Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PERCOBAAN INDIKATOR ALAMI SEBAGAI

ALAT PRAKTIKUM PENENTUAN SIFAT ASAM DAN BASA


SUATU LARUTANnn

Nama: Akmal Faiz Suwandi


Kelas: PC 5
Absen: 01
Guru pembimbing: Ibu Ade Sri Rahayu, S.Pd., M.Pd

SMA NEGERI 2 CIREBON

Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo No. 01 Kota Cirebon


Telepon (0231)203301 – Faksimile (0231)239814 Kodepos : 45131
Email: sman2cirebon@yahoo.co.id – Website: https://sman2cirebon.sch.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting. Dalam
sehari-hari, kita mengenal berbagai zat yang digolongakan sebagai asam,
misalnya asam cuka, asam sitrun, asam jawa, asam belimbing, serta “‘asam
lambung”. Salah satu sifat asam adalah rasanya masam. Kita juga mengenal
berbagai zat yang kita golongkan sebaga basa, misalnya kapur sirih, kaustik
soda, air sabun, serta air abu. Salah satu sifat basa adalah dapat melarutkan
lemak. Itulah sebabnya (abu gosok) digunakan untuk mencuci piring.

Asam dan basa tentu memiliki sifat yang berbeda. Untuk menentukan sifat asam
atau basa terdapat beberapa cara. Yang pertama dapat menggunakan indikator
bahan alam. Bahan-bahan alam yang berwarna seperti bunga kembang sepatu,
kulit manggis dan kunyit dapat digunakan sebagai indikator alami. Yang kedua
dapat menggunakan indikator warna, yang akan menunjukkan sifat suatu larutan
dengan perubahan warna yang terjadi. Misalnya Lakmus, akan berwarna merah
dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam larutan yang
bersifat basa. Dapat pula menggunakan indikator sintesis seperti fenolftalein,
metil merah, bromtimol biru dan masih dsb. Kemudian dengan mengukur pH.
pH merupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa
memiliki pH lebih dari 7, sedangkan netral pH nya 7.

Dalam pembelajaran, siswa acap kali melakukan praktikum penentuan asam


basa. Namun dikarenakan ketersideaan indikator sintesis sering kali terbatas.
Maka penggunaan indikator alami menjadi pilihan yang praktis dn mudah
digunakan.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam Praktikum Asam Basa adalah :

1. Bagaimana cara membuat indikator asam basa dari bahan alami?


2. Bagaimana menentukan sifat asam basa suatu zat dengan menggunakan
indikator alami?
D. Tujuan Praktikum

Tujuan Praktikum Asam Basa adalah :

1. Mengetahui cara membuat indikator asam basa dari bahan alami.


2. Mengetahui sifat asam basa suatu zat dengan menggunakan
indikator alami.

E. Konsep Asam Basa

Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki
rasa asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau biasa
disebut korosif. Kata asam berasal dari kata latin yakni acetum yang berarti
cuka. Terdapat banyak zat-zat bersifat asama sperti asam klorida dalam geteh
pencernaan dilambung, asam asetat sebagai asam penyusun dalam cuka, asam
karbonat yang memberikan rasa segar dalam minuman berkarbonat, dan asam
sitrat yang dikandung dalam berbagai jeruk. Kata basa (alkali) berasal dari
bahasa arab alqali yang berarti abu karena memiliki sifat yang sama dengan
abu. Basa merupakan zat yang memiliki sifat –  sifat yang spesifik, seperti lilin.
Banyak orang mengenali bau rangsang yang kuat (dari) basa amonia, lazim
digunakan dalam bentuk larutan air dan berbagai cairan pembersih sebagai
pemati hama.

F. Landasan teori

1) Teori asam basa Arrhenius

Pengertian asam basa mula-mula dikemukakan oleh Arrhenius pada tahun 1887.
Menurut Arrhenius, asam didefinisikan sebagai suatu zat yang bila dilarutkan ke
dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion hidrogen (H+ )
sebagai satu-satunya ion positif. Basa didefinisikan zat yang bila dilarutkan
dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion-ion hidroksil (OH- )
sebagai satu-satunya ion negatif.

Contoh :

Reaksi ionisasi asam :


HCl (aq) –> H + (aq) + CL– (aq)
Reaksi ionisasi basa :
NaOH (aq) –> Na+ (aq) + OH– (aq)
2) Teori asam basa Bronsted-Lowry

Teori asam basa yang dikemukakan Arrhenius ternyata memiliki keterbatasan,


yakni asam dan basa tidak hanya terdapat dalam pelarut air, tetapi juga terdapat
dalam pelarut bukan air. Fakta-fakta tersebut mendorong J.N Bronsted dari
Denmark dan T. Lowry dari Inggris membuat pengertian baru mengenai asam
dan basa. Bronsted dan Lowry mendefinisikan asam sebagai zat yang dapat
memberikan proton (proton donor), sedangkan basa adalah zat yang dapat
menerima proton (akseptor proton).

Contoh :

NH3(g) + H2O(l) —> NH4 + (aq) + OH- (aq)

basa asam asam konjugasi basa konjugasi


3) Teori asam basa Lewis

Teori asam basa yang lebih umum dikemukakan oleh GN. Lewis pada tahun
1923. Teori ini timbul dari kenyataan bahwa teori Bronsted dan Lowry masih
kurang luas jangkauannya. Sebab pada kenyataannya ada beberapa reaksi asam
basa yang tidak melibatkan proton. Menurut konsep yang diajukan oleh Lewis,
asam didefinisikan sebagai spesi apa saja yang dapat menerima pasangan
elektron. Sedangkan basa merupakan spesi yang dapat memberikan pasang
elektron.

Contoh :

H3N: + H+ —> NH4 +

Dari contoh diatas H+ bertindak sebagai asam Lewis sedangkan NH3 bertindak
sebagai basa Lewis. Dimana NH3 adalah suatu basa karena memberi pasangan
elektron, sedangkan ion H+ adalah suatu asam karena menerima pasangan
elektron. Semua asam-basa Arrhenius maupun asam-basa Bronsted-Lowry
memenuhi pengertian asam-basa Lewis.
G. Indikator Asam Basa

Senyawa asam dapat dibedakan dari senyawa basa, salah satunya dengan
mencicipi rasanya. Namun, tidak semua zat dapat di identifikasi dengan cara itu.
Senyawa-senyawa asam-basa dapat diidentifikasi secara aman dengan
menggunakan indikator. Indikator merupakan zat warna yang warnanya berbeda
jika berada dalam kondisi asam dan basa. Indikator yang dapat digunakan
adalah kertas lakmus, indikator asam-basa dan indikator alami.

Indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat berubah warna
dengan berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan
bersifat asam atau basa dengan cara memberikan perubahan warna yang
berbeda pada larutan asam dan basa (Fessenden & Fessenden, 1999).

Indikator alami dapat dibuat dari berbagai tumbuhan berwarna yang ada di
sekitar kita. Akan tetapi, tidak semua tumbuhan berwarna dapat memberikan
perubahan warna yang jelas pada kondisi asam maupun basa, oleh karena itu
hanya beberapa saja yang dapat dipakai, misalnya; bunga sepatu yang
memberikan perubahan warna merah pada suasana asam dan hijau pada suasana
basa (Nuryanti, dkk., 2010).
BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Asam Basa dari bahan alami ini kami lakukan pada:

Hari : Rabu, 20 Juli 2022


Tempat : SMAN 2 Kota Cirebon

B. Alat dan Bahan

Alat :
 Gelas
 rak plat tetes
 pipet tetes
 tisu
Bahan :
 kunyit
 kol ungu
 Bayam merah
 cuka
 air
 Promag
 Soda kue

C. Prosedur Kerja atau Cara Kerja

Adapun langkah-langkah atau prosedur dalam Praktikum Asam Basa antara


lain:

1. Gerus kunyit, kol ungu, dan Bayam merah


2. Pipet ekstrak kunyit, kol ungu, dan bayam merah dimasukkan ke
dalam plat tetes, masukkan ke dalam rak plat tetes A.
3. Pipet sebanyak 2 ml cuka, air promag, dan air soda kue ke dalam
plat tetes yang berbeda, masukkan kedalam rak plat tetes B.
4. Teteskan sebanyak 1 ml ekstrak kunyit, kol ungu, dan bayam
merah kedalam tiap tabung reaski pada rak B.
5. Goyangkan tabung, amati perubahan warna yang terjadi dan catat
pada tabel
6. Ulangi langkah 4-5 untuk kol ungu dan bayam merah
Hasil dan pembahasan:

Indikator Blanko Blanko Larutan 1 Larutan Larutan Larutan 4 Larutan 5


asam basa 2 3

Kunyit Kuning Kuning Oranye Oranye Oranye Oranye Oranye


kecoklata kecoklatan kecokla pekat pekat
n (Agak tan
gelap)
Kol ungu Coklat Coklat Kuning Coklat Coklat Kuning Kuning
muda (Agak agak muda muda transparan kecoklatan
muda) transparan
Bayam Coklat Merah Merah Merah Merah Merah Merah
merah muda (Soda kue) muda atau muda muda agak
pink atau agak pekat
Merah tua pink pekat
(Promag)

Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air
akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Selain itu, Asam
merupakan suatu zat yang jika di larutkan dalam air akan mengasilkan ion
H+ (Arrhenius: 1884). Asam juga adalah zat yang dapat memberi proton
kepada zat lain dalam hal ini zat yang bersifat basa (Bronsted-Lowry: 1923).
Spesi yang bertindak sebagai penerima pasangan elektron merupakan asam
(Lewis: 1983).
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
Masam jika dilarutkan dalam air.
Asam terasa menyengat bia disentuh, dan dapat merusak kulit.
Asam bereaksi dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap
logam.
Walaupun tidak selalu ionik tetapi merupakan cairan elektrolit.
Mengubah kertas lakmus biru menjadi merah
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam dengan melalui reaksi
penetralan dengan membentuk garam. Secara kimia, asam dan basa saling
berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam
menghasilkan ion hidrogen (H+), maka dalam hal ini basa mempunyai arti
bahwa senyawa basa dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion
hidroksida (OH–) (Arrhenius: 1884). Selain itu, basa merupakan zat yang
dapat menerima proton (Bronsted-Lowry:1923). Basa juga merupakan spesi
yang bertindak sebagai pemberi pasangan elektron (Lewis:1938).
Secara umum, basa memiliki sifat sebagai berikut:
Kaustik
Rasanya pahit
Licin seperti sabun
Nilai pH lebih rendah dari air suling
Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
Dapat menghantarkan arus listrik
Perbedaan Larutan Asam, Basa, dan Netral

No Larutan Asam Larutan Basa Larutan Netral

1 Rasanya asam. Rasanya pahit. Rasanya bervariasi.

Merubah lakmus biru Merubah lakmus merah Tidak merubah warna


2
menjadi merah. menjadi biru. kertas lakmus.

3 [H+] > [OH–] [H+] < [OH–] [H+] = [OH–]

Terurai menjadi ion


Terurai menjadi ion positif Terurai menjadi [H+]
4 H+dan ion negatif sisa
logam dan ion OH–. dan [OH–].
asam.

Bersifat korosif. Bersifat melarutkan kulit Tidak bersifat korosif.


5 Contoh: cuka, air aki (kaustik). Contoh: air sabun, Contoh: NaCl,
(H2SO4), HCl, HNO3. air kapur, air abu. alkohol, urea.

Kesimpulan:
Sifat suatu larutan dapat ditunjukkan dengan menggunakan indikator asam-
basa, yaitu zat-zat warna yang warnanya berbeda dalam larutan asam dan basa.
Untuk mengidentifikasi sifat dari asam dan basa dapat menggunakan kertas
lakmus, larutan indikator atau indikator alami.
 Alat yang dapat digunakan untuk mengindikasi apakah larutan bersifat
asam, basa atau netral adalah larutan indikator fenolftalein, metil merah dan
metil jingga.
Berbagai bahan tumbuhan yang berwarna, seperti daun mahkota bunga
(kembang sepatu, bogenvil, mawar dan lain-lain) kunyit, kulit manggis dan
kubis ungu juga dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Ekstrak bahan-
bahan ini dapat memberikan warna yang berbeda dalam larutan asam dan basa.
Asam adalah senyawa yang bila dilarutan dalam air mengalami disosiasi
membentuk ion hidrogen dan merupakan donor proton serta sebagai penerima
pasangan elektron. Sedangkan basa adalah senyawa yang bila dilarutan dalam
air mengalami disosiasi membentuk ion hidroksida dan merupakan akseptor
proton serta sebagai pemberi pasangan elektron.
Daftar Pustaka

Adapun Daftar Rujukan Berbagai sumber diatas, adalah sebagai berikut:

 Fessenden, R. J.& Fessenden, J.S. 1999. Kimia organik jilid 2.


Jakarta: Erlangga.
 Nuryanti, S., Matsjeh, S., Anwar, C. & Raharjo, T. J.
(2010). Indikator titrasi asam-basa dari ekstrak bunga sepatu
(hibiscus rosa sinensis). Jurnal AGRITECH, 30(3), 178-183.

Dokumentasi:

Anda mungkin juga menyukai