Anda di halaman 1dari 15

Sifat Asam dan Basa

A. Tujuan
Mengamati larutan yang bersifat asam dan basa secara sederhana menggunakan indikator kertas
lakmus dan indikator yang terbuat dari bahan yang ada di sekitar kita.
B. Alat dan Bahan
Alat Jumlah Bahan
Pelat tetes 1 buah Air suling
Pipet tetes 1 buah Air kapur
Rak tabung reaksi 1 buah Larutan Tembaga Sulfat
Gelas kimia 25 mL 2 buah Larutan amonia 0,1 M
Air jeruk
Air sabun
Larutan Kalium Iodida
Larutan Asam Klorida
Larutan Magnesium Sulfat
Larutan Natrium Hidroksida
Larutan Asam Sulfat
Larutan Timbal Sulfat
Bunga Sepatu
Kunyit
Kulit Manggis
Kol ungu

C. Cara Kerja
1. Letakkan potongan kecil kertas lakmus merah pada salah satu lekukan pelat tetes dan kertas
lakmus biru pada lekukan yang lain. Kemudian, teteskan air kapur pada kedua kertas lakmus
tersebut dengan menggunakan pipet tetes. Amati yang terjadi.
2. Ulangi langkah di atas, menggunakan larutan lain yang sudah disediakan. Amati yang terjadi
3. Tumbuk bunga sepatu (warna merah) sampai halus, kemudian tambahkan beberapa tetes air.
Aduk, kemudian ambilah airnya.
4. Letakkan air bunga sepatu terssebut ke dalam dua lekukan pelat tetes. Teteskan air kapur pada
lekukan pertama dan larutan cuka pada lekukan kedua. Amati apa yang terjadi
5. Lakukan langkah (c) dan (d) dengan menggunakan bahan lain yang disediakan (kunyit, kulit
manggis, dan kol ungu)
D. Hasil Pengamatan
Perubahan warna kertas lakmus

Kertas Lakmus Sifat Larutan


No. Bahan
Merah Biru Asam Netral Basa
1. Air Suling Merah Biru √
2. Air Sabun Biru Biru √
3. Air jeruk Merah Merah √
4. Larutan Kalium Iodida Merah Biru √
5. Larutan Asam Klorida Merah Merah √
6. Larutan Magnesium Sulfat Merah Biru √
7.. Larutan Natrium Hidroksida Biru Biru √
8. Larutan Asam Sulfat Merah Merah √
9. Larutan Timbal Sulfat Merah Merah √
10. Larutan Amonium Sulfat Merah Merah √
11. Larutan Tembaga Sulfat Merah Merah √

Indikator bahan alam

No. Warna ekstrak Warna ekstrak saat ditetesi


Ekstrak bahan alam bahan alam
Cuka Air kapur
1. Bunga sepatu Coklat Merah Hijau tua
2. Kunyit Kuning Kuning Orange
3. Kulit manggis Coklat Coklat muda Coklat tua
4. Kol ungu ungu Merah keunguan Hijau muda

E. Bahan Diskusi
1. Air suling bersifat netral, cuka bersifat asam, dan air kapur bersifat basa. Berdasarkan
percobaan tersebut, bagaimana cara mengenali sifat larutan?
Jawab : Dengan menggunakan Kertas lakmus. Karena kertas lakmus digunakan untuk
mengindentifikasi suatu larutan bersifat asam, basa, atau garam. Lakmus (azolithmin)
merupakan indikator asam-basa, yaitu zat yang warnanya berbeda dalam larutan asam dan
larutan basa. Kertas lakmus akan berubah warna pada pH mendekati 7. Ini sangat baik karena
nilai 7 menunjukkan kenetralan. Daerah perubahan warna sebenarnya antara 5,5 - 8,0.
a. Menggunakan kertas lakmus merah, hasilnya adalah sebagai berikut:
- Pada larutan asam, warna kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah.
- Pada larutan netral, warna kertas lakmus merah akan tetap berwana merah.
- Pada larutab basa, warna kertas lakmus merah akan berubah menjadi warna biru.
b. Mengggunakan kertas lakmus biru, hasilnya adalah sebagai berikut:
- Pada larutan asam, warna kertas lakmus biru akan berubah menjadi warna merah.
- Pada larutan netral, warna kertas lakmus biru akan tetap berwarna biru.
- Pada larutan basa, warna kertas lakmus biru akan tetap berwarna biru.

2. Dari pengujian ekstrak bunga sepatu, kunyit, kulit manggis, dan kol ungu terhadap asam cuka
dan air kapur, bahan alam apa saja yang dapat digunakan sebagai indikator asam dan basa?
Jawab : Yang bisa sebagai indikator asam dan basa adalah Bunga ceker ayam . bunga kumis
kucing, bunga tapak dara , bunga tembelekan. Indikator adalah suatu senyawa yang dapat
berubah warna saat ditetesi asam atau basa, Bunga ceker ayam . bunga kumis kucing, bunga
tapak dara , bunga tembelekan juga gitu, dia bisa berubah warna, tapi karena diperolehnya dari
alam disebutnya indikator alam

F. KESIMPULAN

Larutan asam dan basa dapat diperoleh dengan melarutkan asam atau basa secara langsung
kedalam air . Reaksi antara oksida asam dengan air akan menghasilkan larutan asam , sedangkan
reaksi antara oksida basa dengan air akan menghasilkan larutan basa. Cara mengenali larutan asam
dan basa bisa degan melalui indikatr lakmus merah & biru , atau juga dengan indikator alami dari
alam . Melalui percbaan ini kami akhirnya bisa mengetahui bahawa jika larutan bersifat asam
diteteskan pada indikator lakmus merah lakmus tersebut tetap merah , tetapi jika pada lakmus biru
akan berubah menjadi merah . juga jika larutan bersifat basa diteteskan pada lakmus merah maka
akan berubah menjadi warna biru , sedangakan pada lakmus biru akan tetap berwarna biru . dan
yang terakhir jiak larutan bersifat netral jika dieteskan pada lakmus merah akan tetap berwarna
merah , begitupun dengan lakmus biru juga akan tetap berwana biru .
Memperkirakan pH Larutan dengan Beberapa Indikator
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan pH larutan yang tidak diketahui dengan
beberapa indikator, yaitu kertas lakmus, bromtimol biru, fenolftalein, metil merah, dan metil jingga.
B. Alat dan Bahan
Alat Jumlah Bahan
Tabung reaksi 16 buah Kertas lakmus biru dan merah
Rak tabung reaksi 1 buah Larutan A dan B
Pipet tetes 1 buah Air sungai
Air sumur
Metil merah (MM)
Metil jingga (MO)
Bromtimol biru (BTB)
Fenolftatein (PP)

C. Cara Kerja
1. Sediakan 4 tabung reaksi dan isikan pada setiap tabung 1 mL larutan A. Tambahkan 2 tetes
larutan indikator berikut pada :
a. Tabung reaksi 1 dengan metil jingga
b. Tabung reaksi 2 dengan metil merah
c. Tabung reaksi 3 dengan BTB
d. Tabung reaksi 4 dengan PP
2. Catatlah perubahan yang terjadi pada tabel pengamatan
3. Lakukan percobaan seperti diatas dengan larutan-larutan lainnya.

D. Hasil Pengamatan
No. Larutan Metil Metil merah BTB PP Perkiraan pH
jingga
1. A Warna indikator Merah Ungu Kuning Tak
berwarna ≤ 3,1
Nilai pH 3,1 4,4 6,0 8,3
2. B Warna indikator Jingga tua Jingga muda Biru Ungu
Nilai pH 4,4 6,2 7,6 10 ≥10
3. Air sungai Warna indikator Jingga Kuning Biru Tak
berwarna 6,2 ≤ pH ≤8,3
Nilai pH 4,4 6,2 6,0 8,3
4. Air sumur Warna indikator Jingga Kuning Hijau Tak
berwarna 6,2 ≤ pH ≤8,3
Nilai pH 4,4 6,2 6,0 8,3
E. Bahan Diskusi
1. Berapa perkiraan nilai pH larutan A, B, Air sungai dan Air sumur yang anda periksa?
Jawab :
 Larutan A = ≤ 3,1
 Larutan B = ≥10
 Air sungai = 6,2 ≤ pH ≤ 8,3
 Air sumur = 6,2 ≤ pH ≤ 8,3
2. Dapatkah percobaan ini digunakan untuk menentukan pH larutan secara pasti? Mengapa?
Jawab : menurut saya, tidak. Karena perkiraan nilai pH ini tidak pasti tepat, namun nilai ini
merupakan nilai yang lebih teliti dibandingkan jika hanya indikator tunggal. Akan
tetapi, jika mengharapkan hasil yang nilai pH yang pasti dapat menggunakan indikator
universal. Indikator universal merupakan campuran beberapa indikator yang dapat
berubah pada setiap satuan nilai pH.

F. KESIMPULAN
Dalam percobaan untuk menentukan pH larutan diperlukan beberapa indikator. Setiap
indikator memiliki trayek pH tersendiri. Dari trayek pH ini kita bisa menentukan batasan nilai pH
dari larutan yang diuji. Dari praktikum ini, diketahui bahwa air jeruk nipis, larutan cuka, dan air
sumur bersifat asam, larutan garam bersifat netral, sedangkan air kapur dan deterjen bersifat
basa.

G. SARAN
Perhatikan dengan cermat warna larutan setelah ditetesi larutan indikator. Pengamatan yang
kurang cermat akan mengacaukan perhitungan.
TITRASI ASAM BASA

A. Tujuan
1. Mengetahui penetralan asam basa dengan metode titrasi
2. Menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa dengan menggunakan titrasi asam-basa
3. Mengetahui titik ekuivalen dan titik akhir titrasi-basa
B. Alat dan Bahan
1. Erlenmeyer
2. Corong
3. Pipet tetes
4. Gelas ukur
5. Statif dan klem
6. Buret
7. Larutan NaOH
8. Larutan HCL
9. PP (Fenolftalein)
C. Cara Kerja
1. Menyiapakan semua alat dan bahan
2. Bersihkan semua alat terlebih dahulu sebelum digunakan
3. Siapkan buret. Kemudian, tes dahulu menggunakan aquades apakah keran buret berfungsi
atau tidak
4. Ambil larutan NaOH 0,1 M dengan dan masukkan dalam gelas ukur. Lalu, mengisi buret
dengan larutan NaOH 0,1 M tepat sampai skala 0 dengan bantuan corong agar tidak tumpah
5. Ambil 10 mL HCL dengan pipet lalu masukkan ke dalam erlenmeyer dan tambahkan 3 tetes
fenolftalein (PP)
6. Setelah larutan HCL ditetesi dengan indikator PP, larutan HCL kemudian ditritrasi dengan
larutan NaOH ke dalam buret dan statif
7. Kocoklah erlenmeyer berisi larutan HCL dan tunggu hingga larutan HCL berubah warna pink
keunguan. Hentikan keran buret larutan NaOH. Pastikan warna tidak berubah lagi seperti
semula
8. Jika larutan sudah berwarna pink keunguan, hitung berapa mL volume NaOH yang
dibutuhkan
9. Ulangi langkah diatas sebanyak 2 kali percobaan lagi dan catatlah masing-masisng
perubahan volume NaOH yang dibutuhkan.
D. Hasil Pengamatan

No. Volume NaOH Konsentrasi NaOH Volume HCL


1. 14 mL 0,1 M 10 mL
2. 15 mL 0,1 M 10 mL
3. 16 mL 0,1 M 10 mL

E. Pembahasan

MHCL X VHCL = MNaOH X VnaOH


MHCL x 10 mL = 0,1 M X 15 mL
MHCL = 0,15
1. NaOH + HCl NaCl + H 2O
MxV MxV
0,1 M x 14 mL 0,15 M x 10 mL

Mula2 : 1,4 1,5 -


Bereaksi : 1,4 1,4 1,4
+
Sisa : - 0,1 1,4

[H+] = a x Ma Ma = 0,1 / 24

= 1 x 4 x 10-3 = 4 x 10-3
= 4 x 10-3

pH = - log [H+]
= - log (4 x 10-3)
= 3 - log 4

2. NaOH + HCl NaCl + H 2O


MxV MxV
0,1 M x 15 mL 0,15 M x 10 mL

Mula2 : 1,5 1,5 -


Bereaksi : 1,5 1,5 1,5
+
Sisa : - - 1,5

pH = 7
3. NaOH + HCl NaCl + H 2O
MxV MxV
0,1 M x 16 mL 0,15 M x 10 mL

Mula2 : 1,6 1,5 -


Bereaksi : 1,5 1,5 1,5
+
Sisa : 0,1 - 1,5

[OH–]= b x Mb Mb = 0,1 / 26

= 1 x 3 x 10-3 = 3 x 10-3
= 3 x 10-3

pOH = - log [OH–]


= - log (3 x 10-3)
= 3 - log 3
pH = 14 – (3 - log 3)
= 11 + log 3

KURVA TITRASI ASAM KUAT DAN BASA KUAT


F. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Dari percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa kadar atau konsentrasi NaOH dapat
ditentukan melalui proses titrasi, yaitu dengan mereaksikan NaOH (titrat) yang ditambahkan 2
tetes indikator PP dengan HCl (titran). Titrasi harus dihentikan bila larutan NaOH yang
dicampurkan dengan 2 tetes indikator berubah warna dari bening hingga menjadi pink
keunguan. Volume HCl yang digunakan akan mempengaruhi hasil konsentrasi dari NaOH
tersebut, sehingga harus sangat berhati-hati melakukan praktikum ini. Setelah volume HCl
(asam) diketahui, barulah Konsentrasi NaOH (basa) bisa dihitung.
2. Saran
Setiap kita melakukan praktikum harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti
agar tidak terjadi kesalahan dalam praktikum
Menentukan Sifat – Sifat Koloid

A. Alat dan Bahan


1. Gelas beaker
2. Lampu senter
3. Kotak karton 30cm x 30cm x 30cm
4. Botol kaca bening
5. Corong
6. Mangkuk plastik
7. Pengaduk
8. Pipet volume 25 mL
9. Susu cair
10. Sirup
11. Larutan garam
12. Campuran air dan kopi
13. Air
14. Minyak tanah
15. Cairan pencuci piring
16. Air perasan jeruk
17. Obat maag cair

