Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PRAKTIKUM

IPA - 1


Oleh:
Kelompok VIII
1. Riris Safrina (11312241008)
2. Dede Yanti (11312241012)
3. Musyarofah (113122410)
4. Dwi Laras Ratri (11312241025)
5. Santi Ady Wahyuni (11312241028)
6. Prapti Hanaviyah (113122410)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012

A. TUJUAN
1. Menentukan sifat asam dan basa suatu bahan menggunakan kertas lakmus
2. Menentukan pH menggunakan pH universal
3. Mengidentifikasikan arus listrik suatu zat dengan menggunakan multimeter
B. DASAR TEORI
Pengenceran
Larutan-larutan yang tersedia di dalam laboratorium umumnya dalam bentuk pekat.
Untuk memperoleh larutan yang konsentrasinya lebih rendah biasanya dilakukan pengenceran.
Pengenceran dilakukan dengan menambahkan aquades ke dalam larutan yang pekat.
Penambahan aquades ini mengakibatkan konsentrasi berubah dan volume diperbesar tetapi
jumlah mol zat terlarut tetap Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi)
dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Intinya
pengenceran adalah pelarut lebih banyak dibandingkan zat terlarut.
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa
kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat
terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman,
asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air
ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat
menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada
di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Khopkar, 1990).
Misalkan mengencerkan larutan yang telah dibuat menjadi 0,01 M. Seandainya dari
larutan awal diambil 10 mL maka berapa mL aquades yang ditambah atau berapa mL larutan
K
2
CrO
4
0,01 M yang dihasilkan ?
Maka digunakan rumus :
= 10 mL x 0,25 M = V
2
x 0.01 M
Maka V
2
= 2,5 / 0,01
V
1
M
1
= V
2
M
2

V
2
= 250 mL
Jadi 10 mL yang telah diambil dari larutan pertama diencerkan menjadi 250 mL dengan
cara menambah aquades ke dalam Erlenmeyer 250 mL yang telah berisi larutan awal.

Larutan
Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran
partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan
secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran
sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair,
pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute),
bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut
(solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar.
Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu:
a) Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan, temperatur dari
campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan
akan turun.
b) Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur dari campuran
reaksi akan turun dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan naik.
Larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang
diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel-
partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat).
Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan
belum jenuh ( masih dapat larut).
b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan
mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang
partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi
maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti
larutan tepat jenuh.
c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih
banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain,
larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan
sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat
jenuh (mengendap)

Indikator asam dan basa
pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman (atau ke basaanyang
dimiliki oleh suatu larutan. Yang dimaksudkan "keasaman" di sini adalah konsentrasi ion
hidrogen(H+) dalam pelarut air. Nilai pH berkisar dari 0 hingga 14. Suatu larutan dikatakan
netral apabila memiliki nilai pH=7. Nilai pH>7 menunjukkan larutan memiliki sifat basa,
sedangkan nilai pH<7 menunjukan keasaman. Nilai pH 7 dikatakan netral karena pada air murni
ion H+ terlarut dan ion OH- terlarut (sebagai tanda kebasaan) berada pada jumlah yang sama,
yaitu 10-7 pada kesetimbangan. Penambahan senyawa ion H+ terlarut dari suatu asam akan
mendesak kesetimbangan ke kiri (ion OH- akan diikat oleh H+ membentuk air). Akibatnya
terjadi kelebihan ion hidrogen dan meningkatkan konsentrasinya.
Kertas lakmus


Indikator merupakan suatu senyawa yang berbeda warnanya dalam larutan asam dengan
larutan basa. Kertas lakmus merupakan indikator yang paling mudah untuk digunakan . Hal ini
terjadi karena kertas lakmus memiliki rentang pH yang sangat luas. Kertas lakmus memiliki
rentang pH dari 0 14, dengan 0 sebagai titik paling asam, 7 titik netral, dan 14 sebagai titik
paling basa. Kertas lakmus terdiri dari kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Kertas
lakmus merah akan menjadi berwarna biru ketika berada pada larutan yang bersifat basa, dan
tatap merah pada larutan yang bersifat asam. Kertas lakmus biru akan menjadi berwarna merah
ketika berada pada larutan yang bersifat asam, dan tetap biru pada larutan yang bersifat basa.
Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena
adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus. Lakmus biru
dibuat dengan menambahkan ekstrak lamus yang berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas
akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkan dalam udara terbuka, sehingga
dihasilkan kertas lakmus biru. Kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru,
karena oechein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion ( OH- ). Dalam
suasana asam, akan terjadi mekanisme tersebut.
Struktur tersebut menunjukkan terjadinya perubahan jenis ikatan , perubahan posisi
ikatan rangkap terkonjugsai, dan delokalisasi. Perbedaan ini menyababkan terjadinya perubahan
penyerapan panjang gelombang yang lebih tinngi, yang ditangkap oleh mata kita sebagai warna
merah.
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus
biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah.
Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila ketas
lakmus merah dimasukkan ke dalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah
karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila
kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru
akan kembali terbentun sesuai mekanisme tersebut.
Identifikasi Larutan Asam, Basa, dan Netral Menggunakan Indikator Alami
Percobaan yang dapat kamu lakukan adalah mengidentifikasi suatu larutan bersifat asam,
basa atau netral dengan menggunakan kertas lakmus. Ada beberapa cara yang dapat kamu
lakukan sendiri di rumah, yaitu dengan menggunakan indikator alami. Berbagai bunga yang
berwarna atau tumbuhan, seperti daun, mahkota bunga, kunyit, kulit manggis, dan kubis ungu
dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Ekstrak atau sari dari bahan-bahan ini dapat
menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan asam basa.
Menentukan pH Suatu Larutan
Derajat keasaman (pH) suatu larutan dapat ditentukan menggunakan indikator universal,
indikator stick, larutan indikator, dan pH meter.
a. Indikator Universal

Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator yang dapat
menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal ada dua
macam yaitu indikator yang berupa kertas dan larutan.
b. Indikator Kertas (Indikator Stick)




Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi
dengan peta warna. Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke
dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta warna
yang tersedia.

c. Larutan Indikator


Salah satu contoh indikator universal jenis larutan adalah larutan metil jingga (Metil
Orange = MO). Pada pH kurang dari 6 larutan ini berwarna jingga, sedangkan pada pH
lebih dari 7 warnanya menjadi kuning. Contoh indikator cair lainnya adalah indikator
fenolftalin (Phenolphtalein = pp). pH di bawah 8, fenolftalin tidak berwarna, dan akan
berwarna merah anggur apabila pH larutan di atas 10.
Warna Indikator Metil Jingga dlm Larutan dngn pH 2, 7, dan 11
Sumber Gambar: Suroso AY, Anna P, Kordiyawarman Ensiklopedia Sains dan
Kehidupan (2003)
d. pH Meter

Pengujian sifat larutan asam basa dapat juga menggunakan pH meter. Penggunaan alat ini
dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan diuji, pada pH meter akan muncul angka
skala yang menunjukkan pH larutan.
Sumber Sebuah pH meter adalah sebuah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur pH
(keasaman atau alkalinitas) dari suatu cairan (meskipun probe khusus terkadangdigunakan untuk
mengukur pH zat semi padat). PH meter yang biasa terdiri dari pengukuran khusus probe
(elektroda gelas) yang terhubung ke meteran elektronik yang mengukur dan menampilkan pH
membaca.
Langkah-langkah pemeriksaan pH, pH sebagai aktivitas ion hidrogen yang mengelilingi
berdinding tipis kaca bola lampu di ujungnya. Penyidikan menghasilkan tegangan kecil (sekitar
0,06 volt per pH unit) yang diukur dan ditampilkan sebagai unit pH meter. Untuk informasi lebih
lanjut tentang pH probe, lihat gelas elektrode. Rangkaian meteran tidak lebih dari sebuah
voltmeter yang menampilkan unit pengukuran pH bukan volt. Impedansi input dari meteran
harus sangat tinggi karena resistansi tinggi - sekitar 20-1.000 M_ - elektroda kaca probe biasanya
digunakan dengan pH meter.
Rangkaian pH meter yang sederhana biasanya terdiri dari penguat operasional dalam
konfigurasi pembalik, dengan total gain tegangan sekitar -17. Penguat pembalik mengubah
tegangan kecil yang dihasilkan oleh probe (0,059 volt / pH) ke dalam unit pH, yang kemudian
diimbangi oleh tujuh volt untuk memberikan bacaan pada skala pH. Dua penyesuaian dasar
dilakukan pada kalibrasi (lihat di bawah) mengatur gain dan offset penguat pembalik.

