Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM MENENTUKAN TRAYEK pH LARUTAN ASAM

BASA DENGAN INDIKATOR ALAM


A. Tujuan :
Untuk memahami bagaimana suatu bahan alami dapat digunakan sebagai indikator asam-
basa pada suatu senyawa dan dapat menentukan kisaran trayek pH maupun pOH dari senyawa
tersebut.
B. Landasan Teori :
Suatu sifat senyawa yang sangat penting adanya adalah sifat asam dan basa. Kita mengenal
berbagai macam asam seperti asam cuka, dan asam jawa. Kita juga mengenal berbagai jenis basa
seperti sabun yang biasa kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Teori asam basa juga mengalami beberapa pengembangan. Asam dinyatakan merupakan
suatu senyawa yang memiliki pH lebih kecil dari 7. < 7 merupakan pH netral dari reaksi H
+
+OH
-

H
2
O. Sedangkan basa adalah senyawa yang memiliki pH lebih besar dari 7. Batas
maksimum pH suatu senyawa adalah 14. Dari hal tersebut kita dapat menuliskan bahwa pH +
pOH = 14. Menurut Arrhenius, asam merupakan zat yang menghasilkan ion hidrogen dalam
larutan. Sedangkan basa sukar larut dalam air karena basa memiliki ion hidroksida. Suatu asam
dikatakan hipotetis apabila asam tersebut tidak stabil sehingga segera terurai menjadi zat lain.
Teori Arrhenius masih memiliki kelemahan, bahwa tidak semua reaksi asam harus
berlangsung dalam larutan. Kemudian Bronsted-Lowry mendefinisikan asam dan basa dengan
mengatakan bahwa asam merupakan donor proton sedangkan basa merupakan akseptor proton.
Menurut Bronsted-Lowry, asam dan basa ini akan menghasilkan suatu pasangan konjugasi, yaitu
suatu pasangan ketika asam melepaskan ion H
+
nya kepada basa atau akseptor.
Untuk melengkapi teori-teori diatas, Lewis juga mengemukakan bahwa asam dan basa
merupakan perpindahan electron dari suatu senyawa ke senyawa lainnya. Asam berperilaku
sebagai akseptor pasangan elektron sedangkan basa sebagai donor pasangan elektron.
Indikator adalah suatu zat, yang warnanya berbeda-beda sesuai konsentrasi ion-Hidrogen.
Indikator umumnya merupakan suatu asam atau basa organik lemah , yang dipakai dalam larutan
yang sangat encer.
Asam atau basa indikator yang tidak tedisosiasi mempunyai warna yang berbeda dengan
hasil disosiasinya, sehingga memudahkan praktikan dalam menentukan apakah larutan tersebut
bersifat asam atau basa.
Berikut adalah beberapa jenis indikator yang sering digunakan:

Indikator
Warna
Asli
Trayek
pH
Warna
Asam Basa
Metil Jingga
Coklat
Jingga
3,1-4,1
Merah
Marun
Kuning
Kehijauan
Metil
Merah
Coklat
Merah
4,2-6,2 Merah
Kuning
Kecoklatan
Bromtimol
Biru
Merah 6,0-7,6 Jingga Biru
Kertas
Lakmus
Merah 6,2-7,2 Merah Biru
Fenolftalein Bening 8,0-10,0 Bening Merah Muda
Selain Indikator di atas larutan asam dan basa dapat ditentukan dengan menggunakan
bahan-bahan alami yang berwarna seperti, daun suji, kunyit , bunga mawar, bunga kembang
sepatu, kol merah, bit, bawang merah, dll. Misalkan bit pada kondisi netral berwana merah akan
berubah menjadi warna ungu dalam larutan asam dan kuning dalam larutan basa.
Walau demikian, warna yang diberikan tentunya memiliki jangkauan yang terbatas. Batas-
batas pH ketika indikator mengalami perubahan warna disebut trayek perubahan warna indikator
tersebut.

