Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

MENENTUKAN ASAM BASA DAN


NETRAL DENGAN INDIKATOR
ALAMI

Nama : Luluk Ma’rifatul Ula


Kelas : 11 MIPA 6
No. Absen : 18

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 JOMBANG


Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 02 Jombang
Bab 1
Pendahuluan

1.1 Latar belakang


Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat
penting. Dalam sehari-hari, kita mengenal berbagai zat yang digolongakan
sebagai asam, misalnya asam cuka, asam sitrun, asam jawa, asam belimbing,
serta “‘asam lambung”. Salah satu sifat asam adalah rasanya masam. Kita juga
mengenal berbagai zat yang kita golongkan sebaga basa, misalnya kapur sirih,
kaustik soda, air sabun, serta air abu. Salah satu sifat basa adalah dapat
melarutkan lemak. Itulah sebabnya (abu gosok) digunakan untuk mencuci
piring.
Asam dan basa tentu memiliki sifat yang berbeda. Untuk menentukan
sifat asam atau basa terdapat beberapa cara. Yang pertama dapat
menggunakan indikator bahan alam. Bahan-bahan alam yang berwarna seperti
bunga kembang sepatu, kulit manggis dan kunyit dapat digunakan sebagai
indikator alami. Yang kedua dapat menggunakan indikator warna, yang akan
menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi.
Misalnya Lakmus, akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan
akan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Dapat pula
menggunakan indikator sintesis seperti fenolftalein, metil merah, bromtimol
biru dan masih dsb. Kemudian dengan mengukur pH. pH merupakan suatu
parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan.
Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari
7, sedangkan netral pH nya 7.
Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi
lingkungan. Keasaman tanah akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan
yang ada diatasnya. Kualitas air juga dapat ditentukan dengan mengukur
tingkat keasamannya. Suatu daerah yang dilanda hujan asam akan mengalami
kerusakan lingkungan yang cukup buruk. Kebanyakan asam dan basa (yang
belum bercampur dengan senyawa lain) di alam berupa liquid (larutan).
Karena bentuk inilah yang mudah untuk direaksikan dengan senyawa lainnya.
Meskipun asam dan basa yang kita konsumsi sehari-hari berupa padatan dan
sabun, namun pada akhirnya tetap butuh diencerkan juga (direaksikan atau
dicampur dengan air) agar lebih mudah diserap atau digunakan.
Berdasarkan pengertian asam basa menurut ARRHENIUS, suatu
senyawa bersifat asam dalam air karena adanya ion H+. Adapun suatu
senyawa bersifat basa dalam air karena adanya ion OH-.
Untuk mengetahui apakah suatu senyawa mengandung ion H+ atau ion
H- dapat diuji dengan kertas lakmus. Ada dua jenis kertas lakmus, yakni
lakmus merah dan lakmus biru. Adanya ion H+ dalam larutan dapat
memerahkan kertas lakmus (lakmus biru berubah menjadi merah dan lakmus
merah tetap berwarna merah). Adapun adanya ion OH- dalam larutan yaitu
dapat membirukan kertas lakmus (lakmus merah berubah warna menjadi biru
dan lakmus biru tetap berwarna biru).
Pada tahun 1923 ahli kimia bernama J.N Broansted dan ahli kimia
inggris bernama T.N Lowry mengemukakan teori asam basa Broansted-lowry,
yang berbunyi suatu zat pemberi proton (proton donor) disebut asam dan suatu
zat penerima proton (proton aseptor) disebut basa. Dari defenisi tersebut maka
suatu asam setelah melepas proton akan membentuk basa konjugasi dari asam
tersebut. Demikian pula dengan basa,setelah menerima proton akan
membentukasam konjugasi dri basa tersebut.
Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa
adalah zat yang memilikisatu atau lebih satu pasangan elektron babas yang
dapat diberikan kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi,
sedangkan asam adalah zat yng dapat menerima pasangan elektron tersebut.

1.2 Rumusan masalah


 Bagaimana cara membuat indikator asam basa dari bahan alami ?
 Warna apa yang ditampilkan oleh indikator alami kunyit dalam larutan
asam, basa dan netral ?
 Bagaimana pengelompokan zat yang bersifat asam, basa dan netral ?

1.3 Tujuan
 Mengetahui langkah langkah membuat indikator asam basa dari bahan
alami.
 Mengamati perubahan warna indikator alami kunyit dalam larutan asam,
basa dan netral.
 Menganalisis zat yang bersifat asam, basa dan netral.
Bab 2
Tinjauan pustaka
2.1 Konsep asam basa
Pengertian asam basa mula-mula dikemukakan oleh Arrhenius pada tahun
1887. Menurut Arrhenius, asam didefinisikan sebagai suatu zat yang bila
dilarutkan ke dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion hidrogen
(H+ ) sebagai satu-satunya ion positif. Basa didefinisikan zat yang bila dilarutkan
dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion-ion hidroksil (OH- )
sebagai satu-satunya ion negatif.
Teori asam basa yang dikemukakan Arrhenius ternyata memiliki
keterbatasan, yakni asam dan basa tidak hanya terdapat dalam pelarut air, tetapi
juga terdapat dalam pelarut bukan air. Fakta-fakta tersebut mendorong J.N
Bronsted dari Denmark dan T. Lowry dari Inggris membuat pengertian baru
mengenai asam dan basa. Bronsted dan Lowry mendefinisikan asam sebagai zat
yang dapat memberikan proton (proton donor), sedangkan basa adalah zat yang
dapat menerima proton (akseptor proton).
Teori asam basa yang lebih umum dikemukakan oleh GN. Lewis pada
tahun 1923. Teori ini timbul dari kenyataan bahwa teori Bronsted dan Lowry
masih kurang luas jangkauannya. Sebab pada kenyataannya ada beberapa reaksi
asam basa yang tidak melibatkan proton. Menurut konsep yang diajukan oleh
Lewis, asam didefinisikan sebagai spesi apa saja yang dapat menerima pasangan
elektron. Sedangkan basa merupakan spesi yang dapat memberikan pasang
elektron.

2.1 Indikator asam basa


Senyawa asam dapat dibedakan dari senyawa basa, salah satunya dengan
mencicipi rasanya. Namun, tidak semua zat dapat di identifikasi dengan cara itu.
Senyawa-senyawa asam-basa dapat diidentifikasi secara aman dengan menggunakan
indikator. Indikator merupakan zat warna yang warnanya berbeda jika berada dalam
kondisi asam dan basa. Indikator yang dapat digunakan adalah kertas lakmus,
indikator asam-basa dan indikator alami.
Indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat berubah warna
dengan berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan bersifat
asam atau basa dengan cara memberikan perubahan warna yang berbeda pada larutan
asam dan basa (Fessenden dan Fessenden, 1999).
Indikator alami dapat dibuat dari berbagai tumbuhan berwarna yang ada di
sekitar kita. Akan tetapi, tidak semua tumbuhan berwarna dapat memberikan
perubahan warna yang jelas pada kondisi asam maupun basa, oleh karena itu hanya
beberapa saja yang dapat dipakai, misalnya; bunga sepatu yang memberikan
perubahan warna merah pada suasana asam dan hijau pada suasana basa (Nuryanti,
dkk., 2010).

Bab 3
Metodologi penelitian

3.1 Waktu dan tempat penelitian


Percobaan dilakukan di Dusun Sumoyono, Desa Cukir, Kecamatan Diwek,
Kabupaten Jombang pada hari Ahad, 31 Januari 2021.

3.2 Alat dan bahan


Berikut alat dan bahan yang harus disiapkan :
 Gelas plastik 5 buah
 Gelas kaca 1 buah
 Kunyit
 Air panas
 Cuka
 Air jeruk nipis
 Air kapur
 Air garam
 Air mineral

3.3 Prosedur Kerja


1.) Siapkan alat dan bahan diatas.
2.) Buat ekstrak kunyit dengan mengupas kulit kunyit, porong kecil kecil lalu
rendam dengan air panas dalam gelas kaca dan tunggu hingga berubah warna.
3.) Tuangkan sedikit cuka, air jeruk nipis, air kapur, air garam dan air mineral
kedalam masing masing gelas plastik.
4.) Campurkan ekstrak kunyit yang telah berubah warna kedalam masing masing
gelas yang terisi oleh cuka, air jeruk nipis, air kapur, air garam dan air mineral.
5.) Tunggu hingga campuran tersebut bereaksi dan menunjukkan perubahan
warna yang membedakan asam, basa dan netral.
6.) Amati perubahan warna tersebut dan catat.
Bab 4
Hasil dan pembahasan

4.1 Data yang diperoleh


Ekstrak Larutan
Cuka Jeruk nipis Kapur Garam Air mineral
Kunyit Kuning Kuning Orange Cream Kuning
bening lemon terang
Buah Naga Merah Merah fanta Ungu pucat Merah Pink
keunguan anggur keunguan
Bougenville Merah muda Merah muda Merah muda Merah muda Merah muda
terang salem
Bunga Merah Merah gelap Hijau muda Hijau Ungu
Sepatu terang kehitaman
Bunga Pacar Jingga Jingga Merah Merah Merah hati
terang kekuningan
Tabel 1.1 Percobaan dengan indikator alami

Pada praktikum kali ini membahas mengenai indikator asam basa


dari bahan alami. Indikator alami yang kami gunakan adalah ekstrak dari
kunyit, buah naga, bunga Bougenville, bunga sepatu dan bunga pacar
untuk membuktikan bahwa bahan-bahan alami juga mampu dijadikan
indikator asam basa. Ketikan kami mencampurkan indikator alami
dengan larutan asam atau basa, terjadi perubahan warna yang berbeda
dari warna asli. Ini berarti terjadi pergeseran kesetimbangan ketika
ditambahkan atau dikurangi ion H+.
Berikut penjelasan mengenai perubahan warna pada larutan asam,
basa dan netral :
1. Larutan cuka
Ketika larutan cuka dicampur dengan beberapa tetes ekstrak
kunyit, buah naga, bunga Bougenville, bunga Sepatu dan bunga
pacar berturut turut larutan cuka akan berubah warna menjadi
kuning bening, merah keunguan, merah muda, merah terang dan
jingga terang.
Hal ini menunjukkan bahwa larutan cuka bersifat asam.
2. Larutan perasan jeruk nipis
Ketika larutan hasil perasan jeruk nipis dicampur dengan
beberapa tetes ekstrak kunyit, buah naga, bunga Bougenville,
bunga Sepatu dan bunga pacar berturut turut larutan cuka akan
berubah warna menjadi kuning lemon, merah fanta, merah muda
terang, merah gelap dan jingga.
Hal ini menunjukkan bahwa larutan cuka bersifat asam.
3. Larutan kapur
Ketika larutan kapur dicampur dengan beberapa tetes ekstrak
kunyit, buah naga, bunga Bougenville, bunga Sepatu dan bunga
pacar berturut turut larutan cuka akan berubah warna menjadi
orange, ungu pucat, merah muda, hijau muda dan merah
kekuningan.
Hal ini menunjukkan bahwa larutan cuka bersifat basa.
4. Larutan garam
Ketika larutan garam dicampur dengan beberapa tetes
ekstrak kunyit, buah naga, bunga Bougenville, bunga Sepatu dan
bunga pacar berturut turut larutan cuka akan berubah warna
menjadi cream, merah anggur, merah muda salem, hijau kehitaman
dan merah.
Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam bersifat netral.
5. Larutan air mineral
Ketika larutan air mineral dicampur dengan beberapa tetes
ekstrak kunyit, buah naga, bunga Bougenville, bunga Sepatu dan
bunga pacar berturut turut larutan cuka akan berubah warna
menjadi kuning terang, pink keunguan, merah muda, ungu dan
merah hati
Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam bersifat netral.
Bab 5
Penutup

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari percobaan ini adalah :
 Indikator alami dapat dibuat dengan cara mengambil
ekstrak dari tanaman yang akan dijadikan indikator asam
basa, yakni kunyit, buah naga, bunga Bougenville, bunga
sepatu dan bunga pacar.
 Warna yang dihasilkan oleh kunyit setelah dicampur oleh
larutan asam adalah kuning bening, sementara larutan
asam berwarna orange dan larutan netral berwarna cream.
 Larutan yang bersifat asam adalah cuka dan jeruk nipis,
sementara larutan yang bersifat basa adalah air kapur dan
larutan yang bersifat netral adalah air garam dan air
mineral.

5.2 Saran
Sebaiknya melakukan praktikum dengan hati hati, jangan
sampai ada kejadian tak terduga yang terjadi.
Daftar pustaka

Fessenden, R. J.& Fessenden, J.S, (1999), Kimia organik jilid 2. Jakarta


: Erlangga
Markinah, D, (2020), Praktikum Sains di Masa Pandemi: Membuat Indikator
Asam dan Basa dari Kertas Teh Celup, Tanoto foundation,
Muasyaroh, D, Aminah dan Sayyidah J.R, (2020), Buku Panduan Belajar
Kimia
Untuk SMA/MA Kelas XI, MGMP Kimia MA Jawa Timur.
Nuryanti, S., Matsjeh, S., Anwar, C. & Raharjo, T. J, (2010), Indikator
Titrasi asam-basa dari ekstrak bunga sepatu (hibiscus rosa sinensis),
Jurnal AGRITECH, 30(3), 178-183.
Lampiran

Gambar alat dan bahan yang harus disiapkan.


Gambar pembuatan ekstrak kunyit.
Gambar penyampuran akstrak kunyit dengan larutan.

Gambar larutan setelah dicampur dengan ekstrak kunyit.

Anda mungkin juga menyukai