Kalibrasi pH Meter
pH meter harus dikalibrasi sebelum dan setelah setiap pengukuran. Untuk penggunaan
normal kalibrasi harus dilakukan pada awal pemakaian. Kalibrasi harus dilakukan dengan
setidaknya dua standar solusi yang buffer span kisaran nilai pH yang akan diukur. Ph buffer yang
dapat diterima pada pH 4 dan pH 10. PH meter memiliki satu kontrol (kalibrasi) untuk mengatur
pembacaan meter sama dengan nilai standar pertama buffer dan kontrol kedua (kemiringan) yang
digunakan untuk mengatur pembacaan meter dengan nilai buffer kedua. Kontrol ketiga
memungkinkan suhu harus ditetapkan.
Proses kalibrasi tegangan berhubungan yang dihasilkan oleh probe (kira-kira pH 0,06 volt
per unit) dengan skala pH. Setelah setiap satu pengukuran, pesawat itu dibilas dengan air suling
atau air deionized untuk menghilangkan jejak dari solusi yang diukur, mengusap dengan tisu
yang bersih untuk menyerap sisa air yang dapat mengencerkan sampel dan dengan demikian
mengubah membaca, dan kemudian cepat-cepat terbenam solusi lain. Ketika tidak digunakan,
ujung probe basah harus dijaga. Hal ini bisanya tetap direndam dalam larutan asam pH sekitar
3.0.
Dalam keadaan darurat, diasamkan dengan menggunakan air keran, tetapi air suling atau
air deionised tidak boleh digunakan untuk jangka panjang sebagai probe penyimpanan air yang
relatif ionless "sucks" ion keluar dari probe melalui difusi, yang mengalami degradasi itu.
Kadang-kadang (sekitar sekali sebulan), itu dapat dibersihkan dengan menggunakan elektroda
pH larutan pembersih, umumnya suatu larutan 0,1 M asam klorida (HCl) digunakan mempunyai
pH sekitar satu.
Asam
Asam itu asal ya dari bahasa latin, yaitu denfan ktaacidus yang artinya masam. Asam menurut
Arrhenius adalah senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut air.
Kekuatan asam ditentukan oleh banyak-sedikitnya ion hidrogen yang dihasilkan. Semakin
banyak ion H+ yang dihasilkan, semakin kuat sifat asamnya.
No Nama asam Terdapat dalam
1 Asam asetat Larutan cuka
2 Asam sulfat Jeruk, tomat, sayuran
3 Asam askorbat Jeruk
4 Asam sitrat The
5 Asam tanah Minuman berkarbonasi
6 Asam karbonat Lambung
7 Asam klorida Pupuk peledak ( TNT )
8 Asam nitrat Susu yang difermentasikan
9 Asam laktat Baterai mobil pupuk
10 Asam benzoate Bahan pengawet makanan

Suatu zat dapat dikatakan asam apabila zat tersebut memiliki sifat sifat berikut :
a. Memiliki rasa asam/masam/kecut jika dikecap.
b. Menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air.
c. Memiliki PH < 7.
d. Bersifat korosif artinya dapat menyebabkan karat pada logam.
e. Jika diuji dengan kertas lakmus, mengakibatkan perubahan warna sebagai berikut :
Lakmus biru berubah menjadi warna merah.
Lakmus merah tetap berwarna merah
f. Menghantarkan arus listrik
g. Bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen.
Pengelompokan asam :
Berdasarkan kekuatannya, asam itu terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Asam kuat, yaitu asam yang banyak menghasilkan ion yang ada dalam larutannya
b. Asam lemah, adalah asam yang sedikit menghasilkan ion yang ada dalam larutannya
Basa
Basa kalu menurut Arrhenius ialah senyawa yang terlarut dalam air yang sudah
menghasilkan ion hidroksida (OH). Semakin banyaknya jumlah ion OH yang dihasilkan, maka
semakin kuat lah sifat basanya. Basa juga dapat menetralisasikan asam (H+) dan menghasilkan
air (H20).
No Nama asam Terdapat dalam
1 Aluminium hidroksida Deodoran dan antasida
2 Kalsium hidroksida Mortar dan plester
3 Magnesium hidroksida Obat urus urus dan antasida
4 Natrium hidroksida Bahan sabun
Karakteristik basa
Suatu zat dapat dikatakan basa jika zat tersebut punya sifat sebagai berikut.
a. Rasanya itu Pahit dan terasa licin pada kulit.
b. Apabila dilarutkan dalam air zat tersebut akan akan menghasilkan ion OH.
c. Memiliki pH di atas 7 (pH > 7).
d. Bersifat elektrolit.
e. Jika diuji menggunakan kertas lakmus akan memberikan hasil sebagai berikut.
Lakmus merah berubah warnanya menjadi biru.
Lakmus biru tetap berwarna biru
f. Menetralkan sifat asam.
Pengelompokan basa
Berdasarkan kemampuan melepaskan ion OH, basa dapat terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Basa kuat, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH dalam jumlah yang besar. Basa kuat
biasanya disebut dengan istilah kausatik.
Contohnya: Natrium hidroksida, Kalium hidroksida, dan Kalsium hidroksida.
b. Sedangkan Basa lemah, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH dalam jumlah kecil.
Contohnya : ammonia.
Konduktivitas
Suatu bahan dikatakan konduktor padat jika dapat menghantarkan listrik melalui
pergerakan ion dalam bentuk padat. Jika bahan elektrolit padat memiliki konduktivitas ion
yang tinggi dapat digunakan sebagi bahan elektrolit padat.
Bahan elektrolit padat dibagi menjadi tiga kelompok structur Kristal dengan
konduktivits ion yang lebih baik, ketiga kelompok tersebut yaitu struktur yang mempunyai
banyak cacat kisi, struktur Kristal yang tempatnya diisi oleh ion dengan jumlah lebih dari
jumlah ion yang sebenarnya ada dan struktur yang mempunyao lintasan konduksinya
beberapa lapisan, dimana ion dapat bergerak dengan mudah dari satu lapisan ke lapisan lain.
Nilai konduktivitas merupakan ukuran terhadap konsentrasi total elektrolit di dalam
air.Kandungan elektrolit yang pada prinsipnya merupakan garam-garam yang terlarut dalam
air, berkaitandengan kemampuan air di dalam menghantarkan arus listrik.Semakin banyak
garam-garam yang terlarut semakin baik daya hantar listrik air tersebut. Air suling yang
tidak mengandung garam-garam terlarut dengan demikian bukan merupakan
penghantar listrik yang baik. Selain dipengaruhi oleh jumlah garam-garam terlarut
konduktivitas juga dipengaruholeh nilai temperature. Konduktivitas dapat merujuk pada:
Konduktivitas listrik , ukuran kemampuan bahan untuk membuat arus listrik.
Konduktivitas hidrolik , properti kemampuan bahan untuk mengirim air
Konduktivitas termal, properti intensif bahan yang menandakan kemampuannya
untuk membuat panas
Konduktivitas Rayleigh,menjelaskan kelakuan apertur mengenai aliran cairan atau
gas

