Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

“PENGENALAN ASAM BASA”

Nama : Marselina Br Marpaung


Kelas : XI – IPA 1

SMAN 15 MEDAN
2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Judul : Praktikum Asam dan Basa
1.2 Tujuan : Untuk mengenal asam, basa dan netral
1.3 Hari, Tanggal : Kamis, 18 Januari 2024
1.4 Alat dan Bahan :

A. Alat :
1. Pengaduk Larutan 2. Beaker glass 3. Plat Tetes

4. Pipet tetes 5. Lakmus Merah 6. Lakmus Biru

7. Indikator Universal 8. Kertas Indikator


Universal
B. Bahan:

1. Aqua 2. Jeruk 3. Lemon


4. Anggur 5. Detergen 6. Garam

7. Tomat 8. Phenoftalein 9. Metil Merah

BAB II
Tinjau Pustaka
Senyawa asam dan basa memang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Secara umum, zat-zat yang berasa masam mengandung asam, misalnya asam sitrat pada jeruk,
asam cuka, asam tartrat pada anggur, dan asam laktat ditimbulkan dari air susu yang rusak.
Sedangkan, basa umumnya mempunyai sifat yang licin dan terasa pahit, misalnya sabun, atau
obat yang mengandung magnesium hidroksida. Senyawa asam mengandung ion hidrogen
(H+) dalam larutan, sedangkan pada senyawa basa terkandung ion hidroksida (OH–) dalam
larutan. Asam dan basa ini dapat bereaksi menghasilkan air serta senyawa ionik garam. Reaksi
ini disebut dengan reaksi netralisasi.
Untuk dapat mengetahui perbedaan asam dan basa terdapat ciri-cirinya yang berbeda.

1. Asam, memiliki sifat


• Umumnya mempunyai rasa asam
• Bersifat korosif
• Menimbulkan warna merah baik pada kertas lakmus merah dan lakmus biru
• Mempunyai pH kurang dari 7
• Mengandung ion hidrogen

2. Basa, memiliki sifat


• Bersifat kaustik
• Menimbulkan warna biru baik pada kertas lakmus merah dan biru
• Mempunyai pH lebih dari 7
• Mengandung ion hidroksida

Teori Asam dan Basa


Banyak teori dari para ahli yang mendukung konsepsi asam dan basa. Beberapa di antaranya
adalah sebagai berikut:

1. Asam dan basa menurut Arrhenius


Dimana menurutnya asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion hidrogen ( *H+* ). Sedangkan, basa adalah senyawa yang jika dilarutkan
dalam air akan menghasilkan ion hidroksida ( *OH–* ).
Contoh senyawa asam basa menurut Arrhenius adalah sebagai berikut:

Senyawa asam: H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO42-(aq)


Senyawa basa: NaOH(aq) → Na+(aq) + OH–(aq)

2. Asam dan basa menurut Bronsted-Lowry


Menurut teori yang kedua ini, asam merupakan spesi yang memberikan proton (donor
proton), sedangkan basa adalah spesi yang menerima proton (akseptor proton).
Contoh senyawa asam basa menurut Bronsted Lowrey adalah sebagai berikut:

Dimana, HCl dan Cl– adalah pasangan asam basa konjugasi, serta H2O dan H3O adalah
pasangan asam basa konjugasi.

3. Asam dan basa menurut Lewis


Teori yang terakhir yaitu menurut Lewis, asam adalah zat yang menerima pasangan
elektron (akseptor pasangan elektron), sedangkan basa adalah zat yang memberikan pasangan
elektron (donor pasangan elektron). Contoh senyawa asam basa berdasarkan teorinya adalah
sebagai berikut:
Klasifikasi Asam dan Basa

Perlu kamu ketahui, asam dan basa terbagi menjadi dua jenis, yaitu asam kuat dan basa kuat,
serta asam lemah dan basa lemah. Asam kuat adalah senyawa asam yang mudah melepaskan
ion *H+* dalam air dan mengalami disosiasi total dalam larutannya. Misalnya seperti *HCl,
HBr, H2SO4, HCIO3, dan HCIO4.* Basa kuat adalah senyawa basa yang mudah melepaskan
ion *OH–* dalam air dan mengalami disosiasi total dalam larutannya. Contohnya yaitu
*LiOH,* *KOH, RbOH, NaOH, CsOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2, Sr(OH)2.*

Asam lemah dan basa lemah


Kebalikan dari sebelumnya, asam lemah adalah senyawa asam yang sulit melepaskan ion
*H+* dalam air dan mengalami disosiasi sebagian dalam larutannya. Contoh asam lemah
yaitu *HF, C6H5COOH, HNO2, dan CH3COOH.* Sedangkan, basa lemah adalah senyawa
basa yang sulit melepaskan ion *OH–* dalam air dan mengalami disosiasi sebagian dalam
larutannya. Contoh basa lemah yaitu *NH3, NaHCO3 dan NH4OH.*

pH Asam dan Basa

pH adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menentukan sifat keasaman suatu larutan asam
atau basa. pH erat hubungannya dengan pOH, hanya saja berbeda dari banyaknya ion H+ dan
ion OH– yang terionisasi dalam larutan.
Berikut rumusnya:
• pH = -log[H+]
• pOH = -log[OH-]

Selain itu, ada juga derajat ionisasi yang juga sangat mempengaruhi nilai pH atau pOH dari
suatu larutan. Jika dalam kesetimbangan air, maka nilai pH dan pOH adalah 14.

• *pKw* = pH + pOH = 14
• *Kw* = [H+] ⨉ [OH–] = 10-14

Perhitungan pH asam kuat

Berikut adalah rumus untuk menentukan pH larutan asam kuat, dimana pH dapat dihitung jika
[H+] sudah diketahui:

[H+] = Valensi asam ⨉ M


Keterangan:
~Valensi asam = Banyaknya ion H+ yang terurai
~M = Molaritas larutan

Perhitungan pH basa kuat


Sebelum menentukan pH larutan basa kuat, kamu harus memastikan jika [OH–] telah
diketahui dan melakukan perhitungan nilai pOH terlebih dahulu. Berikut rumus yang bisa
kamu gunakan:

[OH–] = Valensi basa ⨉ M


Keterangan:
~Valensi basa = Banyaknya ion OH- yang terurai
~M = Molaritas larutan

Perhitungan pH asam dan basa lemah

*Indikator Asam dan Basa*

Indikator adalah suatu senyawa kompleks yang bisa bereaksi dengan asam dan basa. Indikator
ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kekuatan pada suatu asam atau basa, Dimana,
indikator yang baik akan berubah warna secara akurat pada larutan.

Berikut ini adalah jenis-jenis indikator asam basa yang sering digunakan dalam penentuan
senyawa asam dan basa:
• Kertas lakmus merah dan biru
• Indikator universal
• Larutan indikator

BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1 Percobaan Pertama Menggunakan Lakmus Merah dan Lakmus Biru
1. Menyiapkan plat tetes yang telah dibersihkan menggunakan tisu kering.
2. Memberi tanda pada tiap plat tetes dengan menuliskan nama bahan yang akan diuji coba.
3. Meletakkan masing-masing bahan uji coba ke dalam masing-masing plat tetes sebanyak
¾ lobang plat tetes. Bahan yang akan dijadikan uji coba antara lain tomat, anggur, lemon,
jeruk, detergen, dan garam. Pada bahan tomat, anggur, lemon, dan jeruk terlebih dahulu
memeras masing-masing bahan, lalu diletakkan pada masing-masing lobang yang di
sediakan di plat tetes. Sedangkan pada bahan detergen dan garam terlebih dahulu
dilarutkan dengan air, lalu diletakkan pada masing-masing lobang yang disediakan di plat
tetes.
4. Menyiapkan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru dengan membaginya menjadi
masing-masing 6 bagian.
5. Meletakkan kertas lakmus merah dilanjutkan dengan lakmus biru, ke masingmasing
bahan yang telah tersedia pada 6 lobang plat tetes.
6. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada lakmus merah dan lakmus biru. (Jika
lakmus merah menjadi berwarna merah, dan lakmus biru menjadi berwarna biru maka zat
tersebut bersifat netral. Jika lakmus merah menjadi berwarna merah dan lakmus biru
menjadi merah maka zat tersebut bersifat asam. Jika lakmus merah menjadi berwarna
biru dan lakmus biru menjadi berwarna biru maka zat tersebut bersifat basa).
7. Mencatat hasil yang telah diamati pada tabel hasil pengamatan.

3.2 Percobaan Kedua Menggunakan Phenoftalein


1. Menyiapkan plat tetes yang telah dibersihkan menggunakan tisu kering.
2. Memberi tanda pada tiap plat tetes dengan menuliskan nama bahan yang akan diuji coba.
3. Meletakkan masing-masing bahan uji coba ke dalam masing-masing plat tetes sebanyak
¾ lobang plat tetes. Bahan yang akan dijadikan uji coba antara lain tomat, anggur, lemon,
jeruk, detergen, dan garam. Pada bahan tomat, anggur, lemon, dan jeruk terlebih dahulu
memeras masing-masing bahan, lalu diletakkan pada masing-masing lobang yang di
sediakan di plat tetes. Sedangkan pada bahan detergen dan garam terlebih dahulu
dilarutkan dengan air, lalu diletakkan pada masing-masing lobang yang disediakan di plat
tetes.
4. Menyiapkan larutan phenoftalein.
5. Meneteskan larutan phenoftalein sebanyak 2 tetes menggunakan pipet tetes ke masing-
masing bahan yang telah tersedia pada 6 lobang baris ke-2 plat tetes.
6. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada zat tersebut.
7. Mencatat hasil yang telah diamati pada tabel hasil pengamatan.

3.3 Percobaan Ketiga Menggunakan Metil Merah


1. Menyiapkan plat tetes yang telah dibersihkan menggunakan tisu kering.
2. Memberi tanda pada tiap plat tetes dengan menuliskan nama bahan yang akan diuji coba.
3. Meletakkan masing-masing bahan uji coba ke dalam masing-masing plat tetes. Bahan
yang akan dijadikan uji coba antara lain tomat, anggur, lemon, jeruk, detergen, dan
garam. Pada bahan tomat, anggur, lemon, dan jeruk terlebih dahulu memeras masing-
masing bahan, lalu diletakkan pada masing-masing lobang yang di sediakan di plat tetes.
Sedangkan pada bahan detergen dan garam terlebih dahulu dilarutkan dengan air, lalu
diletakkan pada masing-masing lobang yang disediakan di plat tetes.
4. Menyiapkan larutan Metil Merah.
5. Meneteskan larutan Metil Merah sebanyak 2 tetes menggunakan pipet tetes ke masing-
masing bahan yang telah tersedia pada 6 lobang baris ke-3 plat tetes
6. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada zat tersebut.
7. Mencatat hasil yang telah diamati pada tabel hasil pengamatan.

3.4 Percobaan Keempat Menggunakan Brom Thymol Biru


1. Menyiapkan plat tetes yang telah dibersihkan menggunakan tissu kering.
2. Memberi tanda pada tiap plat tetes dengan menuliskan nama bahan yang akan diuji coba.
3. Meletakkan masing-masing bahan uji coba ke dalam masing-masing plat tetes. Bahan
yang akan dijadikan uji coba antara lain tomat, anggur, lemon, jeruk, detergen, dan
garam. Pada bahan tomat, anggur, lemon, dan jeruk terlebih dahulu memeras masing-
masing bahan, lalu diletakkan pada masing-masing lobang yang di sediakan di plat tetes.
Sedangkan pada bahan detergen dan garam terlebih dahulu dilarutkan dengan air, lalu
diletakkan pada masing-masing lobang yang disediakan di plat tetes.
4. Menyiapkan larutan Brom Thymol Biru.
5. Meneteskan larutan Brom Thymol Biru sebanyak 2 tetes menggunakan pipet tetes ke
masing-masing bahan yang telah tersedia pada 6 lobang terakhir plat tetes.
6. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada zat tersebut.
7. Mencatat hasil yang telah diamati pada tabel hasil pengamatan.

3.5 Percobaan Kelima Mengukur pH Menggunakan Indikator Universal


1. Menyiapkan Pengukur pH Universal sebanyak 6 buah (6 stik).
2. Mencelupkan stik Pengukur pH Universal kedalam masing-masing zat yang memiliki
kertas lakmus merah dan biru (baris pertama pada plat tetes).
3. Mengamati perubahan warna pada stik pH Universal.
4. Mencocokan warna yang sama pada Indikator Universal untuk mengetahui tingkat pH
pada masing-masing bahan.
5. Mencatat pH yang didapat dan sifat bahan (asam atau basa atau netral).
6. Mencatat hasil pada tabel hasil pengamatan.

BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN

INDIKATOR

LAKMU LAKMUS METIL


NO BAHAN S BIRU PHENOFTALEI MERAH
MERAH (LB) N (MR) BROMTHYMOL
(LM) (PP) BIRU (BTB) pH SIFAT
1 Tomat Merah Merah Tidak berwarna Merah Kuning 6 Asam
2 Anggur Merah Merah Tidak berwarna Merah Kuning 5 Asam
3 Lemon Merah Merah Tidak berwarna Merah Kuning 3 Asam
4 Jeruk Merah Merah Tidak berwarna Merah Kuning 4 Asam
5 Detergen Biru Biru Merah dadu Kuning Biru 13 Basa
6 Garam Merah Biru Tidak berwarna Kuning Biru-kehijauan 7 Netral

Keterangan:

1. Perasan Tomat tidak merubah warna lakmus merah, namun merubah warna lakmus biru
menjadi merah. Ketika diuji menggunakan Phenoftalein , cairan tidak berubah warna.
Ketika diuji menggunakan Metil Merah, cairan berubah menjadi warna merah. Ketika
diuji menggunakan Brom Thymol Biru, cairan berubah menjadi warna kuning. Saat
menggunakan Indikator Universal, pH yang didapatkan adalah 6, maka Tomat bersifat
asam.

2. Larutan Anggur tidak merubah warna lakmus merah, namun merubah warna lakmus
biru menjadi merah. Ketika diuji menggunakan Phenoftalein, cairan tidak berubah warna.
Ketika diuji menggunakan Metil Merah, cairan berubah menjadi warna merah. Ketika
diuji menggunakan Brom Thymol Biru, cairan berubah menjadi warna kuning. Saat
menggunakan Indikator Universal, pH yang didapatkan adalah 5, maka Anggur bersifat
asam.

3. Perasan Lemon tidak merubah warna lakmus merah, namun merubah warna lakmus
biru menjadi merah. Ketika diuji menggunakan Phenoftalein, cairan tidak berubah warna.
Ketika diuji menggunakan Metil Merah, cairan berubah menjadi warna merah. Ketika
diuji menggunakan Brom Thymol Biru, cairan berubah menjadi warna kuning. Saat
menggunakan Indikator Universal, pH yang didapatkan adalah 3, maka Lemon bersifat
asam.

4. Perasan Jeruk tidak merubah warna lakmus merah, namun merubah warna lakmus biru
menjadi merah. Ketika diuji menggunakan Phenoftalein, cairan tidak berubah warna.
Ketika diuji menggunakan Metil Merah, cairan berubah menjadi warna merah. Ketika
diuji menggunakan Brom Thymol Biru, cairan berubah menjadi warna kuning. Saat
menggunakan Indikator Universal, pH yang didapatkan adalah 4, maka Jeruk bersifat
asam.

5. Larutan Detergen merubah warna lakmus merah menjadi biru, namun tidak merubah
warna lakmus biru. Ketika diuji menggunakan Phenoftalein, cairan merubah warna
menjadi merah dadu. Ketika diuji menggunakan Metil Merah, cairan berubah menjadi
warna kuning. Ketika diuji menggunakan Brom Thymol Biru, cairan berubah menjadi
warna biru. Saat menggunakan Indikator Universal, pH yang didapatkan adalah 13, maka
Detergen bersifat basa.

6. Larutan Garam tidak merubah warna lakmus merah, dan juga tidak merubah warna
lakmus biru. Ketika diuji menggunakan Phenoftalein, cairan tidak berubah warna. Ketika
diuji menggunakan Metil Merah, cairan berubah menjadi warna kuning. Ketika diuji
menggunakan Brom Thymol Biru, cairan berubah menjadi warna birukehijauan. Saat
menggunakan Indikator Universal, pH yang didapatkan adalah 7, maka Garam bersifat
netral (asam dan basa).
BAB V
Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk memperkirakan pH larutan dengan menggunakan
beberapa indikator. Pada praktikum ini, di lakukan percobaan berdasarkan indikator zat
terhadap Pengaruh Asam dan Basa. Larutan yang akan diperkirakan pH-nya diuji dengan
lakmus merah dan lakmus biru. Kemudian ditetesi dengan indikator sehingga mengalami
perubahan warna. Lalu mencelupkan pengukur pH Universal yang akan dicocokkan
warnanya dengan Indikator Universal.

