Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PERCOBAAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI SUATU

SAMPEL LARUTAN BERSIFAT ASAM ATAU BASA DAN MENGUKUR


PH-NYA

OLEH
KELOMPOK 7 DAN KELOMPOK 8
AISYAH PRASTIWI PUTRI (190341621616)
GHAUTS MANNAH AJI A. (1903416216--)
NADYA ROSMA ANGGI C. K. (1903416216--)
NIDAUL IZZAH KAMILAH (1903416216--)
RIFA ALIFIA RAHMAN (1903416216--)
RISKI MAELINDA HASANAH (1903416216--)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHIAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
OKTOBER 2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................
1.2 Landasan Teori...............................................................................
BAB II ISI
2.1 Metode Praktikum...........................................................................
2.2 Percobaan 1.....................................................................................
2.3 Percobaan 2.....................................................................................
2.4 Percobaan 3.....................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN...............................................................................
3.2 SARAN...........................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini. Sholawat beserta salam selalu tercurahkan kepada Nabi kita
Muhammad SAW, beserta keluarga-Nya, sahabat-sahabat-Nya dan kita selaku
umatnya hingga akhir zaman. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, hal ini karena kemampuan dan pengalaman kami yang masih ada
dalam keterbatasan. Untuk itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun, demi perbaikan dalam makalah ini yang akan datang. Semoga
makalah ini bermanfaat sebagai sumbangsih penulis demi menambah pengetahuan
terutama bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Akhir kata kami
sampaikan terima kasih semoga Allah Swt senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin ya robbal alamin.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Asam basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid)
berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali)
berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Asam dan basa secara tidak
sadar merupakan bagian dari kehidupan kita. Kita senantiasa
berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Makanan yang kita
konsumsi sebagian besar bersifat asam,sedangkan pembersih yang kita
gunakan (sabun, deterjen, dll) adalah basa. Enzim-enzim dan protein
dalam tubuh kita juga merupakan asam.
Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi
lingkungan. Keasaman tanah akan berpengaruh terhadap kondisi
tumbuhan yang ada diatasnya. Kualitas air juga dapat ditentukan
dengan mengukur tingkat keasamannya. Suatu daerah yang dilanda
hujan asam akan mengalami kerusakan lingkungan yang cukup buruk.
Kebanyakan asam dan basa (yang belum bercampur dengan senyawa
lain) di alam berupa liquid (larutan). Karena bentuk inilah yang
mudah untuk direaksikan dengan senyawa lainnya. Meskipun asam
dan basa yang kita konsumsi sehari-hari berupa padatan dan sabun,
namun pada akhirnya tetap butuh diencerkan juga (direaksikan atau
dicampur dengan air) agar lebih mudah diserap atau digunakan.
Berdasarkan pengertian asam basa menurut Arrhenius, suatu
senyawa bersifat asam dalam air karena adanya ion H+. Adapun suatu
senyawa bersifat basa dalam air karena adanya ion OH-.
Untuk mengetahui apakah suatu senyawa mengandung ion H+
atau ion OH- dapat diuji dengan kertas lakmus. Ada dua jenis kertas
lakmus, yakni lakmus merah dan lakmus biru. Adanya ion H+ dalam
larutan dapat memerahkan kertas lakmus (lakmus biru berubah
menjadi merah dan lakmus merah tetap berwarna merah). Adapun
adanya ion OH- dalam larutan yaitu dapat membirukan kertas lakmus
(lakmus merah berubah warna menjadi biru dan lakmus biru tetap
berwarna biru).
Pada tahun 1923 ahli kimia bernama J.N Broansted dan ahli
kimia inggris bernama T.N Lowry mengemukakan teori asam basa
Broansted-lowry, yang berbunyi suatu zat pemberi proton (proton
donor) disebut asam dan suatu zat penerima proton (proton aseptor)
disebut basa. Dari defenisi tersebut maka suatu asam setelah melepas
proton akan membentuk basa konjugasi dari asam tersebut. Demikian
pula dengan basa,setelah menerima proton akan membentukasam
konjugasi dri basa tersebut.
Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi
basa adalah zat yang memiliki satu atau lebih satu pasangan elektron
babas yang dapat diberikan kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan
kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat yng dapat menerima
pasangan elektron tersebut.

1.2 LANDASAN TEORI


Asam dan basa sudah dikenal sejak dahulu. Istilah asam (acid) berasal
dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Seperti diketahui, zat
utama dalam cuka adalah asam asetat. Istilah basa (alkali) berasal dari
bahasa Arab yang berarti abu. Juga sudah lama diketahui bahwa asam
dan basa saling menetralkan. Sejak berabad-abad yang lalu, para pakar
mendefinisikan asam dan basa berdasarkan sifat larutan airnya.
Larutan asam mempunyai rasa asam dan bersifat korosif (merusak
logam, marmer, dan berbagai bahan lain). Sedangkan larutan basa
berasa agak pahit dan bersifat kaustik (licin, seperti bersabun). Namun
demikian, tidak dianjurkan mengenali asam dan basa dengan cara
mencicipi karena berbahaya. Asam dan basa dapat dikenali
menggunakan indikator asam basa, misalnya lakmus merah dan
lakmus biru. Larutan asam mengubah lakmus biru menjadi merah,
sebaliknya larutan basa mengubah lakmus merah menjadi biru.
Larutan yang tidak mengubah warna lakmus, baik lakmus merah
maupun lakmus biru, disebut bersifat netral (tidak asam dan tidak
basa). Air murni bersifat netral.

Tabel 1. Warna kertas lakmus merah dan biru dalam larutan yang
bersifat asam, basa, dan netral

Jenis kertas lakmus Dalam larutan yang bersifat Asam Basa Netral
Lakmus merah merah biru merah Lakmus biru merah biru biru

Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1, lakmus merah memberi


warna yang sama dalam larutan yang bersifat asam dan dalam larutan
yang bersifat netral. Oleh karena itu, untuk menunjukkan larutan asam
harus menggunakan lakmus biru. Larutan yang bersifat asam
mengubah lakmus biru menjadi merah. Sebaliknya, untuk
menunjukkan larutan bersifat basa, harus menggunakan lakmus merah.
Beberapa contoh larutan terlihat di bawah ini :

Larutan bersifat asam : larutan cuka, air jeruk, air aki


Larutan bersifat basa : air kapur, air abu, larutan sabun, larutan
amonia, larutan soda
Larutan bersifat netral : larutan natrium klorida, larutan urea,
alkohol, larutan gula
BAB II PEMBAHASAN

2.1 METODE PENELITIAN

1. Larutan Jeruk Manis


Pada saat larutan jeruk manis ditambahkan kertas lakmus merah, 
tetap berwarna merah, dan pada saat ditambahkan kertas lakmus biru
menghasilkan kertas lakmus merah yang berubah warna menjadi biru. Dari
pernyataan tersebut maka dapat disimpulakan bahwa larutan cuka
termasuk larutan asam.

2. Air Jeruk Nipis


Pada saat air jeruk nipis ditambahkan kertas lakmus merah,  tetap
berwarna merah, dan pada saat ditambahkan kertas lakmus biru 
menghasilkan kertas lakmus merah yang berubah warna menjadi biru. Dari
pernyataan tersebut maka dapat disimpulakan bahwa Air jeruk nipis
termasuk larutan asam.
3. Larutan detergen
Pada saat larutan detergen ditambahkan kertas lakmus merah,
terjadi perubahan menjadi warna biru , dan pada saat ditambahkan kertas
lakmus biru tetap berwarna biru. Dari pernyataan tersebut maka dapat
disimpulakan bahwa larutan detergen termasuk larutan basa.
4. Air Soda
Pada saat air soda ditambahkan kertas lakmus merah, tetap
berwarna merah, dan pada saat ditambahkan kertas lakmus biru
menghasilkan warna merah. Dari kedua pernyataan di atas maka dapat
disimpulakan bahwa Air kapur termasuk larutan Asam.
5. Air Kapur
Pada saat air kapur ditambahkan kertas lakmus merah, maka
menghasilkan kertas lakmus merah yang menjadi warna biru, dan pada
saat ditambahkan kertas lakmus biru tetap berwarna biru. Dari pernyataan
tersebut maka dapat disimpulakan bahwa Air kapur termasuk larutan Basa.
6. Air Abu
Pada saat air abu ditambahkan kertas lakmus merah menghasilkan
warna biru, dan pada saat ditambahkan kertas lakmus biru tetap biru. Dari
pernyataan tersebut maka dapat disimpulakan bahwa Air kapur termasuk
larutan Basa.

Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan


larutan, asam atau basa,atau netral melampirkan beberapa indikator
dan perubahannya pada trayek pH tertentu,kegunaan indikator ini
adalah untuk mengetahui berapa kira-kira pH suatu larutan. Disamping
itu juga digunakan untuk mengetahui titik akhir kosentrasi pada
beberapasenyawa organik dan senyawa anorganik. Keasaman atau
kebasaan suatu zat tergantung pada banyak ada tidaknya ion H+ (untuk
asam) dan ion OH- (untuk basa) dalam zat tersebut serta derajat
ionisasi zat tersebut.
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan
dalam air akan menghasilkan larutan denga pH lebih kecil dari 7. asam
adalah suatu zat yang dapat memberi proton(ion H+) kepada zat lain
(yang disebutbasa), atau dapat menerima pasangan electron bebas dari
suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi
penetralan untuk membentuk garam. 

Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:


1. Rasanya asam
2. Korosif atau merusak
3. Asam dalam air akan terurai menjadi ion H+  
4. pH asam < 7
5. Memerahkan lakmus biru
6. Asam dapat bereaksi dengan basa menghasilkan garam dan air
7. Asam dapat bereaksi dengan logam. Contoh : Zn + 2HCl >
ZnCl2 + H2
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia,
asam dan basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali.
Jika zat asam menghasilkan ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif,
maka dalam hal ini basa mempunyai arti sebagai berikut. maka ketika
suatu senyawa basa di larutkan ke dalam air, maka akan terbentuk ion
hidroksida (OH-) dan ion positif menurut reaksi sebagai berikut. Ion
hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa hidroksida (OH-) mengikat
satu elektron saat dimasukkan ke dalam air.

Sifat-sifat  Basa:

1. Rasanya pahit
2. Licin ditangan atau kaustik
3. pH > 7
4. membirukan lakmus merah
5. Basa dalam air akan terurai menjadi ion OH-
6. Basa dapat bereaksi dengan asam menghasilkan garam dan air. Contoh :
KOH + HBr > KBr + H2O

Teori asam-basa
• Pada tahun 1884 Svante Arrhenius mengemukakan teori tentang asam
dan basa yaitu teori asam basa arrhenius. Menurutnya, asam adalah suatu
zat yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ dimana
ion tersebut merupakan satu-satunya ion yang ada dalam larutan. Basa
merupakan zat yang apabila di larutkan dalam air akan terionisasi
menghasilkan ion OH-, dan ion tersebut merupakan ion satu-satunya
yang ada di dalam larutan.
• Pada tahun 1923 ahli kima Denmark bernama J.N Bronsted dan ahli
kimia inggris bernama T.N Lowry mengemukakan teori yang bernama
teori asam basa broansted-lowry, yang berbunyi suatu zat pemberi proton
(proton donor) disebutasam dan suatu zat penerima proton (proton
aseptor) di sebut basa. Dari definisi tersebut maka suatu asam setelah
melepas proton akan membentuk basa konjugasi dari asam tersebut.
Demikian pula dengan basa, setelah menerima proton akan membentuk
asam konjugasi dari basa tersebut.
• Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah
zat yang memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas yang dapat di
berikan kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi,
sedangkan asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron
tersebut.

Indikator asam dan basa


Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa di
gunakan adalah indikator buatan dan indikator alami, Berikut ini
penjelasan tentang indikator asam-basa buatan dan indikator asam-basa
alami.
 Indikator Buatan
Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di
laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah
kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru, kertas
lakmus kertas yang diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan
warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asan maupun basa.
Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan
warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan
karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam
kertas lakmus.
Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lamus yang
berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak
lakmus yang selanjutnya dikeringkandalam udara terbuka, sehingga
dihasilkan kertas nlakmus biru.kertas lakmus biru pada larutan yang
bersifat basa akan tetap biru , karena orchein merupakan anion, sehingga
tidak akan bereaksi dengan anion (OH-).
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan
pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau
asam klorida agar warnanya menjadi merah.
Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan
kembali terjadi. Apabila kertas lakmus merah dimasukkan kedalam larutan
yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus merah
memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila
kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka
orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk.
 Indikator Alami
Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah
warnanya dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya
dilakukan dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok,
berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan.
Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya,
misalnya kembang sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan
di dalam larutan basa akan berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan
berwarna merah keunguan dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan kami, kami dapat menyimpulkan bahwa masin-
masing larutan memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada yang bersifat asam,
basa maupun netral. Hal ini ditentukan oleh ada tidaknya ion H (untuk asam)
dan ion OH (untuk basa) dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut
 Jika kertas lakmus merah yang dicelupkan kedalam larutan dan
berubah menjadi warna biru, maka itu menandakan bahwa larutan
tersebut bersifat basa.
 Jika kertas lakmus biru yang dicelupkan kedalam larutan dan berubah
menjadi warna merah, maka itu menandakan bahwa larutan tersebut
bersifat asam
 Kertas lakmus tidak berubah warna maka larutan tersebut bersifat
netral.

2.2 SARAN
Saran kami yaitu sebaik-baiknya saat melakukan percobaan nanti
diidentifikasi dengan baik larutan tersebut atau bahan tersebut termasuk
dalam golongan asam, basa ataupun netral.

Anda mungkin juga menyukai