Disusun oleh:
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini
masih memberikan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam tak lupa semoga selalu
tercurahlimpahkan kepada junjungan alam semesta Nabi Muhammad SAW yang
telah menyampaikan petunjuk dari Allah SWT, kepada keluarganya, sahabatnya, dan
semoga sampai pula kepada kita sebagai umatnya.
Kami menyadari bahwa dalam laporan praktikum ini masih jauh dari kata
sempurna dan terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang konstruktif dari pembaca agar kami dapat melakukan perbaikan di
kemudian hari. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana
mestinya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari. Asam dan basa terdapat dalam makanan,
minuman, obat obatan, dan bahkan makhluk hidup. Senyawa asam
mempunyai rasa yang masam, sedangkan rasa basa mempunyai rasa pahit.
Untuk mengetahui sifat asam dan basa, kami melakukan suatu percobaan
ilmiah. Karena dengan melakukan percobaan kita dapat mengetahui suatu
larutan, apakah mengandung sifat asam atau basa.
Zat asam dan basa tersebut dapat dibedakan dengan alat indra
manusia, namun tidak semua zat tersebut aman bagi manusia. Walaupun
terkadang asam dan basa aman untuk dimakan, tetapi bila nilai asam dan basa
pada benda tersebut tinggi maka tidaklah aman untuk seseorang
merasakannya dengan mulut ataupun dihirup atau disentuh secara langsung
melalui hidung dan kulit. Oleh karena itu diperlukan indikator pengujian
untuk apakah zat yang kita teliti mengandung asam atau basa dan apakah zat
tersebut asam kuat atau basa kuat. Dalam percobaan yang akan kita lakukan,
kita akan menggunakan berbagai macam indicator asam basa mulai dari alami
maupun buatan. Sehingga dapat diketahui zat manakah yang asam dan basa
dan perbedaan di antara keduanya melalui percobaan ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengenali sifat larutan asam, basa atau netral?
2. Apa yang dimaksud dengan indikator asam basa?
3. Apakah penggunaan indikator alami asam basa alami lebih efektif daripada
penggunaan indikator buatan?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan mendeskripsikan cara mengidentifikasi sifat larutan asam,
basa dan garam
2. Mengetahui perbedaan antara larutan asam dan larutan basa
3. Mengetahui keefektifan menggunakan indikator asam basa yang alami
dibandingkan menggunakan kertas lakmus
BAB II
LANDASAN TEORI
Asam
Asam adalah molekul atau ion yang dapat memberikan ion hidrogen (H +)
kepada zat lain. Asam bisa membuat pH air menjadi lebih kecil dari 7. Suatu
asam bereaksi dengan suatu basa reaksi penetralan untuk membentuk garam.
Asam memiliki sifat sebagai berikut:
Basa
Basa adalah zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia asam dan basa
saling berlawanan. Berbeda dengan asam yang menghasilkan ion (H +), basa
jika dilarutkan dalam air akan membentuk ion hidroksida (OH-). Jika asam
dan basa dilarutkan, keduanya akan saling menetralkan. Basa dapat membuat
pH air menjadi lebih dari 7. Basa sendiri memiliki sifat:
1. Basa bersifat kaustik
2. Rasanya pahit
3. Licin seperti lilin
Indikator
Larutan asam dan basa akan memberikan warna tertentu jika direaksikan
dengan indikator. Indikator merupakan suatu senyawa kompleks yang bisa
atau dapat bereaksi dengan senyawa asam basa.
Dengan menggunakan indikator, dapat diketahui suatu zat bersifat asam atau
basa. Indikator tersebut juga dapat digunakan untuk dapat mengetahui tingkat
kekuatan pada suatu asam atau basa. Menurut jenisnya, indikator dibagi dua
yaitu indikator alami dan buatan.
Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang dibuat di laboratorium atau
pabrik alat-alat kimia. Contohnya yaitu kertas lakmus merah dan kertas
lakmus biru. Kertas lakmus yang diberi senyawa kimia akan menunjukan
warna yang berbeda ketika ditetesi atau dimasukan pada larutan yang bersifat
basa maupun asam, warna kertas lakmus akan selaras dengan sifat larutan
yang diteteskan.
Indikator alami adalah indikator yang berasal dari alam seperti tumbuh-
tumbuhan. Tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai indikator asam-basa
contohnya mahkota bunga, kunyit, kubis ungu, pandan, dan kulit manggis.
Ekstrak bahan tersebut dapat memberikan warna yang berlainan dalam larutan
asam maupun larutan basa.
1. Menurut ARRHENIUS
Menurut teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan ion (H+)
disebut asam dan zat yang menghasilkan ion OH- adalah basa
HCL = H+ + CL-
NaOH = Na+ + OH-
Sampai sekarang teori Arrhenius masih tetap berguna meskipun merupakan
model paling sederhana. Asam dikatakan kuat atau lemah berdasarkan daya
hantar listrik molar. Larutan dapat menghantarkan arus listrik jika
mengandung ion, sehingga semakin banyak asam yang terionisasi berarti
makin kuat asamnya. Asam kuat berupa elektrolit kuat dan asam lemah berupa
elektrolit lemah.
Sehingga menurut Svante August Arrhenius asam adalah spesi yang
mengandung H+ dan basa adalah spesi yang mengandung OH-, dengan asumsi
bahwa pelarut tidak berpengaruh terhadap sifat asam dan basa.
2. Menurut Bronsted-Lowry
Menurut Johannes Bronsted, basa adalah zat yang dapat menerima
proton dan asam adalah pendonor proton. Pada tahun 1923 seorang ahli kimia
inggris bernama T.M Lowry juga mengajukan hal yang sama dengan Bronsted
sehingga teori tersebut disebut teori Bronsted-Lowry. Perlu diperhatikan
disini bahwa H+ dari asam bergabung dengan molekul air membentuk ion
Hidronium H3 O+.
Johannes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry membuktikan bahwa
tidak semua asam mengandung ion H+ dan tidak semua basa mengandung Ion
OH- . Mereka mengemukakan teori bahwa asam adalah spesi yang memberi
H+ dan basa adalah spesi yang menerima ion H + tersebut .Jika suatu asam
memberi sebuah H+ kepada molekul basa, maka sisanya akan menjadi basa
konjugasi dari asam semula. Begitu juga bila basa menerima H+ maka sisanya
adalah asam konjugasi dari basa semula.
B. Langkah Kerja
1. Letakkan 12 potongan kecil kertas lakmus merak pada lekukan plat tetes
dan kertas lakmus biru pada plat tetes lain.
2. Kemudian, teteskan air kapur pada kedua kertas lakmus dengan
menggunakan pipet tetes. Amati yang terjadi.
3. Ulangi langkah 2 dengan menggunakan larutan lain yang telah disiapkan.
4. Tumbuk bunga mawar sampai halus, kemudian tambahkan beberapa tetes
air. Aduk dan ambil airnya.
5. Letakkan air bunga mawar pada dua lekukan plat tetes. Kemudian teteskan
air kapur pada lekukan pertama dan larutan cuka pada lekukan kedua.
Amati yang terjadi.
6. Lakukan langkah (5) menggunakan larutan ekstrak lain yang telah
disediakan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Perubahan warna kertas lakmus
Cara mengetahui suatu larutan bersifat asam, basa, atau netral adalah
dengan menggunakan indikator, misalnya kertas lakmus, atau dengan
mengidentifikasi sifat-sifat dari larutan asam atau basa. Berdasarkan
praktikum, larutan asam akan mengubah lakmus biru menjadi merah dan
lakmus merah tetap berwarna merah. Larutan basa akan mengubah lakmus
merah menjadi biru dan lakmus biru tetap berwarna biru. Larutan netral tidak
akan mengubah warna lakmus, lakmus merah tetap berwarna merah dan
lakmus biru tetap berwarna biru
Sifat larutan asam, basa, atau netral dapat dikenali dengan melakukan
pengamatan pada perubahan warna indikator sintetis berupa lakmus merah dan biru
dan indikator alami seperti ekstrak bunga mawar merah, kulit manggis, dan kol ungu.
Sifat asam dikenali saat kertas lakmus biru berubah menjadi merah dan merah tetap
merah ketika ditetesi larutan. Sifat basa dikenali saat lakmus merah menjadi biru dan
lakmus biru tetap biru. Sedangkan sifat netral dikenali jika kertas lakmus tidak
mengalami perubahan warna setelah penetesan.
1. Gula
2. H2SO4
1 5 9 3. NH4Cl 1 5 9
4. NaCl
5. Sabun
2 6 1 2 6 1
6. Amonia
0 0
7. Air jeruk
8. NaOH 3
3 7 1 7 1
9. Na2CO3 1
1
10. Cuka
4 8 1 11. Kapur 4 8 1
2 12. Aquades 2
D – Ekstrak kunyit
B1 B2 B1 B2
E – Ekstrak daun pandan
C1 C2
1 – Ditetesi cuka C1 C2
D1 D2 D1 D2
E1 E2 E1 E2