Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

PENGENALAN ASAM BASA

DISUSUN OLEH

NAMA : Fathir Rahman Fattah


KELAS : XI IPA 1

SMA NEGERI 15 MEDAN


2023/2024
A. Judul Praktikum
Pengenalan Asam Basa

B. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengenal larutan asam, basa, atau netral

C. Hari/Tanggal
Kamis, 18 Januari 2024

D. Alat dan Bahan


 Alat

Plat Tetes Pipet Tetes Beaker Glass

Lakmus Merah Lakmus Biru Indikator Universal

Batang Pengaduk Kaca


 Bahan

Garam Tomat Detergen

Air Lemon Jeruk

Metil Merah Brom Thymol Biru Phenoftalein


Anggur
E. Tinjauan Teori
1. Pengertian Asam dan Basa
Asam dan basa adalah larutan elektrolit yang dikenal dengan ciri khasnya. Secara
sederhana, asam dapat diartikan sebagai suatu senyawa yang memiliki rasa asam dan
memerahkan lakmus biru. Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang
apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7.

Sedangkan basa dapat diartikan sebagai suatu senyawa yang memiliki rasa pahit dan
membirukan lakmus merah. Basa secara umum merupakan senyawa kimia yang
apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih besar dari 7.

2. Ciri-ciri Asam dan Basa


Ciri-ciri asam diantaranya :
 Cenderung memiliki rasa asam.
 Memiliki pH yang lebih kecil dari 7.
 Bersifat korosif.
 Mengubah lakmus biru menjadi merah.

Ciri-ciri basa diantaranya :


 Cenderung memiliki rasa pahit.
 Memiliki pH yang lebih besar dari 7.
 Bersifat kaustik yang bisa merusak kulit.
 Mengubah lakmus merah menjadi biru.

3. Teori Asam Basa


a. Teori Arrhenius
Menurut teori Arrhenius, asam adalah zat yang jika dilarutkan di air akan
menghasilkan ion H+.
HCl(aq)H+(aq)+Cl-(aq)
Sedangkan basa adalah zat yang menghasilkan ion OH-.
NaOH(aq)Na+(aq)+OH-(aq)
b. Teori Bronsted Lowry
Menurut teori Bronstead Lowry, asam adalah zat yang menjadi donor proton atau
ion hidrogen (H+).
Sedangkan basa adalah zat yang menjadi aseptor proton atau ion hidrogen (H+).
HCl(g)+NH3(g) H+(s)+NH4-(s)
c. Teori Lewis
Menurut teori Lewis, asam adalah zat yang memiliki kecenderungan menerima
PEB, contoh asam lewis seperti SO3, BF3, dan AlF3. Sedangkan basa adalah zat
yang memiliki kecenderungan memberi PEB, contoh basa lewis seperti NH3, Cl-,
dan ROH.
4. Identifikasi Asam dan Basa
Cara mengidentifikasi larutan asam maupun basa biasanya dapat dilakukan dengan
cara mencicipi, misalnya buah ataupun sabun. Akan tetapi tidak semua larutan dapat
dicicipi. Misalnya asam klorida dan asam sulfat yang bersifat korosif, dan amonia
yang berbau busuk menyengat. Sebagai upaya mengidentifikasi asam maupun basa,
dapat dilakukan dengan menggunakan indikator.

Indikator adalah suatu asam atau basa lemah yang menunjukkan warna yang sangat
berbeda antara bentuk tidak terionisasi dan bentuk terionisasinya. Sederhananya,
indikator asam basa merupakan senyawa yang warnanya bergantung pada pH
larutan. Ada dua jenis indikator, yakni indikator alami dan indikator buatan.
Berikut adalah jenis-jenis indikator asam basa:
a. Kertas lakmus merah dan biru.
b. Indikator asam basa alami, misalnya kol ungu, kulit manggis, bunga sepatu.
c. Indikator asam basa berupa larutan: phenoftalein, metil merah, dan brom thymol
biru.
d. pH meter.
e. Indikator universal.

5. Indikator Asam dan Basa


Indikator asam basa merupakan zat warna yang bergantung pada pH larutan.
Indikator asam basa bisa diartikan sebagai zat yang dapat menunjukkan sifat asam,
basa, dan netral pada suatu larutan. Indikator warna asam basa bisa menunjukkan
warna berbeda pada larutan asam dan basa. Perbedaan warna yang berbeda tersebut
yang menunjukkan sifat asam atau basa. Ada beberapa jenis indikator asam basa yang
bisa digunakan untuk menentukan sifat suatu zat.

Indikator Larutan asam Larutan basa Larutan netral


Lakmus merah Merah Biru Merah
Lakmus biru Merah Biru Biru
Phenoftalein Tidak berwarna Merah dadu Tidak berwarna
Metil merah Merah Kuning Kuning
Brom Thymol Biru Kuning Biru Biru kehijauan
6. Klasifikasi Asam dan Basa
Asam basa di klasifikasikan menjadi asam basa kuat dan asam basa lemah
a. Asam basa kuat
Asam kuat adalah asam yang ketika dilarutkan di dalam air bisa melepaskan ion
H+ dengan mudah. Larutan tersebut bisa mengalami disosiasi total dalam larutan.
Sementara basa kuat adalah senyawa basa yang bila dilarutkan dalam air akan
melepaskan ion OH- dengan mudah.

Sementara itu, asam kuat + basa kuat = netral. Artinya apabila reaksi asam kuat
dicampurkan dengan basa kuat akan menghasilkan larutan dengan pH 7 atau
netral.
b. Asam basa lemah
Asam lemah adalah senyawa yang dilarutkan dalam air akan sulit melepaskan ion
H+ dan mengalami disosiasi pada larutan. Sedangkan, basa lemah adalah senyawa
yang apabila dilarutkan di dalam air akan sulit melepaskan ion OH- dan
mengalami disosiasi dalam larutan.

7. Contoh Asam dan Basa


 Asam : HCl, HBr, H3BO3, H3PO4, H2SO4, HNO3
 Basa : NaOH, LiOH, NH3, NaHCO3, Zn(OH)2
F. Prosedur Kerja
a. Pengujian Menggunakan Lakmus Merah dan Lakmus Biru
1. Menyiapkan plat tetes yang telah dibersihkan dan dikeringkan.
2. Memberi tanda pada masing - masing kolom yang terdiri dari 4 lubang dengan
menuliskan nama bahan – bahan yang akan di uji coba.
3
3. Meletakkan masing – masing bahan uji coba sebanyak 4 bagian ke dalam masing
– masing plat tetes di baris pertama. Bahan yang akan dijadikan uji coba antara
lain tomat, garam, detergen, anggur, lemon dan jeruk. Untuk tomat, anggur, lemon
dan jeruk yang diambil adalah airnya saja. Sedangkan untuk garam dan detergen
dilarutkan terlebih dahulu dengan air.
4. Menyiapkan kertas lakmus merah dan lakmus biru masing – masing sebanyak 6
buah.
5. Meletakkan lakmus merah, diikuti lakmus biru ke masing – masing bahan.
6. Mengamati perubahan yang terjadi pada kertas lakmus.
7. Mencatat hasil perubahan yang terjadi pada tabel hasil pengamatan.

b. Pengujian Menggunakan Phenoftalein


1. Menyiapkan plat tetes yang telah dibersihkan dan dikeringkan.
2. Memberi tanda pada masing - masing kolom yang terdiri dari 4 lubang dengan
menuliskan nama bahan – bahan yang akan di uji coba.
3
3. Meletakkan masing – masing bahan uji coba sebanyak 4 bagian ke dalam masing
– masing plat tetes di baris kedua. Bahan yang akan dijadikan uji coba antara lain
tomat, garam, detergen, anggur, lemon dan jeruk. Untuk tomat, anggur, lemon dan
jeruk yang diambil adalah airnya saja. Sedangkan untuk garam dan detergen
dilarutkan terlebih dahulu dengan air.
4. Menyiapkan larutan Phenoftalein.
5. Meneteskan larutan Phenoftalein sebanyak 2 tetes menggunakan pipet tetes ke
masing – masing bahan.
6. Mengamati perubahan yang terjadi pada masing - masing bahan.
7. Mencatat hasil perubahan yang terjadi pada tabel hasil pengamatan.

