Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN UJIAN PRAKTEK KIMIA

INDIKATOR ASAM BASA DARI BAHAN ALAMI


LARUTAN ELEKTROLIT
LARUTAN ELEKTROLISIS

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

ANGGOTA:
AKMAL FAIZ SUWANDI (01)
KEISHA ANINDYA NURDHAFINA (05)
NI KOMANG DHARMESWARI SAVITRI (14)
ZIDDANE KURNIA GOFUR (17)

KELAS: PC 5

GURU PEMBIMBING:
IBU ADE SRI RAHAYU, S.Pd, M.Pd

SMA NEGERI 2 CIREBON


Jalan. Dr. Cipto Mangunkusumo No.01 Tlp. (0231) 203301 – Fax (0231)
239814 Cirebon Kodepos: 45131
LAPORAN UJIAN PRAKTEK KIMIA
INDIKATOR ASAM BASA DARI BAHAN ALAMI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

ANGGOTA:
AKMAL FAIZ SUWANDI (01)
KEISHA ANINDYA NURDHAFINA (05)
NI KOMANG DHARMESWARI SAVITRI (14)
ZIDDANE KURNIA GOFUR (17)

KELAS: PC 5

GURU PEMBIMBING:
IBU ADE SRI RAHAYU, S.Pd, M.Pd

SMA NEGERI 2 CIREBON


Jalan. Dr. Cipto Mangunkusumo No.01 Tlp. (0231) 203301 – Fax (0231)
239814 Cirebon Kodepos: 45131
A. Judul Percobaan
Indikator Asam Basa Dari Ekstrak Bahan Alami

B. Tujuan Percobaan
1. Menguji dan mengelompokkan sifat asam atau basa dari suatu zat
alami menggunakan indikator warna.
2. Menguji berbagai jenis bahan alami yang dapat digunakan sebagai
indikator asam atau basa.
3. Menentukan sifat asam dan basa berdasarkan perubahan warna pada
indikator alami.

C. Dasar Teori
Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya
memiliki rasa asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau
biasa disebut korosif. Kata asam berasal dari kata latin yakni acetum yang
berarti cuka.
Terdapat banyak zat-zat bersifat asam sperti asam klorida dalam geteh
pencernaan dilambung, asam asetat sebagai asam penyusun dalam cuka, asam
karbonat yang memberikan rasa segar dalam minuman berkarbonat, dan asam
sitrat yang dikandung dalam berbagai jeruk.
Kata basa (alkali) berasal dari bahasa arab alqali yang berarti abu karena
memiliki sifat yang sama dengan abu. Basa merupakan zat yang memiliki
sifat –  sifat yang spesifik, seperti lilin. Banyak orang mengenali bau rangsang
yang kuat (dari) basa amonia, lazim digunakan dalam bentuk larutan air dan
berbagai cairan pembersih sebagai pemati hama

1) Teori asam basa Arrhenius

Pengertian asam basa mula-mula dikemukakan oleh Arrhenius pada tahun


1887. Menurut Arrhenius, asam didefinisikan sebagai suatu zat yang bila
dilarutkan ke dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion
hidrogen (H+ ) sebagai satu-satunya ion positif. Basa didefinisikan zat yang bila
dilarutkan dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion-ion
hidroksil (OH- ) sebagai satu-satunya ion negatif.

Contoh :

Reaksi ionisasi asam :


HCl (aq) –> H + (aq) + CL– (aq)

Reaksi ionisasi basa :


NaOH (aq) –> Na+ (aq) + OH– (aq)

2) Teori asam basa Bronsted-Lowry

Teori asam basa yang dikemukakan Arrhenius ternyata memiliki


keterbatasan, yakni asam dan basa tidak hanya terdapat dalam pelarut air, tetapi
juga terdapat dalam pelarut bukan air.

Fakta-fakta tersebut mendorong J.N Bronsted dari Denmark dan T.


Lowry dari Inggris membuat pengertian baru mengenai asam dan basa.
Bronsted dan Lowry mendefinisikan asam sebagai zat yang dapat memberikan
proton (proton donor), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima proton
(akseptor proton).

Contoh :

NH3(g) + H2O(l) —> NH4 + (aq) + OH- (aq)

basa asam asam konjugasi basa konjugasi


3) Teori asam basa Lewis

Teori asam basa yang lebih umum dikemukakan oleh GN. Lewis pada tahun
1923. Teori ini timbul dari kenyataan bahwa teori Bronsted dan Lowry masih
kurang luas jangkauannya. Sebab pada kenyataannya ada beberapa reaksi asam
basa yang tidak melibatkan proton.

Menurut konsep yang diajukan oleh Lewis, asam didefinisikan sebagai spesi
apa saja yang dapat menerima pasangan elektron. Sedangkan basa merupakan
spesi yang dapat memberikan pasang elektron.

Contoh :

H3N: + H+ —> NH4 +

Dari contoh diatas H+ bertindak sebagai asam Lewis sedangkan NH3


bertindak sebagai basa Lewis. Dimana NH3 adalah suatu basa karena memberi
pasangan elektron, sedangkan ion H+ adalah suatu asam karena menerima
pasangan elektron. Semua asam-basa Arrhenius maupun asam-basa Bronsted-
Lowry memenuhi pengertian asam-basa Lewis.

4) Indikator Asam Basa

Senyawa asam dapat dibedakan dari senyawa basa, salah satunya dengan
mencicipi rasanya. Namun, tidak semua zat dapat di identifikasi dengan cara itu.
Senyawa-senyawa asam-basa dapat diidentifikasi secara aman dengan
menggunakan indikator.

Indikator merupakan zat warna yang warnanya berbeda jika berada dalam
kondisi asam dan basa. Indikator yang dapat digunakan adalah kertas lakmus,
indikator asam-basa dan indikator alami.
Indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat berubah
warna dengan berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu
larutan bersifat asam atau basa dengan cara memberikan perubahan warna yang
berbeda pada larutan asam dan basa (Fessenden & Fessenden, 1999).

Indikator alami dapat dibuat dari berbagai tumbuhan berwarna yang ada di
sekitar kita. Akan tetapi, tidak semua tumbuhan berwarna dapat memberikan
perubahan warna yang jelas pada kondisi asam maupun basa, oleh karena itu
hanya beberapa saja yang dapat dipakai, misalnya; bunga sepatu yang
memberikan perubahan warna merah pada suasana asam dan hijau pada suasana
basa (Nuryanti, dkk., 2010).

 Asam
Asam adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air
menghasilkan ion H+. Sifat-sifat asam diantaranya adalah sebagai
berikut.
- Terasa masam.
- Terionisasi menghasilkan ion H+.
- Memiliki rentang pH 0-6,9.
- Memerahkan lakmus biru.

 Basa
Basa adalah senyawa yang bila dilarutkan ke dalam air
menghasilkan ion OH-. Sifat-sifat basa diantaranya adalah sebagai
berikut.
- Terasa pahit dan licin.
- Terionisasi menghasilkan ion OH.
- Memiliki rentang pH 7,1-14.
- Membirukan lakmus merah.
D. Alat dan Bahan
 Bahan :
- Ekstrak kol ungu
- Ekstrak bunga telang
- Ekstrak buah bit
- Larutan 1
- Larutan 2
- Larutan 3
- Larutan 4
- Larutan 5
- Larutan 6

 Alat :
- Pipet
- Gelas beaker
- Plat tetes
- Alu
- Mortar
- Batang pengaduk
E. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Buat ekstrak bahan alami menggunakan alu dan mortar. Tambahkan
sedikit air pada mortar.
3. Masukkan ekstrak indikator alami yang telah dibuat (Kol ungu, buah
bit, dan bunga telang) ke dalam plat tetes menggunakan pipet.
4. Isi 6 lubang pada plat tetes, isi secara merata dan lakukan satu – satu
apabila kol ungu maka selesaikan terlebih dahulu kol ungu hingga
selesai.
5. Campurkan larutan 1 sampai 6 ke dalam plat tetes yang berisi ekstrak
indikator alami menggunakan pipet (Kol ungu, buah bit, dan bunga
telang).
6. Amati perubahan warna pada larutan 1 sampai 6. Lalu bandingkan
apakah larutan tersebut termasuk ke dalam larutan asam atau basa.
7. Catat data hasil pengamatan di kertas yang telah disiapkan.
8. Ulangi langkah nomor 3 sampai 7 untuk indikator buah bit dan bunga
telang.
F. HASIL PENGAMATAN
Indikator Asam Basa Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan
Bahan 1 2 3 4 5 6
Alami
Kol ungu Pink Hijau Hijau Biru Pink Pink tua Hijau Ungu
muda (basa) muda (asam) (asam) muda (asam)
(netral) (basa)
Bunga Ungu Hijau Hijau Biru Ungu Ungu Hijau Ungu tua
telang tua tua muda (asam) tua tua mendekati
(basa) (netral) (asam) (basa) biru
(asam)
Buah bit Merah Cokelat Ungu Ungu Merah Merah Cokelat Ungu
ceri gelap (netral) seperti seperti tua kemerah-
(basa) ceri ceri (basa) merahan
(asam) (asam) (asam)

G. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil data yang kita dapatkan. Pada percobaan indikator
alami asam basa yang pertama yaitu kol ungu, diperoleh data sebagai
berikut.
 Pada saat meneteskan kol ungu dengan larutan 1 yang awalnya berwarna
biru, setelah ditetesi larutan 1 terjadi perubahan warna menjadi hijau
dan masuk ke dalam blangko basa.
 Jika kol ungu ditetesi larutan 2 yang awalnya berwarna biru muda,
kemudian setelah ditetesi larutan 2 warnanya tidak berubah dan masuk
ke dalam larutan netral.
 Pada saat kol ungu ditetesi oleh larutan 3 yang mulanya berwarna biru,
setelah ditetesi larutan 3 terjadi perubahan warna menjadi merah muda
(pink) dan masuk ke dalam blangko asam.
 Ketika kol ungu ditetesi larutan yang awalnya berwarna biru, setelah
ditetesi larutan warnanya berubah menjadi merah muda (Pink tua) dan
masuk ke dalam blangko asam
 Pada saat kol ungu ditetesi oleh larutan 5 yang mulanya berwarna biru,
setelah ditetesi larutan 5 terjadi perubahan warna menjadi hijau muda
dan masuk ke dalam blangko basa.
 Pada saat kol ungu ditetesi oleh larutan 6 yang awalnya berwarna biru,
setelah ditetesi larutan 6 terjadi perubahan warna menjadi ungu dan
masuk ke dalam blangko asam.

Lalu, berdasarkan hasil data yang kita dapatkan. Pada percobaan


indikator alami asam basa yang kedua yaitu buah bit, diperoleh data
sebagai berikut.
 Pada saat buah bit ditetesi oleh larutan 1 yang mulanya berwarna
merah, setelah ditetesi larutan 1 terjadi perubahan warna menjadi ungu
tua dan masuk ke dalam blangko basa.
 Pada saat buah bit ditetesi oleh larutan 2 yang mulanya berwarna
merah, setelah ditetesi larutan 2 tidak terjadi perubahan warna menjadi
ungu dan masuk ke dalam larutan netral.
 Pada saat buah bit ditetesi oleh larutan 3 yang mulanya berwarna
merah, setelah ditetesi larutan 1 terjadi perubahan warna menjadi
merah ceri dan masuk ke dalam blangko asam.
 Pada saat buah bit ditetesi oleh larutan 4 yang mulanya berwarna
merah, setelah ditetesi larutan 4 terjadi perubahan warna menjadi
merah ceri dan masuk ke dalam blangko asam.
 Pada saat buah bit ditetesi oleh larutan 5 yang mulanya berwarna
merah, setelah ditetesi larutan 5 terjadi perubahan warna menjadi
cokelat tua dan masuk ke dalam blangko basa.
 Pada saat buah bit ditetesi oleh larutan 6 yang mulanya berwarna
merah, setelah ditetesi larutan 6 terjadi perubahan warna menjadi ungu
kemerah-merahan dan masuk ke dalam blangko asam.

Lalu, berdasarkan hasil data yang kita dapatkan. Pada percobaan


indikator alami asam basa yang ketiga yaitu bunga telang, diperoleh data
sebagai berikut.
 Pada saat bunga telang ditetesi oleh larutan 1 yang mulanya berwarna
biru, setelah ditetesi larutan 1 terjadi perubahan warna menjadi hijau
tua dan masuk ke dalam blangko basa.
 Pada saat bunga telang ditetesi oleh larutan 2 yang mulanya berwarna
biru muda, setelah ditetesi larutan 2 tidak terjadi perubahan warna tetap
berwarna biru muda dan masuk ke dalam larutan netral.
 Pada saat bunga telang ditetesi oleh larutan 3 yang mulanya berwarna
biru, setelah ditetesi larutan 1 terjadi perubahan warna menjadi ungu
dan masuk ke dalam blangko asam.
 Pada saat bunga telang ditetesi oleh larutan 4 yang mulanya berwarna
biru, setelah ditetesi larutan 4 terjadi perubahan warna menjadi ungu
tua dan masuk ke dalam blangko asam.
 Pada saat bunga telang ditetesi oleh larutan 5 yang mulanya berwarna
biru, setelah ditetesi larutan 5 terjadi perubahan warna menjadi hijau
dan masuk ke dalam blangko basa.
 Pada saat bunga telang ditetesi oleh larutan 6 yang mulanya berwarna
biru, setelah ditetesi larutan 6 terjadi perubahan warna menjadi ungu
mendekati biru dan masuk ke dalam blangko asam.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan data percobaan mengenai indikator alami asam basa.
Maka, di dapat kesimpulan sebagai berikut.
 Dalam praktikum ini menunjukkan sifat asam-basa suatu zat dengan
menggunakan beberapa indikator alami. Salah satu sifat asam yang dapat
disimpulkan di praktikum ini adalah larutan asam dapat mencerahkan
warna suatu indikator, seperti kol ungu, yang berubah warna dengan
sangat jelas. Sedangkan, larutan basa mengubah warna indicator menjadi
lebih gelap. Namun, tidak semua bahan alam yang digunakan dipraktikum
kali ini menunjukkan perubahan warna yang signifikan .

