Anda di halaman 1dari 18

Proposal Praktikum Larutan Asam dan 

Basa

BOJONEGORO 23 JANUARI 2023

PENYUSUN: 1) M IABD FA’IZZUDIN AKMAL (14)

2)MOCH KAFKA ASSEGAF (17)

3) M FIRMAN ARIF (11)

KELAS 11 IPA3 (ELEKTRO)

MAN 2 B0JONEGORO
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadapan Tuhan yang Maha Esa karena berkat karunia dan rahmat-Nya
laporan praktikum ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan pratikum ini disusun untuk memenuhi
tugas siswa dalam mata pelajaran kimia, menambah wawasan tentang asam basa terutama mengenai
indikator asam basa alami yang belajar dari alam, selain itu kita dapat mengetahui daun atau bunga
warna warni yang cocok sebagai penguji indikator antara asam dan basa. Dengan adanya laporan ini
membutikan kepada penulis telah melakukan praktikum dan pengataman sesuai dengan yang telah
ditugaskan.

Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Ibu Guru yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing, memeriksa dan memberi penilaian serta kritik dan saran yang
membangun agar kedepannya lebih baik terhadap laporan praktikum ini. Penulis mengakui bahwa
makalah ini kurang dari kata sempurna, oleh karena itu segala kritikan dan saran yang membangun akan
penulis terima dengan lapang dada sebagai wujud koreksi atas diri penulis yang masih belajar.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………..i

Daftar Isi………………………………….………………………………………………………ii

Pendahuluan

1. Latar Belakang………………………………………………………………………1

2. Rumusan Masalah………………………………………………………………..1

3. Tujuan …………………………………………..………………………………………1

4. Manfaat………………………………………………………………………………..1

Kerangka Teoretis…………………………………….……………………………………3

Metodologi Penelitian…………………………………………………………………..6

Pembahasan  dan Hasil Penelitian…………………………………………………8

Kesimpulan………………………………………………………………………………….12

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….13
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Asam dan basa sudah dikenal sejak dulu. Istilah asam berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti
cuka. Istilah basa berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun.
Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam
buah-buahan, misalnya asam nitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk member rasa limun yang tajam.
Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit.
Asam mineral yang lebuh kuat telah dibuat sejak abad pertengahan. Salah satunya adalah aqua
forti (asam nitrat) yang digunakan oleh para peneliiti untuk memisahkan emas dan perak. Suatu larutan
dapat diketahui sifat asam atau basanya dengan menggunakan indikator asam-basa, yaitu zat yang
mempunyai warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa. Salah satu contohnya adalah kertas
lakmus.

Sedangkan untuk menentukan besarnya derajat keasaman/pH larutan asam basa dapat digunakan pH
meter atau dapat juga dengan indikator asam-basa yang lain seperti larutan indikator contohnya metil
jingga, metil merah, bromtimol biru, dan fenolptalein serta dapat juga menggunakan indikator universal.
Perubahan warna indikator pada pH tertentu disebut trayek pH atau jarak pH. Namun indikator tersebut
hanya dapat dipergunakan di laboratorium saja bahkan seperti pH meter sangat jarang digunakan
karena harganya yang tidak terjangkau, oleh karena itu dapat digunakan indikator alami yang dibuat dari
bahan-bahan alami untuk menentukan apakah sifat suatu larutan asam ataupun basa.

2. Rumusan Masalah

 Bagaimana menentukan sifat suatu larutan dengan indikator alami?

 Bagaimana menentukan sifat suatu larutan dengan indikator buatan?

 Bagaimana menentukan pH suatu larutan dengan indikator buatan?

3. Tujuan

Untuk memperjelas arah penelitian ini, dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui sifat suatu larutan dengan indikator alami

2. Untuk mengetahui sifat suatu larutan dengan indikator buatan

3. Untuk mengetahui pH suatu larutan dengan indikator buatan


4. MANFAAT

Hasil praktikum ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada siswa kelas XI.Ibnu Sina dalam
menambah ilmu pengetahuan khususnya mengetahui membedakan suatu sifat larutan maupun pH
suatu larutan baik dengan menggunakan indikator alami maupun indikator buatan. Hasil praktikum ini
juga diharapkan agar siswa dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari khususnya siswa
yang mengikuti organisasi kepramukaan dan SISPALA, hal ini perlu mengingat kegiatan yang dilakukan
selalu berada di hutan.

KERANGKA TEORETIS

Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan
dengan pH lebih kecil dari 7. Selain itu, Asam merupakan suatu zat yang jika di larutkan dalam air akan
mengasilkan ion H+ (Arrhenius: 1884). Asam juga adalah zat yang dapat memberi proton kepada zat lain
dalam hal ini zat yang bersifat basa (Bronsted-Lowry: 1923). Spesi yang bertindak sebagai penerima
pasangan elektron merupakan asam (Lewis: 1983).

Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:

1. Masam jika dilarutkan dalam air.

2. Asam terasa menyengat bia disentuh, dan dapat merusak kulit.

3. Asam bereaksi dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.

4. Walaupun tidak selalu ionik tetapi merupakan cairan elektrolit.

5. Mengubah kertas lakmus biru menjadi merah

Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam dengan melalui reaksi penetralan dengan membentuk
garam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat
asam menghasilkan ion hidrogen (H+), maka dalam hal ini basa mempunyai arti bahwa senyawa basa
dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH –) (Arrhenius: 1884). Selain itu, basa
merupakan zat yang dapat menerima proton (Bronsted-Lowry:1923). Basa juga merupakan spesi yang
bertindak sebagai pemberi pasangan elektron (Lewis:1938).

Secara umum, basa memiliki sifat sebagai berikut:

1. Kaustik

2. Rasanya pahit

3. Licin seperti sabun

4. Nilai pH lebih rendah dari air suling

5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru


Perbedaan Larutan Asam, Basa, dan Netral

N
Larutan Asam Larutan Basa Larutan Netral
o

1 Rasanya asam. Rasanya pahit. Rasanya bervariasi.

Merubah lakmus biru menjadi Tidak merubah warna


2 Merubah lakmus merah menjadi biru.
merah. kertas lakmus.

3 [H+] > [OH–] [H+] < [OH–] [H+] = [OH–]

Terurai menjadi ion H+dan ion Terurai menjadi ion positif logam dan Terurai menjadi [H+] dan
4
negatif sisa asam. ion OH–. [OH–].

Bersifat korosif. Contoh: cuka, Bersifat melarutkan kulit (kaustik). Tidak bersifat korosif.
5
air aki (H2SO4), HCl, HNO3. Contoh: air sabun, air kapur, air abu. Contoh: NaCl, alkohol, urea.
Indikator Asam dan Basa

Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa digunakan adalah indikator buatan dan
indikator alami.

1. Indikator buatan

Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik  alat-alat
kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus erah dan lakmus biru,
kertas lakmus kertas yang diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda
setelah dimasukkan pada larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan
larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena
adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus.

Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ekstrak lamus yang berwarna biru ke dalam kertas putih.
Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkan dalam udara terbuka, sehingga
dihasilkan kertas lakmus biru. Kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru, karena
orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-).

Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus biru, tetapi
ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah.

Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila kertas lakmus
merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus
merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah
ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk.

 Indikator alami

Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan asam, basa,
dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang
berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan.

Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah
di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau, kol ungu di
dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau.

