Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PEMBUATAN INDIKATOR ALAMI

Dosen Pengampu

Feri Andi Syuhada, S.Pd. M.Pd

Dr. Mahmud, M. Sc

OLEH :

CANTIKA AMALIA (4193141017)

HARMENITA TAMPUBOLON (4193341028)

MELVA YUSTINA MANURUNG (4193341027)

TIOMAS HARAHAP (4192141003)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penyusun mengucapkan puji dan syukur atas kehadiran Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan kesehatan dan karunia-Nya kepada penyusun, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan laporan hasil uji percobaan untuk menentukan asam-basa
larutan yang penyusun sajikan dalam bentuk makalah. Tugas ini dibuat untuk memenuhi
salah satu mata kuliah kimia umum.

Adapun makalah kimia ini tentang laporan hasil uji percobaan untuk menentukan sifat
asam-basa larutan yang telah penyusun usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
penyusun tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusun dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan
lapang dada dan tangan terbuka penyusun membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang
ingin memberi saran dan kritik kepada penyusun sehingga penyusun dapat memperbaiki
makalah kimia ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah kimia tentang asam-basa


larutan ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi
terhadap pembaca.

Medan, 21 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ....... i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... iii

1.1. LATAR BELAKANG ............................................................................................ iii

1.2. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................ iv

1.3. TUJUAN ................................................................................................................. iv

1.4. MANFAAT ............................................................................................................. iv

BAB II TINJAUAN TEORITIS ......................................................................................... 1

BAB III PEMBAHASAN .................................................................................................. 4

3.1. ALAT DAN BAHAN ............................................................................................. 4

3.2.CARA KERJA .......................................................................................................... 5

3.3.HASIL PENGAMATAN .......................................................................................... 5

3.4. PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN ............................................................ 7

BAB IV PENUTUP ........................................................................................................... 10

4.1. KESIMPULAN ....................................................................................................... 10

4.2. SARAN ................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari akan ditemukan senyawa dalam tiga keadaan yaitu asam,
basa, dan netral. Ketika mencicipi rasa jeruk maka akan terasa asam karena jeruk
mengandung asam. Sedangkan ketika mencicipi sampo maka akan terasa pahit karena sampo
mengandung basa. Namun sangat tidak baik apabila untuk mengenali sifat asam atau basa
dengan mencicipinya karena mungkin saja zat tersebut mengandung racun atau zat yang
berbahaya.

Sifat asam dan basa suatu zat dapat diketahui menggunakan sebuah indikator. Indikator
yang sering digunakan antara lain kertas lakmus, fenolftalein, metil merah dan brom timol
biru. Indikator tersebut akan memberikan perubahan warna jika ditambahkan larutan asam
atau basa. Indikator ini biasanya dikenal sebagai indikator sintetis. Dalam pembelajaran
kimia khususnya materi asam dan basa indikator derajat keasaman diperlukan untuk
mengetahui pH suatu larutan. Karena itu setiap sekolah seharusnya menyediakan indikator
sintetis untuk percobaan tersebut. Tetapi pada kenyataannya, tidak semua sekolah mampu
menyediakan indikator sintetis. Oleh karena itu diperlukan alternatif lain sehingga proses
pembelajaran tetap berjalan lancar indikator pH sintetis dapat diganti dengan alternatif lain
berupa indikator pH dari bahan-bahan alam atau tanaman.

Dengan didasari pemikiran bahwa zat warna pada tanaman merupakan senyawa organik
berwarna seperti dimiliki oleh indikator sintetis, selain itu mudah dibuat juga murah karena
bahan-bahannya mudah didapat serta menambah pengetahuan tentang manfaat bunga
tapakdara, jengger ayam dan tembelekan. Karakteristik bunga yang baik digunakan sebagai
indikator pH yaitu bunga yang masih segar berwarna tua digunakan hanya mahkota bunga
sedangkan benang sari dan putik tidak digunakan. Pada pembuatan indikator cair bunga
dicuci dengan air mengalir agar bersih juga dimaksudkan agar pigmen warna bunga tidak ikut
larut dalam air. Bunga yang sudah dicuci kemudian dipotong kecil-kecil untuk memperluas
permukaan bunga sehingga proses pelarutan bunga lebih efektif. Semakin luas permukaan
bunga maka semakin banyak pigmen warna bunga yang larut pada proses pelarutan.

iii
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil dari pencampuran antara indikator alami (kunyit, Kembang Sepatu,
bunga rose, buah naga, bayam merah, buah bit, kol ungu dan wortel) dengan larutan yang
diuji ?
2. Perubahan-perubahan warna apa sajakah bila kedelapan indikator dicampur dengan
larutan uji ?
2. Bagaimana cara membedakan warna indikator I dengan warna indikator yang lain.