Konduktivitas listrik adalah ukuran dari kemampuan suatu bahanuntuk
menghantarkanarus listrik . Jika suatu beda potensial listrik ditempatkan pada ujung-ujung
sebuah konduktor ,muatan-muatanbergeraknya akan berpindah, menghasilkan arus listrik.
Konduktivitas listrik didefinsikan sebagairatiodarirapat arusterhadap kuatmedan .
Pada beberapa jenis bahan dimungkinkan terdapat konduktivitas listrik yang
anisotropik.Lawan dari konduktivitas litrik adalah resistivitas listrik atau biasa disebut
sebagairesistivitas saja.
Aplikasi konduktivity meskipun kesulitan interpretasi teoritis, pengukuran konduktivitas
digunakan secaraekstensif di banyak industri. Sebagai contoh, pengukuran konduktivitas
digunakan untuk memantau kualitas dalam persediaan air publik, di rumah sakit, dalam air boiler
dan industry yang bergantung pada kualitas air seperti pembuatan bir . Jenis pengukuran tidak
ion-spesifik,kadang-kadang dapat digunakan untuk menentukan jumlahtotal padatan terlarutTDS)
jikakomposisi dari solusi dan perusahaan perilaku konduktivitas diketahui.
Kadang-kadang, pengukuran konduktivitas dihubungkan dengan metode lain
untuk meningkatkan sensitivitas deteksi jenis tertentu ion. Misalnya, dalam teknologi air boiler,
maka blowdown boiler secara terus-menerus dipantau untuk "konduktivitas kation", yang
merupakan konduktivitas air setelah itu telah melewati resin pertukaran kation. Ini adalah
metode yang sensitif pemantauan anion kotoran dalam air boiler di hadapan kation kelebihan
(yang dari agenalkalizing biasanya digunakan untuk pengolahan air). Sensitivitas dari metode ini
bergantung pada mobilitas tinggi H+ dibandingkan dengan mobilitas kation lain atau anion.
Konduktivitasdetektor biasanya digunakan dengankromatografi ion.
Konduktansi elektrolit lemah dan kuat pada penelitian ini pengukuran konduktivitas
listrik untuk solusi ion dengan konsentrasi penurunan adalah ekstrapolasi ke nol konsentrasi
untuk menentukan konduktivitas membatasitiap jenis larutan pada konsentrasi nol. Konduktivitas
dari tiga elektrolit kuat akan digunakanuntuk menentukan konduktivitas membatasi suatu
elektrolit lemah, asam asetat. Kemudianrasio dari konduktivitas eksperimental dengan
konduktivitas membatasi akan digunakan untuk menentukan konstanta kesetimbangan asam
asetat. konduktivitas adalah diukur dengan duacara, probe konduktivitas dan konduktivitas
meter.

Daya hantar listrik
Daya hantar listrik adalah parameter yang dipengaruhi oleh salinitas tinggi rendahnya
berkaitan erat dengan nilai salinitas. kemampuan air untuk menghantarkan arus listrik yang
dinyatakan dalam mhos/cm (S/cm).
Daya hantar listrik suatu larutan tergantung dari:
1. Jumlah ion yang ada
Jumlah ion yang ada tergantung dari elektrolit (kuat/lemah) dan konsentrasi. Pengenceran
larutan baik untuk elektroda memperbesar daya hantar dan mencapai harga maksimal
pada pengancaran tak tarhingga.
2. Kecepatan dari ion pada beda potensial antara kedua elektroda.
Konduktivitas molar elektrolit tidak tergantung pada konsentrasi. Jika K tepat sebanding
dengan konsentrasi elektrolit. Walaupun demikian pada praktiknya, konduktivitas molar
bervariasi terhadap konsentrasi, salah satu alasannya adalah jumlah ion dalam larutan mungkin
tidak sebanding dengan konsentrasi larutan elektrolit, misalnya konsentrasi ion dalam larutan
asam lemah tergantung pada konsentrasi asam secara rumit dan penduakalian konsentrasi
nominal asam itu tidak menduakalikan jumlah ion tersebut. Kedua, karena ion saling berinteraksi
dengan kuat, maka konduktivitas larutan tidak tepat sebanding dengan jumlah ion yang ada.
Pengukuran konduktivitas mula-mula pada konsentrasi menunjukkan adanya dua golongan
elektrolit yaitu:
- Elektrolit kuat
Konduktivitas mula-mula elektrolit kuat hanya sedikit berkurang dengan bertambahnya
konsentrasi
- Elektrolit lemah
Konduktivitas molar elektrolit lemah normal pada konsentrasi mendekati nol, tetapi turun
tajam sampai nilai terendah saat konsentrasi bertambah.

Pada percobaan akan ditentukan jumlah muatan larutan sampel dengan metode
pengukuran daya hantar listriknya kemudian dilakukan pendekatan antara larutan sampel
tehadap larutan standar elektrolit yang juga telah diketahui jumlah muatan ionnya. Daya hantar
listrik pada larutan diukur dengan menggunakan konduktivity meter menghasilkan harga
konduktivitas larutan dalam satuan scm-1
Pengukuran konduktivitas larutan standar yang telah diketahui jumlah muatan ionnya
dilakukan pada beberapa jenis larutan baik elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Suatu larutan
elektrolit kuat memiliki konduktivitas lebih tinggi dari pada larutan elektrolit lemah. Karena
dalam elektrolit kuat, zat elektrolit akan terdisosiasi sempurna menjadi ion-ionnya. Jumlah ion
pada suatu larutan juga berpengaruh pada nilai konduktivitas larutan.

Mangga

Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica L.


Pare








Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Violales
Famili : Cucurbitaceae (suku labu-labuan)
Genus : Momordica
Spesies : Momordica charantia L.







Jeruk


Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Upakelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Upafamili : Aurantioideae
Bangsa : Citreae
Genus : Citrus

Tomat

Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Solanum
Spesies : Solanum lycopersicum L.

C. METODOLOGI
1. Waktu : Kamis, 25 Oktober 2012 dan 01 November 2012
2. Tempat : Laboratorium IPA 2
3. Alat dan Bahan :
Alat
a) pH universal
b) Lakmus merah
c) Lakmus biru
d) Gelas Kimia 100 ml
e) Plat tetes

f) Multimeter
g) Pipet tetes







Bahan
a) Larutan H
2
SO
4
1M; 0,5M
dan 0,1M
b) Larutan CH
3
COOH 1M;
0,5M dan 0,1M
c)
d) Larutan HCl 1M; 0,5M
dan 0,1M
e) Larutan NaOH 1M; 0,5M
dan 0,1M
f) Larutan NaCl 1M; 0,5M
dan 0,1M
g) Buah Jeruk
h) Buah Mangga
i) Buah Pare
j) Buah Tomat









4. Prosedur Kerja :
Pembuatan larutan dengan konsentrasi 1M


Pembuatan larutan dengan konsentrasi 0,5 M



Pembuatan larutan dengan konsentrasi 0,1 M
menyiapkan larutan dengan
konsentrasi 2M sebanyak 100ml
Mengambil 50ml larutan
tersebut dengan gelas ukur
memasukkannya ke dalam labu
takar
menambahkan air samapi
tanda batas
menyiapkan larutan dengan
konsentrasi 1M sebanyak 100ml
Mengambil 50ml larutan
tersebut dengan gelas ukur
memasukkannya ke dalam labu
takar
menambahkan air samapi
tanda batas



Pembuatan ekstrak



menyiapkan larutan dengan
konsentrasi 1M sebanyak 50ml
Mengambil 1/10 dari larutan
tersebut dengan gelas ukur
memasukkannya ke dalam
labu takar
menambahkan air samapi
tanda batas
mengupas
buah/sayur/bahan yang
akan diuat ekstrak
menghancurkan (bisa
diparut,diblender,ditum
buk)
menambahkan
dengan sedikit air
menyaringnya
dengan kertas
saring
meletakkannya
pada plat tetes
D. DATA HASIL PENGAMATAN
1. Bahan Kimia

Larutan
Konsentrasi
(M)
pH
Kertas lakmus Daya Hantar
Listrik (mA) Merah Biru
NaCl
0,1 6 - 2
0,5 5 - 3,3
1 4 - 4
NaOH
0,1 14 - 2
0,5 13 - 2,3
1 13 - 2,67
CH
3
COOH
0,1 3 - 0,5
0,5 2 - 1
1 2 - 1,5
H
2
SO
4

