Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMA

“ LARUTAN ASAM - BASA “

Dosen pengampu:

Haning Hasbiyati, S. Pd., M. Pd.

Disusun oleh :

Siti Mas’adah Kustini (2003402081034)

Rijal Abidin (2003402081035)

Ningrum Kusuma (2003402081036)

Elok Ayu Mamdudah (2003402081038)

Ironiul Hasani (2003402081039)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM JEMBER

2020
1
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Kita mengetahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran kimia, tentunya juga kita
berkecimpung dengan teori dan penerapan asam dan basa. Dimana asam dan basa ini
selalu berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, asam merupakan sesuatu zat yang
penting dalam kehidupan kita. Banyak kejadian di sekitar kita, bahkan di dalam tubuh
kita yang melibatkan zat asam, baik melepas maupun memerlukan. Proses pencernaan
dan memasak adalah contoh kejadian yang melibatkan asam dan basa. Makanan yang
kita konsumsi sebagian besar bersifat asam seperti asam cuka, asam jawa, jeruk dan
berbagai asam yang terdapat dalam buah dan sayuran, sedangkan pembersih yang kita
gunakan (sabun, deterjen, abu gosok, dll) adalah basa. Enzim-enzim dan protein dalam
tubuh kita juga merupakan asam.
Zat asam adalah suatu zat yang mempunyai indikator PH <7 dan mempunyai rasa
asam, sedangkan zat basa adalah suatu zat yang mempunyai indikator PH>7 dan
mempunyai rasa yang pahit. Asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi
lingkungan. Keasaman tanah akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada
diatasnya. Kualitas air juga dapat ditentukan dengan mengukur tingkat keasamannya.
Suatu daerah yang dilanda hujan asam akan mengalami kerusakan lingkungan yang
cukup buruk. Kebanyakan asam dan basa (yang belum bercampur dengan senyawa
lain) di alam berupa liquid (larutan). Karena bentuk inilah yang mudah untuk
direaksikan dengan senyawa lainnya. Meskipun asam dan basa yang kita konsumsi
sehari-hari berupa padatan dan sabun, namun pada akhirnya tetap butuh diencerkan
juga (direaksikan atau dicampur dengan air) agar lebih mudah diserap atau
digunakan.

2
II. Tujuan Praktikum

Mahasiswa dapat membuat larutan indikator alami yang terbuat dari tumbuhan
yang berwarna mencolok, mengelompokkan antara larutan asam dan larutan basa serta
mengamati perubahan warna pada indikator dalam larutan asam dan basa.

III. Manfaat Praktikum

1. Memperkaya sumber informasi dan pengetahuan.


2. Mampu membuat larutan indikator alami dari tumbuhan.
3. Mampu mengelompokkan antara larutan asam dan larutan basa.
4. Mampu membedakan antara larutan asam dan larutan basa.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

I. Tinjauan Teori

Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, asam atau
basa,atau netral melampirkan beberapa indikator dan perubahannya pada trayek pH
tertentu. Kegunaan indikator ini adalah untuk mengetahui berapa kira-kira pH suatu
larutan. Disamping itu juga digunakan untuk mengetahui titik akhir kosentrasi pada
beberapa senyawa organik dan senyawa anorganik. Keasaman atau kebasaan suatu zat
tergantung pada banyak ada tidaknya ion H (untuk asam) dan ion OH (untuk basa) dalam
zat tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut.

Teori asam-basa :

Ø Pada tahun 1884 Svante Arrhenius mengemukakan teori tentang asam dan basa yaitu
teori asam basa arrhenius. Menurutnya, asam adalah suatu zat yang apabila dilarutkan
dalam air akan menghasilkan ion H+ dimana ion tersebut merupakan satu-satunya ion
yang ada dalam larutan, dengan kata lain pembawa sifat asam adalah
H+. Basa merupakan zat yang apabila di larutkan dalam air akan terionisasi
menghasilkan ion OH-, dan ion tersebut merupakan ion satu-satunya dan pembawa sifat
basa yang ada di dalam larutan.

Ø Pada tahun 1923 ahli kima Denmark bernama J.N Bronsted dan ahli kimia inggris
bernama Thomas. M Lowry mengemukakan teori yang bernama teori asam basa
broansted-lowry, yang berbunyi suatu zat pemberi proton (proton donor) disebut
asam dan suatu zat penerima proton (proton aseptor) di sebut basa. Dari definisi
tersebut maka suatu asam setelah melepas proton akan membentuk basa konjugasi dari
asam tersebut. Demikian pula dengan basa, setelah menerima proton akan membentuk
asam konjugasi dari basa tersebut.

4
Ø Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat yang
memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas yang dapat membentuk dengan
memberi pasangan electron bebas kepada zat/ spesi yang lain sehingga terbentuk ikatan
kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat yang dapat membentuk ikatan kovalen
dan menerima pasangan elektron bebas dari zat/ spesi lain tersebut.

Ciri-ciri umum larutan Netral yaitu :


1. Rasa bervariasi
2. Tidak mengubah lakmus
3. Tidak bersifat korosif
4. Terdiri dari ion H+ dan OH-
5. [H+] = [OH-]

a. Asam
Istilah Asam berasal dari bahsa latin yaitu ‘’Acetem’’ yang berarti cuka,
karena diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Asam secara umum
merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan denga pH lebih kecil dari 7. Asam adalah suatu zat yang dapat memberi
proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan
elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi
penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat
Asam juga dapat dikelompokan menjadi dua yaitu asam anorganik dan
asam anorganik. Asam organik merupakan senyawa korban yang dihasilkan
tumbuhan dan hewan. Sedangkan asam anorganik merupakan asam yang dibuat
dari air mineral-mineral dan non logam, asam anorganik dalam keadaan pekat
biasanya korosif dapat melukai kulit dan dapat melarutkan logam dengan cepat
bahkan kaca
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:

1. Masam ketika dilarutkan dalam air.

5
2. Asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak kulit, terutama bila
asamnya asam pekat.
3. Asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap
logam.
4. Asam, walaupun tidak selalu ionic merupakan cairan elektrolit (dapat
menghantarkan arus listrik)
5. Mengubah warna lakmus biru menjadi merah.
6. Mempunyai ph < 7.

b. Basa

Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan
basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam
menghasilkan ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa
mempunyai arti sebagai berikut. maka ketika suatu senyawa basa di larutkan ke
dalam air, maka akan terbentuk ion hidroksida (OH-) dan ion positif menurut
reaksi sebagai berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa hidroksida
(OH) mengikat satu elektron saat dimasukkan ke dalam air.

Secara umum, basa memiliki sifat sebagai berikut:

1. Bersifat kaustik
2. Rasanya pahit
3. Licin seperti sabun
4. Nilai pH lebih dari air suling (> 7)
5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
6. Dapat menghantarkan arus listrik.

6
II. Indikator Asam Basa

Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa di gunakan adalah


indikator buatan dan indikator alami, Berikut ini penjelasan tentang indikator asam-
basa buatan dan indikator asam-basa alami.

A. Indikator Buatan

Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau
pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari
lakmus merah dan lakmus biru, larutan indikator, indikator universal, dan pH meter.
Kertas lakmus yang diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang
berbeda setelah dimasukkan pada larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan
berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh
kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang
berwarna biru di dalam kertas lakmus.
Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lamus yang berwarna biru ke
dalam kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya
dikeringkan dalam udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas lakmus biru. Kertas
lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru , karena orchein merupakan
anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-).
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas
lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya
menjadi merah. Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali
terjadi. Apabila kertas lakmus merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam,
warnanya akan tetap merah karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam
suasana asam. Sedangkan apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang
bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk.

7
B. Indikator Alam

Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam
larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam
pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-
bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan.
Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya
kembang sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam
larutan basa akan berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah
keunguan dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau.

8
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

I. Alat dan Bahan


A. Alat
1. Lumpang dan alu
2. Pipet tetes
3. Gelas kimia
B. Bahan
1. Indikator alami (kunyit dan bunga sepatu)
2. Air sabun
3. Cuka
4. Larutan jasjus lemon/ jeruk
5. Larutan obat promagh

II. Prosedur Kerja


A. Pembuatan indikator alami.
➢ Haluskan bunga sepatu dan kunyit menggunakan lumpang dan alu sampai
halus
➢ Tambahkan sedikit air.
➢ Kemudian saring hingga terpisah dengan ampasnya untuk mendapatkan
ekstraksi dari keduanya.

B. Percobaan.
➢ Siapkan gelas kimia yang telah diisi air sabun, cuka, larutan jasjus lemon/
jeruk dan larutan obat promagh untuk setiap indikator.
➢ Kemudian teteskan indikator alami, yaitu ekstrak kunyit dan ekstrat bunga
sepatu pada setiap larutan.
➢ Amati perubahan warna yang terjadi pada masing-masing larutan.
➢ Kemudian catatlah hasil dari pengamatan tersebut.

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Hasil Pengamatan

No Indikator Alami Asam Basa


1. Bunga sepatu Merah muda Hijau
2. Kunyit Kuning cerah - orange Merah

Larutan
No Indikator Air Jasjus lemon/
Cuka Obat Promagh
sabun jeruk
Ekstrak bunga Merah
1. Hijau orange Coklat cerah
sepatu muda
Kuning
2. Ekstrak Kunyit Hijau Orange Coklat cerah
cerah
Sifat larutan Asam Basa Asam Netral

II. Pembahasan
Dari hasil pengamatan di atas, menunjukkan bahwa, perubahan warna yang terjadi
pada setiap larutan yang telah ditetesi indikator alami, yakni ekstrak bunga sepatu dan
ekstrak kunyit tersebut dapat di ketahui larutan apa yang termasuk larutan asam dan
larutan basa.

10
BAB V

PENUTUP

I. Kesimpulan

Dalam kegiatan praktikum pembuatan indikator alami dapat disimpulkan bahwa


untuk menggetahui indikator asam/ basa alami yang terdapat pada, bunga sepatu,
kunyit dapat di tetesi dengan larutan air sabun, cuka obat promagh, dan jasjus lemon/
jeruk. Sehingga dapat menentukan asam atau basa.
Dari hasil pengamatan, kami dapat menyimpulkan bahwa masin-masing larutan
memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada yang bersifat asam, basa maupun netral. Hal ini
ditentukan oleh ada tidaknya ion H (untuk asam) dan ion OH (untuk basa) dalam zat
tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut.

II. Saran

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktikum ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan laporan praktikum ini, dan semoga bermanfaat bagi
para pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://ssnizwz17.blogspot.com/2019/04/contoh-laporan-praktikum-kimia-larutan.html

http://willyanvan.blogspot.com/2015/10/laporan-praktikum-kimia-indikator-alami.html

L. Hendri, Siti Nurnahari Z, “Buku Ajar Acuan Pengayaan Kimia Untuk SMA/ MA XI
Semester 2”. Solo. CV. Sindunata. Fokus.

12

Anda mungkin juga menyukai