Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum

Larutan Asam Basa

KELOMPOK 1
AISYAH SHOFI FUAIDA
DWI NABILA ADINDA RAHMANIA
NOVI CRISTINA
CHAHAYA CHINTA CHINARI CHASIH
FEBRIAN ADITYA PUTRA
KHOLID CANDRA HIDAYAT
REYHAN ANUGRAH RAHMADANI
A. Tujuan:
1. Siswa dapat menentukan pH larutan asam basa menggunakan indikator kertas
lakmus, indikator, Universal, Indikator Brom Timo Biru (BTB), Metil Jingga, dan
Metil Merah
2. Siswa dapat membuat trayek p indikator alami suatu larutan asam basa.

B. Dasar Teori
Indikator asam-basa adalah zat-zat warna yang dapat memperlihatkan warna
berbeda dalam larutan yang bersifat asam dan dalam larutan yang bersifat basa.
Beberapa jenis bunga dengan warna menyolok dapat dijadikan sebagai indikator asam-
basa.
Hingga saat ini, telah berkembang beberapa teori mengenai asam-basa. Teori
asam-basa pertama kali dikemukakan oleh Lavoisier. Ia menyatakan bahwa asam
adalah zat yang mengandung oksigen. Teori ini dianggap masih kurang sehingga
Arrhenius ikut mengemukakan teori. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang jika
dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion H, sedangkan basa akan terurai menjadi
ion OH.
Teori selanjutnya dikemukakan oleh Brownsted-Lowry yang menghubungkan asam-
basa dengan serah-terima proton. Asam adalah senyawa yang memberikan proton,
sementara basa adalah senyawa yang menerima proton. Teori terakhir adalah teori
dari Lewis. Menurutnya, asam adalah senyawa yang menerima pasangan elektron dan
basa adalah senyawa yang memberi pasangan elektron.
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang melarut dan mengion dalam air.
Menghasilkan proton ( H +¿¿ ) dan basa adalah zat yang melarut dan mengion dalam air
menghasilkan ion hidroksida (OH −¿¿ ).
Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah zat yang menghasilkan dan
mendonorkan proton ( H +¿¿ . pada zat lain dan basa adalah zat yang dapat menerima
proton ( H +¿¿ ) dari zat lain.
Derajat keasaman adalah ukuran konsentrasi ion Hidrogen (H+) dalam suatu
senyawa. Derajat keasaman atau sering disebut pH memiliki nilai dalam kisaran 0-14.
Senyawa dengan nilai pH kurang dari 7 disebut asam, tepat 7 disebut netral, dan lebih
dari 7 disebut basa.
Untuk mengetahui pH dari suatu larutan, bisa digunakan indikator alami seperti
kunyit dan indikator universal misalnya metil merah atau fenolftalein. Setiap indikator
memiliki trayek pH tersendiri.
Asam adalah senyawa yang jika di celupkan di kertas lakmus biru akan berubah
warna menjadi merah sedangkan basa adalah senyawa yang jika di celupkan dikertas
lakmus merah akan berubah warna menjadi biru.
C. Alat dan Bahan
No. Nama Jumlah
Jumlah
1. Rak Tabung 1 buah
Reaksi
2. Tabung Reaksi 6 buah
3. Pipet tetes 1 buah
4. Botol semprot 1 buah
5. Kertas lakmus Masing-
masing 6
lembar
6. Indikator 1 buah
universal
7. Brom timol
biru (BTB)
8. Metil jingga
9. Metil merah
No
.
1. Indikator alami 30ml
2. Jeruk nipis 30ml
3. Air kapur 30ml
4. Cuka 30ml
5. Larutan sabun 30ml
6. Minuman bersoda 30ml
7. Air suling 30ml
D. Prosedur Kerja

1. Memasukkan jeruk nipis, air kapur, cuka, sabun dan air suling ke dalam reaksi
larutan sebanyak 5 ml.
2. Mencelupkan kertas lakmus merah dan biru ke dalam masing-masing larutan
tersebut dan mencatat perubahan warna yang terjadi.

3. Memasukkan kertas indicator universal ke dalam masing-masing larutan tersebut


dari mencocokkan perubahan warnanya pada warna yang terdapat di kotak
indikator universal dan mencatat pH-nya.

4. Memasukkan 15 tetes indicator alami ke dalam masing-masing larutan tersebut dan


mencatat serta memfoto perubahan warna yang terjadi dan di latar belakang kertas
putih di belakang tabung reaksi yang berada di rak tabung reaksi.