0,1 1 - 5
0,5 1 - 5,3
1 1 - 5,67
HCl
0,1 1 - 4,3
0,5 1 - 5,67
1 1 - 6


2. Bahan Alami
Ekstrak buah pH
Kertas lakmus Daya Hantar
Listrik (mA) Merah Biru
Mangga 5 - 0,6
Tomat 4 - 0,9
Jeruk 2 - 0,9
Pare 8 - 0,2

E. ANALISA DATA
1. Perhitungan pH larutan berdasarkan rumus
a) NaCl
0,1 M
pH = - Log [H
+
]
= - Log [
0,5 M
1 M

b) NaOH
0,1 M
pOH = - Log [OH
-
]
= - Log [0,1]
= - Log 10
-1

= 1
pH = 14 pOH
= 14 1
= 13
0,5 M
pOH = - Log [OH
-
]
= - Log [0,5]
= - Log 5x10
-1

= 0,3
pH = 14 pOH
= 14 0,3
= 13,7

1 M
pOH = - Log [OH
-
]
= - Log [1]
= - Log 1
= 0
pH = 14 pOH
= 14 0
= 14

c) CH
3
COOH
0,1 M
pH = - Log [H
+
]
= - Log
= - Log
= 2,65

0,5 M
pH = - Log [H
+
]
= - Log
= - Log
= 2,3

1 M
pH = - Log [H
+
]
= - Log
= - Log
= 2,15

d) H
2
SO
4

0,1 M
pH = - Log [H
+
]
= - Log [2x0,1]
= 2
0,5 M
pH = - Log [H
+
]
= - Log [2x0,5]
= 0

1 M
pH = - Log [H
+
]
= - Log [2x1]
= 0,3

e) HCl
0,1 M
pH = - Log [H
+
]
= - Log [0,1]
= 1

0,5 M
pH = - Log [H
+
]
= - Log [0,5]
= 0,3

1 M
pH = - Log [H
+
]
= - Log [1]
= 0
F. PEMBAHASAN
Praktikum yang berjudul Konduktivitas Suatu Bahan (Asam dan Basa) ini
memiliki tujuan untuk menentukan sifat asam dan basa suatu bahan menggunakan kertas
lakmus, menentukan pH menggunakan pH universal dan mengidentifikasi arus listrik
suatu zat dengan menggunakan multimeter. Praktikum ini dilaksanakan selama dua kali
percobaan dengan bahan yang berbeda yaitu bahan kimia dan bahan alami.
Praktikum yang pertama yaitu menggunakan bahan kimia yaitu Larutan H
2
SO
4;
Larutan CH
3
COOH; Larutan HCl; Larutan NaOH dan Larutan NaCl dengan konsentrasi
masing-masing yaitu 0,1M; 0,5M dan 1M. Larutan-larutan tersebut dibuat oleh praktikan
secara berkelompok.
Langkah pertama untuk membuat larutan dengan konsentrasi 1 M adalah
menyiapkan larutan dengan konsentrasi 2 M sebanyak 100 ml. Kemudian mengambil 50
ml larutan tersebut dengan gelas ukur dan memasukkannya ke dalam labu takar. Setelah
itu menambahkan air sampai tanda batas.
Berikutnya adalah pembuatan larutan dengan konsentrasi 0,5 M. Larutan ini
dibuat dengan mengencerkan larutan 1 M. langkah pertama adalah menyiapkan larutan
dengan konsentrasi 1 M sebanyak 100 ml. Selanjutnya mengambil 50 ml larutan tersebut
dengan gelas ukur kemudian memasukkan kedalam labu takar. Setelah itu menambahkan
air sampai tanda batas.
Larutan yang ketiga adalah larutan dengan konsentrasi 0,5 M. Larutan ini dibuat
dengan menyiapkan larutan dengan konsentrasi 1M sebanyak 50 ml. Kemudian
mengambil 1/10 dari larutan tersebut dengan gelas ukur dan memasukkannya ke dalam
labu takar. Setelah itu menambahkan air sampai tanda batas.
Setelah membuat larutan , langkah berikutnya adalah mengukur pH menggunakan
pH universal yang berbentuk kertas. Kertas pH tersebut dimasukkan pada larutan uji yang
sebelumnya telah diletakkan sebanyak 3 tetes kedalam plat tetes. Setelah kertas pH
tersebut menuntukkan perubahan warna, kemudian membandingkannya pada kertas
indikator yang akan menunjukkan nilai pH yang diuji.
Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi sifat asam dan basa menggunakan
kertas lakmus merah dan lakmus biru. Kertas tersebut dicelupkan kedalam larutan uji dan
dilihat perubahaannya. Kertas lakmus merah akan menunjukkan perubahan warna
menjadi biru apabila berada pada larutan basa. Sedangkan kertas lakmus biru akan
menunjukkan perubahan warna menjadi merah jika berada pada larutan yang bernuansa
asam. Kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru tidak akan menunjukkan perubahan
warna apabila berada pada larutan yang netral.
Selanjutnya adalah pengukuran arus listrik menggunakan multimeter.multimeter
merupakan alat yang digunakan untuk menentukan daya hantar listrik suatu bahan
dengan satuan Ampere (A). Alat ini terdiri dari dua buah kabel dengan ujung runcing
sebagai penguji yang dicelupkan atau disentuhkan pada bahan uji. Jika bahan uji
memiliki arus listrik, maka jarum yang berada pada skala multimeter ini akan
menunjukkan nilai arus listrik yang terbaca. Berikut ini adalah hasil dari pengukuran pH,
jenis asam maupun basa dan nilai daya hantar listrik :

1. NaCl
Larutan NaCl merupakan larutan yang terbentuk dari reaksi NaOH dan HCl.
Reaksinya adalah :
NaOH
(aq)
+ HCl
(aq)
NaCl
(aq)
+ H
2
O
(aq)

Berdasarkan literature, NaCl merupakan larutan garam yang memiliki pH netral.
pH netral akan menunjukkan nilai pH=7. NaCl dalam bentuk padat tidak bias
menghantarkan arus listrik, tetapi dalam bentu cair akan bersifat elektrolit / mampu
menghantarkan arus listrik
Pengamatan yang pertama yaitu menentukan sifat asam basa menggunakan kertas
lakmus. Pada saat larutan NaCl 0,1 M dimasuki kertas lakmus biru, kertas lakmus biru
berubah menjai merah. Demikian juga pada larutan NaCl 0,5 M dan 1M, kertas lakmus
biru berubah menjadi merah. Ini artainya bahwa laruatan NaCl memerahkan lakmus biru
yang berarti larutan ini bersifat asam.
Pada pengecekan pH dengan menggunakan pH stick, larutan NaCl 0,1M
menunjukan pH sebesar 6, larutan NaCl 0,5M mempunyai pH 5 dan larutan NaCl 1M
mempunyai pH 4. Ini menujukan bahwa semakin besar konsentrasi larutan NaCl, semakin
kecil PHnya.hal ini terjadi karena konsenstrasi H
+
dalam air adalah hasil kali konsentrasi
laruta dengan (derajat ionisasi). Sementara pH adalah log H
+
. sehingga apabila
konsentrasinya besar maka pH nya kecil.
Berikut ini merupakan grafik hubungan pH dengan molaritas (M) larutan NaCl:


Setelah dilakukan pengukuran daya hantar lisrik menggunakan multimeter, di
dapatkan data pada konsentrasi 0,1M memiliki daya hantar sebesar 2 mA. Pada
koinsentrasi 0,5 M memiliki daya hantar sebesar 3,3 mA sedangkan pada konsentrasi 1M
memiliki daya hantar sebesar 4 mA. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
daya hantar terbesar (arus yang paling besar) adalah pada larutan NaCl 1M yaitu sebesar 4
mA. Hal ini disebabkan karena pada larutan ini, jarak antar molekull masih sangat dekat
sehingga mudah dalam menghantarkan arus listrik.hal ini juga disebabkan karena
0
1
2
3
4
5
6
7
0.1 0.5 1
p
H


Molaritas (M)
Grafik Hubungan pH dengan Molaritas (M)
pada Larutan NaCl
konsentrasi itu sendiri adalah jumlah partikel zat dalam suatu volume. Semakin besar
konsentrasi , maka jumlah partikel zat (ion) semakin banyak. Inilah yang menyebabkan
daya hantar pada NaCl 1 M adalah paling besar.
Berikut ini adalah grafik hubungan antara konsentrasi dan daya hantar listrik pada
larutan NaCl



