Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS FARMASI


“ASAM DAN BASA”
Dosen Pengampu : 1. Dra. Eka Herlina, M.Si
2. Dra. Trirakhma Sofihidayati, M.Si.
3. Cantika Zaddana, S.Gz., M.Si.
4. Rikkit, S.Farm.
Asisten Dosen : Amanda Putri
Nama penyusun : Ervi Agustin (066121103)
Kelas : 1C

LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum


1. Mengetahui sifat ke asaman dengan indicator kertas lakmus
2. Mengetahui ukuran keasaman (ph) larutan asam basa
3. Mengidentifikasi sifat asam dan basa bahan kimia dalam kehidupan sehari
hari
1.2 Dasar Teori
Konsep asam basa dapat dipelajari melalui teori asam basa yang
disampaikan oleh ahli kimia. Menurut Arrhenius (1859-1927) dari Swedia
menyatakan bahwa asam adalah senyawa yang mengandung hydrogen dan
menghasilkan ion H3O + bila dilarutkan dalam air. Sedangkan basa adalah suatu
senyawa yang mengandung OH dan menghasilkan ion OH jika dilarutkan dalam
air.Beberapa ahli mengatakan bahwa teori ini mempunyai kelemahan karena
keterbatasan pelarutnya air.
Teori kedua disampaikan oleh Bronsted-Lowry pada tahun 1923 yang
mendefinisikan asam dan basa berdasarkan pada reaksi protonisasi. Asam
merupakan suatu senyawa yang dapat menghasilkan ion hidrogen ( donor proton).
Basa merupakan senyawa yang dapat menerima ion hidrogen (aseptor proton).
Ketiga disampaikan oleh Lewis yang mendefinisikan asam dan basa
berdasarkan reaksi transfer elektron. Asam merupakan senyawa yang berfungsi
sebagai aseptor elektron . Basa merupakan senyawa yang berfungsi sebagai donor
electron. Dari ketiga teori tersebut , dalam pelarut air (Aqueous ) teori dari
Bronsted-Lowry adalah yang paling banyak dipakai.
Suatu larutan dapat digolongkan menjadi asam ,basa atau netral. Untuk
mengidentifikasi suatu larutan bersifat asam,basa atau netral dapat digunakan
indicator asam basa. Indikator asam basa adalah suatu zat kimia yang memiliki
warna yang berbeda jika dimasukkan dalam larutan asam dan basa. Batas-batas
ketika indicator mengalami perubahan warna disebut trayek perubahan warna atau
trayek indikator. contoh indicator asam basa adalah kertas lakmus. Kertas lakmus
ada dua macam yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Kertas lakmus
merah akan berubah menjadi biru pada suasana basa ,demikian sebaliknya
( mohon dipelajari lagi)
Senyawa asam dan basa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Secara umum (Yunita, 2011: 25). Secara umum zat-zat yang berasa masam
mengandung zat kimia yang disebut asam. Contohnya jeruk yang mengandung
asam sitrat. Sifat kimia sam diantaranya: (1) menyebabkan perubahan warna pada
zat warna tumbuhan misalnya mengubah warna lakmus dari biru menjadi merah;
(2) menhantarkan arus listrik; (3) menghasilkan gas hidrogen jika direaksikan
dengan logam tertentu seperti seng, magnesium, dan besi; (4) menghasilkan gas
14 karbondioksida jika NaHCO3. Berbeda dengan asam, bas memiliki rasa pahit
dan terasa licin. Basa menyebabkan perubahan zat warna tumbuhan, misalnya
mengubah warna lakmus dari merah menjadi biru. Larutan basa dalam air
menghantarkan arus listrik (Chang, 2004:95)
BAB II
METODE KERJA
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
1. Tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi

3.. Pipet tetes

2.1.2 Bahan
1. Kertas lakmus
2. Indicator :
a. Bromtimol biru (BTB)
b. Fenoftalein
c. Metil erah (MM)
d. Metil orange (MO)
3. Larutan kapur
4. Larutan jeruk nipis
5. Larutan garam
6. Larutan cuka
7. Larutan deterjen
8. Air sumur
9. Aquadest

2.2 Cara Kerja

Menentukan pH larutan menggunakan kertas lakmus (Merah dan Biru)

1. Celupkan kertas lakmus merah ke dalam sampel air sumur


2. Celupkan kertas lakmus merah ke dalam sampel kapur
3. Celupkan kertas lakmus merah ke dalam sampel air garam
4. Celupkan kertas lakmus merah ke dalam sampel jeruk nipis
5. Celupkan kertas lakmus merah ke dalam sampel cuka
6. Celupkan kertas lakmus merah ke dalam sampel deterjen
7. Celupkan kertas lakmus biru ke dalam sampel air sumur
8. Celupkan kertas lakmus biru ke dalam sampel air kapur
9. Celupkan kertas lakmus biru ke dalam sampel air garam
10. Celupkan kertas lakmus biru ke dalam sampel jeruk nipis
11. Celupkan kertas lakmus biru ke dalam sampel cuka
12. Celupkan kertas lakmus biru ke dalam sampel deterjen

Menentukan pH universal menggunakan tabung reaksi


1. Memasukan 20 tetes sempel air sumur ke dalam masing masing
tabung reaksi
2. Memasukan 20 tetes sempel air garam ke dalam masing masing
tabung reaksi
3. Memasukan 20 tetes sempel jeruk nipis ke dalam masing masing
tabung reaksi
4. Memasukan 20 tetes sempel cuka ke dalam masing masing tabung
reaksi
5. Memasukan 20 tetes sempel air kapur ke dalam masing masing
tabung reaksi
6. Memasukan 20 tetes sempel air deterjen ke dalam masing masing
tabung reaksi

Pengukuraan pH menggunakan indicator bromtimol biru


1. Menambahkan 3 tetes indicator BTB ke dalam sampel air sumur
2. Menambahkan 3 tetes indicator BTB ke dalam sampel air garam
3. Menambahkan 3 tetes indicator BTB ke dalam sampel air jeruk
nipis
4. Menambahkan 3 tetes indicator BTB ke dalam sampel cuka
5. Menambahkan 3 tetes indicator BTB ke dalam sampel air kapur
6. Menambahkan 3 tetes indicator BTB ke dalam sampel air deterjen

Pengukuran pH menggunakan Metil Merah (MM)


1. Menambahkan 3 tetes indicator MM ke dalam sampel air sumur
2. Menambahkan 3 tetes indicator MM ke dalam sampel air garam
3. Menambahkan 3 tetes indicator MM ke dalam sampel air jeruk
nipis
4. Menambahkan 3 tetes indicator MM ke dalam sampel cuka
5. Menambahkan 3 tetes indicator MM ke dalam sampel air kapur
6. Menambahkan 3 tetes indicator MM ke dalam sampel air deterjen
Pengukuran pH menggunakan indicator fenoftalein (PP)

1. Menambahkan 3 tetes indicator PP ke dalam sampel air sumur


2. Menambahkan 3 tetes indicator PP ke dalam sampel air garam
3. Menambahkan 3 tetes indicator PP ke dalam sampel air jeruk nipis
4. Menambahkan 3 tetes indicator PP ke dalam sampel cuka
5. Menambahkan 3 tetes indicator PP ke dalam sampel air kapur
6. Menambahkan 3 tetes indicator PP ke dalam sampel air deterjen

Pengukuran pH menggunakan indicator metil orange (MO)

1. Menambahkan 3 tetes indicator MO ke dalam sampel air sumur


2. Menambahkan 3 tetes indicator MO ke dalam sampel air garam
3. Menambahkan 3 tetes indicator MO ke dalam sampel air jeruk
nipis
4. Menambahkan 3 tetes indicator MO ke dalam sampel cuka
5. Menambahkan 3 tetes indicator MO ke dalam sampel air kapur
6. Menambahkan 3 tetes indicator MO ke dalam sampel air deterjen
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Pengamatan

Sampel Lakmus Lakmus Ph Metil Metil Brom Phenol Keterangan


timol
Merah Biru universal Merah Orange phthalein
blue

Air sumur merah merah pH7 kuning kuning biru Tidak Netral
berwarna

Air garam merah biru pH7 kuning kuning biru Tidak Netral
berwarna

Air cuka merah merah pH1 merah merah kuning Tidak Asam
berwarna

Laruran jeruk merah merah pH3 merah merah kuning Tidak Asam
nipis berwarna

Air kapur biru biru pH8 kuning kuning biru merah Basa

Larutan deterjen biru biru pH12 Kuning kuning biru merah Basa

3.2 Reaksi

3.3 Perhitungan

3.4 Grafik

3.5 Pembahasan

Praktikum yang berjudul “Asam Basa” ini bertujuan agar


mahasiswa dapat membuat dan mengetahui larutan asam, basa, dan
senyawa. Alat bahan yang di gunakan yaitu ,Larutan kapur ,Larutan jeruk
nipis Larutan garam, Larutan cuka, Larutan deterjen ,Air sumur ,Aquadest
sebagai sampel untuk mengetahui bahwa larutan tersebut mengalami
perubahan seperti asam, basa,netral, dan senyawa,
Suatu larutan dapat digolongkan menjadi asam ,basa atau netral.
Untuk mengidentifikasi suatu larutan bersifat asam,basa atau netral dapat
digunakan indicator asam basa. Indikator asam basa adalah suatu zat kimia
yang memiliki warna yang berbeda jika dimasukkan dalam larutan asam
dan basa. Batas-batas ketika indicator mengalami perubahan warna disebut
trayek perubahan warna atau trayek indikator. contoh indicator asam basa
adalah kertas lakmus. Kertas lakmus ada dua macam yaitu kertas lakmus
merah dan kertas lakmus biru. Kertas lakmus merah akan berubah menjadi
biru pada suasana basa ,demikian sebaliknya
BAB IV
KESIMPULAN

Dari praktikum kali ini dengan judul “ASAM BASA”, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Senyawa asam dan basa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Secara umum
2. Suatu larutan dapat digolongkan menjadi asam ,basa atau netral. Untuk
mengidentifikasi suatu larutan bersifat asam,basa atau netral dapat
digunakan indicator asam basa
3. contoh indicator asam basa adalah kertas lakmus. Kertas lakmus ada dua
macam yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Kertas lakmus
merah akan berubah menjadi biru pada suasana basa ,demikian
sebaliknya
4. Suatu larutan dapat digolongkan menjadi asam ,basa atau netral. Untuk
mengidentifikasi suatu larutan bersifat asam,basa atau netral dapat
digunakan indicator asam basa. Indikator asam basa adalah suatu zat
kimia yang memiliki warna yang berbeda jika dimasukkan dalam larutan
asam dan basa. Batas-batas ketika indicator mengalami perubahan warna
disebut trayek perubahan warna atau trayek indikator. contoh indicator
asam basa adalah kertas lakmus
DAFTAR PUSTAKA

Dibuat dengan perpoint, sesuai kaidah penulisan daftar pustaka

Nama. Tahun. Judul Buku. Kota Penerbit: Nama Penerbit.

Menurut Arrhenius (1859-1927) dari Swedia


Bronsted-Lowry pada tahun 1923
teori dari Bronsted-Lowry adalah yang paling banyak dipakai.
(Yunita, 2011: 25
(Chang, 2004:95)
LAMPIRAN

Lampiran diisi dengan hasil praktikum dan bukti screenshot mengikuti praktikum

Anda mungkin juga menyukai