“ASAM BASA”
4. Rikkit. S.Farm.
Kelas : 1D
Kelompok :4
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan :
1. Mengetahui sifat keasaman indikator kertas lakmus
2. Mengetahui ukuran keasaman (pH) larutan asam basa
3. Mengidentifikasi sifat asam dan basa bahan kimia dalam kehidupan
.
BAB II
METODE KERJA
3.1.2. Alat
1. Kertas lakmus merah dn biru
2. Indikator universal
3. Tabung rak
4. Rak tabung reaksi
5. Pipet tetes
b) Pengukuran Keasaman
1. Lakukan pengujian keasaman (pH) dengan mencelupkan kertas indikator pH
universal pada setiap larutan
2. Amati perubahan warna kertas indikator pH universal
3. Cocokan dengan grafik warna yang tertera pada label kotak indikator. Tentukan
dan catat pHnya
4. Tuangkan masing-masing sampel bahan cair (industri dan alami) yang tersedia
hingga sepertiga volume kedalam tabung reaksi. Beri label dan siapkan pipet tetes
untuk masing-masing larutan
5. Letakan potongan lakmus merah pada masing-masing bahan cair pada tabung
reaksi Amati dan cata perubahan warna kertas lakmus merah
6. Letakan potongan lakmus biru pada bahan cair. Amati dan cata perubahan warna
kertas lakmus biru
7. Celipkan kertas indikator pH universal kedalam bahan cair dalam tabung reaksi.
Amati perubahan yang terjadi, catat pH denga mencocokan dengan grafik warna
yang tertera pada label kotak indikator
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.3. PEMBAHASAN
Teori Asam dan Basa Menurut Arrhenius Tahun 1884
Arrhenius menjelaskan bagaiman kekuatan asam dalam larutan air tergantung
pada konsentrasi ion-ion hidrogen di dalamnya. Arrhenius berpendapat bahwa asam
adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+, sedangkan basa adalah zt yang dalam
air melepaskan ion OH-. Arrhenius berkesimpulan bahwa ion H+ merupakan
pembawa sifat asam, sedangkan ion OH-merupakan pembawa sifat basa. Arrhenius
merumuskan asam sebagai HxZ yang apabila dionisasi dalam air akan mengalami hal
berikut :
HxZ→ xH++ Zx- 3.1
Ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut sebagai valensi asam,
sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut
ion sisa asam(Syukri, 1999).
Persamaan 3.2 menunjukkan bahwa NH4+ sebagai spesi asam karena memberikan
proton sedangkan H2O merupakan spesi basa karena menerima proton dari
NH4+.Persamaan 3.3 menunjukkan bahw H2O sebagai spesi asam karena
memberikan proton kepada NH3sedangkan NH3 sebagai spesi basa karena
menerima protn dari H2O. Kedua persamaan diatas menunjukkan bahwa H2O
dapat bersifat sebagai basa maupun sebagai asam. Zat seperti ini disebut sebagai zat
amfoter (Syukri, 1999).
Fungsi Indikator :
1. Sebagai alat penunjuk perubahan dalam suatu kegiatan atau kejadian..
2. Pedoman bagi pengguna dalam menyusun alat ukur.
3. Pedoman membuat sebuah rencana dan melaksanakan segala sesuatu yang
berkaitan dengan suatu kegiatan
Larutan HCl yang bersifat ditetskan pada kertas lakmus dan mengalami
perubhan warna pada lakmus merah tetap merah, lakmus biru menjadi merah dan
memiliki pH universal 2, HCl yang direaksikan dengan metil merah berubah warna
menjadi merah, metil jingga menjadi merah, brom timol blue menjadi oren, dan pp
menjadi oren. Sehingga dapat disimplkan bahwa larutan HCl itu bersifat asam.
Larutan NaCl 0,1% yang ditetskan pada kertas lakmus tidak mengalami
perubahn warna, pada lakmus merah tetap merah, lakmus biru dan memiliki pH
universal sebesar 7, NaCl 0,1% yang direaksikan dengan metil mera berubah warna
menjadi kuning oren, brom timol blue menjadi merah brom timol blue menjadi oren.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa larutan NaCl itu besifat asam.
Air soda yang di tetskan pada kertas lakmus dan mengalami perubahan warna
pada lakmus merah tetap merah, lakmus biru menjadi merah dan memiliki pH
universal sebesar 4 air soda yang direaksikan dengan metil merah berubah warna
menjadi merah, metil jinga menjadi merah, brom timol blue menjadi oren, dan pp
menjadi oren. Sehingga dapat disimpulkna bahwa air soda bersifat asam.
Air jeruk yang di teteskan pada kertas lakmus, dan tidak mengalami perubahan
warna pada kertas lakmus merah, dan lakmus biru berubah menjadi merah dan
memiliki pH universal sebanyak 3, air jeruk yang direkasikan dengan metil merah
menjadi merah, metil jingga menjadi merah, brom timol blue menjadi oren, dan pp
menjadi putih bening. Sehingga dapat disimpulkan bahwa air jeruk bersifat asam.
Cuka yang ditetskan pda kertas lakmus dan mengalami perubahan warna pada
lakmus merha tetap merah lakmus biru menjadi merah tetap merah lakmus biru
menjadi merah, metil jingga menjadi oren, brom timol blue menjadi oren, dan pp
menjadi putih bening. Sehingga dapat disimpulkan bahwa cuka bersifat asam.
Ait kapur yang di teteskan pada kertas lakmus dan mengalami perubahan
warna pada lakmus dan mengalami perubahan warna pada lakmus merah menjadi biru
dan lakmus biru tetap biru dan memiliki pH universal sebesear 8, air kapur yang
direaksikan dengan metil merah merubah warna menjadi kuning keruh, etil jingga
menjadi kuning, brom timol blue menjadi biru.
Air sabun yang di teteskan pada kertas lakmus tidak mengalami perubahan
warna, pada lakmus merah tetap mrnjadi biru dan lakmus biru tetap biru dan memiliki
pH universal sebesar 12, air sabun yang direaksikan dengan metil merah berubah
warna menjadi kuning bening, meil jinga menjadi oren, brom timol blue menjadi biru,
dan pp menjadi merah gelap. Sehingga dapat disimpulkan air sabun itu bersifar basa.
Air suling yang di tetskan pada kertas lakmus tidak mengalami perubahan
warna, pada lakmus mah tettap merah dan lakmus biru memiliki pH universal 7, air
suling yang direaksikan dengan metil merah berubah warna menjadi kuning bening,
metil jingga menjadi kuning oren, brom timol blue menjadi oren, dan pp menjadi
putih bening. Sehingga dapat disimpulkan bahwa air suling iini bersifat netral.
Air garam yang ditetskan pada kertas lakmus tidak mengalami perubahan
warna, pada lakmus merah tetap merah dan lakmus biru tetap biru dan memiliki pH
universal 7, air suling yang direaksikan dengan metil merah berubah warna menjadi
kuning being, metil jingga menjadi kuning, brom timol blue menjadi oren, dan pp
menjadi putih bening. Sehingga dapat disimpulkan bahwa air garam bersifat netral.
Deterjen yang ditetskan pada kertas lakmus mengalami peruahan warna pada
lakmus merah menjadi biru dan lakmus biru tetap biru dan memiliki pH universal 12,
deterjen yang direaksikan dengan metil merah berubah warna menjadi kuning bening,
metil jingga menjadi kuning, brom timol blue menjadi biru, dan pp menjadi merah
gelap. Sehingga dapat disimpulkan bahwa deterjen ini bersiat basa
Air sumur yang ditetskan pada kertas lakmus tidak mengalami perubahan
warna pada lakmus merah tetap merah dan lakmus biru tetap biru dan memiliki pH
universal 7, air sumur yang direaksikan dengan metil merah berubah warna menjadi
kuning bening, metil jingga menjadi oren, brom timol blue menjadi oren, dan pp
menjadi putih being. Sehingga dapat disimpulkan bahwa air sumur ini bersifat netral.
DAFTAR PUSAKA
Ayssa, N,. Erwanto D., Rosanti A.D., Fiolana F.A. 2018. RANCANG BANGUN
ALAT PENGUKUR KADAR ASAM ASKORBAT PADA BUAH DENGAN
METODE TITRASI IODIMETRI. Jurnal Sistem Kendali Tenaga Elektronika
Telekomunikasi Komputer. 7:1
Ebbing , D.D. 1990.General Chemistry 3rd Ediotion. Boston: Houghton Miffilin
Company
Goldberg, D. E. 2002. Fundamentals of chemistry. USA: McGraw-Hill.
Hardjono, S. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta: UGMPers