Anda di halaman 1dari 23

PRAKTIKUM V Nilai

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR


REAKSI ASAM BASA

Nama : Zahira Nazwa


Mahasiswa
NIM : 22.71.025937
Kelas : Farmasi C
Dosen Pengampu : Nurul Qomariah, M.Si

LABORATORIUM KIMIA FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
2022
A. Pendahuluan
Istilah asam berasal dari kata Latin acidus (asam), yang berkaitandengan
kata acer (tajam) dan acetum (cuka). Cuka adalah larutan air dari asamasetat.
Sedangkan istilah alkali (basa) berasal dari bahasa Arab al-qali, yaituabu dari
suatu tanaman yang berkaitan dengan daerah rawa garam dan padang pasir.
Sebelumnya, sumber kata dari basa adalah abu hasil pembakaran kayu.Sudah
lama diketahui sifat yang mencolok bahwa asam dan basa dapat
salingmenetralkan dan membentuk senyawa yang disebut garam. Sifat
yang berkaitan erat dengan asam adalah rasanya asam, rasa seperti
ditusuk jarumapabila terkena kulit, kemampuannya melarutkan sebagian
besar logam, dankemampuannya melarutkan batu kapur dan mineral karbonat
lainnya. Basamemiliki rasa pahit dan licin, sifat dasar basa banyak ditemukan
pada sabundan zat pembersih peralatan rumah tangga lainnya. Baik asam
maupun basamemiliki kemampuan untuk mempengaruhi warna dari unsur
pokok tanamantertentu. Misal, lakmus yang berasal dari sebangsa tumbuhan
lumut, berwarnamerah dalam larutan asam, tetapi biru dalam larutan basa.
Beberapa teoriyang mencoba menjelaskan tentang asam basa diantaranya
Antoine Lavoisier(1777) yang mengemukakan bahwa semua asam
mengandung oksigen. Pada tahun 1810, Humphry Davy mengemukakan
bahwa unsur dalam asam bukan oksigen tetapi hidrogen, yang ditunjukkan
oleh asam hidroklorik yang mengandung hanya atom H dan Cl tanpa ada O
(Budiawati, 2019).
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkandalam
air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalamdefinisi
modern, asam adalah suatu zat yang dapat member proton (ion H+) kepada
zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan
elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi
dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh
asam adalah asam asetat(ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan
dalam baterai atau akimobil). Ciri-ciri asam diantaranya rasanya asam, dapat
mengubah warnakertas lakmus biru menjadi merah, mempunyai pH (derajat
keasaman) kurangdari 7, dapat menghantarkan listrik (termasuk larutan
elektrolit), denganlogam tertentu dapat mengahasilkan gas hidrogen dan
bersifat korosif ataumerusak bahan-bahan benda-benda yang dikenainya
(Santoso, 2017).
Konsep asam basa menurut beberapa ahli diantaranya teori Arrhenius,teori
Bronsted-Lowry, dan teori Lewis. Teori asam basa Arrheniusmenjelaskan
bahwa asam adalah senyawa yang di dalam air dapat melepaskanion H+
sedangkan basa adalah senyawa yang di dalam air dapat menghasilkanion
OH-. Teori ini hanya terbatas untuk larutan dengan pelarut berupa air.Teori
asam basa Bronsted-Lowry menjelaskan bahwa asam adalah spesi
yangmemberikan proton (donor H+) sedangkan basa adalah spesi yang
menerima proton (aseptor H+). Teori ini dapat menjelaskan sifat asam basa
suatu larutanmeskipun pelarutnya bukan air. Teori asam basa Lewis
menjelaskan bahwaasam adalah spesi penerima pasangan elektron, sedangkan
basa adalah spesi yang memberikan pasangan elektron
(Keron, 2020).
Titrasi merupakan salah satu teknik analisis kimia kuantitatif
yangdipergunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu,
dimana penentuannya menggunakan suatu larutan standar yang sudah diketa
huikonsentrasinya secara tepat. Pengukuran volume dalam titrasi
memegang peranan yang amat penting sehingga ada kalanya sampai saat ini
banyakorang yang menyebut titrasi dengan nama analisis volumetri
(Simanjuntak, 2018). Larutan yang diketahui normalitasnya disebut larutan
standar, biasanya dimasukkan dalam buret sebagai zat penitrasi atau titran. L
arutanyang akan ditentukan normalitasnya diletakkan dalam Erlenmeyer
dandisebut juga sebagai zat yang dititrasi atau analit (Viana, 2014)
B. Alat dan Bahan
2.1 Alat
No. Alat Ukuran Jumlah
1. Pipet tetes 12 cm 5
2. Plate reaksi kimia 12 Lubang 1
3. Kertas Lakmus Merah 1,5 x 6,5 cm 8
4. Kertas lakmus biru 1,5 x 6,5 cm 8
5. Warna indicator universal 0,5 x 7,5 cm 8

