LARUTAN I
Oleh:
FIRMA J TAKDIR
L13123083
KHT C
KELOMPOK 4
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
I. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal suatu zat yang bersifat asam karena
rasanya masam, sedangkan kita tahu suatu zat termasuk basa karena rasanya yang
pahit dan licin. Senyawa asam ditemukan dalam buah-buahan, diantaranya asam si
trat yang berfungsi memberi rasa lemon yang tajam pada jeruk, asam asetat pada c
uka makan dan buah kalengan, asam askorbat pada tablet vitamin C, maupun asa
m sulfat pada aki kendaraan bermotor. Adapun basa dapat ditemukan dalam pemb
ersih lantai yang mengandung amonia, sabun mandi dan detergen yang mengandu
dung Al(OH)3 dan sebagainya. Oleh karena tidak semua bahan kimia aman dicici
pi, maka diperlukan alat untuk mengidentifikasi senyawa tersebut. Alat ini biasa d
isebut indikator asam basa. Indikator artinya “penunjuk”. Biasanya indikator asam
basa berupa zat kimia yang mempunyai warna yang berbeda apabila ditambahkan
ke dalam larutan asam dan basa.Ada beragam jenis indikator asam basa yang bias
rsal, larutan indikator ( seperti fenolftalein, metil merah, brom timol biru), dan ind
Asam basa sudah dikenal sejak lama dan disebut dengan istilah pH (pangkat Hid
rogen). Larutan asam mempunyai rasa asam dan bersifstat korosif (merusak logam
dan berbagai bahan lain). Sedangkan larutan basa terasa lebih pahit dan bersifat k
austik (licin seperti sabun). Indikator pH sangat penting keberadaannya untuk men
unjukan sifat asam dan basa pada suatu larutan. Hingga saat ini sudah sangat bany
ak ditemui berbagai bentuk indikator pH dari bahan sintesis. Beberapa jenis indica
tor pH diantaranya dalam bentuk larutan dan kertas indicator asam basa. Namun s
alah satu bentuk yang praktis dan banyak digunakan karena relatif lebih awet adal
ah kertas indicator asam basa yang sangat dibutuhkan di tingkat sekolah lanjutan s
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari Mempelajari cara menentukan pH larutan yaitu: NaOH, HCl
Indikator asam basa adalah asam atau basa organik yang mempunyai satu
warna jika konsentrasi hidrogen lebih tinggi dari pada suatu harga tertentu dan sua
tu warna lain jika konsentrasi itu lebih rendah. Indikator asam basa dapat berubah
warna apabila pH lingkungan berubah. Apabila dalam suatu titrasi asam maupun b
asa merupakan elektrolit kuat, larutan pada titik ekuivalen akan mempunyai pH =
7. Apabila asam ataupun basa merupakan elektrolit lemah, garam yang terjadi aka
n mengalami hidrolisis pada titik ekivalen larutan akan mempunyai pH>7. Harga p
H yang tepat dapat dihitung dari tetapan ionisasi dari asam atau basa lemah terseb
n dengan konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap
dengan sejumlah contoh tertentu yang akan dianalisis. Prosedur analitis yang meli
batkan titrasi dengan larutan - larutan yang konsentrasinya diketahui disebut titrasi
volumetri. Dalam titrasi asam basa, titrasi melibatkan pengukuran yang seksama v
olume - volume suatu asam dan suastu basa yang tepat saling menetralkan. Titik a
khir titrasi adalah titik dimana indikator berubah warna, dengan memilih indikator
secara seksama, titik akhir itu akan tepat berimpit dengan titik kesetaraan (Sundari,
R. 2016).
Kata “asam” berasal dari Bahasa latin “acidus” yang berarti masam. Asam a
dalah zat (senyawa) yang menyebabkan rasa masam pada berbagai materi. Basa ad
alah zat (senyawa) yang dapat bereaksi dengan asam, menghasilkan senyawa yang
disebut garam. Sedangkan basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secar
a kimia, asam dan basa saling berlawanan. Sifat pada umumnya ditunjukan dari ra
ulako.
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah lumpang, gelas ukur,
aquades 50 ml, neraca analitik. Adapun bahan yang digunakan adalah tanah, NaO
aduk selama 30 menit, kemudian setelah 30 menit di aduk lalu diamkan sampai ta
nahnya mengendap dan ukur Ph nya menggunakan Ph meter dan kertas Ph univers
al/kertas lakmus.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang kami dapatkan dari praktikum kimia asam basa kali ini yaitu:
1. TANAH ✓
2. NaOH ✓
3. HCL ✓
4.2 Pembahasan
Adapun hasil dari percobaan pada praktikum kali ini adalah, ketika kertas lakmu
s biru di celupkan ke cairan aquades yang diisikan tanah tadi kertas lakmus tidak b
erubah warna apapun, dan ketika di celupkan kertas lakmus merah hasilnyapun sa
ma kertas lakmus tidak memperlihatkan perubahan warna apapun, dari sisni bisa d
isimpulkan bahwa tanah yang kami analisa bersifat netral. Cairan NaOH Ketika di
celupkan dengan kertas lakmus biru, kertas lakmus tidak mengalami perubahan w
arna dan ketika dicelupkan dengan kertas lakmus merah, kertas tersebut berubah
warna menjadi biru yang artinya cairan NaOH memiliki sifat basa. Cairan HCL K
etika dicelupkan kertas lakmus biru,kertas lakmus berubah menjadi merah,dan Ket
ika dicelupkan dengan kertas lakmus merah, kertas tidak mengalami perubahan w
arna apapun dari sini bisa disimpulkan bahwa cairan HCL bersifat asam. Demikia
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil setelah melakukam praktik asam basa
adalah yang pertama, praktikan dapat mengetahui sifat-sifat dari bahan yang sedan
g praktikan analisa, dan praktikan dapat mengetahui cara mencari tingkat keasama
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah setiap praktikan harus menjaga kebersihan di
ri, alat dan ruang laboratorium. Untuk melakukan praktikum agar dapat di pahami
Indira, C. 2015: Pembuatan indikator asam basa karamunting. Kaunia Jurnal Sains
Ika Mawarni 2017: asam dan basa merupakan salah satu materi pokok dalam kimi
theses.uinsgd.ac.id
Rusly Ahmad M 2016: pemahaman konsep materi asam dan basa yang sangat erat
RB Santoso 2017: asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat