4. Rikkit. S.Farm.
Kelas : 1D
Kelompok :4
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
Secara teknis, titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit
larutan penitrasi melalui buret, ke dalam larutan yang akan dititrasi dalam labu
erlemeyer. Penambahan dilakukan terus menerus sampai kedua larutan tepat
habis bereaksi yang ditandai dengan berubahnya warna indikator. Kondisi pada
saat terjadi perubahan warna indikator disebut titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi
diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam
habis bereaksi dengan larutan basa. Pendekatan antara titik akhir titrasi dan titik
ekuivalen titrasi bergantung pada pH perubahan warna dari larutan indikator. Jika
perubahan warna indikator terletak pada pH titik ekuivalen, maka titik akhir
titrasi sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi, jika perubahan warna terjadi
setelah penambahan larutan penitrasi yang berlebih, maka titik akhir titrasi
berbeda dengan titik ekuivalen. Perbedaan antara titik akhir titrasi dengan titik
ekuivalen disebut kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan
oleh pemilihan indikator. Jika indikator yang digunakan tepat, maka kesalahan
titrasinya kecil.
Dalam titrasi, ada saat dimana terjadi perubahan pH secara drastis. Kondisi ini
terjadi saat titrasi mendekati titik ekuivalen. Perubahan ini akan tetap terjadi
meskipun larutan penitrasi yang ditambahkan sangat sedikit. Titik ekuivalen
dalam titrasi berbeda-beda tergantung jenis titrasinya. Titrasi asam kuat oleh basa
kuat dan sebaliknya mempunyai titik ekuivalen pada pH 7. Titik ekuivalen titrasi
asam lemah oleh basa kuat terjadi pada pH basa, antara 8 dan 9. Sementara titik
ekuivalen titrasi basa lemah oleh asam kuat berada pada pH asam.
BAB II
METODE KERJA
b) Alat
1. Buret
2. Statip
3. Botol semprot
4. Corong
5. Gelas kimia
6. Gelas ukur
7. Gelas erlenmeyer
8. Pipet gondok
- Normalitas HCl
Volume NaOH (mL)
Kelompok Pipet (mL)
Simplo Duplo Triplo
4 10 13,6 13,4 13,2
3.2. Perhitungan
- Pembakuan NaOH
Dik : mg Asam Oksalat : 0,6578 g 657,8 mg
V penitar : 13,7 + 13,6 + 13,6
3
: 13,6
BST Asam Oksalat : 63
Faktor Pengali : 10
3.4. Grafik
_
3.5. Pembahasan
Prinsip dasar titrasi didasarkan pada suatu reaksi yang diperoleh dengan cara
mereaksikan sejumlah volume tertentu dari buret larutan standar yang sudah
diketahui konsentrasinya dengan pasti. Yang diperlukan untuk bereaksi secara
sempurna dengan larutan yang belum diketahui konsentrasinya.
Secara umum, prinsip dasar metode titrasi didasarkan pada suatu reaksi
dari suatu larutan standar dengan larutan yang belum diketahui konsentrasinya
seperti digambarkan sebagai berikut :
xA + yB -> hasil reaksi dimana A adalah larutan titran (penitrasi), B senyawa
dititrasi, dan x dan y adalah jumlah mol dari larutan A dan B. Pada titrasi, untuk
mengetahui bahwa suatu reaksi telah tercapai sempurna, digunakan suatu larutan
yang disebut dengan larutan indikator untuk mengetahui titik akhir titrasi.
Larutan indikator tersebut ditambahkan kedalam larutan yang dititrasi. Larutan
indikator akan memberikan warna apabila reaksi antara titran dan titer telah
mencapai titik akhir titrasi.
Dalam praktikum kali ini larutan HCl yang menjadi titrat dan sedangkan
yang menjadi titran nya adalah larutan NaOH
Asam kuat adalah molekul yang benar-benar terdisosiasi menjadi ion mereka
ketika berada di dalam air. Dengan kata lain, asam melepaskan ion H + ke dalam
larutan dengan ionisasi lengkapnya. Kekuatan asam dicirikan oleh nilai konstanta
disosiasi asam (K a).Biasanya, asam kuat memiliki nilai K yang sangat besar.
Larutan baku primer Adalah suatu larutan yang telah diketahui secara
tepat konsentrasinya melalui metode gravimetri. Nilai konsentrasi dihitung
melalui perumusan sederhana, setelah dilakukan penimbangan teliti zat pereaksi
tersebut dan dilarutkan dalam volume tertentu. Contoh: K2Cr2O7, NaCl, asam
oksalat, asam benzoat.
Contoh titrasi asidimetri tidak langsung yaitu pada penentuan kadar aspirin
atau asam asetilsalisilat. Metode dilakukan dengan titrasi balik karena
aspirin tidak dapat diuji secara titrasi langsung dikarenakan reaksi yang
lambat sehingga akan mengganggu penentuan titik akhir titrasi.
Kenapa BST asam oksalat 63 sedangkan nilai Mr asam oksalat adalah 126
karena BST asam oksalat setengahnya dari Mr asam oksalat (126/2=63)
Perbedaan kedua istilah tersebut adalah :
• Titik ekuivalen ( TE ) adalah titik saat asam basa tepat habis bereaksi
• Titik Akhir ( TA ) adalah titik saat indikator asam basa mengalami
perubahan warna.
BAB IV
KESIMPULAN
1. Titrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar (pH) suatu larutan
asam/basa berdasarkan reaksi asam basa. Kadar larutan asam dapat ditentukan
dengan menggunakan larutan basa yang sudah diketahui kadarnya, dan sebaliknya
kadar larutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah
diketahui kadarnya. Titrasi yang menyandarkan pada jumlah volum larutan disebut
titrasi volumetri. Pengukuran volum diusahakan setepat mungkin dengan
menggunakan alat-alat, seperti buret dan pipet volumetri.
2. Hasil dari data pengamatan diatas untuk kelompok 4 adalah : pembakuan NaOH
adalah 0,0767 N dan Normalitas HCl adalah 0,1027 N
DAFTAR PUSAKA
Ika, Dani, 2009, Alat otomarisasi pengukur kadar vitamin c dengan metode
titrasi asam basa. Jurnal neutrino, vol, 1.
Buku penuntun Kimia Analisis Farmasi, Bogor : Unpak
Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung: Grafindo.
Sudarmo, Unggul. 2007. Kimia XI. Surakarta: PHiBETA.