B. Cara Kerja
1. Efek Tyndall
a. Buatlah alat untuk menguji kemampuan menghamburkan cahaya dengan cara :
 Siapkan kotak karton yang salah satu muka digunting penuh
 Membuat sebuah lubang kecil pada sisi samping karton untuk lubang
penyinaran senter
 Membuat sebuah lubang kotak sebesar ukuran gelas kimia pada bagian depan karton
sebagai lubang pengamatan
 Meletakan karton dengan bagian muka kosong menghadap ke bawah
b. Isilah gelas beaker dengan larutan garam
c. Tempatkan gelas beaker yang berisi larutan garam ke dalam kotak karton. Pastikan gelas
beaker berada tepat di titik pertemuan jika ditarik garis lurus dari lubang senter dan lubang
pengamatan
d. Arahkan senter ke larutan garam tersebut melalui lubang karton dan nyalakan. Amati
peristiwa yang terjadi pada larutan dalam gelas beaker melalui lubang pengamatan
e. Ulangi langkah b, c dan d dengan mengganti larutan garam dengan susu cair, sirup, campuran
air dan kopi, serta obat maag cair.
2. Koloid Pelindung
a. Masukkan air ke dalam botol kaca hingga seperempat tinggi botol
b. Tambahkan 50 mL minyak tanah, lalu tutup botol dengan rapat. Selanjutnya, kocok botol
dengan kuat dan diamkan kurang lebih lima menit. Kemudian, amati yang terjadi
c. Tambahkan cairan pencuci piring ke dalam botol secukupnya, lalu tutup botol dengan rapat
d. Kocok botol dengan kuat dan amati perubahan yang terjadi.
3. Koagulasi
a. Tuangkan 100 mL susu cair ke dalam mangkuk plastik
b. Tambahkan 15 mL air perasan jeruk ke dalam mangkuk yang berisi susu, lalu aduk hingga rata.
Amati perubahan yang terjadi.

C. Hasil Pengamatan
1. Efek Tyndall
Hasil Pengamatan
No. Isi Gelas Beaker (Menghamburkan/Meneruskan Cahaya)
1. Larutan Garam Meneruskan cahaya
2. Susu Cair Menghamburkan cahaya
3. Sirup Menghamburkan cahaya
4. Campuran air dan kopi Menghamburkan cahaya
5. Obat maag cair Menghamburkan cahaya

2. Koloid Pelindung
No. Isi Botol Hasil Pengamatan
1. Air + minyak tanah Heterogen
2. Air + minyak tanah + cairan Homogen
pencuci piring

3. Koagulasi
No. Isi Mangkuk Hasil Pengamatan
1. Susu cair + air perasaan Menggumpal
jeruk

D. Pertanyaan dan Diskusi


1. Pada percobaan ke-1, larutan atau campuran apa saja yang mampu menunjukkan efek Tyndall?
Jawab : susu cair, sirup, campuran air dan kopi, serta obat maag cair
2. Apakah peranan cairan pencuci piring pada percobaan ke-2?
Jawab : peran cairan pencuci piring yaitu membuat daerah koloid lebih kasat sehingga dapat
membuat air dan minyak tanah menyatu.
3. Mengapa susu pada percobaan ke-3 mengalami penggumpalan ketika diberi air perasan jeruk?
Jawab : Susu yang ditambahkan jeruk nipis akan mengalami perubahan baik secara fisik
maupun kimiawi. Perubahan yang terjadi diantaranya rasa asam yang dominan pada susu
akibat penambahan jeruk yang memiliki pH yang rendah yang dapat menurunkan pH susu,
sehingga terbentuk gumpalan akibat protein kasein susu yang terhidrolisis dan terdenaturasi
akibat pengaruh pH rendah dari jeruk.
Pembuatan Koloid

A. Tujuan
Mengetahui pembuatan koloid tipe sol dengan cara dispersi langsung (mekanik)
B. Alat dan Bahan
1. Gelas kimia 100 mL
2. Spatula
3. Pengaduk
4. Lumpang porselen dan mortar
5. Gula pasir
6. Serbuk belerang
7. Akuades
C. Cara Kerja
1. Ambil 5 sendok serbuk belerang dan 5 sendok gula pasir. Taruh pada lumpang porselen.
Kemudian geruslah campuran tersebut pada lumpang porselen sampai lembut
2. Ambil separuh dari gerusan belerang dan gula tersebut, kemudian tambahkan 5 sendok gula.
Gerus kembali campuran ini sampapi lembut
3. Ambil lagi separuhnya, kemudian tambahkan 5 sendok gula lagi dan gerus lagi sampai lembut
4. Ulangi sekali lagi langkah diatas
5. Ambil sepucuk sendok hasil gerusan yang terakhir, kemudian masukkan ke dalam air, amati
apa yang terjadi
6. Ambil serbuk belerang yang belum digerus dengan gula, kemudian masukkan ke dalam 100
mL akuades. Amati dan bandingkan dengan pelarutan dari hasil gerusan.
D. Hasil Pengamatan
No. Kegiatan Pembuatan Hasil pengamatan
1. Pembuatan sol belerang dengan  Larutan keruh, berwarna kekuning-kuningan
cara dispersi langsung  Jika diberi cahaya, cahaya akan
(mekanik) menghamburkan
 Belerang sebagian mengendap tetapi gula
larut
 Membentuk campuran yang berwarna keruh
dan setelah dibiarkan agak lama ada endapan
pada bagian bawah campuran.
E. Diskusi dan Pertanyaan
1. Bagaimana proses pembuatan sol belerang ?
Jawab : Cara yang digunakan pada praktikum pembuatan sol belerang ini yaitu dengan cara
dipersi langsung (mekanik). Pembuatan dengan cara yang satu ini dilakukan dengan cara
penggerusan atau penggilingan untuk zat padat dan juga pengadukan untuk zat cair. Pembuatan
sol belerang dilakukan dengan cara menggerus serbuk belerang dan ditambahkan gula pasir agar
belerang dapat tenggelap dalam air. Belerang yang sudah dihaluskan dengan gula akan
membentuk butiran yang ukurannya menyerupai koloid. Kemudian campuran tersebut
dilarutkan dalam 100 mL akuades.
2. Mengapa harus ada penambahan gula pada pembuatan sol belerang?
Jawab : Karena, tanpa adanya penambahan gula, belerang tidak akan tenggelam pada air.
Dengan penambahan gula, dapat memperkecil ukuran partikel hingga dapat menjadi ukuran
partikel koloid. Mulanya serbuk belerang molekulnya besar, setelah ditambahkan gula beberapa
kali molekulnya menjadi kecil.
3. Apa fungsi gula pada pembuatan koloid?
Jawab :
 Gula berfungsi sebagai emulgator, artinya sebagai pengikat partikel-partikel koloid
hidrofob agar tidak terjadi koagulasi / penggumpalan
 Gula berfungsi sebagai jembatan antara serbuk belerang dan air
 Gula juga dapat menjadi pengatur pencampuran belerang dan air dalam pembuatan
sol belerang
 Gula berfungsi sebagai sebagai zat yang membantu belerang menjadi koloid. Karena
gula bersifat larut dalam air.
4. Apakah ada perubahan penampilan fisik dari campuran yang sudah dilarutkan dalam 100 mL
akuades?
Jawab : Ada, yaitu Larutan menjadi keruh dan berwarna kekuning-kuningan. Setelah dibiarkan
agak lama ada endapan pada bagian bawah campuran.

F. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
 Pembuatan koloid jenis sol (sol belerang) dapat dilakukan dengan cara dispersi langsung
(mekanik)
 Sol belerang dapat dibuat dengan penggerusan / penghalusan dan gula sebagai zat
pembantu
 Pada pembentukan sol belerang harus dihaluskan dan dilarutkan bersama gula. Karena,
belerang tidak dapat larut dalam air. Oleh karena itu harus ditambahkan gula agar dapat
tenggelam dalam air. Fungsi gula pada proses ini adalah sebagai zat yang membantu
belerang membentuk koloid di dalam air karena gula bersifat larut dalam air.
2. Saran
 Melakukan praktikum dengan sungguh – sungguh agar pengamatan berhasil
 Selalu menjaga keamanan dan kerapian laboratorium dengan meletakkan peralatan lab
sesuai dengan tempat yang ditentukan
 Mencuci peralatan lab sebelum atau sesudah praktikum untuk menjaga kebersihannya.

Anda mungkin juga menyukai