml
3 10,0 ml Na2EDTA 0,0125 M 19,80 ml

VII. Perhitungan

9
III. 2476.98

Kadar rata-rata
2464,47 + 2476,98 + 2476,98 = 7418,43 = 2472,81 mg/L
3 3
VIII. KESIMPULAN
Kadar kesadahan sampel no. 5 sebesar 2472,81 mg/L

IX. PEMBAHASAN
Metode ini digunakan untuk penentuan kesadahan total terdapat dalam air
limbah dengan metode EDTA dan batas terendah 5 mg/L.

Surakarta, 10 Oktober 2019

Praktikan Dosen/ Instruktur NILAI


RESIDU KLORIN

I. Tujuan : Menentukan kadar residu klorin dalam sampel air dengan metode
Iodometri

II. Prinsip : Klorin akan membebaskan Iodium dari larutan KI pada pH 8 atau kurang
dan Iodium yang dibebaskan di titrasi dengan larutan standa Na2S2O3 menggunakan
indicator amilum, reaksi akan beralan lebih cepat bila pH 3,0 - 4,0.

III. Reaksi : Ca(OCl)2 + 2 KI + H2SO4  CaCl2 + K2SO4 + H2O + I2


2 Na2S2O3 + I2  Na2S4O6 + 2 NaI

IV. Alat dan Bahan :

Buret 50 mL Sampel air


Pipet volume H2SO4 p.a
Larutan KI 10% amylum
Corong gelas
Erlenmeyer

V. Cara kerja
a. Standarisasi Na2S2O3.5H2O
Pipet 10,0 mL KIO3 dan masukkan ke dalam erlenmeyer. Tambahkan 5 mL H2SO4
2 N. Tambahkan 10 mL reagen KI 10%. Titrasi dengan larutan Na 2S2O3.5H2O
sampai kuning muda. Tambahkan 2 mL amilum 1% maka larutan berubah
menjadi berwarna biru. Lanjutkan titrasi dengan larutan Na2S2O3.5H2O sampai
warna biru hilang.
b. Sampel
Pipet 10,0 mL sampel dan masukkan ke dalam erlenmeyer. Tambahkan 1 mL
H2SO4.5H2O (pekat) dan 10 mL KI 10%. Titrasi dengan larutan Na2S2O3.5H2O
sampai kuning muda. Tambahkan 2 mL amilum 1% maka larutan berubah
menjadi berwarna biru.Lanjutkan titrasi dengan larutan Na 2S2O3.5H2O sampai
warna biru hilang.
c. Blanko
Pipet 10,0 mL aquades dan masukkan ke dalam erlenmeyer. Tambahkan 1 mL
H2SO4.5H2O dan 10 mL KI 10%. Titrasi dengan larutan Na2S2O3.5H2O sampai
kuning muda. Tambahkan 2 mL amilum 1% maka larutan berubah menjadi
berwarna biru.Lanjutkan titrasi dengan larutan Na2S2O3.5H2O sampai warna biru
hilang.

VI. Hasil Percobaan


1. Data Standarisasi Na2S2O3
Bahan Berat (gram) Pemipetan Volume
Perhitungan Normalitas
standart Dilarutkan dalam 1 lar. titran
Na2S2O3
primer liter St.Primer Na2S2O3
KIO3 10,0 ml 10,60 ml N1xV1= N2 x V2
0.0215 N 10,0 ml 10,60 ml
10,0 ml 10,50 ml

X=
10,57
BM =214 = 0,7668 gr/L
VALENSI
=6

2. Data Titrasi Sampel Air

No.Sampel = 5

Nama dan
Vol. Sampel Vol.Titran
No Normalitas Paraf
(mL) (mL)
Lar.Standar
1 10,0 ml Na2S2O3.5H2O 10,80 ml
0,0203 N
2 10,0 ml Na2S2O3.5H2O 10,80 ml
0,0203 N
3 10,0 ml Na2S2O3.5H2O 10,80 ml
0,0203 N