NO INDIKATOR WARNA PADA ASAM WARNA PADA BASA

1. Bunga Kembang Sepatu Merah Hijau

2. Kunyit Kuning Jingga


METODOLOGI PENELITIAN

        Dalam praktikum ini penulis menggunakan metode eksperimental. Tujuannya untuk memperoleh
gambaran atas sesuatu gejala setelah mendapatkan perlakuan khususnya penentuan sifat dan pH
larutan dengan mengamati perubahan warna pada larutan setelah diberikan indikator baik indikator
buatan maupun indikator alami. Praktikum ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif
karena ingin menyajikan tingkat kekuatan asam basa suatu larutan dengan pH serta menyajikan data
berupa hasil visualisasi berupa perubahan warna. Metode eksperimen ini menggunakan petunjuk atau
cara kerja agar hasil dari praktikum sesuai dengan yang diharapkan. Adapun petunjuk kegiatan yaitu:

1. Alat dan Bahan yang digunakan

 Alat

1. Plat tetes

2. Pipet tetes

3. Lumpang dan along

4. Tabung reaksi

5. Pisau

6. Gelas kimia

7. Gelas plastic

8. Pengaduk

9. Buku

10. Pulpen

11. Tisu

 Bahan

1. Kunyit

2. Bunga kembang sepatu

3. Soda kue
4. Detergen

5. Jeruk nipis

6. Cuka

7. Minuman bersoda

8. Kapur

9. Gula

10. Garam

11. Tomat

12. Kopi

13. Pemutih Pakaian

14. Aquades

15. Air

16. Kertas lakmus (Merah dan Biru)

17. Indikator universal

#Cara Kerja

Kegiatan 1

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Larutkanlah gula, garam, kapur, soda kue, detergen, dan kopi dengan menggunakan air ke dalam
gelas kimia ataupun gelas plastik.

3. Peraslah jeruk nipis hingga air jeruknya keluar.

4. Ambillah larutan gula, garam, kapur, soda kue, kopi, minuman bersoda, air jeruk nipis, cuka,
aquades, pemutih pakaian, detergen, dan tomat dengan menggunakan pipet tetes ke dalam plat
tetes yang telah kering dan bersih.

5. Taruhlah  kertas lakmus ke setiap  larutan di plat tetes.

6. Kemudian, amatilah perubahan warna pada kertas lakmus yang terjadi kemudian catatlah
hasilnya.
Kegiatan 2

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Geruslah beberapa helai mahkota bunga kembang sepatu, tomat dan kunyit hingga halus
dengan menggunakan lumping dan alung, kemudian tambahkan air secukupnya.

3. Larutkanlah gula, garam, kapur, soda kue, detergen, dan kopi dengan menggunakan air ke dalam
gelas kimia ataupun gelas plastik.

4. Peraslah jeruk nipis hingga air jeruknya keluar.

5. Ambillah larutan gula, garam, kapur, soda kue, kopi, minuman bersoda, air jeruk nipis, cuka,
aquades, pemutih pakaian, detergen, dan tomat dengan menggunakan pipet tetes ke dalam plat
tetes yang telah kering dan bersih.

6. Tambahkan larutan kunyit pada setiap larutan di plat tetes.

7. Ulangilah langkah kerja di atas dengan menggunakan bunga kembang sepatu.

Kegiatan 3

1. Siapkanlah alat dan bahan.

2. Siapkanlah salah satu larutan yang mewakili larutan asam dan basa yang diuji nilai pHnya
dengan menggunakan indikator universal.

3. Celupkanlah indikator universal kedalam setiap larutan.

4. Amatilah perubahan warna yang terletak pada indikator universal.

5. Kemudian cocokkanlah warna yang ada di indikator universal dengan nilai pH yang terletak di
tempak indikator universal tersebut.

6. Catatlah nilai pH larutan tersebut.

7. Pertanyaan

8. Apakah kamu dapat mengelompokkan larutan yang diuji berdasarkan pH, kertas lakmus dan
indikator alami (kunyit dan bunga kembang sepatu) menjadi larutan asam, basa, atau netral?