 Terdapat beberapa bahan alami yang mengalami perubahan warna


secara signifikan dimana bahan alami tersebut cocok untuk dijadikan
sebagai indikator asam basa alami. Perubahan warna indikator yang
dimaksud adalah kol ungu yang berubah warna menjadi merah muda
(pink) ketika dicampur larutan asam dan warna hijau ketika dicampur
larutan basa, bunga telang berubah warna menjadi ungu saat dilarutkan
dengan larutan asam dan berwarna hijau tua ketika dilarutkan dengan
larutan basa, dan buah bit berubah warna menjadi merah ceri ketika
dilarutkan dengan larutan asam dan berwarna cokelat ketika dilarutkan
dengan larutan basa.

 Bahan alami seperti bunga telang, kol ungu, dan buah bit cocok
digunakan sebagai indikator asam basa karena perubahan warna yang
dapat dibedakan saat dilarutkan ke dalam larutan asam dan larutan
basa.
DOKUMENTASI

Indikator memakai Indikator memakai buah bit


Kol Ungu

Indikator memakai bunga telang


LAPORAN UJIAN PRAKTEK KIMIA
LARUTAN ELEKTROLIT

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

ANGGOTA:
AKMAL FAIZ SUWANDI (01)
KEISHA ANINDYA NURDHAFINA (05)
NI KOMANG DHARMESWARI SAVITRI (14)
ZIDDANE KURNIA GOFUR (17)

KELAS: PC 5

GURU PEMBIMBING:
IBU ADE SRI RAHAYU, S.Pd, M.Pd

SMA NEGERI 2 CIREBON


Jalan. Dr. Cipto Mangunkusumo No.01 Tlp. (0231) 203301 – Fax (0231)
239814 Cirebon Kodepos: 45131
BAB I
PENDAHULUAN

A. Judul Percobaan
Menguji Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
B. Latar Belakang
Pengetahuan mengenai larutan sangat penting, karena sebagian besar
kimia dan biologis terjadi dalam bentuk cairan, terutama dalam bentuk
larutan dengan pelarut air. Larutan dapat didefinisikan sebagai suatu
sistem homogen yang terdiri dari dua komponen atau lebih. Terdapat
banyak tipe larutan yang berlainan. Salah satunya dapat dibedakan
berdasarkan kemampuannya menghantarkan arus listrik. Larutan yang
dapat menghantar arus listrik disebut larutan elektrolit, sedangkan larutan
yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan non elektrolit.

C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari larutan dan hal yang berkaitan dengan
larutan?
2. Apa yang dimaksud dengan larutan non elektrolit dan
elektrolit serta apa saja yang termasuk didalamnya?
3. Bagaimana cara larutan elektrolit menghantarkan arus listrik?
4. Bagaimana sifat daya hantar listrik dalam larutan?
5. Apakah manfaat dari larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit
D. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari larutan dan hal yang
berkaitan dengan larutan
b. Mengetahui maksud dari larutan non elektrolit dan elektrolit
yang termasuk didalamnya
c. Untuk mengetahui cara larutan elektrolit menghantarkan arus
listrik
d. Untuk mengetahui sifat daya hantar listrik dalam larutan
e. Mengetahui manfaat dari larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit

BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Teori
a. Pengertian larutan
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang
saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat
dibedakan secara fisik. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam
larutan disebut (zat) terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih
banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut.
Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan ini dinyatakan
dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat
terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan.

b. Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantar arus
listrik dengan memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada
alat uji atau timbulnya gelembung gas dalam larutan. Larutan yang
menunjukkan gejala-gejala tersebut pada pengujian tergolong ke
dalam larutan elektrolit.
Setelah semua alat (kabel, larutan elektrolit, elektroda, lampu
holder dan bola lampu) disusun, dan kemudian dihubungkan ke
sumber listrik, terlihat lampu menyala. Ini membuktikan bahwa
listrik mengalir melalui larutan elektrolit. Beberapa macam larutan
elektrolit yaitu berupa asam, basa kuat dan garam.

1. Larutan Elektrolit Kuat


Pada larutan elektrolit kuat, seluruh molekulnya terurai
menjadi ion-ion (terionisasi sempurna). Karena banyak ion yang
dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat. Pada
persamaan reaksi, ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah
satu arah ke kanan, dengan harga derajat ionisasi adalah satu (α=1).
Yang tergolong elektrolit kuat adalah:
❖ Asam kuat, antara lain: HCL, HCLO3, HCLO4,HNO3, dll
❖ Basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, antara
lain: NaOH, KOH, Ca(OH)2 ,dll
❖ Garam-garam yang mempunyai kelarutan tinggi, antara lain: N aCl,
KCl, Kl, dll

Ciri-ciri larutan elektrolit kuat:


➔ Nyala lampu terang
➔ Menghasilkan banyak ion
➔ Gelembung gas banyak

2. Larutan Elektrolit Lemah


Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat
memberikan nyala redup ataupun tidak menyala, tetapi masih
terdapat gelembung gas pada elektrodanya. Hal ini disebabkan tidak
semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga
dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan
arus listrik. Dalam persamaan reaksi, ionisasi elektrolit lemah
ditandai dengan padah dua arah (bolak-balik), dengan harga derajat
ionisasi lebih dari nol tetapi kurang dari satu (0 <α < 1).
Yang tergolong elektrolit lemah adalah:
❖ Asam lemah, antara lain: CH3COOH, HCN, H2CO3, dll
❖ Basa lemah, antara lain: NH4OH, Ni(OH)2, dll
❖ Garam-garam yang sukar larut, antara lain: AgCl,CaCrO4,Pbl2

Ciri-ciri larutan elektrolit lemah:


➔ Nyala lampu redup
➔ Menghasilkan sedikit ion
➔ Gelembung gas sedikit

3. Senyawa Pembentuk Larutan Elektrolit


Senyawa yang dalam larutannya dapat menghantarkan arus
listrik berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar, karena
senyawa-senyawa tersebut dapat terionisasi saat dilarutkan dalam
air.
A. Senyawa ion
Senyawa ion tersusun dari ion-ion yang bentuknya padat dan
kering. Ion-ion penyusun senyawa ion dalam pelarutnya akan
bergerak bebas sehingga larutan ion dapat menghantarkan arus
listrik. Senyawa ion dalam bentuk kristal, ion-ionnya tidak dapat
bergerak bebas sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Contoh senyawa ion adalah NaCl,KCl,NaOH dan KOH.
B. Senyawa kovalen polar
Senyawa kovalen polar apabila dilarutkan dalam air, maka
akan terurai menjadi ion-ion. Hal tersebut disebabkan oleh ikatan
kovalen pada senyawa tersebut mudah mudah putus dalam pelarut
air dan menghasilkan ion-ion. Contohnya asam klorida (HCl),
amonia (NH3)
C. Larutan Non Elektrolit
Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala berupa tidak
ada gelembung dalam larutan atau lampu atau lampu tidak menyala
pada alat uji. Larutan yang menunjukkan gejala-gejala tersebut pada
pengujian tergolong ke dalam larutan non elektrolit.

Setelah semua (kabel,larutan elektrolit, elektroda, lampu


holder dan bola lampu) disusun, dan kemudian dihubungkan ke
sumber listrik, terlihat lampu tidak menyala. Ini membuktikan
bahwa pada gambar tidak mengalir melalui larutan non elektrolit.

Larutan non elektrolit merupakan larutan yang dibentuk dari


zat non elektrolit. Sedangkan zat non elektrolit itu sendiri merupakan
zat-zat yang di dalam air tidak terurai dalam bentuk ion-ionnya,
tetapi terurai dalam bentuk molekuler.
Larutan yang tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
❖ Larutan urea
❖ Larutan sukrosa
❖ Larutan glukosa
❖ Larutan alkohol dan lain-lain
Sebagai tambahan, larutan non elektrolit memiliki
karakteristik sebagai berikut:
➔ Tidak menghasilkan ion
➔ Semua dalam bentuk molekul netral dalam larutannya
➔ Tidak terionisasi

D. Cara Larutan Elektrolit Menghantarkan Arus Listrik

Pada tahun 1887, seorang ilmuwan Swedia yang bernama


Svante August Arrhenius mengemukakan sebuah teori yang
menjelaskan mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus
listrik. Menurutnya, larutan elektrolit dapat menghantarkan arus
listrik, karena dalam larutan elektrolit tersebut terdapat ion-ion yang
dapat bergerak bebas. Ion-ion inilah yang dapat menghantarkan arus
listrik. Untuk lebih memahami teori Arrhenius ini, coba perhatikan
gambar di atas!
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa arus listrik
mengalir melalui larutan elektrolit (CuCl2) yang ditandai dengan
bergeraknya jarum amperemeter. Hal ini dikarenakan larutan
tersebut terionisasi menjadi ion Ca2+ yang bergerak menuju katoda
dan ion Cl- yang bergerak menuju anoda.
Berdasarkan gambar pertama terlihat bahwa larutan elektrolit
kuat (NaCl) terion sempurna menjadi ion Na+ dan Cl- sehingga
dapat menghidupkan lampu dengan terang karena jumlah ion yang
banyak. Sedangkan pada gambar kedua terlihat larutan elektrolit
lemah (CH3COOH) terion sebagian menjadi ion CH3COO- dan ion
H+ dan sebagian dalam bentuk CH3COOH karen jumlah ion yang
sedikit maka lampu menyala dengan redup.
Daya hantar listrik pada larutan elektrolit kuat,lemah dan non
elektrolit merupakan kekuatan elektrolit yang dinyatakan dengan
derajat ionisasi (α). Secara matematis dinyatakan dengan persamaan
berikut

α = mol zat terionisasi mol zat mula-mula


Berdasarkan persamaan diatas dan kegiatan sebelumnya:
● Jika α = 1, maka zat terionisasi sempurna dan merupakan
larutan elektrolit kuat.
● Jika 0 < α < 1, maka zat terionisasi sebagian dan merupakan
larutan elektrolit lemah.
● Jika α = 0, maka zat tidak terionisasi dan merupakan larutan
non elektrolit.

E. Sifat Daya Hantar Listrik dalam Larutan


Gambaran bentuk Molekul Elektrolit Kuat, Elektrolit Lemah
dan Non Elektrolit
F. Manfaat Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit
1. Larutan Elektrolit
Dalam kehidupan sehari-hari larutan ini dapat dimanfaatkan dalam
beberapa hal seperti:
● Akumulator (aki) berfungsi menyimpan energi (listrik) dalam bentuk
energi kimia. Seperti baterai dan kapasitor. Larutan elektrolit yang
tergantung pada aki berupa asam sulfat (H2SO4)
● Cairan tubuh, cairan tubuh manusia mengandung larutan elektrolit
dimana berfungsi sebagai penghantar daya listrik untuk kerja impuls
saraf.
● Garam dapur, bumbu yang sangat penting untuk memasak. Secara
kimia garam tersusun dari unsur natrium dan klorin yang bergabung
membentuk senyawa natrium klorida (NaCl) yang merupakan
elektrolit kuat.

2. Larutan Non Elektrolit


Dalam kehidupan sehari-hari larutan ini dapat dimanfaatkan dalam
beberapa hal seperti:
● Glukosa, sumber energi yang bersifat manis dan bisa larut dalam
makanan dan minuman. Biasanya terdapat pada gula, nasi, gandum,
jagung dan sebagainya.
● Urea, senyawa ini biasanya digunakan sebagai pupuk di bidang
pertanian.
● Alkohol, termasuk dalam larutan non elektrolit yang digunakan
sebagai desinfektan dan obat luka.
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu Praktikum


1. Tempat praktikum :Lab Kimia SMAN 2 Cirebon
2. Dilakukan pada tanggal :23 Februari 2023
3. Waktu praktikum :14.00-15.30 WIB.

B. Alat dan Bahan Praktikum

ALAT BAHAN
Gelas beaker 200 ml (2 buah) Larutan 1

Elektroda Karbon Larutan 2


Baterai Larutan 3
Lampu LED Larutan 4
Dudukan Lampu Larutan 5
Kabel Larutan 6
Penjepit Buaya
Papan Kayu
Lakban Hitam
Cutter
C. Cara Kerja
1. Tuangkan setiap larutan ke gelas beaker yang berbeda-beda.
2. Jepit karbon dengan penjepit buaya. Uji daya hantarnya dengan
memasukkan kedua barang karbon tersebut ke dalam larutan.
3. Amati dan catat intensitas nyala lampu dan munculnya gelembung.
4. Angkat kedua batang karbon tersebut.
5. Bersihkan terlebih dahulu dengan tisu.
6. Ulangi langkah yang sama untuk keenam larutan.

D. Hasil Pengamatan

Larutan Elektrolit Non-Elektrolit Keterangan


1 ✔(Lemah) Terdapat
gelembung tapi
lampu tidak
menyala
2 ✔(Lemah) Terdapat banyak
gelembung tapi
lampu tidak
menyala
3 ✔(Lemah) Ada sedikit
gelembung dan
lampu tidak
menyala
4 ✔(Lemah) Terdapat
gelembung di
satu sisi
elektroda
(negatif) tetapi
lampu tidak
menyala
5 ✔(Lemah) Banyak
gelembung
tetapi lampu
tidak menyala
6 ✔ (Kuat) Terdapat banyak
gelembung (di
sisi positif) dan
lampu menyala

E. Pembahasan
● Larutan 1
Dalam larutan 1, terdapat gelembung namun tidak dalam jumlah yang
cukup banyak dan lampu tidak menyala. Hal ini membuktikan bahwa
larutan 1 merupakan larutan elektrolit namun termasuk elektrolit lemah.

● Larutan 2
Dalam larutan 2, terdapat gelembung dalam jumlah yang cukup banyak
dan lampu tidak menyala. Hal ini membuktikan bahwa larutan 2
merupakan larutan elektrolit namun termasuk elektrolit lemah.