C. Alat dan bahan :
1. Air cuka 13. Fenolftalein
2. Minuman Bersoda (Sprite) 14. Daun Suji
3. Larutan Abu Gosok 15. Bunga Mawar
4. Larutan Sabun Mandi 16. Kunyit
5. Pipet Tetes 17. Bawang Merah
6. Tabung Reaksi 18. Bunga Kembang Sepatu
7. Metil Jingga 19. Bawang Merah
8. Metil Merah 20. Mangkuk Porselen
9. Bromtimol Biru 21. Kol Merah
10. Kertas Lakmus 22. Air
11. Tumbukan
12. Cawan
D. Langkah kerja :
Langkah kerja menggunakan indikator metil jingga (MJ), metil merah (MM), bromtimol biru
(BB), kertas lakmus, dan fenolftalein, sebagai berikut:
1. Sediakan beberapa sempel antara lain : cuka dapur, minuman bersoda, larutan abu gosok,
dan larutan sabun mandi.
2. Dari masing-masing larutan ujilah dengan menggunakan lima macam indikator metil jingga
(MJ), metil merah (MM), bromtimol biru (BTB), kertas lakmus, dan fenolftalein (PP) dengan
cara: ambil 1 mL masing-masing larutan sempel masukan ke dalam tabung reaksi dan tambahkan
masing-masing larutan dengan 3 tetes indikator-indikator tersebut!
Langkah kerja dengan menggunakan indikator alami, sebagai berikut:
1. Pertama-tama, bahan-bahan yang sudah dibawa seperti kol merah, bunga kembang sepatu,
daun suji, bunga mawar, kunyit, bawang merah, dan bit diletakkan dalam cawan, kemudian
dicampur dengan sedikit air.
2. Lalu letakkan pada cawan yang terpisah untuk masing-masing bahan.
3. Kemudian gunakan tumbukan sehingga terdapat serat-serat dari masing-masing bahan alami
tersebut.
4. Teteskan serat dari bahan-bahan tersebut pada mangkuk porselen yang tersedia. Untuk
masing-masing bahan, teteskan pada 2 slot yang ada di lumpang porselen.
5. Teteskan Air Cuka ke salah satu dari 2 slot yang tersedia dari masing-masing bahan.
Kemudian teteskan Air Sabun pada slot yang tersisa / slot lainnya.
6. Amati dan catat perubahan warna dari masing-masing serat bahan alami yang ditetesi
masing-masing Air Cuka maupun Air Sabun.
E. Data Pengamatan
Hasil Pengamatan Indikator Bahan Metil Jingga (MJ), Metil Merah (MM),
Bromtimol Biru (BTB), Lakmus, dan Fenolftalein (PP).
Larutan
Sampel
MJ MM BTB Lakmus PP pH
Cuka Merah Ungu Jingga Merah
Tak
Berwarna
< 8
Minuman
Bersoda
(Sprite)
Merah Ungu Jingga Merah
Tak
Berwarna
< 8
Larutan
Abu
Jingga Kuning Biru Biru Ungu > 10
Air Sabun Jingga Kuning Biru Biru Ungu > 10




Hasil Pengamatan Indikator Bahan dari Alam
No. Bahan
Alami
Warna Asli Warna
Air Cuka Air Sabun
1 Kol Merah Ungu Merah Muda Kuning
2 Bunga
Kembang
Sepatu
Merah
Muda
Rose Pink Hijau Muda
3 Daun Suji Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua
4 Bunga
Mawar
Merah Merah Marun
Coklat
Kekuningan
5 Kunyit Kuning Kuning Kecoklatan
6 Bawang
Merah
Bening Bening Hijau Muda

F. Kesimpulan :
Dari hasil percobaan diatas, kita dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan. Suatu senyawa
dipastikan memiliki asam basa yang berbeda-beda dalam range pH= 1-14 dimana pH=7 adalah
pH netral. Oleh karena itu, maka dibuatlah suatu percobaan guna mengetahui berapa pH atau
keasaman suatu senyawa. Dengan menggunakan senyawa-senyawa seperti pada tabel diatas
yaitu Metil jingga, metil merah, bromtimol biru, kertas Lakmus maupun fenolftalein maka kita
dapat mengetahui berapa pH suatu senyawa.
Tetapi dilain pihak, kita juga dapat menggunakan bahan-bahan alami sebagai pengukur/
indikator pH. Dari percobaan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa tidak semua bahan alami
dapat digunakan sebagai indikator trayek pH. Hal ini dapat dilihat bahwa Daun Suji tidak
mengalami perubahan warna yang mencolok sehingga sulit bila digunakan sebagai indikator.
Untuk melihat trayek pH dari masing-masing bahan alami, kita dapat melihatnya dengan
membandingkan slot asam pada bahan alami dengan slot asam pada senyawa-senyawa indikator
metil jingga dll. Dari tabel tersebut, warna yang paling mirip dapat dikatakan sebagai range pH
bahan alami tersebut.
Dari percobaan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa kol merah merupakan salah satu
indikator bahan alami yang paling baik karena ketika diberikan asam, warnanya akan menjadi
merah seperti Asam pada metil jingga(MJ), dan ketika basa warnanya menjadi kuning kehijauan.
Bunga kembang sepatu dan bunga mawar juga cukup baik bila digunakan sebagai indikator
karena masih adanya perubahan warna yang terlihat.
Maka kita dapat menyatakan bahwa semua senyawa memiliki pH yang berbeda-beda,
namun dalam pengukurannya, yang dapat digunakan sebagai indikator trayek pH dapat
digolongkan menjadi indikator bahan alami yang baik seperti kol merah karena adanya
perubahan warna yang mencolok untuk pH yang berbeda-beda, maupun indikator sebagian
seperti kunyit karena perubahan warna yang hanya sensitif pada senyawa basa, atau yang tidak
dapat digunakan sebagai indikator sama sekali, yaitu daun suji.
Dengan adanya indikator bahan alami ini, kita dapat memperkirakan berapa besarnya pH
suatu senyawa, akankah suatu senyawa memiliki sifat asam atau basa dengan penggunaan
indikator bahan alami ini secara efektif.

LAMPIRAN

Minuman Bersoda (Sprite)



Larutan Abu



Air Cuka









Air Sabun




aKet : Larutan setelah ditambahkan:

No. 1 = Bromtimol Biru

No. 2 = Kertas Lakmus

No. 3 = Metil Jingga

No. 4 = Metil Merah

No. 5 = Fenolftalein

Anda mungkin juga menyukai