Volume Blangko = 1) 0,1 ml

2) 0,1 ml

3) 0,2 ml

Perhitungan blangko =

Perhitungan = 0,13 ml
1 mL Na2S2O3 1 N ~ 35,46 mg Cl2

…mg/Cl2
PERHITUNGAN KADAR HASIL TITRASI

I. 768.07 mg/Cl2

II. 768.07 mg/Cl2

III. 768.07 mg/Cl2

Kadar rata-rata
768,07 + 768,07 +768,07 = 768,07
3
V. KESIMPULAN

Kadar residu klorin yang diperiksa sebesar 768,07 mg/Cl2

VI. PEMBAHASAN
Klorin dapat sengan mudah larut dalam air akan tetapi apabila kontak dengan uap
maka akan berubah menjadi asam hipoklorus (HCl o) dan adam hidroklorik (HCl)
yang dapat membentuk trihalometans (THMS). Ketidakstabilan asam hipoklorus
membuatnya mudah menghilang dan membentuk 02 bebas sehingga meningkatkan
oksidasi klorin dan menimbulkan efek korosif.

( Departemen of Health and Human Servicer United, 2007)

Surakarta, 17 Oktober 2019

Praktikan Dosen/ Instruktur NILAI


PEMERIKSAAN Cr (VI) dalam sampel air

I. Tujuan :
Untuk mengetahui kadar Cr (VI) pada sampel air dalam mg/L (ppm)

II. Prinsip :
logam Cr(VI) bereaksi dengan 1,5 difenil karbazid membentuk komplek berwarna
merah keunguan kemudian diukur absorbansinya pada spektrofotometer Uv-Vis pada
panjang gelombang 490 – 600 nm

III. Reaksi :
2Cr (VI) + 3C13H614N4O  2Cr(III) + 3C13H14N4O + H
Cr (III) + C13H12N4O  Cr (III) – C13H1N4O

IV. Alat dan Bahan :


1,5 difenil karbazid 1 % dalam aseton
H2SO4 0.2 N
K2Cr2O7

V. Cara Kerja :
Pembuatan Larutan baku Crom (VI) 1000 ppm
Menimbang 1 gram K2Cr2O7 melarutkan dalam aquadest dalam 1 liter aquadest

Penentuan panjang gelombang maksimal


1. Memipet 2 mL larutan standard Cr (VI) konsentrasi 0. 5 ppm dimasukan dalam
Labu takar 25 mL
2. Menambah 2 mL larutan 1,5 difenil karbazid 1 % dalam aseton
3. Menambah H2SO4 0.2 N sampai tanda batas
4. Mengukur absorbansinya pada panjang gelombang 490 – 600 nm

Penentuan stabilitas wana (operating time)


1. Memipet 2 mL larutan standard Cr (VI) konsentrasi 0.5 ppm dimasukan dalam
Labu takar 25 mL
2. Menambah 2 mL larutan 1,5 difenil karbazid 1 % dalam aseton
3. Menambah H2SO4 0.2 N sampai tanda batas
4. Mengukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimal (541 nm)

Pembuatan kurva kalibrasi


1. Membuat larutan Cr(VI) dengan konsentrasi 0.3ppm ; 0,4ppm; 0,5ppm; 0,6ppm;
0,7ppm; 0,8 ppm
2. Menambah 2 mL larutan 1,5 difenil karbazid 1 % dalam aseton
3. Menambah H2SO4 0.2 N sampai tanda batas
4. Mengukur absorbansinyapada panjang gelombang maksimal (541 nm)
5. Absorbansi dan konsentrasi dibuat persamaan regresi linier

Pengukuran sampel
1. Memipet 2,0 mL sampel dimasukkan dalam labu takar 25 mL
2. Menambah 2 mL larutan 1,5 difenil karbazid 1 % dalam aseton
3. Menambah H2SO4 0.2 N sampai tanda batas
4. Mengukur absorbansina pada panjang gelombang maksimal (541 nm)
5. Mengukur kadar sampel menggunakan persamaan garis linier
Persyaratan kadar mutu chromium (VI) air bersih maksimal 0.05 ppm (BSN, 2009)