2. NaOH
NaOH (Natrium Hidroksida) merupakan larutan yang terbentuk dari pelarutan
kristal NaOH dan aquades. Reaksinya adalah :
NaOH(aq) Na
+
(aq) + OH
-
(aq)
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, Larutan NaOH 0,1 M
memiliki pH sebesar 14; Larutan NaOH 0,5 sebesar 13 dan Larutan NaOH dengan
konsentrasi 1M sebesar 13. Hasil tersebut membuktikan bahwa NaOH merupakan basa
dengan ciri memiliki pH > 7. Hasil tersebut sedikit berbeda dengan pH NaOH
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
0,1 M 0,5 M 1 M
I (mA)
I (mA)
berdasarkan perhitungan rumus. Menurut perhitungan, pH Larutan NaOH 0,1 M; 0,5
M dan 1 M berturut-turut adalah 13;13,7 dan 14. Perbedaan hasil tersebut
dimungkinkan karena dalam pembuatan dan pengenceran larutan NaOH tidak
sempurna dan telah bercampur komponen lain.
Berikut adalah grafik hubungan antara molaritas dan pH pada larutan NaOH


Pengukuran berikutnya adalah menggunakan lakmus merah dan biru yang juga
menunjukkan bahwa larutan NaOH adalah basa. Kertas lakmus merah yang
dimasukkan kedalam larutan ini menunjukkan perubahan warna menjadi biru.
Sedangkan pada pencelupan kertas lakmus biru, tidak terjadi perubahan apapun.
Pengukuran daya hantar listrik menggunakan multimeter menunjukkan nilai
arus listrik yang berbeda-beda antara larutan NaOH 0,1M; 0,5 M dan 1M. pada
konsentrasi 0,1 M menunjukkan nilai arus listrik sebesar 2 mA sedangkan pada
konsentrasi 0,5 M sebesar 2,3 mA. Pada konsentrasi terbesar yaitu 1 M menunjukkan
nilai arus listrik sebesar 2,67 mA. Berdasarkan hasil pengukuran arus listrik tersebut,
12.4
12.6
12.8
13
13.2
13.4
13.6
13.8
14
14.2
0.1 0.5 1
p
H


Molaritas (M)
Grafik Hubungan pH dengan Molaritas (M)
pada Larutan NaOH
terbukti bahwa larutan NaOH merupakan elektrolit yang bisa menghantarkan arus
listrik.
Daya hantar listrik yang paling besar adalah pada konsentrasi 1M. Hasil tersebut
dapat di simpulkan bahwa, semakin tinggi konsentrasi maka daya hantar listrik akan
semakin besar.
Berikut ini adalah grafik hubungan antara daya hantar listrik dengan molaritas
NaOH :

3. CH
3
COOH
Asam asetat (CH
3
COOH ) merupakan senyawa yang memiliki 2 ion yaitu
CH
3
COO
-
dan H
+
dengan persamaan :

CH
3
COOH (aq) CH
3
COO
-
(aq) + H
+
(aq)
Larutan asam asetat yang dipakai memiliki tiga konsentrasi yaitu 0,1 M ; 0,5 M ;
serta 1 M. Asam asetat merupakan asam lemah karena terionisasi sebagian dalam air.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
0.1 0.5 1
D
a
y
a

H
a
n
t
a
r

L
i
s
t
r
i
k

(
m
A
)


Molaritas (M)
Grafik Hubungan Daya Hantar Listrik dengan
Molaritas (M) pada Larutan NaOH
Pengujian yang pertama yaitu penentuan asam basa menggunakan kertas lakmus
merah dan kertas lakmus biru. Pada Asam asetat (CH
3
COOH) dengan konsentrasi 0,1 M,
0,5 M serta 1 M setelah diuji dengan menggunakan kertas lakmus merah, warna kertas
lakmus tetap merah. Hal tersebut menunjukkan bahwa asam asetat bersifat asam. Seperti
pada teori bahwa jika larutan diberi lakmus merah dan warnanya tidak berubah, maka
larutan tersebut termasuk dalam larutan asam.
Pada Asam asetat (CH
3
COOH) dengan konsentrasi 0,1 M, 0,5 M serta 1 M
setelah diuji dengan menggunakan kertas lakmus biru, warna kertas lakmus akan berubah
menjadi warna merah. Seperti pada teori bahwa jika larutan diberi lakmus biru dan
warnanya berubah menjadi merah, maka larutan tersebut termasuk dalam larutan asam.
Selanjutnya adalah mengukur pH menggunakan pH indikator. Untuk pengetesan
senyawa bersifat asam atau basa dapat dilakukan dengan menggunakan indikator.
Indikator adalah suatu zat, yang warnanya berbeda-beda sesuai dengan konsentrasi ion-
Hidrogen. Asam atau basa indikator yang tidak terdisosiasi mempunyai warna yang
berbeda dengan hasil disosiasinya, sehingga memudahkan praktikan dalam menentukan
apakah larutan tersebut bersifat asam atau bersifat basa. Berdasarkan percobaan yang
praktikan lakukan, hasil yang didapatkan pada larutan asam asetat konsentrasi 0,1 M
mempunyai pH 3 yang menunjukkan asam. Untuk larutan dengan konsentrasi 0,5 M dan
1 M mempunyai pH 2 yang menunjukkan larutan bersifat asam.
Berdasarkan hasil percobaan ini, dapat dikatakan bahwa semakin besar
konsentrasi larutan CH
3
COOH, maka akan semakin kecil pH nya.





Selanjutnya adalah mengukur daya hantar listrik menggunakan multimeter. Setelah
dilakukan pengukuran daya hantar listrik menggunakan multimeter, didapatkan data bahwa daya
hantar arus listrik berturut-turut dari konsentrasi 0,1M; 0,5M dan 1M adalah 0,5 mA; 1 mA dan
1,5 mA. Daya hantar listrik yang paling besar adalah pada konsentrasi 1 M yaitu sebesar 1,5 mA.
Hal ini disebabkan karena pada larutan ini, jarak antar molekul masih sangat dekat sehingga
mudah dalam menghantarkan arus listrik. Selain itu juga disebabkan oleh konsentrasi larutan
yang lebih pekat sehingga jumlah partikel zat (ion) semakin banyak.
Semakin besar konsentrasi maka jumlah partikel zat (ion) semakin banyak. Inilah yang
menyebabkan daya hantar pada CH
3
COOH 1 M adalah paling besar. Selanjutnya praktikan
membuat grafik hubungan antara konsentrasi larutan dengan daya hantar listrik.
Grafik hubungan antara suhu dan daya hantar listrik pada larutan CH
3
COOH :

0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
0.1 0.5 1
p
H


Molaritas (M)
Grafik Hubungan pH dengan Molaritas (M)
pada Larutan CH
3
COOH


Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa grafik hubungan antara konsentrasi dengan
daya hatar listrik larutan CH
3
COOHberupa garis yang bergerak dari kiri bawah naik ke
kanan atas. Grafik tersebut menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi pada
CH3COOH maka daya hantar listrik semakin besar. Hal tersebut sesuai dengan
literature, yaitu semakin besar konsentrasi maka nilai daya hantar yang terukur juga
semakin besar. Dan memiliki angka daya hantar listrik yang kecil, karena CH3COOH
merupakan elektrolit lemah. Berdasarkan literature daya hantar listrik larutan elektrolit
bergantung pada jenis dan konsentrasinya. Daya hantar listrik pada larutan elektrolit
lemah akan naik dengan lambat pada setiap kenaikan konsentrasi.

4. H
2
SO
4

Pada percobaan selanjutnya adalah menggunakan larutan H
2
SO
4.
Larutan yang
dipakai memilliki tiga macam konsentrasi yaitu konsentrasi 0.1 M; 0,5 M dan 1 M.
Variasi konsentrasi tersebut praktikan buat dengan menggunakan teknik pengenceran.
Hal yang praktikan amati pada masing-masing konsentrasi yaitu perubahan warna
pada kertas lakmus (merah dan biru), nilai pH menggunakan indikator universal atau
pH stik dan Daya Hantar Listrik (konduktifitas Listrik) khususnya besarnya kuat arus
pada masing-masing larutan.
0
0.5
1
1.5
0,1 M 0,5 M 1 M
I (mA)
I (mA)
Berdasarkan hasil percobaan dapat terlihat bahwa pada larutan H
2
SO
4
dengan
konsentrasi 0.1 M dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah, dan
membuat kertas lakmus merah tidak mengalami perubahan warna atau tetap merah
sehingga dapat disimpulkan bahwa H
2
SO
4
bersifat asam. Dari hasil percobaan ini juga
dapat diketahui bahwa larutan H
2
SO
4
dengan konsentrasi 0.1 M mempunyai pH 1, hal
tersebut dikarenakan setelah perubahan warna yang terjadi pada pH stik sama dengan
warna yang menunjukkan pH 1. Tetapi dari hasil analisis pH pada konsentrasi 0.1 M
pH nya berbeda yaitu dengan pH 2. Setelah diukur menggunakan multimeter dapat
diketahui bahwa larutan H
2
SO
4
dengan konsentrasi 0.1M mempunyai arus sebesar 5
mA.
Larutan H
2
SO
4
selanjutnya yang praktikan amati yaitu larutan H
2
SO
4
dengan
konsentrasi 0,5 M Berdasarkan hasil percobaan ini dapat diketahui bahwa larutan ini
dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah dan membuat kertas lakmus
merah tidak mengalami perubahan warna atau tetap berwarna merah. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa larutan H
2
SO
4
dengan konsentrasi 0,5 M
mempunyai sifat asam. Dari hasil percobaan juga dapat diketahui bahwa larutan
H
2
SO
4
dengan konsentrasi 0.5 M mempunyai pH 1, hal tersebut dikarenakan
perubahan warna yang terjadi pada pH stik sama dengan warna yang menunjukkan pH
1, tetapi dari hasil analaisis pada konsentrasi 0.5 ini pH nya berbeda yaitu pH 0.
Secara teori, pada larutan asam kuat semakin tinggi suatu konsentrai suatu zat
maka pHnya akan semakin kecil tetapi hasil percobaan yang telah kami lakukan
hasilnya tidak sesuai dengan teori karena larutan H
2
SO
4
dengan konsentrasi 0,5 M
pHnya sama kecil dengan larutan H
2
SO
4
dengan konsentrasi 0.1 M yaitu ph 1. Tetapi
menurut hasil analisis pada pH 0.1M dan 0.5 M sesuai dengan teori. Setelah diukur
menggunakan multimeter dapat diketahui bahwa larutan H
2
SO
4
dengan konsentrasi
0,5 M mempunyai arus sebesar 5.3 mA. Maka kuat arus pada konsentrasi 0.5M sesuai
dengan teori karan menurut teori semakin besar konsentrasi maka kuat arus pun akan
semakin tinggi.
Larutan terakhir dari H
2
SO
4
yang praktikan amati yaitu larutan dengan
konsentrasi 1 M, Dari hasil percobaan dapat terlihat bahwa pada larutan H
2
SO
4
dengan
konsentrasi 1 M dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah, dan
membuat kertas lakmus merah tidak mengalami perubahan warna atau tetap merah.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H
2
SO
4
bersifat asam. Dari hasil
percobaan juga dapat diketahui bahwa larutan H
2
SO
4
dengan konsentrasi 1 M
mempunyai pH 1, hal tersebut dikarenakan setelah perubahan warna yang terjadi pada
pH stik sama dengan warna yang menunjukkan pH 1. Pada larutan H
2
SO
4
dengan
konsentrasi 1 M ini sama halnya dengan larutan H
2
SO
4
yang konsentrasinyA 0.1M dan
0,5 M ini juga tidak sesuai dengan teori karena pH larutan yang seharusnya lebih
rendah dari konsentrasi-konsentrasi sebelumnya yaitu konsentrasi 0.1 M dan 0,5 M
tetapi pada percobaan ini malah sama besar ketiga pH pada konsentrasi dengan larutan
H
2
SO
4
berkonsentrasi 0.1 M dan menurut hasil nalisis pada larutan yang ketiga ini
yaitu konsentrasi 1 M malah makin meningkat dari pada larutan yang konsentrasinya
0.5M yaitu pH 0.3.
Ketidaksesuaian antara teori dengan hasil praktikum dapat disebabkan karena
ketidaktelitian praktikum saat melakukan pengenceran larutan dan pengamatan
terhadap perubahan warna pada pH stik.
Daya hantar listrik adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat
menghantarkan listrik. Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan / cairan
elektrolit. Konsentrasi larutan sangat menentukan besarnya konduktivitas, sedang
konduktivitas sendiri tidak dapat dapat digunakan untuk ukuran suatu larutan. Daya
hantar listrik larutan bergantung pada jenis dan konsentrasinya. Dari hasil
percobaan tersebut dapat diketahui bahwa pada larutan H
2
SO
4
dengan
konsentrasi 0.1M memiliki arus sebesar 5 mA, konsentrasi 0.5 M
memiliki arus 5.3 mA dan pada konsentrasi 1M memiliki arus sebesar 5.6
mA. Pada dasarnya larutan H
2
SO
4
merupakan elektrolit kuat jadi daya
hantar listriknya relatif kuat hal tersebut dikarenakan molekul -
molekulnya dapat terurai atau dapatterdisosiasi sempurna menjadi ion-ion
dalam air. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya kuat arus suatu
larutan yaitu konsentrasi elektrolit,
Konsentrasi elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas suatu larutan.
Pada larutan pekat atau konsentrasi kuat, ion-ion dalam larutan tersebut tidak mudah
bergerak sehingga daya hantarnya semakin kecil. Pada larutan yang pekat, atau
konsentrasi tinggi pergerakan ion lebih sulit sehingga daya hantarnya menjadi lebih
rendah. pada elektrolit kuat konduktivitas akan berkurang dengan bertambahnya
konsentrasi, sedangkan elektrolit lemah konduktivitas akan normal pada konsentrasi
mendekati nol, tetapi turun tajam sampai nilai yang rendah pada saat konsentrasi
bertambah.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi
maka daya hantar listrik juga semakin besar. Sedangkan semakin besar konsentrasi,
maka pH akan semakin kecil. Namun hasil tersebut kurang sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa pada larutan asam kuat semakin tinggi suatu konsentrai suatu zat
pHnya akan semakin kecil , tetapi pada saat pengujian terhadap pH masing-masing
larutan pHnya sama jadi hasil percobaan yang telah praktikan lakukan hasilnya tidak
sesuai dengan teori. Ketidaksesuaian antara hasil percobaan dan teori ini dapat
disebabkan karena beberapa faktor, antara lain: kekurang telitian praktikan dalam
0
1
2
3
4
5
6
0.1 0.5 1
D
a
y
a

H
a
n
t
a
r

L
i
s
t
r
i
k

(
m
A
)


Molaritas (M)
Grafik Hubungan Daya Hantar Listrik dengan
Molaritas (M) pada Larutan H
2
SO
4

mengencerkan larutan, dan kekurang telitian praktikan saat mengukur arus pada
multimeter.


5. HCl
Bahan yang digunakan pada Percobaan penentuan asam dan basa selanjutnya
yaitu larutan HCl. Konsentrasi larutan yang digunakan antara lain 0,1 M; 0,5 M dan 1
M. berikut ini merupakan penjelasan dari data hasil percobaan.
Pada indikator pertama yaitu kertas lakmus, larutan HCl baik dengan
konsentrasi 0,1 M; 0,5 M dan 1 M menunjukkan perubahan yang sama pada warna
kertas lakmus. Ketiganya dapat merubah warna kertas lakmus biru menjadi merah,
sedangkan untuk kertas lakmus merah tidak mengalami perubahan warna yaitu tetap
berwarna merah. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa ketiga larutan HCl
merupakan golongan asam karena dapat memerahkan warna kertas lakmus. Hal ini
sudah sesuai dengan literatur.
Indikator selanjutnya yaitu pH stick atau indikator universal. Indikator
universal merupakan campuran dari bermacam macam indikator yang dapat
menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal yang
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0.1 0.5 1
pH
Molaritas (M)
Grafik Hubungan pH dengan Molaritas (M)
pada Larutan H
2
SO
4

praktikan gunakan adalah indikator kertas. Indikator kertas berupa kertas serap dan
tiap kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi dengan peta warna yang ditunjukkan
dengan skala derajat keasaman (pH) 0-14. Penggunaannya sangat sederhana, sehelai
indikator dicelupkan ke dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian
dibandingkan dengan peta warna yang tersedia.
Berikut ini merupakan grafik hubungan antara derajat keasaman (pH) dengan
konsentrasi atau molaritas (M) pada larutan HCl.




Pada larutan HCl 0,1 M 0,5 M; dan 1 M didapatkan pH larutan tersebut
berturut-turut adalah sama yaitu 1. Sama seperti hasil pada kertas lakmus, ketiga
larutan HCl tersebut merupakan golongan asam karena ketiganya memiliki pH < 7
yang artinya bersifat asam.
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air akan melepaskan ion H
+
.
Jadi, pembawa sifat asam adalah ion H
+
(ion hidrogen), sehingga rumus kimia asam
selalu mengandung atom hidrogen. HCl merupakan asam karena memiliki atom
hidrogen. Berikut ini merupakan reaksi penguraiannya.
HCl H
+
+ Cl
-
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0.1 0.5 1
pH
Molaritas (M)
Grafik Hubungan pH dengan Molaritas (M)
pada Larutan HCl
Semakin besar konsentrasi ion H
+
semakin asam larutan tersebut. Umumnya
konsentrasi ion H
+
pada larutan sangat kecil, maka untuk menyederhanakan penulisan
digunakan konsep pH untuk menyatakan konsentrasi ion H
+
. Nilai pH sama dengan
negative.
Logaritma konsentrasi ion H
+
dan secara matematika dinyatakan dengan
persamaan:
pH = - log (H
+
)
Analog dengan pH, konsentrasi ion OH juga dapat dinyatakan dengan cara
yang sama, yaitu pOH (Potenz Hydroxide) dinyatakan dengan persamaan berikut.
pOH = - log (OH
-
)
Derajat keasaman suatu zat (pH) ditunjukkan dengan skala 0-14.
Berikut ini perhitungan pH secara matematik.
Larutan HCl 0,1 M
pH = - log 10
-1

= 1
Larutan HCl 0,5 M
pH = - log 5 x 10
-1

= 0,3
Larutan HCl 1 M
pH = - log 1


= 0
Dari hasil percobaan nilai pH pada masing-masing larutan HCl yang berbeda
konsentrasi adalah sama. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang ada. Hal tersebut
dapat dipengaruhi oleh factor kontaminan baik wadah yang kurang dicuci dengan bersih
maupun kontaminan terhadap bahan atau larutan lain.
Daya hantar listrik merupakan kemampuan suatu zat dalam menghantarkan listrik.
Alat yang digunakan untuk menentukan daya hantar listrik suatu zat dalam percobaan ini
adalah multimeter. Cara menggunakannya yaitu pertama-tama memutar petunjuk ke skala
Ohm. Kemudan alat dikalibrasi. Setelah itu pada masing-masing jarum multimeter dijepit
dengan penjepit buaya yang telah dijepitkan pada suatu lempengan logam, selanjutnya
lempengan logam tersebut dicelupkan pada larutan yang akan diuji daya hantarnya.
Pada larutan HCl 0.1 M 0.5 M dan 1 M didapatkan nilai daya hantar larutan
tersebut berturut-turut adalah 4.3 mA, 5.67 mA dan 6 mA dari hasil tersebut diketahui
bahwa larutan HCl 1 M memiliki daya hantar listrik paling besar. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi atau kepekatan suatu larutan, maka
semakin besar daya hantar listriknya. Karena dapat menghantarkan listrik, maka larutan
HCl termasuk larutan elektrolit.



Praktikum berikutnya menggunakan bahan-bahan alami yaitu buah mangga, jeruk,
pare dan tomat. Keempat buah tersebut sebelumnya dibuat ekstrak agar pengukuran yang
dilakukan lebih mudah. Ekstrak buah adalah suatu larutan yang dibuat dengan melarutkan
hasil tumbukan buah dan aquades.
Langkah pertama membuat ekstrak adalah dengan memotong buah menjadi
potongan kecil-kecil. Setelah itu menumbuk hingga halus menggunakan ..... Kemudian
menambahkan sedikit aquades agar larutan tersebut lebih encer dan berbentuk cair.
0
1
2
3
4
5
6
7
0.1 0.5 1
D
a
y
a

H
a
n
t
a
r

L
i
s
t
r
i
k

(
m
A
)


Molaritas (M)
Grafik Hubungan Daya Hantar Listrik dengan
Molaritas (M) pada Larutan HCl
Ekstrak buah-buahan tersebut di ambil sebanyak 3 tetes kedalam plat tetes.
Selanjutnya melakukan pengujian nilai pH menggunakan pH universal, mengidentifikasi
jenis asam dan basa menggunakan kertas lakmus dan menentukan nilai daya hantar listrik
menggunakan multimeter. Berikut ini adalah hasil dari pengujian bahan alami :
1. Mangga
Bahan alami pertama yang digunakan pada percobaan penentuan asam dan
basa yaitu buah mangga. Namun sebelum itu, buah mangga harus dibuat dalam bentuk
ekstrak agar mudah untuk diuji. Berikut ini merupakan penjelasan dari data hasil
percobaan.
Pada indikator pertama yaitu kertas lakmus, ekstrak buah mangga
menunjukkan perubahan pada warna kertas lakmus biru. Ekstrak tersebut merubah
warna kertas lakmus biru menjadi merah, sedangkan untuk kertas lakmus merah tidak
mengalami perubahan warna yaitu tetap berwarna merah. Berdasarkan hasil tersebut
dapat diketahui bahwa ketiga ekstrak buah mangga merupakan golongan asam karena
dapat memerahkan warna kertas lakmus.
Indikator selanjutnya yaitu pH stick atau indikator universal yang berupa
kertas. sehelai indikator dicelupkan ke dalam ekstrak buah mangga yang akan diukur
pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta warna yang tersedia. pH yang
ditunjukkan pada ekstrak buah mangga tersebut adalah 5. Karena memiliki pH < 7
maka buah mangga tergolong ke dalam asam.
Selanjutnya yaitu mengukur daya hantar listrik buah mangga menggunakan
multimeter. Caranya dengan menjept masing-masing jarum multimeter dengan
penjepit buaya yang telah dijepitkan pada suatu lempengan logam, selanjutnya
lempengan logam tersebut ditancapkan ke daging buah . besarnya daya hantar pada
buah mangga ini adalah 0.6 mA. Nila ini sangat kecil jika dibandingkan dengan nilai
daya hantar listrik pada larutan anorganik. hal ini menunjukkan buah mangga hanya
dapat menghantarkan arus listrik dalam jumlah yang kecil.
Berdasarkan literatur, asam yang terkandung di dalam buah mangga
merupakan asam organik. asam organik merupakan asam lemah dan banyak terdapat
di alam. Asam orgnik pada buah mangga berupa asam sitrat (C
6
H
8
O
7
). Senyawa ini
merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah
rasa masam pada makanan dan minuman ringan. Asam sitrat dikenal sebagai senyawa
antara dalam siklus asam sitrat. Asam ini penting dalam metabolisme makhluk hidup,
sehingga ditemukan pada hampir semua makhluk hidup.

2. Tomat
Percobaan berikutnya adalah pengamatan menggunakan ekstrak buah tomat.
Tomat merupakan buah yang mudah dijumpai dan biasa dipakai untuk sayuran. Rasa
buah ini sedikit masam. Tomat yang dipakai pada percobaan ini adalah tomat masak.
Pengujian asam basa dilakukan dengan mencelupkan kertas lakmus merah dan
lakmus biru kedalam ekstrak buah kemudian dilakukan pengamatan perubahan yang
terjadi. Berdasarkan hasil pengamatan, ekstrak buah tomat ini dapat membirukan
lakmus merah dan tidak menunjukkan perubahan pada kertas lakmus merah. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa ekstrak buah tomat ini merupakan asam.
Selanjutnya adalah menentukan nilai pH menggunakan indicator universal / pH
stick. Berdasarkan hasil pengamatan, kertas pH berubah warna menjadi warna yang
menunjukkan pH 4. Selanjutnya adalah melakukan pengukuran kuat arus
menggunakan multimeter. Ekstrak buah tomat ini menunjukkan hasil kuat arus sebesar
0,9 mA.
Berdasarkan literature, kandungan senyawa dalam buah tomat di antaranya
solanin (0,007 %), saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid
(termasuk likopen, dan -karoten), protein, lemak, vitamin, mineral dan histamin
(Canene-Adam, dkk., 2005).
Adanya asam sitrat dalam buah tomat ini membuat buah ini memiliki sifat
asam. Jadi, hasil praktikum sudah sesuai dengan literatur. Asam ini penting dalam
metabolisme makhluk hidup, sehingga ditemukan pada hampir semua makhluk hidup.

3. Jeruk
Pengamatan berikutnya adalah buah jeruk. Buah yang digunakan ini masih
dalam kondisi belum masak atau masih muda. Praktikan melakukan beberapa
pengamatan, diantaranya yaitu perubahan warna pada kertas lakmus (merah dan biru) ,
pH, dan kuat arus. Dalam mengamati pH dari buah jeruk nipis, kami menggunakan
ekstrak buah jeruk nipis (dalam hal ini yaitu air buah jeruk nipis). Dari hasil
pengamatan dapat diketahui bahwa air buah jeruk dapat membuat kertas lakmus biru
berubah menjadi merah dan membuat kertas lakmus merah tidak mengalami
perubahan warna (tetap merah). Dari hasil percobaan tersebut dapat disimpulkan
bahwa buah jeruk nipis bersifat asam.
Selanjutnya adalah melakukan penentuan nilai pH menggunakan kertas
indikator universal yang dicelupkan pada larutan ekstrak jeruk nipis. Berdasarkan hasil
percobaan, kertas pH menunjukkan perubahan warna yang sesuai dengan pita warna
indicator dengan pH 2.
Selanjutnya adalah pengukuran daya hantar listrik menggunakan multimeter.
Berdasarkan hasil pengukuran menunjukkan bahwa buah jeruk nipis mempunyai arus
sebesar 0.9 mA. Pada saat pengukuran kuat arus ini praktikan tidak mengukur pada air
ekstrak buah jeruk nipis langsung melainkan ditancapkan langsung pada buahnya.
Menurut literatur yang ada, air jeruk nipis tergolong larutan elektrolit lemah, dimana
larutan yang tergolong elektrolit lemah tidak dapat menghantarkan listrik yang baik
atau tidak mampu menghantarkan listrik dengan kuat. Menurut litelatur sifat pada
buah jeruk nipis yaitu bersifat asam. Kandungan kimia pada buah jeruk nipis juga
mewakilia sifat keasaman pada buah jeruk nipis yang di antaranya adalah asam sitrun,
glukosa, lemak, minyak atsiri, vitamin C vitamin B1 dan A, kalsium, fosfor, belerang,
dan asam amino. Secara teori kandungan yang terdapat pada jeruk nipis merupakan
larutan asam lemah jadi dapat di simpulkan bahwa larutan asam lemah merupakan
suatu larutan yang termasuk elektrolit lemah jadi daya hantar listriknya relatif
rendah sehingga daya hantar listrik pada buah jeruk nipis juga rendah.

4. Pare
Pare adalah bahan alami terakhir yang digunakan dalam percobaan penentuan
asam dan basa. Berikut penjelasan untuk setiap percobaan :
Praktikum yang pertama adalah penentuan asam basa dengan menggunakan
kertas lakmus. Pada pare setelah diuji dengan menggunakan kertas lakmus merah,
warna kertas lakmus berubah menjadi warna biru. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pare bersifat basa. Seperti pada teori bahwa jika larutan diberi lakmus merah dan
warnanya berubah, maka larutan tersebut termasuk dalam larutan basa.
Pada pare setelah diuji dengan menggunakan kertas lakmus biru, warna kertas
lakmus tidak berubah yaitu tetap berwarna biru. Hal tersebut menunjukkan bahwa pare
bersifat basa. Seperti pada teori bahwa jika larutan diberi lakmus biru dan warnanya
tidak berubah, maka larutan tersebut termasuk dalam larutan basa.
Selanjutnya adalah mengukur pH menggunakan pH indicator. Untuk
pengetesan senyawa bersifat asam atau basa dapat dilakukan dengan menggunakan
indikator. Indikator adalah suatu zat, yang warnanya berbeda-beda sesuai dengan
konsentrasi ion-Hidrogen. Asam atau basa indikator yang tidak terdisosiasi
mempunyai warna yang berbeda dengan hasil disosiasinya, sehingga memudahkan
praktikan dalam menentukan apakah larutan tersebut bersifat asam atau bersifat basa.
Berdasarkan percobaan yang praktikan lakukan, hasil yang didapatkan pada
pare mempunyai pH 8 yang bersifat basa. Hal ini sesuai dengan literature, yaitu pare
merupakan sayuran yang bersifat basa.
Selanjutnya yaitu mengukur daya hantar listrik pare menggunakan multimeter.
Caranya dengan menjepit masing-masing jarum multimeter dengan penjepit buaya
yang telah dijepitkan pada suatu lempengan logam, selanjutnya lempengan logam
tersebut ditancapkan ke daging buah , besarnya daya hantar pada pare ini adalah 0.2
mA. Nilai ini sangat kecil jika dibandingkan dengan nilai daya hantar listrik pada
larutan anorganik. hal ini menunjukkan pare hanya dapat menghantarkan arus listrik
dalam jumlah yang kecil.
Berdasarkan hasil percobaan mengenai tingkat keasaman dari macam-macam
buah, dapat dibuatkan grafik sebagai berikut.

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa, buah yang memiliki tingkat keasaman
(pH) paling tinggi adalah buah jeruk dengan kandungan asam berupa asam sitrat.

G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada indikator kertas lakmus.
a. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam
larutan basa berwarna biru. Contoh asam dalam percobaan: NaCl, CH
3
COOH,
H
2
SO
4
, HCl, buah mangga, tomat dan jeruk.
b. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam
larutan basa berwarna biru. Contoh basa dalam percobaan: NaOH dan pare.
c. Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah
warna. Contoh: air.
2. Indicator universal
Kertas indicator universal digunakan untuk menentukan nilai pH suatu larutan
dengan cara mencelupkannya kedalam larutan kemudian dilihat perubahan warna
yang terjadi dan mencocokannya menggunakan indicator universal dengan skala pH
1-14.
pH <7 = asam
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Mangga Tomat Jeruk Pare
pH
Macam Buah
Grafik Hubungan pH dengan Macam Buah
pH=7 = netral
pH > 7 = basa
3. Daya hantar listrik menggunakan multimeter
Multimeter digunakan untuk menentukan daya hantar listrik dengan cara
mencelupkan elektroda kedalam larutan uji atau bahan alami kemudian dilihat
penunjuk jarum yang menyimpang menunjukkan nilai dari arus listrik.
H. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Diakses dari http://klikbelajar.com/umum/pengertian-asam-basa-dan-
garam/ pada Selasa, 06 November 2012 pukul 20.15 WIB
Anonim. 2011. Diakses dari http://wanibesak.wordpress.com/2010/10/08/pembuatan-
pengenceran-dan-pencampuran-larutan/ pada Selasa, 06 November 2012 pukul
20.15 WIB
Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara, Jakarta.
Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Kartika, Surabaya.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia, Jakarta.
Piet John. 1992. Asam dan Basa. Surabaya : Airlangga University Press.
Sukardjo. 1990. Konduktivitas Asam dan Basa. Jakarta : Erlangga.
Tony Bird. 1997. pH Meter. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.











I. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai