Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

“INDIKATOR ASAM DAN BASA ”

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Pelajaran : Kimia
Guru Pengampu : Syamsul Hadi, S.Pd

Disusun oleh
kelompok:
1. M.Arief Faturrahman (21)
2. Puji Yanilia (25)
3. Reza Putri Wulandari (27)
4. Seryl Herilla (30)
5. Tria Susilowati (33)
6. Yulia Dwi Wahyuni (35)

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANYUWANGI


FEBRUARI 2022
INDIKATOR ASAM DAN BASA

A. Tujuan
1. Mengetahui cara membuat indikator asam basa dari bahan alami.
2. Mengetahui perubahan warna bahan ketika direaksikan menggunakan larutan
asam dan basa.
3. Menentukan kualitas baik tidaknya suatu bahan sebagai indikator asam basa.
4. Menentukan pH minuman kemasan menggunakan indikator universal.

B. Dasar Teori
 Konsep Asam Basa
Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki
rasa asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau biasa disebut
korosif. Kata asam berasal dari kata latin yakni acetum yang berarti cuka. Terdapat
banyak zat-zat bersifat asam seperti asam klorida dalam getah pencernaan
dilambung, asam asetat sebagai asam penyusun dalam cuka, asam karbonat yang
memberikan rasa segar dalam minuman berkarbonat, dan asam sitrat yang
dikandung dalam berbagai jeruk.
Kata basa (alkali) berasal dari bahasa arab alqali yang berarti abu karena
memiliki sifat yang sama dengan abu. Basa merupakan zat yang memiliki sifat –
sifat yang spesifik, seperti lilin. Banyak orang mengenali bau rangsang yang kuat
(dari) basa amonia, lazim digunakan dalam bentuk larutan air dan berbagai cairan
pembersih sebagai pemati hama.
a. Teori asam basa Arrhenius
Pengertian asam basa mula-mula dikemukakan oleh Arrhenius pada tahun 1887.
Menurut Arrhenius, asam didefinisikan sebagai suatu zat yang bila dilarutkan ke
dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion hidrogen (H+ ) sebagai
satu-satunya ion positif. Basa didefinisikan zat yang bila dilarutkan dalam air akan
mengalami ionisasi dengan membentuk ion-ion hidroksil (OH- ) sebagai satu-
satunya ion negatif. Contoh :

Reaksi ionisasi asam : Reaksi ionisasi basa :


HCl (aq) –> H + (aq) + CL– (aq) NaOH (aq) –> Na+ (aq) + OH– (aq)

b. Teori asam basa Bronsted-Lowry


Teori asam basa yang dikemukakan Arrhenius ternyata memiliki keterbatasan,
yakni asam dan basa tidak hanya terdapat dalam pelarut air, tetapi juga terdapat
dalam pelarut bukan air. Fakta-fakta tersebut mendorong J.N Bronsted dari
Denmark dan T. Lowry dari Inggris membuat pengertian baru mengenai asam dan
basa. Bronsted dan Lowry mendefinisikan asam sebagai zat yang dapat memberikan
proton (proton donor), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima proton
(akseptor proton).
Contoh :

NH3(g) + H2O(l) —> NH4 + (aq) + OH- (aq)


basa asam asam konjugasi basa konjugasi

c. Teori asam basa Lewis

Teori asam basa yang lebih umum dikemukakan oleh GN. Lewis pada tahun
1923. Teori ini timbul dari kenyataan bahwa teori Bronsted dan Lowry masih
kurang luas jangkauannya. Sebab pada kenyataannya ada beberapa reaksi asam basa
yang tidak melibatkan proton. Menurut konsep yang diajukan oleh Lewis, asam
didefinisikan sebagai spesi apa saja yang dapat menerima pasangan elektron.
Sedangkan basa merupakan spesi yang dapat memberikan pasang elektron.

Contoh :

H3N: + H+ —> NH4 +

Dari contoh diatas H+ bertindak sebagai asam Lewis sedangkan NH3 bertindak
sebagai basa Lewis. Dimana NH3 adalah suatu basa karena memberi pasangan
elektron, sedangkan ion H+ adalah suatu asam karena menerima pasangan elektron.
Semua asam-basa Arrhenius maupun asam-basa Bronsted-Lowry memenuhi
pengertian asam-basa Lewis.
 Indikator Asam Basa
Senyawa asam dapat dibedakan dari senyawa basa, salah satunya dengan
mencicipi rasanya. Namun, tidak semua zat dapat di identifikasi dengan cara itu.
Senyawa-senyawa asam-basa dapat diidentifikasi secara aman dengan menggunakan
indikator. Indikator merupakan zat warna yang warnanya berbeda jika berada dalam
kondisi asam dan basa. Indikator yang dapat digunakan adalah kertas lakmus,
indikator asam-basa dan indikator alami.
Indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat berubah warna
dengan berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan bersifat
asam atau basa dengan cara memberikan perubahan warna yang berbeda pada
larutan asam dan basa (Fessenden & Fessenden, 1999).
Indikator alami dapat dibuat dari berbagai tumbuhan berwarna yang ada di
sekitar kita. Akan tetapi, tidak semua tumbuhan berwarna dapat memberikan
perubahan warna yang jelas pada kondisi asam maupun basa, oleh karena itu hanya
beberapa saja yang dapat dipakai, misalnya; bunga sepatu yang memberikan
perubahan warna merah pada suasana asam dan hijau pada suasana basa.

 Indikator Universal
Indikator universal merupakan campuran dari beberapa idikator yang memiliki
pembahan wama berbeda, sehingga semua perubahan wama itu menyatu dan
sebagai hasilnya, indikator universal ini memilki perubahan dari merah-jingga-
kuning-hijau-biru-nila-ungu-atau disingkat mejikuhubiniu.
Cara menggunakan indikator universal bentuk kertas adalah dengan cara
mencelupkan kertas tersebut dalam larutan yang hendak kita ketahui pH-nya.
Sedangkan, jika menggunakan indicator universal bentuk larutan adalah dengan cara
memasukkan atau meneteskan larutan indikator universal ke dalam larutan yang
hendak kita ketahui pH-nya. Warna yang terbentuk kemudian dicocokkan/
dibandingkan dengan warna standar yang sudah diketahui nilai pH-nya. Dengan
mengetahui nilai pH maka dapat ditentukan apakah larutan bersifat asam, basa atau
netral.
C. Alat dan Bahan
 Indikator asam basa
1. Alat penggerus
2. Plat tetes
3. Sendok
4. Tisu
5. Gelas kimia
6. Pipet tetes
7. Aquades
8. Larutan asam sulfat ( H2S04 )
9. Larutan kalium hidroksida ( KOH )
10. Alat saring
11. Kunyit
12. Bunga sepatu
13. Bunga kertas
14. Bunga mawar
 PH minuman kemasan
1. Indikator universal
2. Gelas plastik
3. Floridina
4. Teh gelas
5. Kopikap
6. Fanta

D. Cara Kerja
 Indikator asam basa
1. Gerus beberapa bunga yang telah disediakan dengan penumbuk
2. Bersihkan kunyit terlebih dahulu, setelah itu parut kunyit yang telah
dibersihkan
3. Saring bunga dan kunyit yang telah diparut tadi untuk mendapatkan sarinya
4. Letakkan sari bunga dan sari kunyit ke plat tetes
5. Setelah itu masing-masing sari bunga dan kunyit diberi larutan asam sulfat
(H2SO4) dan larutan kalium hidroksida (KOH)
6. Setelah itu lihat perubahan warna pada masing-masing indikator dan catat
pada buku catatan untuk mengetahui perbedaan dari masing-masing
indikator
 PH minuman kemasan
1. Tuangkan minuman ke gelas plastik yang telah disediakan (secukupnya)
2. Setelah itu masukkan indikator universal ke masing-masing gelas yang telah
diisi minuman
3. Setelah itu lihat perubahan pada indikator universal, lalu catat pada buku
catatan

E. Data pengamatan

 Indikator asam basa

Bahan Warna Asal Warna setelah Warna setelah


ditambah ditambah
(H2SO4) (KOH)

Kunyit Kuning Kuning terang Coklat


kehitaman

Bunga kertas Merah Merah Coklat


keunguan

Mawar Pink muda Merah muda Kuning


(peach) kehijauan

Bunga sepatu Ungu pucat Merah Hijau lumut

 PH minuman kemasan

Nama atau jenis minuman PH yang dihasilkan

Floridina 4

Teh gelas 5

Kopikap 6

Fanta 4

Rata-rata 4,75

F. KESIMPULAN

G. DAFTAR PUSTAKA

• Fessenden, RJ& Fessenden, JS 1999. Kimia organik jilid 2 . Jakarta: Erlangga.

• Nuryanti, S., Matsjeh, S., Anwar, C. & Raharjo, TJ (2010). Indikator titrasi
asam-basa dari ekstrak bunga sepatu (hibiscus rosa sinensis) . Jurnal
AGRITECH, 30(3), 178-183.

Anda mungkin juga menyukai