Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

IDENTIFIKASI ASAM DAN BASA

Disusun oleh:

Ajda Firasyan Shiddiq 181910201


Anugrah Ambia 181910204
Desti Shalsabila 181910207
Muhammad Luthfi K N 181910219
Sherla Armevia 181910230

SMA NEGERI 11 BANDUNG


Jl. Kembar Baru No. 23 Bandung 40253 Telp. (022) 5201102
Tahun Ajaran 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini
masih memberikan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam tak lupa semoga selalu
tercurahlimpahkan kepada junjungan alam semesta Nabi Muhammad SAW yang
telah menyampaikan petunjuk dari Allah SWT, kepada keluarganya, sahabatnya, dan
semoga sampai pula kepada kita sebagai umatnya.

Adapun penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk mendokumentasikan


kegiatan praktikum Uji Asam Basa yang telah kami lakukan, serta untuk memenuhi
salah satu tugas mata pelajaran Kimia Semester 4 tahun ajaran 2019/2020. Kami
mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang yang ikut berkontribusi dalam
pelaksanaan praktikum dan pembuatan laporan ini.

Kami menyadari bahwa dalam laporan praktikum ini masih jauh dari kata
sempurna dan terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang konstruktif dari pembaca agar kami dapat melakukan perbaikan di
kemudian hari. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana
mestinya.

Bandung, Februari 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari. Asam dan basa terdapat dalam makanan,
minuman, obat obatan, dan bahkan makhluk hidup. Senyawa asam
mempunyai rasa yang masam, sedangkan rasa basa mempunyai rasa pahit.
Untuk mengetahui sifat asam dan basa, kami melakukan suatu percobaan
ilmiah. Karena dengan melakukan percobaan kita dapat mengetahui suatu
larutan, apakah mengandung sifat asam atau basa.
Zat asam dan basa tersebut dapat dibedakan dengan alat indra
manusia, namun tidak semua zat tersebut aman bagi manusia. Walaupun
terkadang asam dan basa aman untuk dimakan, tetapi bila nilai asam dan basa
pada benda tersebut tinggi maka tidaklah aman untuk seseorang
merasakannya dengan mulut ataupun dihirup atau disentuh secara langsung
melalui hidung dan kulit. Oleh karena itu diperlukan indikator pengujian
untuk apakah zat yang kita teliti mengandung asam atau basa dan apakah zat
tersebut asam kuat atau basa kuat. Dalam percobaan yang akan kita lakukan,
kita akan menggunakan berbagai macam indicator asam basa mulai dari alami
maupun buatan. Sehingga dapat diketahui zat manakah yang asam dan basa
dan perbedaan di antara keduanya melalui percobaan ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengenali sifat larutan asam, basa atau netral?
2. Apa yang dimaksud dengan indikator asam basa?
3. Apakah penggunaan indikator alami asam basa alami lebih efektif daripada
penggunaan indikator buatan?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan mendeskripsikan cara mengidentifikasi sifat larutan asam,
basa dan garam
2. Mengetahui perbedaan antara larutan asam dan larutan basa
3. Mengetahui keefektifan menggunakan indikator asam basa yang alami
dibandingkan menggunakan kertas lakmus
BAB II
LANDASAN TEORI

 Asam
Asam adalah molekul atau ion yang dapat memberikan ion hidrogen (H +)
kepada zat lain. Asam bisa membuat pH air menjadi lebih kecil dari 7. Suatu
asam bereaksi dengan suatu basa reaksi penetralan untuk membentuk garam.
Asam memiliki sifat sebagai berikut:

1. Asam akan terasa menyengat jika bersentuhan dengan kulit,dapat merusak


kulit terutama bila kandungan asamnya tinggi
2. Asam bereaksi dengan kebanyakan logam
3. Bersifat korosif
4. Berasa asam jika dimasukan kedalam air

 Basa
Basa adalah zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia asam dan basa
saling berlawanan. Berbeda dengan asam yang menghasilkan ion (H +), basa
jika dilarutkan dalam air akan membentuk ion hidroksida (OH-). Jika asam
dan basa dilarutkan, keduanya akan saling menetralkan. Basa dapat membuat
pH air menjadi lebih dari 7. Basa sendiri memiliki sifat:
1. Basa bersifat kaustik
2. Rasanya pahit
3. Licin seperti lilin

 Indikator

Larutan asam dan basa akan memberikan warna tertentu jika direaksikan
dengan indikator. Indikator merupakan suatu senyawa kompleks yang bisa
atau dapat bereaksi dengan senyawa asam basa.
Dengan menggunakan indikator, dapat diketahui suatu zat bersifat asam atau
basa. Indikator tersebut juga dapat digunakan untuk dapat mengetahui tingkat
kekuatan pada suatu asam atau basa. Menurut jenisnya, indikator dibagi dua
yaitu indikator alami dan buatan.

Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang dibuat di laboratorium atau
pabrik alat-alat kimia. Contohnya yaitu kertas lakmus merah dan kertas
lakmus biru. Kertas lakmus yang diberi senyawa kimia akan menunjukan
warna yang berbeda ketika ditetesi atau dimasukan pada larutan yang bersifat
basa maupun asam, warna kertas lakmus akan selaras dengan sifat larutan
yang diteteskan.

Indikator alami adalah indikator yang berasal dari alam seperti tumbuh-
tumbuhan. Tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai indikator asam-basa
contohnya mahkota bunga, kunyit, kubis ungu, pandan, dan kulit manggis.
Ekstrak bahan tersebut dapat memberikan warna yang berlainan dalam larutan
asam maupun larutan basa.

Teori Asam dan Basa

1. Menurut ARRHENIUS
Menurut teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan ion (H+)
disebut asam dan zat yang menghasilkan ion OH- adalah basa
HCL = H+ + CL-
NaOH = Na+ + OH-
Sampai sekarang teori Arrhenius masih tetap berguna meskipun merupakan
model paling sederhana. Asam dikatakan kuat atau lemah berdasarkan daya
hantar listrik molar. Larutan dapat menghantarkan arus listrik jika
mengandung ion, sehingga semakin banyak asam yang terionisasi berarti
makin kuat asamnya. Asam kuat berupa elektrolit kuat dan asam lemah berupa
elektrolit lemah.
Sehingga menurut Svante August Arrhenius asam adalah spesi yang
mengandung H+ dan basa adalah spesi yang mengandung OH-, dengan asumsi
bahwa pelarut tidak berpengaruh terhadap sifat asam dan basa.

2. Menurut Bronsted-Lowry
Menurut Johannes Bronsted, basa adalah zat yang dapat menerima
proton dan asam adalah pendonor proton. Pada tahun 1923 seorang ahli kimia
inggris bernama T.M Lowry juga mengajukan hal yang sama dengan Bronsted
sehingga teori tersebut disebut teori Bronsted-Lowry. Perlu diperhatikan
disini bahwa H+ dari asam bergabung dengan molekul air membentuk ion
Hidronium H3 O+.
Johannes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry membuktikan bahwa
tidak semua asam mengandung ion H+ dan tidak semua basa mengandung Ion
OH- . Mereka mengemukakan teori bahwa asam adalah spesi yang memberi
H+ dan basa adalah spesi yang menerima ion H + tersebut .Jika suatu asam
memberi sebuah H+ kepada molekul basa, maka sisanya akan menjadi basa
konjugasi dari asam semula. Begitu juga bila basa menerima H+ maka sisanya
adalah asam konjugasi dari basa semula.

3. Menurut G.N Lewis


Teori Gilbert Newton Lewis menekankan pada perpindahan elektron
bukan pada perpindahan proton, sehingga ia mendefinisikan asam sebagai
penerima pasangan elektron dan basa adalah pendonor pasangan elektron.
Konsep ini memperluas dasar teori asam-basa Bronsted-Lowry.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


- 2 buah plat tetes - Larutan natrium karbonat
- 16 buah gelas kimia 50ml - Larutan natrium klorida
- 2 buah pipet tetes - Larutan natrium hidroksida
- Air suling - Larutan asam sulfat
- Air kapur - Kertas lakmus merah
- Larutan cuka dapur - Ekstrak daun pandan
- Larutan ammonia 0,1M - Ekstrak kunyit
- Air jeruk - Ekstrak kulit manggis
- Air sabun - Ekstrak kol ungu
- Larutan gula - Ekstrak bunga mawar

B. Langkah Kerja
1. Letakkan 12 potongan kecil kertas lakmus merak pada lekukan plat tetes
dan kertas lakmus biru pada plat tetes lain.
2. Kemudian, teteskan air kapur pada kedua kertas lakmus dengan
menggunakan pipet tetes. Amati yang terjadi.
3. Ulangi langkah 2 dengan menggunakan larutan lain yang telah disiapkan.
4. Tumbuk bunga mawar sampai halus, kemudian tambahkan beberapa tetes
air. Aduk dan ambil airnya.
5. Letakkan air bunga mawar pada dua lekukan plat tetes. Kemudian teteskan
air kapur pada lekukan pertama dan larutan cuka pada lekukan kedua.
Amati yang terjadi.
6. Lakukan langkah (5) menggunakan larutan ekstrak lain yang telah
disediakan.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Perubahan warna kertas lakmus

N Kertas lakmus Sifat larutan


Bahan
o Merah Biru Asam Netral Basa
1 Air suling Merah Biru ✓
2 Larutan cuka Merah Merah ✓
3 Air kapur Biru Biru ✓
4 Larutan gula Merah Biru ✓
5 Ammonia Biru Biru ✓
6 Air jeruk Merah Merah ✓
7 Air sabun Biru Biru ✓
8 Larutan asam sulfat Merah Merah ✓
9 Larutan natrium karbonat Biru Biru ✓
10 Larutan natrium klorida Merah Biru ✓
11 Larutan amonium klorida Merah Merah ✓
12 Larutan natrium hidroksida Biru Biru ✓

2. Indikator bahan alami

N Ekstrak Bahan Warna ekstrak bahan Warna ekstrak setelah di tetesi


o alami alami Cuka Air kapur
1 Daun pandan Bening kehijauan Bening kehijauan Bening kehijauan
2 Bunga mawar Merah keunguan Merah Coklat kehijauan
3 Kunyit Kuning bening Kuning bening Kuning bening
4 Kulit manggis Kuning Kuning cerah Kuning gelap
5 Kol ungu Ungu Merah muda Hijau
B. Hasil Pembahasan
Asam adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Basa adalah senyawa
kimia yang menyerap ion hidronium ketika dilarutkan dalam air. Basa
memiliki pH lebih besar dari 7.

Cara mengetahui suatu larutan bersifat asam, basa, atau netral adalah
dengan menggunakan indikator, misalnya kertas lakmus, atau dengan
mengidentifikasi sifat-sifat dari larutan asam atau basa. Berdasarkan
praktikum, larutan asam akan mengubah lakmus biru menjadi merah dan
lakmus merah tetap berwarna merah. Larutan basa akan mengubah lakmus
merah menjadi biru dan lakmus biru tetap berwarna biru. Larutan netral tidak
akan mengubah warna lakmus, lakmus merah tetap berwarna merah dan
lakmus biru tetap berwarna biru

Indikator alami asam-basa merupakan sebuah alat terbuat dari


ekstraksi bahan alam berwarna yang memiliki sifat berubah warna pada
kondisi lingkungan asam maupun basa biasanya dibuat dari berbagai jenis
tumbuhan yang mempunyai pigmen warna yang keras atau mencolok seperti
kunyit kulit manggis, bunga mawar, tumbuhan pandan tersebut dengan cara
dilakukan diberi air sehingga diperoleh ekstrak bahan alam sebagai indikator
alami

Indikator yang digunakan dalam penelitian dapat berupa indikator


alami dan indikator buatan. Indikator alami adalah indikator yang terdapat di
alam, misalnya adalah kulit manggis, daun pandan, kunyit, bunga mawar, dan
kol ungu. Bunga-bunga ini mengandung senyawa aktif aktosianin yang
berubah warnanya seiring perubahan pH larutan.
Sementara indikator sintetik adalah indikator yang dibuat dengan
proses produksi tertentu, misalnya senyawa asam sulfat, natrium karbonat,
natrium klorida.

Dari hasil pengamatan pada perubahan warna pada kertas lakmus,


larutan cuka, air jeruk, larutan asam sulfat, dan larutan amonium klorida
merupakan larutan bersifat asam. Sedangkan kertas lakmus air kapur, amonia,
air sabun, larutan natrium karbonat, dan larutan natrium hidroksida
merupakan larutan yang bersifat basa. Adapun kertas lakmus yang ditetesi air
suling, larutan gula, dan larutan natrium klorida mengindikasikan larutan
bersifat netral.
BAB V
KESIMPULAN

Sifat larutan asam, basa, atau netral dapat dikenali dengan melakukan
pengamatan pada perubahan warna indikator sintetis berupa lakmus merah dan biru
dan indikator alami seperti ekstrak bunga mawar merah, kulit manggis, dan kol ungu.
Sifat asam dikenali saat kertas lakmus biru berubah menjadi merah dan merah tetap
merah ketika ditetesi larutan. Sifat basa dikenali saat lakmus merah menjadi biru dan
lakmus biru tetap biru. Sedangkan sifat netral dikenali jika kertas lakmus tidak
mengalami perubahan warna setelah penetesan.

Indikator merupakan suatu senyawa kompleks yang dapat menunjukan


indikasi berupa perubahan warna ketika bereaksi dengan senyawa asam atau basa.
Penggunaan indikator sintetis/buatan cenderung lebih efektif dan akurat untuk
mengenali sifat larutan dibanding indikator alami sebab memiliki stabilitas yang lebih
baik.
LAMPIRAN
Gambar 1 Alat dan bahan

1. Gula
2. H2SO4
1 5 9 3. NH4Cl 1 5 9
4. NaCl
5. Sabun
2 6 1 2 6 1
6. Amonia
0 0
7. Air jeruk
8. NaOH 3
3 7 1 7 1
9. Na2CO3 1
1
10. Cuka
4 8 1 11. Kapur 4 8 1
2 12. Aquades 2

Gambar 2 Lakmus biru Gambar 3 Lakmus merah


A – Ekstrak mawar merah

B - Ekstrak kol ungu


A1 A2 A1 A2
C – Ekstrak kulit manggis

D – Ekstrak kunyit
B1 B2 B1 B2
E – Ekstrak daun pandan

C1 C2
1 – Ditetesi cuka C1 C2

2 – Ditetesi air kapur

D1 D2 D1 D2

E1 E2 E1 E2

Warna sebelum penetesan Warna setelah penetesan

Anda mungkin juga menyukai