Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS FARMASI

“ASAM BASA”

Dosen Pengampu : 1. Dra. Eka Herlina, M.Si.

2. Dra. Trirakhma Sofihidayati, M.Si.

3. Cantika Zaddana. S.GZ., M.Si.

4. Rikkit. S.Farm.

Asisten Dosen : Anissa Fitriani

Nama Penyusun : Nanda Salsabila (066121139)

Kelas : 1D

Kelompok :4

Anggota Kelompok : 1. Rosalina Dwi Murniwati (066121126)

2. Gusti Putri Ekanugraha (066121145)

3. Puutri Nurul Sakila (066121158

4. Nanda Salsabila (066121139)

LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan :
1. Mengetahui sifat keasaman indikator kertas lakmus
2. Mengetahui ukuran keasaman (pH) larutan asam basa
3. Mengidentifikasi sifat asam dan basa bahan kimia dalam kehidupan

1.2. Dasar Teori


Asam didefinisikan sebagai suatu senyawa yang mengandung hidrogen yang
bereaksi dengan basa. Basa adalah senyawa yang memiliki ion OH-ketika direaksikan
dengan air. Asam apabila direaksikan dengan basa akan menghasilkan garam dan air
( Goldberg, 2002).Asam apabila dilarutkan dalam air akan mengalami disosiasi dengan
membentuk ion hidrogen sebagai ion postifi. Basa apabila dilarutkan dalam air akan
mengalami disosiasi dengan pembentukan ion OH-sebagai ion negatif (Hardjono, 2005).
Asam apabila dilarutkan dalam air akan mengalami disosiasi dengan membentuk ion
hidrogen sebagai ion postifi. Basa apabila dilarutkan dalam air akan mengalami disosiasi
dengan pembentukan ion OH-sebagai ion negatif (Hardjono, 2005).Basa merupakan
semua zat yang dapat menetralkan sifat asam. Basa juga memilki kemampuan
kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu yang menempel pada suatu permukaan
benda. Basa memiliki indikator sama seperti asam yaitu menggunakan kertas lakmus,
basa dapat merubah warna kertas lakmus dari merah menjadi biru ( Windarti, 2008).
Kekuatan asam memberikan proton dan kekuatan basa menerima proton
merupakan ukuran kekuatan dari asam dan basa. Asam yang mudah melepas atau
memberikan proton akan disebut sebagai asam kuat, sedangkan asam yang sukar
melepas proton disebut asam lemah.Basa memiliki prinsip yang sama, basa kuat
adalah basa yang mudah menerima proton sedangkan basa lemah adalah basa yang
sukar untuk menerima proton (Keenan, 1991).

.
BAB II
METODE KERJA

3.1. Bahan dan Alat


3.1.1. Bahan
1. Larutan asam klorida (HCl) encer
2. Larutan natrium hidroksida (NaOH) encer
3. Larutan natrium klorida (NaCl)
4. Air jeruk
5. Cuka dapur
6. Softdrink
7. Cairan pembersih porselein
8. Sabun mandi cair
9. Sabun cuci piring
10. Deterjen
11. Obat maag
12. Garam
13. Aquadest

3.1.2. Alat
1. Kertas lakmus merah dn biru
2. Indikator universal
3. Tabung rak
4. Rak tabung reaksi
5. Pipet tetes

3.2. Cara Kerja


a) Identifikasi keasaman
1. Potong kertas lakmus merah dan biru
2. Letakan kertas lakmus yang sudah dipotong kedalam rak tabung reaksi
3. Teteskan larutan HCl kedalam rak tabung reaksi A, NaOH kedalam rak tabung
reaksi B, NaCl kedalam rak tabung reaksi C, CH3COOH kedalam rak tabung
reaksi D
4. Amati perubahan warna pada kertas lakmus

b) Pengukuran Keasaman
1. Lakukan pengujian keasaman (pH) dengan mencelupkan kertas indikator pH
universal pada setiap larutan
2. Amati perubahan warna kertas indikator pH universal
3. Cocokan dengan grafik warna yang tertera pada label kotak indikator. Tentukan
dan catat pHnya
4. Tuangkan masing-masing sampel bahan cair (industri dan alami) yang tersedia
hingga sepertiga volume kedalam tabung reaksi. Beri label dan siapkan pipet tetes
untuk masing-masing larutan
5. Letakan potongan lakmus merah pada masing-masing bahan cair pada tabung
reaksi Amati dan cata perubahan warna kertas lakmus merah
6. Letakan potongan lakmus biru pada bahan cair. Amati dan cata perubahan warna
kertas lakmus biru
7. Celipkan kertas indikator pH universal kedalam bahan cair dalam tabung reaksi.
Amati perubahan yang terjadi, catat pH denga mencocokan dengan grafik warna
yang tertera pada label kotak indikator
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Data Pengamatan