● Larutan 3
Dalam larutan 3, hanya ada sedikit gelembung dan lampu tidak menyala.
Hal ini membuktikan bahwa larutan 3 merupakan larutan elektrolit namun
termasuk elektrolit lemah.

● Larutan 4
Dalam larutan 4, terdapat gelembung di satu sisi elektroda negatif namun
lampunya tidak menyala. Hal ini membuktikan bahwa larutan 4
merupakan larutan elektrolit namun termasuk elektrolit lemah.

● Larutan 5
Dalam larutan 5, terdapat gelembung dalam jumlah yang banyak dan
lampu tidak menyala. Hal ini membuktikan bahwa larutan 5 merupakan
larutan elektrolit namun termasuk elektrolit lemah.
● Larutan 6
Dalam larutan 6, terdapat gelembung dalam jumlah yang banyak di sisi
positif dan lampu menyala. Hal ini membuktikan bahwa larutan 6
merupakan larutan elektrolit yang kuat.
BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Larutan elektrolit adalah larutan yang zatnya mampu
menghantarkan arus listrik ketika dilarutkan dalam air, sedangkan
larutan non-elektrolit adalah larutan yang zatnya tidak dapat
menghantarkan arus listrik.

Berdasarkan hasil pengamatan, larutan elektrolit kuat akan


menunjukkan indikator lampu menyala dan terdapat gelembung
dalam jumlah yang banyak. Namun, larutan tersebut bisa
dikategorikan sebagai elektrolit lemah jika terdapat gelembung
namun lampu tidak menyala.

Kekuatan elektrolit dapat diukur dengan derajat ionisasi (α).

B. Saran
➔ Periksa alat uji elektrolit secara teliti, karena alat uji yang tidak
benar akan mempengaruhi hasil percobaan
➔ Bersihkan alat uji terlebih dahulu sebelum digunakan agar
kotoran yang menempel bisa hilang
➔ Bersihkan alat uji elektrolit supaya larutan yang telah diujikan
tidak lagi menempel pada elektroda
DOKUMENTASI
LAPORAN UJIAN PRAKTEK KIMIA
LARUTAN ELEKTROLISIS

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

ANGGOTA:
AKMAL FAIZ SUWANDI (01)
KEISHA ANINDYA NURDHAFINA (05)
NI KOMANG DHARMESWARI SAVITRI (14)
ZIDDANE KURNIA GOFUR (17)

KELAS: PC 5

GURU PEMBIMBING:
IBU ADE SRI RAHAYU, S.Pd, M.Pd

SMA NEGERI 2 CIREBON


Jalan. Dr. Cipto Mangunkusumo No.01 Tlp. (0231) 203301 – Fax (0231)
239814 Cirebon Kodepos: 45131
BAB I
PENDAHULUAN

A. Judul Percobaan
Laporan Praktikum Kimia Reaksi Elektrolisis.

B. Tujuan Percoban
Tujuan daripada percobaan ini adalah untuk mempelajari perubahan-
perubahan yang terjadi pada elektrolisis larutan tembaga II sulfat (CuSO4).

C. Dasar Teori
Sel elektrolisis adalah penggunaan energi listrik untuk menjalankan
reaksi kimia. Secara teoritis, sel elektrolisis merupakan bagian dari sel
elektrokimia, di mana energi listrik digunakan untuk menjalankan reaksi
redoks tidak spontan. Secara umum, sel elektrolisis tersusun dari:
- Elektrolit, yaitu zat yang dapat menghantarkan listrik.
- Sumber listrik yang menyuplai arus searah (Direct Current = DC), misalnya
baterai.
- Anode, yaitu elektrode tempat terjadinya reaksi oksidasi (kutub positif).
- Katode, yaitu elektrode tempat terjadinya reaksi reduksi (kutub negatif).

Prinsip kerja sel elektrolisis adalah menghubungkan kutub negatif dari


sumber arus searah ke katode dan kutub positif ke anode sehingga terjadi
overpotensial yang menyebabkan reaksi reduksi dan oksidasi tidak spontan
dapat berlangsung. Elektron akan mengalir dari katode ke anode. Ion-ion
positif akan cenderung tertarik ke katode dan tereduksi, sedangkan ion-ion
negatif akan cenderung tertarik ke anode dan teroksidasi.
Secara umum, elektrolisis lelehan senyawa ionik melibatkan reaksi
redoks yang lebih sederhana. Hal ini dikarenakan tanpa adanya air, kation
akan direduksi di katode dan anion akan dioksidasi di anoda. Sebagai
contoh, pada elektrolisis lelehan NaCl, ion Na+ akan tereduksi di katode
membentuk logam Na dan ion Cl− akan teroksidasi di anode membentuk gas
Cl2.
Namun, jika reaksi elektrolisis berlangsung dalam sistem larutan, ada
beberapa reaksi redoks yang bersaing sehingga reaksi cenderung agak
kompleks karena ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
diantaranya:
1. Ion-ion di sekitar elektrode
- Ion-ion di sekitar anode yang memiliki E° lebih negatif yang akan
mengalami oksidasi.
- Ion-ion di sekitar katode yang memiliki E° lebih positif yang akan
mengalami reduksi.

2. Bahan elektrode
- Jika bahan elektrode terbuat dari grafit (C) atau logam inert (misalnya Pt
atau Au), elektrode tidak mengalami oksidasi atau reduksi. Jadi yang
mengalami oksidasi dan reduksi adalah spesi-spesi yang ada di sekitar
elektrode.
- Jika elektrode (terutama anode) berasal dari logam aktif, anode tersebut
yang akan mengalami oksidasi.

3. Potensial tambahan (Overpotensial)


Overpotensial dibutuhkan untuk melampaui interaksi pada permukaan
elektrode yang umumnya sering terjadi ketika elektrolisis menghasilkan gas.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tempat dan Waktu Percobaan


Percobaan ini dilakukan di laboratorium kimia SMA Negeri 2 Cirebon
pada hari Kamis, 23 Februari 2023.

B. Metode Percobaan
Dilakukan percobaan sel elektrolisis untuk mengetahui perubahan yang
terjadi pada elektrolisis larutan CuSO4. Percobaan dilangsungkan dengan
mengamati elektrode pada larutan tembaga (II) sulfat (CuSO4).

C. Alat dan Bahan


1. Larutan tembaga (II) sulfat (CuSO4)
2. Elektroda karbon
3. Kabel listrik
4. Baterai 9V
5. Penjepit buaya
6. Gelas ukur

D. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Rangkai baterai, kabel, penjepit buaya, dan elektroda karbon menjadi
susunan yang benar.
3. Tuang larutan tembaga II sulfat ke dalam gelas ukur.
4. Masukkan susunan elektroda karbon yang sudah dirangkai tadi ke dalam
larutan.
5. Diamkan elektroda karbon sembari dipegang.
6. Amati perubahan apa yang terjadi pada elektroda karbon.
7. Catat hasil pengamatan di kertas selembar.

E. Hasil Pengamatan
Larutan dalam Ruang Perubahan yang Terjadi

Katoda Terdapat endapan Cu dan warna


larutan berubah menjadi kuning
kecokelatan
Anoda Terdapat banyak gelembung pada
elektroda

F. Analisis Data
Setelah dilakukannya pengamatan pada elektroda karbon, dihasilkan
endapan Cu pada katoda serta perubahan warna menjadi kuning kecokelatan.
Hal ini dikarena Cu2+¿ ¿ tereduksi menjadi Cu.

Sementara, Pada anoda terjadi reaksi oksidasi H2O karena H2O lebih
mudah teroksidasi daripada asam oksi yang ada pada larutan yaitu SO 42−¿¿ .
Hal inilah yang menyebabkan banyaknya gelembung pada anoda.
Sehingga diperoleh persamaan setengah reaksi sebagai berikut.
−¿→ 2Cu¿

a. Katoda: 2 Cu2+¿+4 e ¿

+¿¿
b. Anoda: 2 H 2 O →O2 +4 H +4 e−¿¿

+ ¿¿

Hasil reaksi: 2 Cu2+¿+H O → 2Cu +O +4 H


2 2 ¿

Keterangan:

 Cu dihasilkan di katoda.
+¿¿
 O2 dan 4 H dihasilkan di anoda.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil data yang sudah dikumpulkan tadi, diperoleh
kesimpulan bahwa uji coba reaksi elektrolisis terhadap larutan tembaga II
sulfat (CuSO4) menghasilkan beberapa perubahan pada elektroda,
diantaranya:
1. Terdapat endapan Cu pada katoda serta perubahan warna menjadi kuning
kecokelatan. Hal ini dikarenakan Cu2+ tereduksi menjadi Cu.
2. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi H2O karena H2O lebih mudah
teroksidasi daripada asam oksi yang ada pada larutan yaitu SO42-. Hal
inilah yang menyebabkan banyaknya gelembung pada anoda.

B. Saran
Adapun saran daripada penulis untuk percobaan kedepannya adalah.
1. Diharapkan para siswa sudah menyiapkan segala alat dan bahan yang
diperlukan untuk keperluan praktikum.
2. Diharapkan para siswa sudah memepelajari dan memahami materi yang
akan diujikan agar pada saat praktikum tidak ada kendala dan berjalan
dengan efektif.
3. Diharapkan pula para siswa mematuhi dan menjalankan peraturan-
peraturan yang berlaku di laboratium supaya tidak terjadi hal-hal yang
dapat membahayakan diri sendiri.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai