Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadapan Tuhan yang Maha Esa karena berkat karunia
dan rahmat-Nya laporan praktikum ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan pratikum ini
disusun untuk memenuhi tugas siswa dalam mata pelajaran kimia, menambah wawasan
tentang asam basa terutama mengenai indikator asam basa alami yang belajar dari alam,
selain itu kita dapat mengetahui kembang sepatu dan kamboja yang cocok sebagai penguji
indikator antara asam dan basa. Dengan adanya laporan ini membutikan kepada penulis telah
melakukan praktikum dan pengataman sesuai dengan yang telah ditugaskan.
Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Ibu Guru yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memeriksa dan memberi penilaian serta
kritik dan saran yang membangun agar kedepannya lebih baik terhadap laporan praktikum
ini. Penulis mengakui bahwa makalah ini kurang dari kata sempurna, oleh karena itu segala
kritikan dan saran yang membangun akan penulis terima dengan lapang dada sebagai wujud
koreksi atas diri penulis yang masih belajar.

Perawang, Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………….

Daftar Isi………………………………….…………………………………………………

Pendahuluan

1. Latar Belakang………………………………………………………………………
2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………...
3. Tujuan…………………………………………..………………………………...…
4. Manfaat……………………………………………………………………………...

Kerangka Teoretis…………………………………….…………………………………..…

Metodologi Penelitian……………………………………………………………………….

Pembahasan  dan Hasil Penelitian…………………………………………………………..

Kesimpulan………………………………………………………………………………….

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Asam dan basa sudah dikenal sejak dulu. Istilah asam berasal dari bahasa
Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa
digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling
menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam nitrat dalam buah
jeruk berfungsi untuk member rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan
asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebuh kuat
telah dibuat sejak abad pertengahan. Salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang
digunakan oleh para peneliiti untuk memisahkan emas dan perak. Suatu larutan dapat
diketahui sifat asam atau basanya dengan menggunakan indikator asam-basa, yaitu zat yang
mempunyai warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa. Salah satu contohnya adalah
kertas lakmus.
Sedangkan untuk menentukan besarnya derajat keasaman/pH larutan asam basa dapat
digunakan pH meter atau dapat juga dengan indikator asam-basa yang lain seperti larutan
indikator contohnya metil jingga, metil merah, bromtimol biru, dan fenolptalein serta dapat
juga menggunakan indikator universal. Perubahan warna indikator pada pH tertentu disebut
trayek pH atau jarak pH. Namun indikator tersebut hanya dapat dipergunakan di laboratorium
saja bahkan seperti pH meter sangat jarang digunakan karena harganya yang tidak terjangkau,
oleh karena itu dapat digunakan indikator alami yang dibuat dari bahan-bahan alami untuk
menentukan apakah sifat suatu larutan asam ataupun basa.
2. Rumusan Masalah
 Bagaimana menentukan sifat suatu larutan dengan indikator alami?
3. Tujuan
Untuk memperjelas arah penelitian ini, dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut.
 Untuk mengetahui sifat suatu larutan dengan indikator alami
4. MANFAAT
Hasil praktikum ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada siswa dalam
menambah ilmu pengetahuan khususnya mengetahui membedakan suatu sifat larutan suatu
larutan dengan menggunakan indikator alami Hasil praktikum ini juga diharapkan agar siswa
dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
KERANGKA TEORETIS
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Selain itu, Asam merupakan suatu zat
yang jika di larutkan dalam air akan mengasilkan ion H + (Arrhenius: 1884). Asam juga adalah
zat yang dapat memberi proton kepada zat lain dalam hal ini zat yang bersifat basa (Bronsted-
Lowry: 1923). Spesi yang bertindak sebagai penerima pasangan elektron merupakan asam
(Lewis: 1983).
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
1. Masam jika dilarutkan dalam air.
2. Asam terasa menyengat bia disentuh, dan dapat merusak kulit.
3. Asam bereaksi dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.
4. Walaupun tidak selalu ionik tetapi merupakan cairan elektrolit.
5. Mengubah kertas lakmus biru menjadi merah
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam dengan melalui reaksi penetralan dengan
membentuk garam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam
air disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan ion hidrogen (H +), maka dalam hal ini basa
mempunyai arti bahwa senyawa basa dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion
hidroksida (OH–) (Arrhenius: 1884). Selain itu, basa merupakan zat yang dapat menerima
proton (Bronsted-Lowry:1923). Basa juga merupakan spesi yang bertindak sebagai pemberi
pasangan elektron (Lewis:1938).
Secara umum, basa memiliki sifat sebagai berikut:
1. Kaustik
2. Rasanya pahit
3. Licin seperti sabun
4. Nilai pH lebih rendah dari air suling
5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
6. Dapat menghantarkan arus listrik

Perbedaan Larutan Asam, Basa, dan Netral

No Larutan Asam Larutan Basa Larutan Netral


1 Rasanya asam. Rasanya pahit. Rasanya bervariasi.
Merubah lakmus biru Merubah lakmus merah menjadi Tidak merubah warna
2
menjadi merah. biru. kertas lakmus.
3 [H+] > [OH–] [H+] < [OH–] [H+] = [OH–]
Terurai menjadi ion H+dan Terurai menjadi ion positif logam Terurai menjadi [H+] dan
4
ion negatif sisa asam. dan ion OH–. [OH–].
Bersifat korosif. Contoh: Bersifat melarutkan kulit Tidak bersifat korosif.
5 cuka, air aki (H2SO4), HCl, (kaustik). Contoh: air sabun, air Contoh: NaCl, alkohol,
HNO3. kapur, air abu. urea.

Indikator Asam dan Basa

Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa digunakan adalah indikator
buatan dan indikator alami.
1. Indikator buatan
Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau
pabrik  alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus
erah dan lakmus biru, kertas lakmus kertas yang diberi senyawa kimia sehingga akan
menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asan maupun basa.
Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu
dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak
lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus.
Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ekstrak lamus yang berwarna biru ke dalam
kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkan dalam udara
terbuka, sehingga dihasilkan kertas lakmus biru. Kertas lakmus biru pada larutan yang
bersifat basa akan tetap biru, karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi
dengan anion (OH-).
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus
biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah.
Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila
kertas lakmus merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap
merah karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan,
apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang
berwarna biru akan kembali terbentuk.
 Indikator alami
Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan
asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa
adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah,
dan dedaunan..
METODOLOGI PENELITIAN

        Dalam praktikum ini penulis menggunakan metode eksperimental. Tujuannya untuk
memperoleh gambaran atas sesuatu gejala setelah mendapatkan perlakuan khususnya
penentuan sifat dan pH larutan dengan mengamati perubahan warna pada larutan setelah
diberikan indikator baik indikator buatan maupun indikator alami. Praktikum ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif karena ingin menyajikan tingkat kekuatan
asam basa suatu larutan dengan pH serta menyajikan data berupa hasil visualisasi berupa
perubahan warna. Metode eksperimen ini menggunakan petunjuk atau cara kerja agar hasil
dari praktikum sesuai dengan yang diharapkan. Adapun petunjuk kegiatan yaitu:

1. Alat dan Bahan yang digunakan

 Alat

1. Pipet tetes
2. Pisau
3. Aqua
4. Sendok
5. Buku
6. Pulpen
7. Tisu
8. Kain lap

 Bahan

1. Kembang sepatu
2. kamboja
3. Soda kue
4. Detergen
5. Jeruk nipis
6. Cuka
7. Gula
8. Air kran

Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Geruslah beberapa helai bunga kamboja dan kembang sepatu hingga halus dengan
menggunakan blander, kemudian tambahkan air secukupnya.
3. Larutkanlah gula, soda kue, detergen dengan menggunakan air ke dalam gelas
plastik.
4. Peraslah jeruk nipis hingga air jeruknya keluar.
5. Ambillah larutan gula, soda kue, air jeruk nipis, cuka, detergen, dengan
menggunakan pipet ke masing-masing larutan
6. Tambahkan larutan kembang sepatu pada setiap larutan di masing-masing aqua
7. Ulangilah langkah kerja di atas dengan menggunakan kamboja
8. Lalu catat hasil penelitiannya

Perubahan warna
No Larutan yang diuji Sifat Larutan
Kembang Kamboja Kembang kamboja
sepatu sepatu
1. Jeruk Nipis   merah Coklat asam asam
muda
2. Cuka   merah Coklat tua asam basa
3. Gula   kuning Coklat basa asam
muda
4. Soda Kue   merah Coklat tua asam basa
5. Detergen   Coklat tua Coklat tua basa
6. Air kran Merah muda Coklat  asam asam
muda
Kesimpulan

1. Suatu larutan dapat diketahui sifatnya dengan menggunakan indikator alam yaitu
kembang sepatu dan kamboja. Dimana suatu larutan jika ditetesi larutan bunga
kembang sepatu jika berwarna merah menunjukkan asam dan jika berwarna kuning
berarti basa, sedangkan jika ditetesi larutan kamboja jika berwarna coklat muda
larutan tersebut bersifat asam, jika berwarna coklat tua larutan tersebut bersifat basa.
2. Pada larutan bunga kembang sepatu tidak ditemukan sifat larutan pada larutan
deterjen dalam penelitian kami, Karena pada saat melakukan penelitian kami
meneteskan banyak air dan mungkin saja warna indikator kami tidak sesuai
DAFTAR PUSTAKA

http://mitamalinda.blogspot.com/2014/03/mempelajari-indikator-asam-basa-dari.html,
diakses pada tanggal 17 Januari 2019.

http://hidayatulmayyani.wordpress.com/2012/03/21/kenapa-ekstrak-bunga-sepatu-
digunakan-untuk-indikator-asam-basa/, diakses pada tanggal 17 Januari 2019.

http://wanibesak.wordpress.com/2010/10/10/beberapa-alat-dalam-laboratorium/,
diakses pada tanggal 17 Januari 2019.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai