Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

ASAM DAN BASA


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Kimia tentang Asam dan Basa
yang bimbing oleh Ibu Dra. Iswarni, M.Pd

disusun oleh :

Arinda Suhariah
Aulia Rahma Putriesya
Mela Eka Putri
Muhamad Variz Aprilian
Muhamad Irfan Prasetyo Ardana
Satria Putra Wardani

XI MIPA 1 (kelompok 3)

SMA NEGERI 17 KABUPATEN TANGERANG


Jln. Raya Legok-Karawaci, Babakan, Kec. Legok, Tangerang,
Banten 15820
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karuniaNya sehingga makalah mengenai Asam Basa dapat terselesaikan.
Makalah ini merupakan tugas dalam mata pelajaran Kimia yang bertujuan untuk
memberikan pendekatan belajar agar siswa/i lebih mudah memahami materi yang
terkandung, juga membangun motivasi siswa/i untuk dapat mengaitkan suatu materi
pada kehidupan sehari-hari.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka
penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah
ini. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya dan dapat memenuhi harapan kita semua.

Tangerang, 15 januari 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Senyawa asam dan basa sering ditemukan dan berperan penting dalam kehidupan
sehari-hari. Contoh bahan yang bersifat asam yaitu pada buahan-buahan misalnya lemon dan
jeruk. Sedangkan contoh bahan yang bersifat basa yaitu sabun dan deterjen. Untuk
menjelaskan mengenai senyawa asam dan basa, terdapat beberapa teori asam basa,
diantaranya yaitu teori Arrhenius, teori Bronsted-Lowry, teori asam basa Lewis, dan teori
Lux-Flood.
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membedakan antara senyawa
asam dan basa, misalnya dengan menggunakan indikator lakmus. Senyawa asam dapat
mengubah lakmus biru menjadi berwarna merah, sebaliknya senyawa basa dapat mengubah
lakmus merah menjadi berwarna biru. Selain itu, untuk membedakan apakah suatu senyawa
bersifat asam atau basa dapat juga menggunakan indikator phenolphthalein.
Jika setelah penambahan phenolphthalein warna larutan berubah menjadi merah muda
atau pink, maka larutan tersebut bersifat basa. Senyawa asam dan basa masing-masing
memiliki sifat spesifik yang dapat membedakannya satu sama lain, misalnya dengan rasanya.
Senyawa asam cenderung memiliki rasa masam, sedangkan senyawa basa memiliki rasa agak
pahit. Perbedaan lain yang dapat membedakan kedua senyawa ini yaitu kemampuannya
melarutkan zat lain. Senyawa asam bersifat korosif sehingga dapat melarutkan beberapa
logam aktif, sedangkan senyawa basa dapat melarutkan lemak. Oleh karena itu, abu gosok
yang bersifat basa dapat digunakan untuk mencuci sisa lemak yang ada di piring.
Senyawa asam dan basa juga dapat digolongkan lebih lanjut berdasarkan sifat keras
dan lunaknya. Penggolongan ini didasarkan pada ligan dan ion logamnya. Ligan (anion) keras
dan lunak digolongkan berdasarkan polarisabilitas anion, yaitu kemampuan suatu anion untuk
mengalami polarisasi akibat medan listrik yang berasal dari ion logam (kation). Sedangkan
ion logam (kation) keras dan lunak digolongkan berdasarkan polarisabilitas kation, yaitu
kemampuan suatu kation untuk mempolarisasi suatu anion dalam suatu ikatan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asam dan Basa

Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan Prancis termasuk Antoine Lavoisier secara
keliru berkeyakinan bahwa semua asam mengandung oksigen. Lavoisier mendefinisikan
asam sebagai zat mengandung oksigen karena pengetahuannya akan asam kuat hanya terbatas
pada asam-asam okso dan karena is tidak mengetahui komposisi sesungguhnya dari asam
halida, HCI, HBr, dan HI.
Lavoisier-lah yang memberi nama oksigen dari dua kata bahasa Yunani yaitu oxus
(asam) dan gennan (menghasilkan) yang berarti “penghasil/pembentuk asam”. Setelah unsur
klorin, bromin, dan iodin teridentifikasi dan ketiadaan oksigen dalam asam – asam halida
ditemukan oleh Sir Humphry Davy pada tahun 1810, definisi oleh Lavoisier tersebut
kemudian ditinggalkan. Kimiawan Inggris pada waktu itu, termasuk Humphry Davy
berkeyakinan bahwa semua asam mengandung hidrogen. Setelah itu pada tahun 1884, ahli
kimia Swedia yang bernama Svante August Arrhenius dengan menggunakan landasan ini,
Istilah asam berasal dari bahasa Latin “Acetum” yang berarti cuka, karena diketahui
zat utama dalam cuka adalah asam asetat. yaitu zat yang berasa masam.
Basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Secara umum basa yaitu zat yang
berasa pahit dan bersifat kaustik. Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang
menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan dari asam, yaitu
ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan
istilah yang digunakan untuk basa kuat. Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah.
Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam
larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut.
B. Praktikum Asam Basa

Maka dari itu untuk mengetahui lebih lanjut tentang Asam Basa, kami melakukan
Praktikum untuk mengetahui lebih lanjut. :

● Bahan - Bahan
1. Air Cuka
2. Air Gula
3. Air Garam
4. Air Kapur
5. Air Perasan Jeruk nipis
6. Air Kunyit Blender
7. Air Perasan Kulit manggis
8. Air Rendaman Kembang telon
9. Air Rendaman Kembang Sepatu
10. Air Rendaman Kembang kertas
11. Air Biasa ( sumur ato tower )
12. Air Kali
13. Air Got
14. Air Sabun
15. Air Wortel Blender
16. Air Rendaman Buah Beet

● Alat – Alat
1. Jas Lab
2. Gelas Plastik
3. Tatakan Gelas ( Piring Kecil )
4. Kertas Lakmus Merah & Biru
5. Kertas Indikator Universal
6. Serbet / Tisu
C. Langkah – Langkah

Ini adalah langkah langkah yang kami lakukan saat melakukan praktikum, Praktikum
ini akan dibagi 2 sesi, sesi pertama adalah melihat reaksi dari kertas lakmus dan sesi kedua
adalah menghitung kandungan pH dalam air.

Sesi 1 : Menguji Kandungan Dalam Air


1. Siapkan semua Alat Dan Bahan, Kecuali kertas Indikator Universal
2. Masukkan semua air kedalam gelas yang berbeda dan letakkan di meja.
3. Siapkan kertas lakmus merah dan biru, cara penggunaannya adalah dengan
mencelupkan masing masing kertas lakmus ke dalam masing masing air, jadi 2 kertas
dalam 1 gelas air
4. Maka hasilnya akan terlihat dengan mencelupkan kertas kedalam air, kertas akan
berubah warna ketika dicelupkan.

Jika warna kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru menjadi merah maka itu adalah
larutan Asam, jika kertas lakmus merah menjadi warna biru dan kertas lakmus merah tetap
berwarna biru, maka itu adalah larutan Basa. Dan jika kertas lakmus merah tetap menjadi
merah serta kertas lakmus biru tetap menjadi warna biru, maka itu adalah larutan Netral.

Sesi 2 : Menguji Jumlah pH dalam Air


1. Siapkan semua Alat Dan Bahan, Kecuali kertas Lakmus Merah & Biru
2. Masukkan semua air kedalam gelas yang berbeda dan letakkan di meja.
3. Campurkan beberapa kandungan ini ke dalam piring kecil.
4. Siapkan kertas Indikator Universal dan celupkan ke dalam Larutan air yang sudah di
campurkan.
5. Hasilnya kertas Indikator akan berubah dan dapat kita cocokkan dengan jumlah ph
yang ada digambar box kertas Indikator.
6. Lakukan hingga semua larutan dapat diukur pHnya.

D. Hasil Pengamatan

Sesi 1 :

NO Larutan Lakmus Sifat Hasil


Merah Biru Larutan Praktikum
1 Air Cuka merah merah asam

2 Air Gula merah biru netral

3 Air Garam merah biru netral

4 Air Kapur merah biru netral

5 Air Jeruk merah merah asam

6 Air Telang biru biru basa


7 Air Sepatu biru biru basa

8 Air Kertas merah biru netral

9 Air Biasa merah biru netral

10 Air Kali merah biru netral

11 Air Got merah biru netral

12 Air Sabun biru biru basa

13 Air Wortel merah merah asam

14 Air Kunyit - - -
15 Air Bit merah biru netral

16 Air Manggis - - -

Sesi 2 :
No Campura Hasil Pengamatan pH
n

1 kunyit 4
cuka

2 Kunyit 4
Sabun

3 Kunyit 5
Kaput

4 Kunyit 4
Gula

5 Telang 6
Cuka

6 Telang 6
Sabun

7 Telang 5
Kapur

8 Telang 5
Gula
9 Sepatu 2
Cuka

10 Sepatu 6
Sabun

11 Sepatu 5
Kapur

12 Sepatu 6
Gula

13 Manggis 3
Nipis

14 Manggis 6
Sabun

15 Manggis 3
Kapur

16 Manggis 3
Gula

17 Wortel 4
Cuka

18 Wortel 5
Sabun

19 Wortel 6
Kapur
20 Wortel 5
Gula

21 Bit Nipis 2

22 Bit Sabun 7

23 Bit 6
Kapiur

24 Bit Gula 6
BAB III
KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah kamu praktikan dan dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

9. Sifat keasaman dan sifat kebasaan suatu bahan dapat diketahui dengan
menggunakan kertas lakmus dan indicator universal. Dari percobaan diperoleh 3 jenis
larutan, yaitu asam (pH < 7), basa (pH > 7) air cuka, air jeruk, air wortel Sedangkan
bahan uji yang termasuk basa adalah air teleng, air sepatu, air sabun. Bahan uji yang
termasuk larutan netral adalah air gula, air garam, air kapur, air biasa, air kembang
kertas, air kali, air got, air buah beet.

Skala keasaman untuk masing-masing indicator mempunyai karakteristik sendiri.


Untuk kertas lakmus skala keasaman ditentukan dengan perubahan warna. Indikator
universal mempunyai skala keasaman dari 1-14. Masing- masing skala indicator
universal memiliki warna yang berbeda-beda sesuai dengan tingkatan pH.

Anda mungkin juga menyukai