1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis - jenis indicator
2. Untuk membuat indikator asam basa dari ekstra bahan alami
3. Untuk menentukan sifat larutan dengan indikator alami

1.4.Manfaat
1. Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mahasiswa mengenai keraktifan
bahan,dan indikator yang digunakan untuk mereaksikan bahan.
2. Dapat memberikan siswa pengalaman praktik secara langsung yang sangat bermanfaat
bagimahasiswa.
3. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai materi tentang indikator.

iv
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. ASAM
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa
kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari
7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada
zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa.
Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam
baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam; walaupun demikian, mencicipi rasa
asam, terutama asam pekat, dapat berbahaya dan tidak dianjurkan. (Petrucci, 1987).
Istilah "asam" merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk hal yang sama
dalam bahasa-bahasa Eropa seperti acid (bahasa Inggris), zuur (bahasa Belanda),
atau Säure (bahasa Jerman) yang secara harfiah berhubungan dengan rasa masam.
Dalam kimia, istilah asam memiliki arti yang lebih khusus. Terdapat tiga definisi asam yang
umum diterima dalam kimia, yaitu definisi Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis.
Pada tahun 1884 Svante Arrhenius mengemukakan teori tentang asam dan basa yaitu
teori asam basa arrhenius. Menurutnya, asam adalah suatu zat yang apabila dilarutkan dalam
air akan menghasilkan ion H+ dimana ion tersebut merupakan satu-satunya ion yang ada
dalam larutan. Basa merupakan zat yang apabila di larutkan dalam air akan terionisasi
menghasilkan ion OH-, dan ion tersebut merupakan ion satu-satunya yang ada di dalam
larutan.
SIFAT ASAM
- Masam ketika dilarutkan dalam air.
- Asam terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam kuat.
- Asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.
- Asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan elektrolit. (Respati, 1992).

2.2. BASA
Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam
pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di
alam, asam ditemukan dalam buah-buahan. Dalam kimia, istilah asam memiliki arti yang
lebih khusus. (Kopkar, 1984).

1
Arrhenius : Basa merupakan suatu senyawa yang dapat menghasilkan ion Hidroksida
[OH], bila dilarutkan dalam air mempunyai rasa pahit dan bersifat kaustik.
Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang
memiliki pH lebih dari 7. Kostikmerupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. jadi kita
menggunakan nama kostik soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dan kostik postas untuk
kalium hidroksida (KOH). Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan
basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan
konsentrasi larutan basa tersebut.

SIFAT BASA
- Nilai pH lebih dari sabun.
- Mengubah warna lakmus merah menjadi biru.
- licin (diakibatkan korosif lemak pada permukaan kulit).
- Basa kuat bersifat Kostic (kulit terasa terbakar atau korosif oleh cairan kimia).
- Larutan Basa pada air akan membentuk ion sehingga merupakan larutan elektrolit.
(Haryadi, 1990).
2.3. Macam-Macam Indikator
Indikator itu dibagi menjadi 2 macam, yaitu indikator alami dan indikator buatan.
1. Indikator Alami
Indikator alami yaitu indikator yang berasal dari bahan-bahan alami, dimana cara
memperolehnya yaitu dengan cara mengekstrak. Prinsip indikator adalah bahan yang
memberikan warna berbeda pada zat yang bersifat asam dan basa. Indikator alami yang biasa
dipakai dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa
bunga-bungaan,umbi-umbian, kulit buah dan dedaunan.
Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang
sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan
berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam
larutan basa akan berwarna hijau.
2. Indikator Buatan
Indikator buatan yaitu indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik
alat-alat kimia. Contohnya adalah kertas lakmus, indikator universal, larutan indikator, pH
meter.Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lamus yang berwarna biru ke dalam
kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkandalam udara

2
terbuka, sehingga dihasilkan kertas nlakmus biru.kertas lakmus biru pada larutan yang
bersifat basa akan tetap biru , karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi
dengan anion (OH-). Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan
pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar
warnanya menjadi merah.
Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila
kertas lakmus merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap
merah karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan,
apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang
berwarna biru akan kembali terbentuk. (Rusiani, dkk, 2017).

3
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Alat dan Bahan
Alat
NO NAMA ALAT UKURAN JUMLAH
1 PIPET TETES - 2
2 TABUNG REAKSI - 8
3 CORONG KACA - 1
4 KERTAS SARING - 32 bagian
5 GELAS BEAKER 100 ML 1

Bahan
NO NAMA RUMUS KONSENTRASI WUJUD WARNA JUMLAH
BAHAN KIMIA
1 Bunga rose - - Cair Coklat 8 tetes
pucat
2 Wortel - - Cair Orange 8 tetes
cerah
3 Buah bit - - Cair Ungu 8 tetes
pekat
4 Kol ungu - - Cair Biru tua 8 tetes
5 Bunga - - Cair Ungu 8 tetes
kembang pucat
sepatu
6 Bayam - - Cair Merah 8 tetes
merah kecoklatan
7 Kunyit - - Cair Kuning 8 tetes
cerah
8 Buah naga - - Cair Ungu 8 tetes
cerah
9 Asam kuat HCL Cair Bening Secukupnya
10 Asam CH3COOH 0,1m Cair Bening Secukupnya
lemah

4
11 Basa kuat NaOH 0,1m cair Bening Secukupnya
12 Basa lemah Amoniak 0,1m cair bening secukupnya

3.2.Cara Kerja
1. Menyiapkan ekstrak kunyit, buah naga,buah bit,bayam merah,kol ungu,bunga rose,
wortel serta bunga kembang sepatu.
2. Menyiapkan larutan berupa CH3COOH, HCL dan Amoniak.
3. Meneteskan ekstrak kunyit pada setiap larutan yang telah disediakan. Mengamati dan
mencatat perubahan warna pada larutan.
4. Mengulangi kegiatan dengan ekstrak ubi ungu, buah naga, wortel dan bunga kembang
sepatu. Mengamati dan mencatat perubahan warna pada larutan

3.3.Hasil Pengamatan
Kunyit
No. Nama Larutan Perubahan Warna
1. HCL kuning
2. CH3COOH Orange kecokelatan
3. NaOH Merah maroon
4. Amoniak Merah maroon
Kol ungu
No. Nama Larutan Perubahan Warna
1. HCL Merah terang
2. CH3COOH Merah muda
3. NaOH Hijau tosca
4. Amoniak Hijau tosca
Buah Naga
No. Nama Larutan Perubahan Warna
1. HCL Ungu cerah
2. CH3COOH Ungu cerah
3. NaOH Putih telur
4. Amoniak Ungu muda

5
Bunga rose
No. Nama Larutan Perubahan Warna
1. HCL Pink muda
2. CH3COOH Pink kecokelatan
3. NaOH Kuning kecokelatan
4. Amoniak Hijau kekuningan
Bunga Kembang Sepatu
No. Nama Larutan Perubahan Warna
1. HCL Pink
2. CH3COOH Pink keunguan
3. NaOH Hijau tua
4. Amoniak Hijau lumut
Bayam merah
No. Nama Larutan Perubahan Warna
1. HCL Merah kecokelatan
2. CH3COOH Merah kecokelatan
3. NaOH Merah kecokelatan
4. Amoniak Hijau lumut
Buah bit
No. Nama Larutan Perubahan Warna
1. HCL Ungu pekat
2. CH3COOH Ungu pekat
3. NaOH Hijau lumut
4. Amoniak Ungu
Wortel
No. Nama Larutan Perubahan Warna
1. HCL Orange cerah
2. CH3COOH Orange muda
3. NaOH Orange cerah
4. Amoniak Orange cerah

6
3.4.Pembahasan Hasil Pengamatan
 Kunyit
- Secara teori : Jika kunyit ditetesi dengan larutan HCL, maka warna berubah menjadi
kuning cerah, ditetesi dengan larutan CH3COOH berubah warna menjadi orange kecoklatan,
ditetesi dengan larutan NaOH berubah warna menjadi merah maroon, ditetesi dengan larutan
amoniak berubah warna menjadi merah maroon.
- Secara praktek : Ketika kunyit ditetesi larutan asam kuat seperti HCL, warna menjadi
kuning cerah, dan ditetesi dengan larutan asam lemah CH3COOH berubah warna menjadi
orange kecoklatan. Ditetesi dengan larutan basa kuat NaOH berubah warna menjadi merah
maroon dan ditetesi dengan amoniak (NH3) berubah warna menjadi merah maroon.
 Kol ungu
- Secara teori : Jika kol ungu ditetesi dengan larutan HCL, maka warna berubah menjadi
merah terang, ditetesi dengan larutan CH3COOH berubah warna menjadi merah muda,
ditetesi dengan larutan NaOH berubah warna menjadi hijau tosca, ditetesi dengan larutan
amoniak berubah warna menjadi hijau tosca.
- Secara praktek : Ketika kol ungu ditetesi larutan asam kuat seperti HCL, warna menjadi
merah terang, dan ditetesi dengan larutan asam lemah CH3COOH berubah warna menjadi
merah muda. Ditetesi dengan larutan basa kuat NaOH berubah warna menjadi hijau tosca dan
ditetesi dengan amoniak (NH3) berubah warna menjadi hijau tosca
 Buah naga
- Secara teori : Jika buah naga ditetesi dengan larutan HCL, maka warna berubah menjadi
ungu cerah, ditetesi dengan larutan CH3COOH berubah warna menjadi ungu cerah, ditetesi
dengan larutan NaOH berubah warna menjadi putih telur, ditetesi dengan larutan amoniak
berubah warna menjadi ungu muda.
- Secara praktek : Ketika buah naga ditetesi larutan asam kuat seperti HCL, warna menjadi
ungu cerah, dan ditetesi dengan larutan asam lemah CH3COOH berubah warna menjadi ungu
cerah. Ditetesi dengan larutan basa kuat NaOH berubah warna menjadi putih telur dan
ditetesi dengan amoniak (NH3) berubah warna menjadi ungu muda.
 Bunga rose
- Secara teori : Jika bunga rose ditetesi dengan larutan HCL, maka warna berubah menjadi
pink muda, ditetesi dengan larutan CH3COOH berubah warna menjadi pink kecoklatan,
ditetesi dengan larutan NaOH berubah warna menjadi kuning kecoklatan, ditetesi dengan
larutan amoniak berubah warna menjadi hijau kekuningan.

7
- Secara praktek : Ketika bunga rose ditetesi larutan asam kuat seperti HCL, warna menjadi
pink muda, dan ditetesi dengan larutan asam lemah CH3COOH berubah warna menjadi pink
kecoklatan. Ditetesi dengan larutan basa kuat NaOH berubah warna menjadi kuning
kecoklatan dan ditetesi dengan amoniak (NH3) berubah warna menjadi hijau kekuningan.
 Bunga kembang sepatu
- Secara teori : Jika bunga kembang sepatu ditetesi dengan larutan HCL, maka warna
berubah menjadi pink, ditetesi dengan larutan CH3COOH berubah warna menjadi pink
keunguan, ditetesi dengan larutan NaOH berubah warna menjadi hijau tua, ditetesi dengan
larutan amoniak berubah warna menjadi hijau lumut.
- Secara praktek : Ketika bunga kembang sepatu ditetesi larutan asam kuat seperti HCL,
warna menjadi pink, dan ditetesi dengan larutan asam lemah CH3COOH berubah warna
menjadi pink keunguan. Ditetesi dengan larutan basa kuat NaOH berubah warna menjadi
hijau tua dan ditetesi dengan amoniak (NH3) berubah warna menjadi hijau lumut.
 Bayam merah
- Secara teori : Jika bayam merah ditetesi dengan larutan HCL, maka warna berubah
menjadi merah kecoklatan, ditetesi dengan larutan CH3COOH berubah warna menjadi
merah kecoklatan, ditetesi dengan larutan NaOH berubah warna menjadi merah kecoklatan,
ditetesi dengan larutan amoniak berubah warna menjadi hijau lumut.
- Secara praktek : Ketika bayam merah ditetesi larutan asam kuat seperti HCL, warna
menjadi merah kecoklatan, dan ditetesi dengan larutan asam lemah CH3COOH berubah
warna menjadi merah kecoklatan. Ditetesi dengan larutan basa kuat NaOH berubah warna
menjadi merah kecoklatan dan ditetesi dengan amoniak (NH3) berubah warna menjadi hijau
lumut.
 Buah bit
- Secara teori : Jika buah bit ditetesi dengan larutan HCL, maka warna berubah menjadi
ungu pekat, ditetesi dengan larutan CH3COOH berubah warna menjadi ungu pekat, ditetesi
dengan larutan NaOH berubah warna menjadi hijau lumut, ditetesi dengan larutan amoniak
berubah warna menjadi ungu.
- Secara praktek : Ketika buah bit ditetesi larutan asam kuat seperti HCL, warna menjadi
ungu pekat, dan ditetesi dengan larutan asam lemah CH3COOH berubah warna menjadi
ungu pekat. Ditetesi dengan larutan basa kuat NaOH berubah warna menjadi hijau lumut dan
ditetesi dengan amoniak (NH3) berubah warna menjadi ungu.