VI. Hasil Percobaan


Absorbansi Baku Cr (VI)
No Konsentrasi (ppm) mL yang dipipet Absorbansi
1 0,3000 0,15 ml 0,2053
2 0,4000 0,20 ml 0,2690
3 0,5000 0,25 ml 0,3022
4 0,6000 0,30 ml 0,3610
5 0,7000 0,35 ml 0,4044
6 0,8000 0,40 ml 0,4415

Persamaan Regresi Linier dari Baku Fe3+

Data Absorbansi Sampel

Nomor Sampel Absorbansi

1 0,0838

Perhitungan kadar :

y = 0,4703x + 0,0719

0,0838 = 0,4703 x + 0,0719

=x
x =
X = 0,0253029980

Pengenceran sampel 2,0 ml dalam Labu takar 25 ml = 12,5 x

Hasil asli = 12,5 x 0,0253029980

= 0,316287475 ppm

= 0,3163 ppm

Pembahasan :

- Cr (VI) merupakan logam berbahaya bagi kesehatan bila terkandung dalam air.

- Kromium (VI) (Cr(VI)) dapat terkontaminasi ke dalam perairan dengan 2 cara,


yaitu cara alamiah dan non alamiah.

- Secara alamiah seperti erosi, pengikisan batu mineral/debu-debu/partikel Cr yang


ada di udara akan dibawa turun oleh air hujan.

- Secara non alamiah lebih berkaitan dengan aktivitas manusia seperti buangan
limbah industry dan rumah tangga ke badan air.

(Daftar Pustaka : Jurnal Saint helth vol 1 no. 2 edisi September 2017 Fakultas ilmu
kesehatan Universitas Waarif Hasyim Latif, Sidoarjo.)

Surakarta, 14 November 2019

Praktikan Dosen/ Instruktur NILAI

BESI (Fe3+)

I. Tujuan
Menentukan kadar Fe dalam sampel air menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis
II. Prinsip
Kadar besi (III) dalam air ditentukan dengan mereaksikan Besi (III) dengan Tiosianat
sehingga membentuk kompleks Fe(SCN)3 yang berwarna merah. Kompleks warna yang
terbentuk diukur absorbansinya pada Spektrofotometer UV-Vis dengan panjang 480 nm.

Alat Bahan

Labu takar Aquades


Pipet volume HNO3 4 N
Pipet ukur Larutan Tiosianat 2 M
Gelas ukur Sampel air
Kuvet
Gelas kimia
Spektrofotometer UV Vis

Cara Kerja
1. Analisis kualitatif
5 tetes sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi ditambah tiga tetes larutan kalium
tiosianida 2 N. Reaksi positif bila terjadi warna merah darah. (Vogel, 1985)

2. Pembuatan reagen
- Membuat larutan standar Fe3+ 100 ppm dari NH4Fe(SO4)2 sebanyak 50 mL (Mr =
482,19)
- Membuat larutan HNO3 4 N sebanyak 200 mL dari HNO3 12 N
- Membuat larutan tiosianat (NaSCN) 2 M sebanyak 200 mL. (Mr = 81,07)

3. Pembuatan larutan standar baku


- Membuat deret larutan standar baku Fe3+ dengan memipet larutan Fe3+ 100 ppm
0 ppm 0 mL
0,2 ppm 0,1 mL
0,4 ppm 0,2 mL
0,6 ppm 0,3 mL
0,8 ppm 0,4 mL
1,0 ppm 0,5 mL
1,2 ppm 0,6 mL
- Tambahkan ke dalam masing-masing konsentrasi 3 mL larutan HNO3 4 N
- Tambahkan 5 mL larutan tiosianat 2 M
- Tambahkan aquades sampai batas (ad 50 mL)
- Homogenkan
- Ukur absorbansi masing-masing dengan spektrofotometer UV-Vis

4. Penetapan kadar Fe
- Pipet 25,0 mL sampel air, masukkan ke dalam labu takar 50 mL
- Tambahkan 3 mL larutan HNO3 4 N
- Tambahkan 5 mL larutan tiosianat 2 M
- Tambahkan aquades sampai tanda (ad 50 mL)
- Buat sebanyak 3 sampel
- Homogenkan sampel
- Ukur absorbansi sampel pada spektrofotometer UV-Vis

5. Perhitungan
- Membuat kurva kalibrasi standar
- Tentukan konsentrasi Fe sampel dengan memasukkan nilai absorbansinya pada
persamaan kurva kalibrasi standar

III. Hasil Percobaan


Absorbansi Baku Fe3+
No Konsentrasi (ppm) mL yang dipipet Absorbansi
1 0,2 0,05 0,020
2 0,4 0,10 0,033
3 0,6 0,15 0,045
4 0,8 0,20 0,054
5 1,0 0,25 0,060
6 1,2 0,30 0,063
7 1,4 0,35 0,071

Persamaan Regresi Linier dari Baku Fe3+

Data Absorbansi Sampel


Nomor Sampel Absorbansi

1 0,028

Perhitungan kadar :

y = 0.0407 x + 0.0169

Pengenceran sampel 10,0 ml dalam labu takar 25 ml : 2.5 x

Hasil sebenarnya

Hasil x 2.5

0.2727 x 2.5 = 0,6818

Kesimpulan :

Kadar dalam sampel n0.1 yang diperiksa sebesar 0,6818 ppm

Pembahasan :
Surakarta, ……………………………………………..

Praktikan Dosen/ Instruktur NILAI

Sulfat (SO42-)

Tujuan
Menentukan sulfat (SO42-) dalam sampel air secara turbidimetri pada kisaran 1 ppm – 40
ppm pada panjang gelombang 420 nm.

Prinsip
Ion sulfat bereaksi dengan barium klorida dalam suasana asam akan membentuk
suspensibarium sulfat dengan membentuk kristal barium sulfat yang sama besarnya
diukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 420 nm.
Reaksi: SO42- + BaCl2 BaSO4 + 2Cl-

Alat
Spektrofotometer
Labu ukur 50 mL, 200 mL, dan 1000 mL
Pipet ukur 5 mL, 10 mL, 20 mL, 25 mL, dan 50 mL
Erlenmeyer 100 mL dan 250 mL
Neraca analitik

Bahan
 Aquades
 Kertas saring
 Barium klorida (BaCl2) 10%
 Natrium sulfat anhidrat (Na2SO4)

Cara Kerja:
1. Pembuatan larutan induk sulat (SO42-) 100 ppm
a. Timbang 1,479 g Na2SO4 anhidrat dan larutkan dengan air suling bebas sulfat
dalamlabu ukur 1000 mL.
b. Tepatkan sampai tanda tera dan kocok sampai homogen.

2. Pembuatan larutan kerja sulfat (SO42-)


a. Pipet 0 mL; 10 mL; 20 mL dan 30 mL larutan baku sulfat 100 mg/L, masukkan
kedalam labu ukur 100 mL.
b. Tambahkan 1 mL larutan HCl 2N dan 5 mL BaCl2 10%
c. Tambahkan air suling bebas sulfat sampai tanda tera sehingga diperoleh konsentrasi
sulfat: 0,0 mg/L; 10,0 mg/L; 20,0 mg/L dan 30,0 mg/L.
d. Ukur transmittennya pada spektrofotometri pada panjang gelombang 420 nm
setelah 5 menit penambahan BaCl2
e. Buat kurva kalibrasi untuk mendapatkan persamaan garis regresi.