c. Pengujian Menggunakan Metil Merah


1. Menyiapkan plat tetes yang telah dibersihkan dan dikeringkan.
2. Memberitanda pada masing - masing kolom yang terdiri dari 4 lubang dengan
menuliskan nama bahan – bahan yang akan di uji coba.
3
3. Meletakkan masing – masing bahan uji cobasebanyak 4 bagian ke dalam masing -
masing plat tetes di baris ketiga. Bahan yang akan dijadikan uji coba antara lain
tomat, garam, detergen, anggur, lemon dan jeruk. Untuk tomat, anggur, lemon dan
jeruk yang diambil adalah airnya saja. Sedangkan untuk garam dan detergen
dilarutkan terlebih dahulu dengan air.
4. Menyiapkan larutan Metil Merah.
5. Meneteskan larutan Metil Merah sebanyak 2 tetes menggunakan pipet tetes ke
masing – masing bahan.
6. Mengamati perubahan yang terjadi pada masing – masing bahan.
7. Mencatat hasil perubahan yang terjadi pada tabel hasil pengamatan.

d. Pengujian Menggunakan Brom Thymol Biru


1. Menyiapkan plat tetes yang telah dibersihkan dan dikeringkan.
2. Memberi tanda pada masing - masing kolom yang terdiri dari 4 lubang dengan
menuliskan nama bahan – bahan yang akan di uji coba.
3
3. Meletakkan masing – masing bahan uji coba sebanyak bagian ke dalam masing -
4
masing plat tetes di baris keempat. Bahan yang akan dijadikan uji coba antara lain
tomat, garam, detergen, anggur, lemon dan jeruk. Untuk tomat, anggur, lemon dan
jeruk yang diambil adalah airnya saja. Sedangkan untuk garam dan detergen
dilarutkan terlebih dahulu dengan air.
4. Menyiapkan larutan Brom Thymol Biru.
5. Meneteskan larutan Brom Thymol Biru sebanyak 2 tetes menggunakan pipet tetes
ke masing – masing bahan.
6. Mengamati perubahan yang terjadi pada masing – masing bahan.
7. Mencatat hasil perubahan yang terjadi pada tabel hasil pengamatan.

e. Pengujian Mengukur pH Menggunakan Indikator Universal


1. Menyiapkan plat tetes yang telah dibersihkan dan dikeringkan.
2. Memberi tanda pada masing - masing kolom yang terdiri dari 4 lubang dengan
menuliskan nama bahan – bahan yang akan di uji coba.
3
3. Meletakkan masing – masing bahan uji coba sebanyak 4 bagian ke dalam masing -
masing plat tetes. Bahan yang akan dijadikan uji coba antara lain tomat, garam,
detergen, anggur, lemon dan jeruk. Untuk tomat, anggur, lemon dan jeruk yang
diambil adalah airnya saja. Sedangkan untuk garam dan detergen dilarutkan
terlebih dahulu dengan air.
4. Menyiapkan Indikator Universal sebanyak 6 buah.
5. Meletakkan Indikator Universal pada masing – masing bahan.
6. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada masing - masing Indikator
Universal.
7. Menentukan pH bahan dengan mencari warna yang sama dan sesuai dengan
Indikator Universal pada tabel indikator.
8. Mencatat pH yang di dapat.
9. Mencatat hasil perubahan yang terjadi pada tabel hasil pengamatan.
G. Data Hasil Pengamatan

No. Larutan Indikator Sifat


LM LB PP MR BTB pH
1 Tomat Merah Merah Tidak Merah Kuning 6 Asam
berwarna
2 Garam Merah Biru Tidak Merah Biru 7 Netral
berwarna Kehijauan
3 Detergen Biru Biru Merah Kuning Biru 13 Basa
dadu
4 Anggur Merah Merah Tidak Merah Kuning 5 Asam
berwarna
5 Lemon Merah Merah Tidak Merah Kuning 3 Asam
berwarna
6 Jeruk Merah Merah Tidak Merah Kuning 4 Asam
berwarna

Keterangan :
 LM : Lakmus Merah
 LB : Lakmus Biru
 PP : Phenoftalein
 MR : Metil Merah
 BTB : Brom Thymol Biru

1. Larutan Tomat tidak mengubah warna pada lakmus merah, namun mengubah
warna pada lakmus biru menjadi merah. Ketika di uji menggunakan larutan
Phenoftalein, larutan menjadi tidak berwarna. Ketika di uji menggunakan larutan
Metil Merah, larutan berwarna merah. Ketika di uji menggunakan larutan Brom
Thymol Biru, larutan berwarna kuning. Saat di uji menggunakan Indikator
Universal, pH yang didapatkan adalah 6, maka Tomat bersifat asam.
2. Larutan Garam tidak mengubah warna pada kedua lakmus, lakmus merah dan
biru. Ketika di uji meggunakan larutan Phenoftalein, larutan menjadi tidak
berwarna. Ketika di uji menggunakan larutan Metil Merah, larutan berwarna
merah. Ketika di uji menggunakan larutan Brom Thymol Biru, larutan berwarna
biru kehijauan. Saat di uji menggunakan Indikator Universal, pH yang didapatkan
adalah 7, maka Garam bersifat netral.
3. Larutan Detergen mengubah warna pada lakmus merah menjadi biru, namun
tidak mengubah warna pada lakmus biru. Ketika di uji menggunakan
Phenoftalein, larutan berwarna merah dadu. Ketika di uji menggunakan Metil
Merah, larutan berwarna kuning. Ketika di uji menggunakan Brom Thymol Biru,
larutan berwarna biru. Saat di uji menggunakan Indikator Universal, pH yang
didapatkan adalah 13, maka Detergen bersifat basa.
4. Larutan Anggur tidak mengubah warna pada lakmus merah, namun mengubah
warna pada lakmus biru menjadi merah. Ketika di uji menggunakan Phenoftalein,
larutan menjadi tidak berwarna. Ketika di uji menggunakan Metil Merah, larutan
berwarna merah. Ketika di uji menggunakan Brom Thymol Biru, larutan berwarna
kuning. Saat di uji menggunakan Indikator Universal, pH yang didapatkan adalah
5, maka Anggur bersifat asam.
5. Larutan Lemon tidak mengubah warna pada lakmus merah, namun mengubah
warna pada lakmus biru menjadi merah. Ketika di uji menggunakan Phenoftalein,
larutan menjadi tidak berwarna. Ketika di uji menggunakan Metil Merah, larutan
berwarna merah. Ketika di uji menggunakan Brom Thymol Biru, larutan berwarna
kuning. Saat di uji menggunakan Indikator Universal, pH yang didapatkan adalah
3, maka Lemon bersifat asam.
6. Larutan Jeruk tidak mengubah warna pada lakmus merah, namun mengubah
warna pada lakmus biru menjadi merah. Ketika di uji menggunakan Phenolftalein,
larutan menjadi tidak berwarna. Ketika di uji menggunakan Metil Merah, larutan
berwarna merah. Ketika di uji menggunakan Brom Thymol Biru, larutan berwarna
kuning. Saat di uji menggunakan Indikator Universal, pH yang di dapatkan adalah
4, maka Jeruk bersifat asam.
H. Pembahasan
a. Pembahasan pada Kertas Lakmus
Kertas lakmus adalah sebuah kertas yang mengandung bahan kimia bernama lakmus,
yang dapat berubah warna saat dicelupkan kedalam larutan asam atau basa. Kertas ini
digunakan untuk menguji apakah suatu zat bersifat asam atau basa. Terdapat dua jenis
kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Lakmus merah dapat berubah
warna karena sifatnya yang sensitif terhadap keasaman yaitu dengan rentang pH 0,1 -
6,9. Ketika lakmus merah dicelupkan kedalam larutan asam, maka lakmus akan tetap
berwarna merah, namun ketika lakmus merah dicelupkan kedalam larutan basa, maka
warna lakmus akan berubah menjadi biru. Sedangkan, lakmus biru dapat berubah
warna karena sifatnya yang sensitif terhadap basa yaitu dengan rentang pH 7,1 - 14.
Ketika lakmus biru dicelupkan kedalam larutan asam, maka warna lakmus akan
berubah menjadi merah, namun ketika lakmus biru dicelupkan kedalam larutan basa,
maka lakmus akan tetap berwarnabiru. Hal ini terjadi karena kertas lakmus
mengandung campuran zat pewarna yang larutdalam air dan sangat dipengaruhi oleh
kadar pH dalam larutan.

b. Pembahasan pada Phenoftalein


Phenoftalein adalah senyawa golongan ftalein yang sering digunakan sebagai
indikator dalam titrasi asam-basa. Phenoftalein secara alami tidak berwarna dan tetap
tidak berwarna dalam larutan asam dan netral yaitu pada titik pH dibawah 8,3 tetapi
akan berwarna merah muda yang semakin kemerahan dalam keadaan zat yang basa
yaitu pada titik pH diatas 8,3. Phenoftalein digunakan sebagai indikator dalam titrasi
asam-basa karena sifat asam lemahnya yang dapat membebaskan ion 𝐻 + dalam
larutan. Saat larutan menjadi basa, kesetimbangan molekul Phenoftalein ⇌ ion
bergeser ke kanan, menyebabkan ionisasi lebih banyak karena pembebasan ion 𝐻 + .
Perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda di sekitar titik ekivalen
digunakan untuk mendeteksi titik ekuivalen reaksi asam-basa. Selain itu, biasanya
semua warna cahaya yang melewati larutan Phenoftalein akan tampak tidak
berwarna, namun bila terkena basa maka ia mulai menghalangi warna biru pada
spektrum cahaya, sehingga mengubah warna menjadi merah muda terang. Dan
semakin kuat larutan basa, semakin banyak molekul Phenolphthalein yang berubah
dan semakin gelap warnanya.

c. Pembahasan pada Metil Merah


Metil merah adalah indikator warna yang berubah menjadi merah dalam larutan asam,
yang merupakan zat warna azo dan berbentuk bubuk kristal berwarna merah gelap.
Dalam keadaan asam yaitu pada pH dibawah 4,4, indikator metil merah menghasilkan
warna merah, sedangkan dalam keadaan basa yaitu pada pH diatas 6,2 akan
menghasilkan warna kuning. Hal ini terjadi karena sifat asam dan basa yang berbeda
mempengaruhi struktur molekul metil merah. Pada pH asam, ionisasi asam
karboksilat pada molekul metil merah meningkat, sehingga molekul tersebut berada
dalam bentuk yang lebih stabil dan berwarna merah. Sedangkan pada pH basa,
ionisasi asam karboksilat menurun, sehingga molekul metil merah berada dalam
bentuk yang kurang stabil dan berwarna kuning.

d. Pembahasan pada Brom Thymol Biru


Brom Tthymol Biru (juga dikenal sebagai Bromotimol Sulfonftalein dan BTB) adalah
indikator pH yang berperan sebagai asam lemah dalam larutan dan dapat berada
dalam bentuk terprotonasi atau terdeprotonasi, menghasilkan warna kuning atau biru.
Senyawa ini berwarna biru laut terang dengan sendirinya, dan biru kehijauan dalam
larutan netral, yaitu dengan pH relatif netral mendekati 7. Deprotonasi dalam bentuk
netral menghasilkan struktur yang sangat terkonjugasi, berperan pada munculnya
perbedaan warna. Intermediat dari mekanisme deprotonasi tersebut bertanggung
jawab terhadap munculnya warna kehijauan. BTB umum digunakan untuk mengukur
kehadiran asam karbonat dalam cairan dengan BTB mengubah warna larutan sesuai
dengan pH larutan tersebut. Ketika BTB berada dalam bentuk terprotonasi dan pada
larutan asam, larutan akan berwarna kuning, sedangkan ketika BTB berada dalam
bentuk terdeprotonasi dan pada larutan basa, larutan akan berwarna biru.

e. Pembahasan pada Indikator Universal


Indikator universal adalah kumpulan campuran indikator yang menunjukkan perubahan
warna dalam larutan, yang menginterpretasikan larutan tersebut asam atau basa. Larutan
indikator universal terdiri dari komponen utama seperti Thymol Biru, Metil Merah,
Brom Thymol Biru, dan Phenoftalein. Indikator universal berbentuk kertas maupun
larutan. Kertas berupa lembaran (strip) kertas berwarna yang berubah warna menjadi
kuning hingga merah jika larutan bersifat asam. Cara kerjanya adalah dengan
mencelupkan kertas indikator universal ke larutan dan membandingkan perubahan
warna yang terjadi dengan tabel warna indikator universal untuk menentukan apakah
larutan bersifat asam, basa, atau netral. Indikator universal ini berguna dalam
membedakan sifat asam dan basa serta untuk mengidentifikasi pH larutan.
I. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka di dapat kesimpulan bahwa untuk
menentukan sifat asam, basa atau netral pada larutan dapat di uji menggunakan indikator
seperti lakmus merah dan biru, beberapa indikator larutan seperti Phenoftalein, Metil
Merah dan Brom Thymol Biru, serta untuk memastikan pHnya menggunakan Indikator
Universal.
J. Daftar Pustaka
 Sudarmo Unggul dan Nanik Mitayani. (2014). Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI
Kurikulum 2013 Yang Disempurnakan Peminatan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta : Penerbit Erlangga.
 Ahmad Nurhakim. (2023). Asam dan Basa: Pengertian, Fungsi, Ciri-ciri,
Hingga Contohnya. Diakses pada 22 Januari 2024, dari
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/asam-dan-basa/amp/
 Cicik Novita. (2022). Materi Asam-Basa: Pengertian, Ciri-ciri Contoh, dan
Rangkuman. Diakses pada 23 Januari 2024, dari https://tirto.id/materi-asam-basa-
pengertian-ciri-ciri-contoh-rangkuman-gbLp
 Kenya Swawikanti. (2022). Mengenal Asam Basa: Sifat, Cara Membedakan,
dan Klasifikasinya | Kimia Kelas 11. Diakses pada 23 Januari 2024, dari
https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-sifat-dan-klasifikasi-asam-basa
 Wikipedia. (2023). Indikator Asam Basa. Diakses pada 21 Januari 2024, dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Istimewa:History/Indikator_asam%E2%80%93ba
sa
 Devita Savitri. (2023). Apa Itu Asam Basa? Begitu Sifat, Klasifikasi, dan Contoh
Penggunaannya. Diakses pada 23 Januari 2024, dari
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6619560/apa-itu-asam-basa-begitu-sifat-
klasifikasi-dan-contoh-penggunaannya
 CNN Indonesia. (2023). Beda Asam dan Basa: Pengertian, Sifat, beserta
Contohnya. Diakses pada 23 Januari 2024, dari
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230118120513-569-901922/beda-
asam-dan-basa-pengertian-sifat-beserta-contohnya

Medan, 25 Januari 2024

Guru Pembimbing Praktikan

Joni Sialagan S.Pd, M.Si Fathir Rahman Fattah


GAMBAR PRAKTIKUM

𝟑 𝟑 𝟑
Mengisi 𝟒 plat tetes dengan Mengisi 𝟒 plat tetes dengan Mengisi 𝟒 plat tetes dengan
larutan tomat larutan detergen larutan garam

𝟑 𝟑 𝟑
Mengisi 𝟒 plat tetes dengan Mengisi 𝟒 plat tetes dengan Mengisi 𝟒 plat tetes dengan
larutan anggur larutan lemon larutan jeruk

Semua plat tetes telah terisi Larutan di uji dengan kertas Larutan di uji dengan
dengan larutan uji coba lakmus merah dan biru Phenoftalein pada baris
pada baris pertama kedua
Larutan di uji dengan Metil Larutan di uji dengan Brom Larutan di uji dengan
Merah pada baris ketiga Thymol Biru pada baris Indikator Universal
keempat

Anda mungkin juga menyukai