8
 Wortel
- Secara teori : Jika wortel ditetesi dengan larutan HCL, maka warna berubah menjadi
orange cerah, ditetesi dengan larutan CH3COOH berubah warna menjadi orange muda,
ditetesi dengan larutan NaOH berubah warna menjadi orange cerah, ditetesi dengan larutan
amoniak berubah warna menjadi orange cerah.
- Secara praktek : Ketika wortel ditetesi larutan asam kuat seperti HCL, warna menjadi
orange cerah, dan ditetesi dengan larutan asam lemah CH3COOH berubah warna menjadi
orange muda. Ditetesi dengan larutan basa kuat NaOH berubah warna menjadi orange cerah
dan ditetesi dengan amoniak (NH3) berubah warna menjadi orange cerah.

9
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
1) Jenis – jenis indikator :
- Kertas lakmus (lakmus merah dan lakmus biru)
- Indikator alami (kol ungu, bunga rose, wortel, kunyit, buah naga, bayam
merah,dll)
- Larutan indikator (fenolftalein, metil merah,dll)
- pH meter
- Indikator universal
2) Indikator alami yang biasa dipakai dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang
berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan,umbi-umbian, kulit buah dan
dedaunan.Indikator alami yaitu indikator yang berasal dari bahan-bahan alami,
diperoleh dengan cara mengekstrak setiap bahan – bahan alami yang akan dijadikan
debagai indikator.
3) Menentukan sifat larutan dengan indikator alami yaitu dengan meneteskan ekstrak
tumbuh-tumbuhan yang diuji kedalam masing-masing larutan. Dan dari hasil
percobaan tersebut dapat dilihat perubahan warna. Dan dari perubahan warna itulah
kita dapat mengetahui mana larutan asam dan mana larutan basa.

4.2. Saran
- Dalam melakukan praktikum, kita harus menggunakan jas laboratorium sebagai
pelindung agar tidak mengotori pakaian dan lain-lain.
- Dalam melakukan praktikum seperti di atas, alat dan bahan yang digunakan harus
dipastikan dalam keadaan bersih agar tidak memengaruhi hasil yang diperoleh nantinya.
- Dalam menggunakan alat-alat laboratorium harus berhati-hati agar tidak terjadi hal yang
tidak diinginkan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Haryadi, W. 1990. Kimia Analitik Edisi ke 5. Gramedia: Jakarta.


Kopkar, S.M. 1984. Konsep Dasar Kimia Analitik. Widya Tama: Bandung
Petrucci, H. R. 1987. Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga: Jakarta
Respati. 1992. Dasar-dasar Ilmu Kimia. PT. Rineka Cipta: Jakarta.
Rusiani, A.F. 2017. Pengembangan Penuntun Praktikum Titrasi Asam Basa Menggunakan
Indikator Alami Berbasis Pendekatan Saintifik. Jurnal Tadris Kimia. 2(2) : 159-168

11

Anda mungkin juga menyukai