3. Pengujian sampel
a. Gunakan 25,0 mL sampel, masukkan ke dalam labu ukur 100 mL
b. Tambahkan 1 mL larutan HCl 2N dan 5 mL BaCl2 10%
c. Tambahkan air suling bebas sulfat sampai tanda tera (Pengenceran 4x)
d. Ukur transmittennya pada spektrofotometri pada panjang gelombang 420 nm
setelah 5 menit penambahan BaCl2
e. Hitung kadarnya menggunakan persamaan regresi dari baku

4. Perhitungan
Konsentrasi sulfat (mg/L) = C x f
Keterangan:
C adalah konsentrasi sampel hasil pengukuran
f adalah faktor pengenceran
Hasil Percobaan
Absorbansi Baku SO2-
No Konsentrasi (ppm) mL yang dipipet % Transmitten Absorbansi (-LogT)
1 0 ppm 0 ml 87,34 0,0588
2 10 ppm 0,25 ml 57,47 0,2406
3 20 ppm 0,50 ml 50,55 0,2963
4 30 ppm 0,75 ml 39,93 0,3987
5 40 ppm 1,00 ml 36,92 0,4328
6 50 ppm 1,25 ml 30,98 0,5089
Persamaan Regresi Linier dari Baku SO2-

Data Absorbansi Sampel

Nomor Sampel % Transmitten Absorbansi

5 43,77 0,3588

Perhitungan kadar :

y = 0,0084x + 0,1134

0,3588 = 0,0084 x + 0,1134

x = 0,2454

0,0084

x = 2,5= x18,2143

Pengenceran sampel 10 ml dalam Labu takar 25 ml

Hasil sebenarnya

29,2143 x 2,5 = 73,0358 mg/L

Kesimpulan :

Kadar SO4²¯ dalam sampel no.5 yang diperiksa adalah 73,0358 mg/L

Surakarta, 21 November 2019

Praktikan Dosen/ Instruktur NILAI


CUPRUM (CU)

I. Tujuan :
Melakukan pengukuran kadar cuprum dalam sampel air bersih yang dinyatakan dalam
mg/L (ppm).

II. Prinsip :
Ion Cu dengan Natrium dietil ditiocarbaminat membentuk persenyawaan kompleks
colloidal berwarna coklat kekuningan

III. Reagen
Larutan Natrium dietil ditiocarbaminat (NDD) 1% (air)
Larutan NH4OH 5%
Larutan standard Cu2+ dari CuSO4.5H2O konsentrasi 100 ppm
Ar Cu2+ 63,55
Mr CuSO4.5H2O 249,68
Menimbang :

Aquadest

Alat :
Spektrofotometer UV-Vis
Pipet ukur
Timbangan analitis
Labu takar 25 mL

IV. Prosedur
Sampel :
pipet sampel 10,0 mL masukkan ke dalam labu takar 25 mL kemudian ditambahkan
5 mL NH4OH 5% dan 5,0 mL NDD 1% biarkan selama 5 menit, tambahkan
aquadest sampai tanda batas, biarkan selama 30 menit. Baca absorbansinya pada
panjang gelombang maksimal.

Blangko :
pipet aquadest 10,0 mL masukkan ke dalam labu takar 25 mL kemudian ditambahkan
5 mL NH4OH 5% dan 5,0 mL NDD 1% biarkan selama 5 menit, tambahkan
aquadest sampai tanda batas, biarkan selama 30 menit. Baca absorbansinya pada
panjang gelombang maksimal.

Standart :
Dipipet 1,0 mL standard pekat (100 ppm) dimasukkan pada labu takar 25 mL
(konsentrasi standard terencerkan menjadi 4 ppm  100 . 1 / 25
kemudian ditambahkan 5 mL NH4OH 5% dan 5,0 mL NDD 1% biarkan selama 5
menit, tambahkan aquadest sampai tanda batas, biarkan selama 30 menit. Baca
absorbansinya pada panjang gelombang maksimal.
Perhitungan kadar =

Data Absorbansi Sampel


Absorbansi
Nomor Sampel Absorbansi standar Pengenceran
sampel
5 0,5040333 0,5984 2,5 X

Perhitungan kadar

Kesimpulan :

Kadar Cu dalam sampel no.5 yang diperiksa sebesar

Surakarta, 28 November 2019

Praktikan Dosen/ Instruktur NILAI

Anda mungkin juga menyukai