2.3 Bahan
No Bahan Jumlah
1. Larutan sabun cuci Secukupnya
2. Jus jeruk Secukupnya
3. Larutan cuka makan Secukupnya
4. Larutan NaOH Secukupnya
5. Larutan garam dapur Secukupnya
6. Ekstrak kunyit Secukupnya
7. Air hujan Secukupnya
8. Air mineral Secukupnya

C. Prosedur Kerja
Cucilah dengan air bersih plate reaksi hingga bersih.

Ambillah beberapa tetes bahan kimia,dimulai dari no 1.

Masukkan dalam salah satu lubang plat reaksi.

Ambillah kertas lakmus merah, kemudian dicelupkan dalam larutan yang ada
pada plate reaksi. Amati perubahan warna kertas lakmus.


Ulangi langkah 4 dengan menggunakan kertas lakmus biru.

Ulangi langkah 1 – 4 menggunakan bahan kimia yang lain (bahan beradadi
lubang plate yang berbeda)

Tuliskan semua hasil pengamatan pada lembar kerja.

Percobaan Penentuan Derajat Keasaman


Cucilah dg air bersih plate reaksi hingga bersih

Ambillah dg pipet tetes beberapa tetes larutan cuka 0,1 M letakkanpada salah
satu lubang plate reaksi.

Celupkan kertas indicator universal, amati perubahan warna yg terjadiSetelah
warna cukup kering ,bandingkan warna kertas dg warna yang tertera pada
wadah dari kertas indicator universal, perkirakan nilai pH

Ulangi percobaan 1-3 untuk bahan kimia yang lain sesuai dg urutan bahan
diatas.

Tuliskan semua data pada lembar kerja.
D. Data Pengamatan

No Bahan kimia Lakmus Lakmus Warna Indikator Perkiraan pH


merah biru Universal Kesimpula
n
1. Sabun cuci Merah Merah Orange, Kuning, pH 4 Asam
kuning, pink.
2. Jus jeruk Merah Merah Orange, Hijau pH 6 Asam
pudar, Kuning,
merah muda
3. Lar cuka Merah Merah Orange, Hijau pH 6 Asam
pudar, kuning,
makan
merah muda
4. Lar NaOH Biru Biru Orange, biru, pH 13 Basa
merah, ungu
5. Lar garam Merah Biru Orange, hijau pH 6 Basa
Pudar, kuning,
dapur
Merah muda
6. Ekstrak kunyit Merah Biru Orange, hijau pH 6 Asam
Pudar, kuning,
Merah muda
7. Air hujan Merah Merah Kuning pudar, pH 7 Netral
Orange, hijau,
Kuning.
8. Air mineral Merah Biru Kuning pudar, pH 7 Netral
Orange, hijau,
Kuning.
E. Pembahasan
Praktikum reaksi asam dan basa bertujuan agar setiap mahasiswa mampu
mengetahui cara pembuatan reaksi asam dan basa.
Dalam percobaan yang telah dilakukan, kita dapat mengetahui jika semakin
tinggi nilai pH, maka sifatnya akan semakin basa dan begitupun sebaliknya jika
semakin rendah nilai pH maka sifatnya semakin asam. Bagaimana cara mengetahui
nilai pH suata zat bisa diketahui dari nilai pH 1-6 untuk zat asam, nilai pH 7 untuk
netrral dan nilai pH 8-14 untuk zat basa. Ada berbagai cara untuk mengetahui suatu
larutan pH, diantaranya dengan menggunakan kertas lakmus merah, kertas lakmus
biru dan kertas warna indicator univrsal.
Dalam percobaan praktikum ini, dapat diketahui dari bahan yang telah di uji
coba reaksinya bahwa senyawa basa adalah sabun cuci dan larutan NaOH.
Kemudian senyawa asam adalah es jeruk, larutan cuka, larutan garam dapur dan
ekstrak kunyit. Sisanya yaitu air mineral dan air hujan merupakan senyawa netral
yaitu di pH 7.

