Disusun Oleh :
Kelompok 2
Anggita Herawati (202103205)
Ita Saputri (202103232)
Risa Tri Junila (202103253)
Jefri Weliando Tasia (202103281)
DOSEN PEMBIMBING :
Amelia Andriani, S. Pd., M. Si
Tanggal Percobaan :
16 Maret 2023
LABORATORIUM KIMIA
PROGRAM STUDI
FARMASI
SEKOLAHTINGGI ILMU ADILA
KESEHATAN BANDAR
LAMPUNG
2023
I. JUDUL PERCOBAAN
Standarisasi Alkalimetri
Analisa volumetri adalah analisis kuantitatif dimana kadar dan komposisi dari
sampel ditetapkan berdasarkan volume pereaksi (volume yang diketahui) yang
ditambahkan ke dalam harga bahan, hingga komponen yang ditentukan dengan
pereaksi tersebut. Tujuan utama dari analisis volumetri adalah untuk mengetahui
kuantitas dari setiap komponen yang menyusun analit, analisis volumetri
menghasilkan data numerik yang memiliki satuan tertentu. Data hasil analisis
volumetria umumnya dinyatakan dalam satuan volume, satuan berat, maupun satuan
konsentrasi dengan menggunakan metode analisis tertentu. Hal yang dibahas pada
analisis volumetri meliputi titrasi asam basa, titrasi pengendapan dan titrasi redoks.
Konsep-konsep yang dibahas pada materi analisis volumetri berupa konsep abstrak,
konsep terdefinisi dan konsep berdasarkan proses (Fardani dkk, 2017).
Titrasi yaitu suatu metode dalam menentukan kadar suatu zat dalam suatu
sampel yang sudah diketahui konsentrasinya untuk melak ukan pengujian analisis
kuantitatif. Jenis reaksi yang dilakukan pada proses titrasi, biasa nya sering dibedakan
berbeda-beda. Dalaa mereaksi asam basa maka titrasi ini disebut dengan titrasi asam
basa, untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi disebut ti trasi redoks,
untuk titrasi yang melibatkan
pembentukan reaksi kompleks disebut titrasi komplesometri, dan sebagainya. Titran
adalah jenis larutan yang diletakan pada Erlenm eyer yang ingin ditentukan kadarnya.
Sedangkan titrat adalah larutan yang diletakan pad a buret (Hesti dkk, 2016).
Titrasi asam basa bertujuan untuk mengetahui sifat asam suatu sampel secara
kualitatif. Titrasi ini menggunakan larutan natrium hidroksida sebagai titran dan
larutan uji asam oksalat sebagai titrat. Hasil titrasi asam basa dari larutan sampel uji
menggunakan arutan natrium hidroksida menunjukkan perubahan warna merah muda
pada larutan sampel uji, yang mana hal iasam (Irwanda dkk, 2017). Dalam titrasi
asam-basa, Indikator digunakan untuk menentukan titik akhir (titik ekivalen).
Indikator menunjukkan perubahan warna yang tajam sehubungan dengan perubahan
pH. Indikator yang umum digunakan untuk titrasi asam-basa adalah sintetik. Setiap
indikator menunjukkan berbagai warna yang berbeda pada nilai pH yang berbeda
(Vadivel, 2016).
Buret 50 ml
Corong kaca
V. CARAKERJA
1. Pembuatan larutan
Lar u t an b ak u p r im e r H 2 C2 O 4 .2 H 2 O 0 , 1 N
H asil Pe r co b aan
I 5 ml 9,55 ml
II 5 ml 8,65 ml
III
= NNaOH
7,63 x 10-3 = NNaOH
Reaksi :
2 BE = Mr H2C2O4
BE = Mr
BE = = 46 g/mol
NLSP = H2C2O4
= 0,0139 N
Natrium Hidroksida (NaOH) = Na+ + OH-
1 BE = Mr NaOH
BE = 40 g/mol
b. Standarisasi
Percobaan I VLSP x NLSP = VLSS x NLSS
VLSS = V akhir - V awal 5 ml x 0,0139 = 9,55 x NLSS
= 9,55 - 0
= NLSS
= 9,55 ml
7,27 x 10–³ N = NLSS
Percobaan II 5 ml x 0,0139 = 8,65 x NLSS
VLSS = V akhir - V awal
= NLSS
= 18,2 – 9,55
8,03 x 10-3 N = N lss
= 8,65 ml
= 7,63 x 10-3N
VIII.PEMBAHASAAN
Dalam percobaan kali ini tujuan percobaannya yaitu membakukan atau
memastikan kembali konsentrasi larutan standar sekunder (LSS) yang bersifat basa
(NaOH) dengan larutan standar primer (LSO) yang bersifat asam ( Asam Oksalat).
Dengan judul percobaan adalah standarisasi alkalimetri.
NaOH merupakan larutan baku sekunder yang cenderung tidak stabil dan
dapat berubah konsentrasinya jika disimpan dalam waktu lama. Oleh karena itu perlu
pembakuan terhadap larutan NaOH untuk mengetahui konsentrasinya secara pasti.
Oleh karena akan ditentukan konsentrasinya melalui titrasi dengan menggunakan
standar primer, maka penimbangan tidak perlu dilakukan secara teliti.
Asam oksalat dalam percobaan ini diketahui sebagai larutan baku standar
primer yang di letakkan di erlenmeyer dan memiliki massa 0,16 g dengan volume air
25 ml. Kemudian indikator yang dgunakan adalah fenoftalein (pp) sehingga
menghasilkan pada percobaan 1 berwarna pink dan percobaan 2 berwarna pink seulas.
IX. KESIMPULAN
Normalitas larutan standar sekunder pertama 7,27 x 10 –³ N dan percobaan
kedua adalah 8,03 x 10–³ N , sehingga hasil rata rata normalitas adalah 7,63 x 10 –³ N.
X. SARAN