Dalam praktikum ini kami menguji 6 jenis larutan, yaitu perasan tomat, perasan
anggur, larutan garam, larutan detergen, perasan jeruk, dan perasan lemon. Indikator yang
digunakan adalah kertas lakmus merah, kertas lakmus biru, Phenoftalein (PP), Metil Merah
(MM), dan Brom Thymol Biru (BTB).
Berdasarkan percobaan, maka hasil yang didapat yaitu :

5.1 Lakmus Merah & Lakmus Biru


a) Kertas Lakmus Merah
Pada percobaan 1 kertas lakmus merah, dapat disimpulkan bahwa ketika kertas
lakmus merah dicelupkan ke dalam larutan yang memiliki sifat basa, maka warna kertas
lakmus merah akan berubah menjadi biru dalam beberapa detik, hal ini terjadi pada larutan
detergen yang dimana kertas lakmus merah menjadi biru saat dimasukkan kedalam larutan
tersebut. Lalu sebaliknya, apabila kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam larutan yang
bersifat asam atau netral, maka kertas lakmus tetap menunjukkan warna merah, hal ini terjadi
pada perasan tomat, perasan anggur, larutan garam, perasan jeruk, dan perasan lemon.
Sehingga, kertas lakmus merah digunakan hanya untuk menguji tingkat pH basa suatu larutan.

b) Kertas Lakmus Biru


Apabila kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam larutan yang memiliki sifat asam,
maka kertas lakmus biru berubah warna menjadi merah dalam beberapa detik, hal ini terjadi
pada perasan tomat, perasan anggur, perasan jeruk, dan perasan lemon. Lalu sebaliknya, jika
kertas lakmus dicelupkan ke dalam larutan yang bersifat basa atau netral kertas lakmus akam
tetap berwarna biru, hal ini terjadi pada larutan garam (netral) dan larutan deterjen (basa).
Jadi, kertas lakmus biru digunakan hanya untuk menguji tingkat pH asam suatu larutan.

5.2 Phenoftalein
Dapat disimpulkan bahwa ketika zat Phenoftalein diteteskan sebanyak 2 tetesan
kedalam larutan yang memiliki sifat asam atau netral, maka larutan tersebut tidak berubah
warna, hal ini terjadi pada perasan tomat, perasan anggur, perasan jeruk, perasan lemon yang
memiliki sifat asam dan larutan garam yang memiliki sifat netral. Sedangkan, ketika zat
Phenoftalein diteteskan sebanyak 2 tetesan kedalam larutan yang memiliki sifat basa, maka
larutan tersebut berubah warna menjadi warna merah dadu, hal ini terjadi pada larutan
deterjen yang memiliki sifat basa.

5.3 Metil Merah


Dapat disimpulkan bahwa ketika larutan Metil Merah diteteskan sebanyak 2 tetes
kedalam larutan yang memiliki sifat asam atau netral, maka larutan tersebut akan berubah
warna menjadi warna merah, hal ini terjadi pada perasan tomat, perasan anggur, perasan
jeruk, perasan lemon yang memiliki sifat asam. Namun, dari percobaan yang telah dilakukan
pada larutan garam, larutan tersebut berubah warna menjadi warna kuning yang dimana
seharusnya larutan garam berubah menjadi warna merah karena larutan garam memiliki sifat
netral. Kemudian, ketika Metil Merah diteteskan sebanyak 2 tetes kedalam larutan yang
memiliki sifat basa, maka larutan tersebut akan berubah warna menjadi kuning, hal ini terjadi
pada larutan deterjen yang bersifat basa.

5.4 Brom Thymol Biru


Dapat disimpulkan bahwa ketika zat Brom Thymol Biru diteteskan sebanyak 2 tetes
kedalam larutan yang memiliki sifat asam, maka larutan tersebut akan berubah warna menjadi
warna kuning, hal ini terjadi pada perasan tomat, perasan anggur, perasan jeruk, dan perasan
lemon yang memiliki sifat asam. Kemudian, ketika zat Brom Thymol Biru diteteskan
sebanyak 2 tetes kedalam larutan yang memiliki sifat basa, maka larutan tersebut akan
berubah warna menjadi warna biru, hal ini terjadi pada larutan deterjen yang memiliki sifat
basa. Sedangkan, ketika zat Brom Thymol Biru diteteskan sebanyak 2 tetes kedalam larutan
yang memiliki sifat netral, maka larutan tersebut akan berubah warna menjadi warna biru-
kehijauan, hal ini terjadi pada larutan garam yang memiliki sifat netral.

5.5 Menetapkan pH
Pada masing-masing larutan diukur pH-nya dengan Indikator Universal. Dengan
mencelupkan Pengukur pH Universal ke dalam masing-masing larutan. Larutan yang
digunakan yaitu larutan yang terdapat kertas lakmus di dalamnya. Kemudian mengamati
perubahan warna pada Pengukur pH Universal dan mencocokkan warna pada Indikator
Universal untuk memperkirakan pH masing-masing larutan.
a. Larutan dengan pH =7 (sama dengan 7) berarti memiliki sifat netral, hal ini ditunjukkan
oleh larutan garam.
b. Larutan dengan pH <7 (dibawah 7) memiliki sifat asam, hal ini ditunjukkan oleh perasan
tomat, perasan anggur, perasan jeruk, dan perasan lemon
c. Larutan dengan pH >7 (diatas 7) memiliki sifat basa, hal ini ditunjukkan oleh larutan
deterjen.

BAB Vl
Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Menentukan sifat asam atau basa pada suatu larutan dapat menggunakan
indikator seperti Lakmus Merah dan Lakmus Biru, Phenoftaelin, Metil Merah,
Bromo Thymol Biru, dan Indikator Universal

2. Pada percobaan kertas Lakmus. Kertas Lakmus Merah, jika larutan yang bersifat
asam tidak merubah warna lakmus merah. Sedangkan larutan yang bersifat basa dapat
merubah warna menjadi warna biru. Dan pada larutan yang bersfiat netral tidak
merubah warna lakmus merah. Kertas Lakmus Biru, jika larutan yang bersifat asam
dapat merubah warna menjadi warna merah. Sedangkan larutan yang bersifat basa
tidak merubah warna lakmus biru. Dan pada larutan yang bersifat netral tidak
merubah warna lakmus biru

3. Pada percobaan Phenoftaelin. Larutan yang bersifat asam dan netral tidak merubah
warna. Sedangkan, pada larutan yang bersifat basa dapat merubah warna menjadi
warna merah dadu. Dan pada larutan yang bersifat netral tidak merubah warna.

4. Pada percobaan Metil Merah. Larutan yang bersifat asam merubah warna menjadi
warna merah. Sedangkan pada larutan yang bersifat basa dan netral merubah warna
menjadi wana kuning.

5. Pada percobaan Bromo Thymol Biru. Larutan yang bersifat asam merubah warna
menjadi warna kuning. Sedangkan pada larutan yang bersifat basa merubah warna
menjadi warna biru. Dan pada larutan yang bersifat netral merubah warna menjadi
warna biru kehijauan.

6. Pada percobaan Mengukur pH dalam Indikator Universal pH. Larutan yang bersifat
asam memiliki pH <7 (kurang dari 7). Sedangkan, pada larutan yang bersifat basa
memiliki pH >7 (lebih dari 7). Dan pada larutan yang bersifat netral memiliki pH =7
(sama dengan 7).

DAFTAR PUSTAKA
Medan, 25 Januari 2024
Guru Pembimbing Praktikan,

Joni Sialagan, S.Pd, M,Si Marselina Br Marpaung

DOKUMENTASI PRAKTIKUM

GAMBAR PENJELASAN
Proses membersihkan plat tetes
Proses melarutkan garam

Proses melarutkan detergen

Proses meneteskan cairan tomat

Proses menuangkan larutan garam


Proses meneteskan cairan lemon
Proses meneteskan cairan jeruk

Proses penetesan cairan anggur

Proses menuangkan larutan detergen

Proses penulisan nama larutan dan nama


cairan
Proses pencelupan lakmus merah dan
lakmus biru

Proses penetesan Phenoftalein

Proses Penetesan Metil Merah

Proses penetesan Bromtymol Biru


Proses pencelupan Potensial Hydrogen(pH)

Proses pengukuran Potential Hydrogen(pH)

Anda mungkin juga menyukai