F. Kesimpulan
Dari praktikum di atas, dapat diketahui bahwa ada berbagai cara untuk mengetahui
nilai pH suatu zat diantaranya menggunakan kertas lakmus merah, kertas lakmus
biru dan kertas warna indicator universal.
G. Daftar Pustaka

Gibran Syailendra Wiscnu Murti, 2021. Reaksi Asam Basa. Laporan Praktikum Kimia
Dasar.

Indah Islamiah Hasanuddin, 2016. Reaksi Asam Basa. Laporan Reaksi Asam Basa.

Budiawati, Rini. (2019). Kimia Dasar . Bandung: Itenas.

Keron, Rosalia K. (2020). Larutan Asam dan Basa Kimia Kelas XI . Timor Tengah
Selatan: SMA Negeri 1 Amanuban Tengah

Santoso, Risdho Bagus. (2017). Citra Digital Deteksi pH Larutan Berdasarkan


H. Lampiran
a. Versi sebelum revisi
b. Versi revisi
c. Hasil Praktikum

Semua Bahan dalam plate reaksi

Bahan di percobaan kertas


lakmus biru

Warna ind universal setelah


dimasukkan dalam bahan
PRAKTIKUM VI Nilai

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR


IDENTIFIKASI REAKSI KMIA

Nama : Zahira Nazwa


Mahasiswa
NIM : 22.71.025937
Kelas : Farmasi C
Dosen Pengampu : Nurul Qomariah, M.Si

LABORATORIUM KIMIA FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
2022
I. Pendahuluan
Reaksi kimia adalah proses yang mengonversi sekelompok zat, yang
disebutreaktan, menjadi sekelompok zat baru, yang dinamakan produk.
Dengan kata lain, reksikimia adalah proses yang menghasilkan perubahan
kimia. Memang dalam banyak kasus,tidak ada yang terjadi ketika sejumlah
zat dicampur, masing-masing mempertahankankomposisi dan sifat aslinya.
Kita memerlukan bukti sebelum kita dapat mengatakan bahwa
suatu reaksi kimia telah terjadi. Beberapa jenis bukti fisis yang
perlu ditunjukkandengan perubahan warna, pembuatan padatan atau endapan,
evolusi gas, dan penyerapankalor. Bukti kuat masih memerlukan analisis
kimia terperinci dari campuran reaksi untukmengidentifikasi semua zat yang
ada. Lebih lagi, analisis kimia dapat mengungkapkan bahwa reaksi kimia telah
terjadi meskipun tidak ada gejala fisis (Petrucci, 2008 : 108)
Beberapa jenis reaksi kimia yang umumnya dapat terjadi berdasarkan
apa yangterjadi saat reaktan berubah menjadi produk. Reaksi-reaksi yang
lebih umum dapat terjadiadalah penggabungan, penguraian, penggantian
tunggal, penggantian rangkap, pembakaran dan redoks (Moore, 2004 : 126)
Stoikiometri adalah ilmu kimia yang mempelajari dan menghitung
hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia. Kata
stoikiometri berasal dari bahasa Yunani Stoikeion yang berarti elemen
dan material yang berarti ukuran.Stoikiometri reaksi adalah penentuan
perbandingan massa unsure-unsur dalam senyawadalam pembentukan
senyawanya. Pada perhitungan kimia secara stoikiometri, biasanya diperlukan
hukum-hukum dasar ilmu kimia. Konsep paling fundamental dalam
kimiaadalah hukum konsrvasi massa, yang menyatakan bahwa tidak terjadi
perubahan kuantitas materi sewaktu reaksi kimia biasa. Hukum perbandingan
teteap dari JosephProust menyatakan bahwa zat kimia murni tersusun dari
unsure-unsur dengan formulatertentu (Barsasella, 2012 : 89)
II. ALAT DAN BAHAN
2.1. Alat
No Nama Alat Ukuran Jumlah

1 Gelas Arloji 10 cm 1

2 Kawat Nikrom 42 x 20 mm 1

3 Lampu Spritus 150 ml 1

4 Tabung Reaksi 16 x 150 mm 2

5 Pipet Tetes 12 cm 5

6 Cawan Porselin 75 ml 1

7 Kertas Saring Luas 10 cm² 1

8 Sepotong Logam
- 1
Magnesium

9 Amplas - 1

2.2 Bahan
No Nama Bahan Jumlah

Air Secukupnya
1

Magnesium Secukupnya
2
Nacl Secukupnya
3

Ba(No3)2 Secukupnya
4

(NH4)2So4 Secukupnya
5

Bacl2 Secukupnya
6

Natrium Secukupnya
7

Hcl Pekat Secukupnya


8

Mgcl2 Secukupnya
9

III. CARA KERJA


a. Pengenalan golongan alkali dan alkali tanah
• Reaksi dengan air

Secara kertas saring di apungkan di atas permukaan air dalam pinggan

Penguapan.


Lalu sepotong kecil logam Natrium dijepit dan diletakkan di atas

Kertas itu.

Harus diperhatikan bahwa logam Natrium tidak dipegang dengan

tangan dan tidak dekat dengan tempat reaksi.


Setelah reaksi selesai, air di dalam pinggan tersebut diperiksa dengan

Sepotong logam Magnesium dibersihkan dengan amplas satu tetes fenolftalein

dan dicatan perubahannya yang terjadi.


Kemudian logam Magnesium tersenut dimasukkan ke dalam air


Lalu ditunggu beberapa menit dan airnya diperiksa dengan fenolftalein.
Lalu dicatat

• Reaksi nyala

Kawat nikrom dibersihkan dengan cara mencelupkannya ke dalam


larutan HCl pekat


kemudian kawat nikrom tersebut dipanaskan dalam nyala api.


Pekerjaan tersebut diulangi sampai tampak warna lain dalam nyaa
(kawat yang bersih tidak mengubah warna nyala)


Kemudian kawat nikrom dicelupkan ke dalam larutan NaCl pekat dan
warnanya diperiksa dalam nyala. Dengan cara yang sama warna nyala
MgCl2, dan BaCl2, diperiksa.

• Kelarutan senyawa logam alkali tanah

Ke dalam tabung reaksi berturut-turut dimasukkan 1 mL larutan


Ca(NO3)2 0,1 M dan 1 mL larutan Ba(NO3)2 0,1 M

ke dalam masing-masing tabung reaksi tersebut ditetesi larutan


(NH4)2C2O2 sampai terbentuk endapan


Jumlah tetes endapan dicatat sampai terbentuk endapan.


Seperti pada langkah di atas, dilakukan pekerjaan tetapi larutan
(NH4)2C2O2 dengan larutan K2CrO4 0,1 M

b. Pengenalan Halogen

Di tambahkan beberapa tetes larutan kanji ke dalam larutan iod, catat


warna yang terjadi
IV. HASIL PENGAMATAN
NO REAKSI PERLAKUAN TEORI HASIL
PENGAMATAN
2 Reaksi Sepotong Timbul gelembung Hasil
dengan air. Magnesium gelembung halus pengamatan sama
Reaksi dimasukkan ke dipotongan Dengan teori
antara dalam gelas magnesium dan hanya saja tidak
Magnesium kimia yang pada air tidak ada gelembung
dengan air. berisi air. terjadi perubahan seperti yang ada
warna. Setelah di di teori.
tetesi metil merah,
ternyata terjadi
perubahan warna
pada air menjadi
kekuningan.
3 Reaksi Sebuah kawat di Ketika kawat Hasil pengamatan
nyala. bersihkan dimasukkan setelah kawat
Kawat dahulu dengan kedalam NaCl nikrom
nikrom cara pekat lalu kawat dimasukkan
dimasukkan mencelupkan ke dipanaskan, terjadi kelarutan lalu
ke dalam dalam larutan perubahan warna dipanaskan warna
larutan NaCl HCl lalu di pada nyala api berubah menjadi
pekat lalu di panaskan. menjadi warna kuning.
bakar. Setelah kawat kuning.
dibersihkan,
kawat
dimasukkan
kedalam larutan
NaCl pekat lalu
kawat
dipanaskan.
9 Larutan Masukkan 1mL Ketika Ba(NO- Hasil pengamatan
Ba(NO3)2 larutan 3)2 ditambah Ba(NO3)2 kerika
ditambah Ba(NO3)2 ke (NH4)2SO4 ditambah 8 tetes
larutan dalam tabung menghasilkan (NH4)2SO4
(NH4)2SO4 reaksi, lalu endapan putih menghasilkan
larutan tersebut setelah 8 kali endapan putih dan
ditetesi larutan penetesan sama dengan teori
(NH4)2SO4. (NH4)2SO4. yang tertera.
10 Larutan Masukkan 1mL Ketika Pada hasil
BaCl2 larutan BaCl2 ke BaCl2 ditambah pengamatan
ditambah dalam tabung (NH4)2SO4 tidak larutan BaCI2
larutan reaksi, lalu menghasilkan ketika ditambah
(NH4)2SO4 larutan tersebut endapan walaupun 20 tetes larutan
ditetesi larutan telah 20 kali (NH4)2SO4
(NH4)2SO4. penetesan. menghasilkan
endapan putih dan
dipercobaan ini
tidak sama
dengan teori yang
tertera.
V. PEMBAHASAN
Dalam praktikum identifikasi reaksi kimia ini, dapat diketahui bahwa
beberapa reaksi dapat mengalami perubahan diantaranya ketika reaksi air
dengan magnesium tidak mengalami perubahan warna kecuali diteteskan
metil merah maka air akan menjadi warna kekuningan, Kawat nikrom
dimasukkan ke dalam larutan NaCl pekat lalu di bakar maka api di lampu
spritus akan berubah menjadi kuning, selanjutnya lagi ada larutan Ba(NO3)2
ditambah dengan 8 tetes larutan (NH4)2SO4 maka akan menghasilkan endapan
putih dan Larutan BaCl2 ketika ditambah larutan (NH4)2SO4 tidak dapat
menghasilkan endapan walaupun sudah 20 penetesan larutan (NH4)2SO4 tidak
mengalami endapan.

VI. Kesimpulan
Dalam praktikum ini, dapat diketahui bahwa reaksi kimia suatu zat dapat
menghasilkan zat yang berbeda atau zat yang baru.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Siti Hediyanti, 2014. Reaksi Kimia. Laporan tetap Praktikum Kimia Dasar.

Barsasella, Diana. 2012.Kimia Dasar . Jakarta : TIM

Campbell, Neil A. 2008.Biologi . Jakarta : Erlangga

Moore, John T. 2004.Kimia For Dummies. Bandung : Pakar Raya

.Oxtoby, D.W. 2001.Prinsip-prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga

Petrucci, R.H. 2008.Kimia Dasar Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern. Jakarta :


Erlangga.
VIII. Lampiran

Hasil percobaan
reaksi 2
Hasil percobaan
reaksi 3

Hasil percobaan
reaksi 9

Hasil percobaan
reaksi 10

Anda mungkin juga menyukai