Sampel Lakmus merah Lakmus biru pH universal Keterangan


NaOH Larutan besifat
Biru Tetap 13
basa
HCl Larutan besifat
Tetap Merah 2
asam
NaCl % larutan bersifat
Tetap Tetap 7
netral
CH3COOH larutan bersifat
Tetap Merah 5
asam
Soda Larutan bersifat
Tetap Merah 4
asam
Air jeruk Larutan bersifat
Tetap Merah 3
asam
Cuka Larutan bersifat
Tetap Merah 1
asam
Air kapur Larutan bersifat
Biru Tetap 8
basa
Air sabun Larutan bersifat
Biru Tetap 12
basa
Air suling Larutan bersifat
Tetap Tetap 7
netral
Air garam Larutan bersifat
Tetap Tetap 7
netral
Deterjen Larutan bersifat
Biru Tetap 12
basa
Air sumur Larutan bersifat
Tetap Tetap 7
netral
Aquadest Larutan bersifat
Tetap Biru 7
netral
Sampel Metil merah Metil jingga Brom timolblue Phenol phthalein
NaOH Kuning bening Orange Biru merah
HCl Merah Merah Orange orange
CH3COOH Kuning bening Kuning orange Orang Putih bening
Soda Merah Merah Orange Orange
Air jeruk Merah Merah Orange Orange
Cuka Merah Merah Kuning Bening
Air kapur Merah Orang Kuning Bening
Air sabun Kuning Orange Biru Biru
Air suling Kuning bening Orange Biru Merah gelap
Air garam Kuning bening Kuning Orange Putih bening
Deterjen Kuning Orange Biru Merah gelap
Air sumur Kuning Orange Coklat Bening
Aquadest Kuning bening Orange kuning Orange Putih bening

3.3. PEMBAHASAN
 Teori Asam dan Basa Menurut Arrhenius Tahun 1884
Arrhenius menjelaskan bagaiman kekuatan asam dalam larutan air tergantung
pada konsentrasi ion-ion hidrogen di dalamnya. Arrhenius berpendapat bahwa asam
adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+, sedangkan basa adalah zt yang dalam
air melepaskan ion OH-. Arrhenius berkesimpulan bahwa ion H+ merupakan
pembawa sifat asam, sedangkan ion OH-merupakan pembawa sifat basa. Arrhenius
merumuskan asam sebagai HxZ yang apabila dionisasi dalam air akan mengalami hal
berikut :
HxZ→ xH++ Zx- 3.1
Ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut sebagai valensi asam,
sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut
ion sisa asam(Syukri, 1999).

 Teori Asam dan Basa Menurut Bronsted-Lowry


Johannes Nicolaus Brønsted dan Martin Lowry menyatakan bahwa Asam
adalah spesi yang memberi proton sedangkan basa adalah sesi yang menerima proton
pada suatu reaksi pemidahan proton. Contoh reaksinya adalah sebagai berikut :

NH4+(aq)+ H2O (aq)→NH3 (aq)+H3O+(aq) 3.2


H2O(l) + NH3 (aq)→NH4+(aq)+ OH-(aq) 3.3

Persamaan 3.2 menunjukkan bahwa NH4+ sebagai spesi asam karena memberikan
proton sedangkan H2O merupakan spesi basa karena menerima proton dari
NH4+.Persamaan 3.3 menunjukkan bahw H2O sebagai spesi asam karena
memberikan proton kepada NH3sedangkan NH3 sebagai spesi basa karena
menerima protn dari H2O. Kedua persamaan diatas menunjukkan bahwa H2O
dapat bersifat sebagai basa maupun sebagai asam. Zat seperti ini disebut sebagai zat
amfoter (Syukri, 1999).

 Teori Asam dan Basa Menurut Lewis


Gilbertn N. Lewis menyatakan bahwa asam adalah suatu partikel yang dapat
menerima pasangan elektron dari partikel lain untuk membentuk ikatan kovalen
koordinasi. Basa adalah suatu partikel yang membeikan pasangan elektron kepada
partikel lain untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi. Partikel H+, SO3, CO2
dan HCl bersifat sebagai asam lewis,sedangkan OH-,O22- dan H2O bersifat sebagai
basa lewis (Syukri, 1999).

Indikator adalah sesuatu yang digunakan untuk mengklarifikasikan suatu


benda atau zat untuk masuk ke dalam kategori tertentu,dalam hal ini adalah zat
tersebut masuk kategori asam ataukah basa. Sifat yang dimiliki dari indikator
bergantung dengan sifat yang dimiliki oleh benda atau zat yang ingin
diuji,dengan kata lain indikator akan berubah warnanya apabila diuji
menggunakan asam atau basa.Indikator yang umum digunakan dalam mementunkan
asam dan basa pada proses titrasi yaitu Fenolftalein, Methyl orange, Bromtimol biru
(Brady, 1999).
Indikator titrasi asam basa adalah zat-zat warna yang warnanya bergantung
pada pH larutan, atau zat yang dapat menunjukkan sifat asam, basa maupun
netral, contohnya adalah kertas lakmus. Kertas Lakmus terdiri dari kertas lakmus
merah dan biru. Kertas lakmus merah akan menjadi warna biru apabila berada pada
lingkungan basa. Kertas lakmus biru akan berubah menjadi warna merah apabila
berada dalam suasana asam (Nining, 2016 ).

Fungsi Indikator :
1. Sebagai alat penunjuk perubahan dalam suatu kegiatan atau kejadian..
2. Pedoman bagi pengguna dalam menyusun alat ukur.
3. Pedoman membuat sebuah rencana dan melaksanakan segala sesuatu yang
berkaitan dengan suatu kegiatan

Ciri-ciri asam dan basa :


- Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, dengan nilai pH yang lebih rendah
sesuai dengan peningkatan keasaman.
- Larutan basa adalah suatu zat yang larutannya bersifat pahit, licin, membirukan
lakmus merah dan menetralkan asam. Basa mempunyai sifat sebagai berikut:
Mempunyai Rasa Pahit.
Larutan yang ditetskan NaOH yang dtetskan pada kertas lakmus dan mengalami
perubahan warna pada lakmus merah menjadi biru dan lakmus biru tetap biru dan
memiliki pH universal sebesar 13, pada NaOH yang direaksikan dengan metal merah
berubah warna menjadi mera, metal jingga diraksikan dengan metal merah berubah
warna menjadi merah, metal jigga menjadi oren, nrom timol blue menjadi biru, dan pp
menjadi merah. Sehingga dapat NaOH itu bersifat basa

Larutan HCl yang bersifat ditetskan pada kertas lakmus dan mengalami
perubhan warna pada lakmus merah tetap merah, lakmus biru menjadi merah dan
memiliki pH universal 2, HCl yang direaksikan dengan metil merah berubah warna
menjadi merah, metil jingga menjadi merah, brom timol blue menjadi oren, dan pp
menjadi oren. Sehingga dapat disimplkan bahwa larutan HCl itu bersifat asam.

Larutan NaCl 0,1% yang ditetskan pada kertas lakmus tidak mengalami
perubahn warna, pada lakmus merah tetap merah, lakmus biru dan memiliki pH
universal sebesar 7, NaCl 0,1% yang direaksikan dengan metil mera berubah warna
menjadi kuning oren, brom timol blue menjadi merah brom timol blue menjadi oren.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa larutan NaCl itu besifat asam.

Air soda yang di tetskan pada kertas lakmus dan mengalami perubahan warna
pada lakmus merah tetap merah, lakmus biru menjadi merah dan memiliki pH
universal sebesar 4 air soda yang direaksikan dengan metil merah berubah warna
menjadi merah, metil jinga menjadi merah, brom timol blue menjadi oren, dan pp
menjadi oren. Sehingga dapat disimpulkna bahwa air soda bersifat asam.

Air jeruk yang di teteskan pada kertas lakmus, dan tidak mengalami perubahan
warna pada kertas lakmus merah, dan lakmus biru berubah menjadi merah dan
memiliki pH universal sebanyak 3, air jeruk yang direkasikan dengan metil merah
menjadi merah, metil jingga menjadi merah, brom timol blue menjadi oren, dan pp
menjadi putih bening. Sehingga dapat disimpulkan bahwa air jeruk bersifat asam.
Cuka yang ditetskan pda kertas lakmus dan mengalami perubahan warna pada
lakmus merha tetap merah lakmus biru menjadi merah tetap merah lakmus biru
menjadi merah, metil jingga menjadi oren, brom timol blue menjadi oren, dan pp
menjadi putih bening. Sehingga dapat disimpulkan bahwa cuka bersifat asam.