5. Mengurutkan larutan yang telah di teteskan indikator dari Nomor pH rendah ke


tinggi dan memfoto.
6. Memasukkan beberapa tetes larutan uji ke dalam 1 lubang plat tetes kemudian
menambahkan salah satu indicator larutan (Bromtymol Biru/ Metil jingga/ Metil
merah) sebanyak 2 tetes dan mencatat perubahan warnanya. Serta melakukan
kembali untuk sempel larutan uji yang sama tapi dengan indikator larutan yang
berbeda dan mencatat perubahan warna ke dalam tabel 2.
E. Tabel hasil pengamatan 1
No. Nama Warna kertas Warna kertas lakmus Indikator Warna indikator
larutan lakmus merah biru universal alami (......)
1 Larutan cuka Merah Merah 3 Kuning

2 Larutan Merah Merah 1 kuning


jeruk
3 Air soda Biru Biru 7 kuning

4 Air suling Merah Biru 7 kuning

5 Air kapur Biru Biru 13 kuning

6 Larutan Merah Biru 7 kuning


sabun

F. Tabel pengamatan 2
No. Nama Indikator larutan
larutan Bromtimol biru Metil jingga Metil merah pH
(BTB)
1 Larutan cuka Kuning Merah Merah 3,4

2 Larutan Kuning Merah Merah 3,4


jeruk
3 Air soda Kuning Kuning Kuning 6,0

4 Air suling Biru Kuning Kuning 7,6

5 Air kapur Biru Kuning Kuning 7,6

6 Larutan Hijau Kuning Kuning 6,0


sabun
PERHITUNGAN PH

 LARUTAN CUKA

Terlihat dari gambar diatas :


- ketika larutan cuka diteteskan dengan cairan Bromtimol Biru (BTB) maka terjadilah
perubahan warna dari bening berubah menjadi warna kuning .
- ketika larutan cuka diteteskan dengan cairan metil jingga maka terjadilah perubahan
warna dari bening berubah menjadi warna merah.
- ketika larutan cuka diteteskan dengan cairan metil merah maka terjadilah perubahan
warna dari bening berubah menjadi warna merah.
Dan PH nya adalah 3,4
 AIR JERUK

Terlihat dari gambar diatas :


- ketika larutan jeruk diteteskan dengan cairan Bromtimol Biru (BTB) maka terjadilah
perubahan warna menjadi kuning.
- ketika larutan jeruk diteteskan dengan cairan metil jingga maka terjadilah perubahan
warna menjadi merah.
- ketika larutan cuka diteteskan dengan cairan metil merah maka terjadilah perubahan
warna menjadi merah.
Dan PH nya adalah 3,4

 AIR SODA

Terlihat dari gambar diatas :


- ketika air soda diteteskan dengan cairan Bromtimol Biru (BTB) maka terjadilah
perubahan warna menjadi kuning.
- ketika air soda diteteskan dengan cairan metil jingga maka terjadilah perubahan
warna menjadi jingga.
- ketika air soda diteteskan dengan cairan metil merah maka terjadilah perubahan
warna menjadi jingga.
Dan PH nya adalah 6,0
 AIR SULING

Terlihat dari gambar diatas :


- ketika air suling diteteskan dengan cairan Bromtimol Biru (BTB) maka terjadilah
perubahan warna menjadi biru.
- ketika air suling diteteskan dengan cairan metil jingga maka terjadilah perubahan
warna menjadi jingga.
- ketika air suling diteteskan dengan cairan metil merah maka terjadilah perubahan
warna menjadi kuning.
Dan PH nya adalah 7,6

 AIR KAPUR

Terlihat dari gambar diatas :


- ketika air kapur diteteskan dengan cairan Bromtimol Biru (BTB) maka terjadilah
perubahan warna menjadi biru.
- ketika air kapur diteteskan dengan cairan metil jingga maka terjadilah perubahan
warna menjadi jingga.
- ketika air kapur diteteskan dengan cairan metil merah maka terjadilah perubahan
warna menjadi kuning.
Dan PH nya adalah 7,6
 LARUTA SABUN

Terlihat dari gambar diatas :


- ketika larutan sabun diteteskan dengan cairan Bromtimol Biru (BTB) maka terjadilah
perubahan warna menjadi hijau.
- ketika larutan sabun diteteskan dengan cairan metil jingga maka terjadilah
perubahan warna menjadi jingga.
- ketika larutan sabun diteteskan dengan cairan metil merah maka terjadilah
perubahan warna menjadi kuning.
Dan PH nya adalah 6,0

G. Kesimpulan
Suatu larutan dapat di ketahui sifatnya dengan menggunakan indikator alam yaitu
kunyit. Dimana suatu larutan jika di tetesi laurtan kunyit jika berwarna kuning larutan
tersebut bersifat asam, jika berwarna jingga larutan tersebut bersifat basa. Kita juga
dapat menentukan sifat larutan selain menggunakan indikator alami yaitu dengan
menggunakan kertas lakmus (indikator buatan), dimana apabila kertas lakmus merah
berubah menjadi warna biru maka larutan tersebut bersifat basa sedangkan apabila
kertas lakmus biry berubah warna menjadi merah larutan tersebut bersifat asam. Suatu
larutan dapat di ketahui pH-nya dengan menggunakan indikator universal.
Jika dilihat dari perhitungan PH-nya Larutan cuka , larutan jeruk , air soda dan
larutan sabun adalah basa karena memiliki PH < 7 , Sedangkan air suling dan air kapur
adalah basa karena > 7.

Anda mungkin juga menyukai