9. Apakah pH yang ditentukan menggunakan indikator universal merupakan nilai yang akurat?
Jelaskan!
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan
dengan pH lebih kecil dari 7. Selain itu, Asam merupakan suatu zat yang jika di larutkan dalam air akan
mengasilkan ion H+ (Arrhenius: 1884). Asam juga adalah zat yang dapat memberi proton kepada zat lain
dalam hal ini zat yang bersifat basa (Bronsted-Lowry: 1923). Spesi yang bertindak sebagai penerima
pasangan elektron merupakan asam (Lewis: 1983).

Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:

 Masam jika dilarutkan dalam air.

 Asam terasa menyengat bia disentuh, dan dapat merusak kulit.

 Asam bereaksi dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.

 Walaupun tidak selalu ionik tetapi merupakan cairan elektrolit.

 Mengubah kertas lakmus biru menjadi merah

Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam dengan melalui reaksi penetralan dengan membentuk
garam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat
asam menghasilkan ion hidrogen (H+), maka dalam hal ini basa mempunyai arti bahwa senyawa basa
dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH –) (Arrhenius: 1884). Selain itu, basa
merupakan zat yang dapat menerima proton (Bronsted-Lowry:1923). Basa juga merupakan spesi yang
bertindak sebagai pemberi pasangan elektron (Lewis:1938).

Secara umum, basa memiliki sifat sebagai berikut:

 Kaustik

 Rasanya pahit

 Licin seperti sabun

 Nilai pH lebih rendah dari air suling

 Mengubah warna lakmus merah menjadi biru

 Dapat menghantarkan arus listrik


Perbedaan Larutan Asam, Basa, dan Netral

N
Larutan Asam Larutan Basa Larutan Netral
o

1 Rasanya asam. Rasanya pahit. Rasanya bervariasi.

Merubah lakmus biru menjadi Tidak merubah warna


2 Merubah lakmus merah menjadi biru.
merah. kertas lakmus.

3 [H+] > [OH–] [H+] < [OH–] [H+] = [OH–]

Terurai menjadi ion H+dan ion Terurai menjadi ion positif logam dan Terurai menjadi [H+] dan
4
negatif sisa asam. ion OH–. [OH–].

Bersifat korosif. Contoh: cuka, Bersifat melarutkan kulit (kaustik). Tidak bersifat korosif.
5
air aki (H2SO4), HCl, HNO3. Contoh: air sabun, air kapur, air abu. Contoh: NaCl, alkohol, urea.
Indikator Asam dan Basa

Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa digunakan adalah indikator buatan dan
indikator alami.

 Indikator buatan

Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik  alat-alat
kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus erah dan lakmus biru,
kertas lakmus kertas yang diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda
setelah dimasukkan pada larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan
larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena
adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus.

Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ekstrak lamus yang berwarna biru ke dalam kertas putih.
Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkan dalam udara terbuka, sehingga
dihasilkan kertas lakmus biru. Kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru, karena
orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-).

Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus biru, tetapi
ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah.

Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila kertas lakmus
merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus
merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah
ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk.

 Indikator alami

Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan asam, basa,
dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang
berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan.

Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah
di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau, kol ungu di
dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau.