Ait kapur yang di teteskan pada kertas lakmus dan mengalami perubahan
warna pada lakmus dan mengalami perubahan warna pada lakmus merah menjadi biru
dan lakmus biru tetap biru dan memiliki pH universal sebesear 8, air kapur yang
direaksikan dengan metil merah merubah warna menjadi kuning keruh, etil jingga
menjadi kuning, brom timol blue menjadi biru.
Air sabun yang di teteskan pada kertas lakmus tidak mengalami perubahan
warna, pada lakmus merah tetap mrnjadi biru dan lakmus biru tetap biru dan memiliki
pH universal sebesar 12, air sabun yang direaksikan dengan metil merah berubah
warna menjadi kuning bening, meil jinga menjadi oren, brom timol blue menjadi biru,
dan pp menjadi merah gelap. Sehingga dapat disimpulkan air sabun itu bersifar basa.

Air suling yang di tetskan pada kertas lakmus tidak mengalami perubahan
warna, pada lakmus mah tettap merah dan lakmus biru memiliki pH universal 7, air
suling yang direaksikan dengan metil merah berubah warna menjadi kuning bening,
metil jingga menjadi kuning oren, brom timol blue menjadi oren, dan pp menjadi
putih bening. Sehingga dapat disimpulkan bahwa air suling iini bersifat netral.

Air garam yang ditetskan pada kertas lakmus tidak mengalami perubahan
warna, pada lakmus merah tetap merah dan lakmus biru tetap biru dan memiliki pH
universal 7, air suling yang direaksikan dengan metil merah berubah warna menjadi
kuning being, metil jingga menjadi kuning, brom timol blue menjadi oren, dan pp
menjadi putih bening. Sehingga dapat disimpulkan bahwa air garam bersifat netral.

Deterjen yang ditetskan pada kertas lakmus mengalami peruahan warna pada
lakmus merah menjadi biru dan lakmus biru tetap biru dan memiliki pH universal 12,
deterjen yang direaksikan dengan metil merah berubah warna menjadi kuning bening,
metil jingga menjadi kuning, brom timol blue menjadi biru, dan pp menjadi merah
gelap. Sehingga dapat disimpulkan bahwa deterjen ini bersiat basa

Air sumur yang ditetskan pada kertas lakmus tidak mengalami perubahan
warna pada lakmus merah tetap merah dan lakmus biru tetap biru dan memiliki pH
universal 7, air sumur yang direaksikan dengan metil merah berubah warna menjadi
kuning bening, metil jingga menjadi oren, brom timol blue menjadi oren, dan pp
menjadi putih being. Sehingga dapat disimpulkan bahwa air sumur ini bersifat netral.

Aquadest yang di tetskan pada kertas lakmus tidak mengalami perubahan


warna, pada lakmus merah tetap merah dan lakmus biru tetap biru dan memiliki pH
universal 7, aquadest yang direaksikan dengan metil merah berubah warna menjadi
kuning being, metil inga menjadi kuning kuning oren, brom timol blue menjadi oren,
dan pp menjadi putih being. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aquadest ini bersifat
netral.
BAB IV
KESIMPULAN

1. Menurut Arrhenius, asam apabila dilarutkan dalam air akanmelepaskan ion


H+sedangkan basa akan melepaskan ion OH-.
2. Indikator adalah sesuatu yang digunakan untuk mengklasifikasikan suatu benda atau
zat untuk masuk ke dalam kategori tertentu, dalam hal ini adalah zat tersebut masuk
kategori asam ataukah basa.
3. Asam didefinisikan sebagai suatu senyawa yang mengandung hidrogen yang
bereaksi dengan basa. Basa adalah senyawa yang memiliki ion OH-ketika
direaksikan dengan air
4. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, dengan nilai pH yang lebih rendah sesuai
dengan peningkatan keasaman.Larutan basa adalah suatu zat yang larutannya bersifat
pahit, licin, membirukan lakmus merah dan
menetralkan asam. Basa mempunyai sifat sebagai berikut: Mempunyai Rasa Pahit.

DAFTAR PUSAKA

 Ayssa, N,. Erwanto D., Rosanti A.D., Fiolana F.A. 2018. RANCANG BANGUN
ALAT PENGUKUR KADAR ASAM ASKORBAT PADA BUAH DENGAN
METODE TITRASI IODIMETRI. Jurnal Sistem Kendali Tenaga Elektronika
Telekomunikasi Komputer. 7:1
 Ebbing , D.D. 1990.General Chemistry 3rd Ediotion. Boston: Houghton Miffilin
Company
 Goldberg, D. E. 2002. Fundamentals of chemistry. USA: McGraw-Hill.
 Hardjono, S. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta: UGMPers

Anda mungkin juga menyukai