DISUSUN OLEH:
A. LATAR BELAKANG
Asam dan basa sudah dikenal sejak lama dan disebut dengan
istilah pH (pangkat hidrogen). Larutan asam mempunyai rasa asam
dan bersifat korosif (merusak logam, marmer, dan berbagai bahan
lain). Sedangkan larutan basa terasa lebih pahit dan bersifat
kaustik (licin seperti bersabun). Indikator pH sangat penting
keberadaannya untuk menunjukkan sifat asam dan basa suatu
larutan. Hingga saat ini sudah banyak ditemui berbagai bentuk
indikator pH dari bahan sintesis. Beberapa jenis indikator pH
diantaranya dalam bentuk larutan dan kertas indikator asam basa.
Namun salah satu bentuk yang praktis dan banyak digunakan
karena relatif lebih awet adalah kertas indikator asam basa yang
sangat dibutuhkan di tingkat sekolah lanjutan sampai dengan
perguruan tinggi.
Indikator alami tersedia dalam 3 bentuk yaitu larutan, kertas dan
serbuk. Indikator alami dalam bentuk larutan memiliki kekurangan,
seperti mudah rusak, tidak dapat disimpan dalam waktu lama dan
tidak praktis karena harus dibuat terlebih dahulu ketika akan
digunakan. Sedangkan indikator alami dalam bentuk serbuk dapat
disimpan dalam waktu yang lama dan tidak mudah rusak.
Berdasarkan penelitian membuat indikator ama basa dalam bentuk
larutan, kertas dan serbuk dari kelopak bunga mawar merah,
kelopak bunga bugenville, kelopak bunga rosella, dan kubis ungu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga bentuk ekstrak
tersebut dapat digunakan sebagai indikator asam basa.
Beberapa jenis tumbuhan lainnya yang dapat digunakan
sebagai indikator asam basa alternatif, contohnya adalah bunga
sepatu, bunga kana, bunga pukul empat, bunga terompet, bunga
pacar air, kunyit, buah naga, bunga nusa indah, kulit manggis,
bunga anggrek, bunga kamboja, bayam merah, kol merah, dan
wortel. Hasil ekstrak beberapa tumbuhan tersebut mengalami
perubahan warna dalam titrasi asam basa, sehingga dapat
digunakan sebagai indikator alami.
Proses identifikasi asam basa pada suatu larutan diperlukan zat
atau senyawa kimia pengikat asam basa. Berasarkan penelitian
yang sudah dilakukan terhadap bunga terompet, bunga sepatu dan
beberapa jenis bunga berwarna lainnya, maka ditemukan zat atau
senyawa kimia yaitu antosianin yang dapat mengidentifikasi asam
maupun basa. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan
bahwa antosianin alami ternyata cenderung berasal dari pigmen
warna merah dan biru-ungu pada suatu tanaman, contohnya Rheo
discolor.
Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan
mengukur pH. pH merupakan suatu parameter yang digunakan
untuk menyatakan tingkat solusi. Larutan asam memiliki pH kurang
dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan pH
netralnya adalah 7. Selain itu, sifat asam basa juga dapat
ditentukan dengan menggunakan indikator warna yang dapat
menunjukkan suatu sifat suatu larutan dengan perubahan warna
yang terjadi. Misalnya lakmus, akan berwarna merah dalam larutan
yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam larutan yang
bersifat basa.
Dalam kehidupan sehari-hari, senyawa asam dan basa mudah
dapat dengan mudah kita temukan mulai dari makanan, minuman
dan beberapa produk rumah tangga yang mengandung basa.
Contohnya sabun, deterjen, dan pembersih peralatan rumah
tangga. Sedangkan yang mengandung asam adalah cuka, jeruk
nipis, dan lainnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah:
1. Bagaimana cara membuat indikator asam basa dari bahan
alami?
2. Bagaimana menentukan sifat asam basa suatu zat dengan
menggunakan indikator alami?
3. Bagaimana perubahan warna indikator yang terjadi pada larutan
asam basa?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Untuk mengetahui cara membuat indikator asam basa dari
bahan alami.
2. Untuk mengetahui sifat asam basa suatu zat dengan
menggunakan indikator alami.
3. Untuk mengetahui perubahan warna indikator yang terjadi pada
larutan asam basa.
D. BATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah pada praktikum ini adalah:
1. Asam basa
2. Teori asam basa
3. Indikator alami dan indikator buatan
4. pH
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2. Basa
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hidronium
ketika dilarutkan dalam air. Kata basa (alkali) berasal dari
bahasa arab alqali yang berarti abu karena memiliki sifat yang
sama dengan abu. Basa merupakan zat yang memiliki sifat-sifat
yang spesifik seperti lilin (Coles, 1996).
dalam pelarut air, tetapi juga terdapat dalam pelarut bukan air.
Fakta-fakta tesebut mendorong J.N Bronsted dari Denmark dan
T. Lowry dari Inggris membuat pengertian baru mengenai asam
basa. Bronsted dan Lowry mendefinisikan asam sebagai zat
yang dapat memberikan proton (donor proton), sedangkan basa
adalah zat yang dapat menerima proton (aseptor proton)
(Utami, 2009).
Contoh:
−¿(aq)¿
HCl ( aq )+ H 2 O ↔ H 3 O ( aq ) +Cl
2. Indikator Buatan
Indikator adalah zat yang dapat memberi tanda (sinyal) yang
biasanya merupakan perubahan warna untuk keadaan tertentu.
Ada banyak zat yang warnanya bergantung pada pH. Zat yang
memberikan perubahan warna untuk asam atau basa ini disebut
indikator asam basa (Chang, 2003).
D. pH
1. Teori dasar pH
pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan
atau benda. pH normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH >
7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan nilai
pH < 7 menunjukkan keasaman. pH 0 menunjukkan derajat
keasaman yang tinggi, dan pH 14 menunjukkan derajat
kebasaan tertinggi. Umumnya indikator sederhana yang
digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah
bila keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah
(Syukri, 1999).
BAB III
METODELOGI
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini
adalah :
a. Bahan (A)
Bunga terompet
b. Bahan (B)
B. LANGKAH PERCOBAAN
Adapun langkah percobaan pada praktikum ini adalah :
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
B. PEMBAHASAN
1. Air jeruk nipis
Perubahan warna yang terjadi pada air jeruk nipis saat
ditetesi beberapa indikator alami seperti kembang sepatu,
kunyit, bugenville, dan bunga terompet. Pada saat ditetesi
kembang sepatu dan bugenville air jeruk nipis berubah warna
menjadi merah muda, ditetesi kunyit perubahan warna menjadi
kuning muda, dan ditetesi bunga terompet berubah warna
menjadi kuning. Dilihat dari perubahan warna yang terjadi saat
ditetesi indikator alami, air jeruk nipis memiliki sifat asam karena
bunga sepatu dan bugenville ketika dilarutkan dengan larutan
asam akan menunjukkan gejala dengan berwarna merah
sedangkan dilarutkan dengan larutan basa untuk kembang
sepatu menunjukkan warna hijau sedangkan bugenville
berwarna kuning. Kunyit dan bunga terompet jika dilarutkan
dengan larutan basa akan menunjukkan gejala berwarna jingga
sedangkan saat dilarutkan dengan larutan asam akan
menunjukkan warna kuning.
2. Air garam
Perubahan warna yang terjadi pada air garam saat ditetesi
kembang sepatu dan bugenville berubah warna menjadi ungu
sedangkan ditetesi kunyit dan bunga terompet berubah warna
menjadi kuning. Dilihat dari perubahan warna yang terjadi saat
ditetesi indikator alami, air garam memiliki sifat netral karena
bunga sepatu dan bugenville bila dilarutkan dengan larutan
netral akan menunjukkan gejala berwarna ungu sedangkan
kunyit dan bunga terompet menunjukkan gejala berwarna
kuning atau tidak terjadi perubahan warna.
3. Air sabun
Perubahan warna yang terjadi pada air sabun saat ditetesi
bunga sepatu akan mengalami perubahan warna menjadi hijau.
Pada saat ditetesi bugenville mengalami perubahan warna
menjadi kuning sedangkan saat ditetesi kunyit berwarna coklat
kehitaman dan ditetesi bunga teropet berwarna jingga. Dilihat
dari perubahan warna yang terjadi air sabun memiliki sifat basa
karena bunga sepatu dan bugenville ketika dilarutkan dengan
larutan asam akan menunjukkan gejala dengan berwarna
merah sedangkan dilarutkan dengan larutan basa untuk
kembang sepatu menunjukkan warna hijau sedangkan
bugenville berwarna kuning. Kunyit dan bunga terompet jika
dilarutkan dengan larutan basa akan menunjukkan gejala
berwarna jingga sedangkan saat dilarutkan dengan larutan
asam akan menunjukkan warna kuning.
4. Air kapur
Perubahan warna yang terjadi pada air kapur saat ditetesi
bunga sepatu akan mengalami perubahan warna menjadi hijau.
Pada saat ditetesi bugenville mengalami perubahan warna
menjadi kuning sedangkan saat ditetesi kunyit dan bunga
terompet berubah menjadi jingga. Dilihat dari perubahan warna
yang terjadi, air kapur memiliki sifat basa karena bunga sepatu
dan bugenville ketika dilarutkan dengan larutan asam akan
menunjukkan gejala dengan berwarna merah sedangkan
dilarutkan dengan larutan basa untuk kembang sepatu
menunjukkan warna hijau sedangkan bugenville berwarna
kuning. Kunyit dan bunga terompet jika dilarutkan dengan
larutan basa akan menunjukkan gejala berwarna jingga
sedangkan saat dilarutkan dengan larutan asam akan
menunjukkan warna kuning.
5. Cuka
Perubahan warna yang terjadi pada cuka saat ditetesi
kembang sepatu dan bugenville cuka berubah warna menjadi
merah sedangkan ditetesi kunyit perubahan warna menjadi
kuning. Dilihat dari perubahan warna yang terjadi saat ditetesi
indikator alami, cuka memiliki sifat asam karena bunga sepatu
dan bugenville ketika dilarutkan dengan larutan asam akan
menunjukkan gejala dengan berwarna merah sedangkan
dilarutkan dengan larutan basa untuk kembang sepatu
menunjukkan warna hijau sedangkan bugenville berwarna
kuning. Kunyit dan bunga terompet jika dilarutkan dengan
larutan basa akan menunjukkan gejala berwarna jingga
sedangkan saat dilarutkan dengan larutan asam akan
menunjukkan warna kuning.
6. Aqua
Perubahan warna yang terjadi pada aqua saat ditetesi
kembang sepatu dan bugenville berubah warna menjadi ungu
sedangkan ditetesi kunyit dan bunga terompet berubah warna
menjadi kuning. Dilihat dari perubahan warna yang terjadi saat
ditetesi indikator alami, aqua memiliki sifat netral karena bunga
sepatu dan bugenville bila dilarutkan dengan larutan netral akan
menunjukkan gejala berwarna ungu sedangkan kunyit dan
bunga terompet menunjukkan gejala berwarna kuning atau tidak
terjadi perubahan warna.
8. Air gula
Perubahan warna yang terjadi pada air gula saat ditetesi
kembang sepatu dan bugenville berubah warna menjadi ungu
sedangkan ditetesi kunyit dan bunga terompet berubah warna
menjadi kuning. Dilihat dari perubahan warna yang terjadi saat
ditetesi indikator alami, air gula memiliki sifat netral karena
bunga sepatu dan bugenville bila dilarutkan dengan larutan
netral akan menunjukkan gejala berwarna ungu sedangkan
kunyit dan bunga terompet menunjukkan gejala berwarna
kuning atau tidak terjadi perubahan warna.
9. Ale-ale
Perubahan warna yang terjadi pada ale-ale saat ditetesi
kembang sepatu berubah warna menjadi merah kehitaman,
ditetesi bugenville berwarna merah pekat sedangkan ditetesi
kunyit perubahan warna menjadi merah muda dan ditetesi
bunga terompet berwarna merah muda. Dilihat dari perubahan
warna yang terjadi , ale-ale memiliki sifat asam karena bunga
sepatu dan bugenville ketika dilarutkan dengan larutan asam
akan menunjukkan gejala dengan berwarna merah sedangkan
dilarutkan dengan larutan basa untuk kembang sepatu
menunjukkan warna hijau sedangkan bugenville berwarna
kuning. Kunyit dan bunga terompet jika dilarutkan dengan
larutan basa akan menunjukkan gejala berwarna jingga
sedangkan saat dilarutkan dengan larutan asam akan
menunjukkan warna kuning.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam praktikum ini adalah:
1. Indikator alami dapat dibuat dengan cara mengambil ekstrak
dari tanaman yang akan dijadikan indikator asam basa yaitu,
kembang sepatu, kunyit, bugenville, dan bunga terompet.
2. Sifat asam basa yang didapat dari bahan yang diuji ketika
ditetesi indikator alami yaitu, air jeruk nipis, cuka,dan ale-ale
memiliki sifat asam sedangkan air kapur, air sabun, dan air soda
kue memiliki sifat basa. Sifat netral terdapat dalam air gula,
aqua,dan air garam. Sifat asam basa dapat dilihat dari
perubahan warna yang terjadi pada setiap bahan yang telah
ditetesi dengan ekstrak bunga sepatu,kunyit, bugenville, dan
bunga terompet.
3. Perubahan warna pada bahan alami terjadi secara signifikan
sehingga cocok untuk dijadikan sebagai indikator asam basa
alami. Perubahan warna indikator yang dimaksud adalah kunyit
yang berubah warna menjadi kuning ketika dicampur dengan
larutan asam, warna jingga ketika dicampur larutan basa dan
tidak mengalami perubahan warna ketika dicampur dengan
larutan netral, bunga kembang sepatu berubah warna menjadi
merah ketika dicampurkan larutan asam dan warna hijau ketika
dicampur dengan larutan basa, bugenville berubah warna
menjadi merah ketika dicampurkan larutan asam dan warna
kuning ketika dicampurkan larutan basa, dan bunga terompet
berwarna kuning ketika dicampurkan degan larutan asam dan
berwarna jingga ketika dicampurkan larutan basa sehingga
perubahan warna yang dihsilkan dari setiap indikator dapat
menetukan sifat asam basa.
B. SARAN
Adapun saran pada praktikum ini adalah :
1. Pembuatan indikator alami sebaiknya dilakukan dengan
menggerus bahan sampai halus kemudian diperas agar
mendapatkan ekstraknya.
2. Untuk mengetahui sifat asam basa sebaiknya meneteskan
indikator alami secukupnya.
3. Agar terjadi perubahan warna dengan sempurna pada saat
mengaduk bahan yg diuji dengan indikator harus benar-benar
tercampur merata.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, R. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN
WIDYA PUTRI AMRINA RAHMAYANTI