NO INDIKATOR WARNA SEBELUM WARNA PADA ASAM WARNA PADA BASA


1. Bunga Kembang Sepatu Merah Merah Hijau

2. Kunyit Kuning/jingga Kuning Jingga

Kegiatan 1

  NO.   BAHAN YANG DIUJI PERUBAHAN WARNA KERTAS LAKMUS SIFAT LARUTAN

1. Sprite Merah Merah Asam

2. Garam Merah Biru Netral

3. Jeruk Nipis Merah Merah Asam

4. Cuka Merah Merah Asam

5. Gula Merah Biru Netral

6. Pemutih Pakaian Biru Biru Basa

7. Kapur Biru Biru Basa

8. Soda Kue Biru Biru Basa

9. Kopi Merah Merah Asam

10. Aquades Merah Biru Netral


11. Detergen Biru Biru Basa

12. Tomat Merah Merah Asam

Kegiatan 2

    BAHAN YANG WARNA SETELAH DICAMPUR     SIFAT


    NO.
DIUJI DENGAN INDIKATOR LARUTAN

BUNGA KEMBANG
KUNYIT
SEPATU

1. Sprite Kuning Asam

2. Garam Netral

3. Jeruk Nipis Kuning Asam

4. Cuka Kuning Asam

5. Gula Netral

6. Pemutih Pakaian Hijau Basa

7. Kapur Jingga Basa

8. Soda Kue Jingga Basa


9. Kopi Merah Asam

10. Aquades Netral

11. Detergen Hijau Basa

12. Tomat Merah Asam

Kegiatan 3

Larutan  Jeruk Nipis,   pH=3

Larutan Detergen,       pH=12

Jawaban Pertanyaan Praktikum:

1. Yah dapat, karena apabila suatu larutan diketahui nilai pH-nya kita dapat menentukan sifat
suatu larutan. Dimana larutan yang bersifat asam memiliki pH kurang dari 7, sedangkan suatu
larutan diketahui basa apabila memiliki pH lebih dari 7 dan suatu larutan bersifat netral apabila
nilai pH-nya 7. Begitu pula dengan kertas lakmus, suatu larutan bersifat asam apabila mengubah
warna kertas lakmus biru menjadi merah, sedangkan basa apabila mengubah warna kertas
lakmus merah menjadi biru, serta netral apabila larutan tersebut tidak mengubah warna kertas
lakmus biru maupun kertas lakmus merah. Selain itu, indikator alami dalam hal ini kunyit dan
kembang sepatu  juga dapat membedakan sifat suatu larutan dimana suatu larutan, hal tersebut
dapat dilihat dari tabel berikut:  

NO INDIKATOR WARNA PADA ASAM WARNA PADA BASA WARNA PADA NETRAL

1. Bunga Kembang Sepatu Merah Hijau TETAP

2. Kunyit Kuning Jingga

 pH yang ditentukan dengan menggunakan indikator universal bukanlah nilai yang akurat karena
nilai yang ditunjukkan hanyalah nilai bilangan bulat bukanlah nilai desimal, namun nilai yang
ditunjukkan sudah mendekati nilai suatu pH larutan tersebut. Nilai akurat dari pH dapat
menggunakan pH meter dengan tingkat ketelitian 2 angka desimal. Namun, dengan
menggunakan indikator universal sedikit lebih teliti dan tepat dibandingkan dengan indikator
buatan lainnya.

KESIMPULAN

1. Suatu larutan dapat diketahui sifatnya dengan menggunakan indikator alam yaitu kunyit dan
bunga kembang sepatu. Dimana suatu larutan jika ditetesi larutan bunga kembang sepatu jika
berwarna merah menunjukkan asam dan jika berwarna hijau berarti basa, sedangkan jika
ditetesi larutan kunyit jika berwarna kuning larutan tersebut bersifat asam, jika berwarna jingga
larutan tersebut bersifat basa.

2. Selain indikator alami kita juga dapat menentukan sifat suatu larutan dengan menggunakan
kertas lakmus (indikator buatan), dimana apabila kertas lakmus merah berubah warna biru
larutan tersebut bersifat basa sedangkan  apabila kertas lakmus biru berubah warna menjadi
merah larutan tersebut bersifat asam.

3. Suatu larutan dapat diketahui pH-nya dengan menggunakan indikator universal.

DAFTAR PUSTAKA

http://mitamalinda.blogspot.com/2014/03/mempelajari-indikator-asam-basa-dari.html, diakses pada


tanggal 23 Januari 2023.
http://hidayatulmayyani.wordpress.com/2012/03/21/kenapa-ekstrak-bunga-sepatu-digunakan-
untuk-indikator-asam-basa/, diakses pada tanggal 23 Januari 2023.

http://wanibesak.wordpress.com/2010/10/10/beberapa-alat-dalam-laboratorium/, diakses pada


tanggal 23 Januari 2023.

Anda mungkin juga menyukai